cover
Contact Name
Trianokta Akbar Wardana
Contact Email
trianokta.akbar@yarsi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkedokteran@yarsi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
YARSI Medical Journal
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 08541159     EISSN : 24609382     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 232 Documents
Pengaruh Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) terhadap Kadar IgE pada Mencit Model Alergi Subijanto, AA; HP, Diding
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.868 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i1.220

Abstract

It was reported in previous studies that pharmacological activities were identified in various compounds extracted from Phyllanthus Acidus (PA) such as anti-inflammatory, antilipoxigenase, anti-allergic and cyclooxigenase inhibitor. It is also acknowledged that Ig E serum level is normally low and usually increase in allergic conditions. This study was aimed to determine the effect of PA leaf extract on Ig E level in mice model of allergic asthma. Male Balb/C mice were sensitized and challenged intraperitoneally (i.p) with ovalbumin(OVA). Mice were immunized i.p. on days 4 and 20 with 2.5 mg of OVA adsorbed to 7.75ml of Aluminum hydroxide gel. OVA challenges (10 mg in l0 ml of PBS) were administered aerosolly on days 26, 29, 32, 39 and 46, with mice being sacrificed on day 47. Ig E level in serum was determined using ELISA kits (Alpha Diagnostic, USA) according to the manufacturer's instructions. A one-way analysis of variance (ANOVA) with LSD post hoc analysis was used to determine significant differences. Results were expressed as mean + SEM, and values of p < 0.05 were considered statistically significant. The results showed that Ig E level in the negative control group was 50.13+33.40 ng/ml, PA leaf extract was 51.17+26.15 ng/ml, and positive control group was 48.97+33.50 ng/ml while OVA group was 152.89+58.00 ng/ml (p >0.05). It was concluded that PA leaf extract could minimize Ig E level, not significantly different with 3rd generation of antihistamine.
Empati Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK YARSI Pada Acara Jumat Barokah Wijayanti, Erlina
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.361 KB) | DOI: 10.33476/jky.v25i3.359

Abstract

Empati penting dalam meningkatkan kualitas hubungan dokter-pasien. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI berusaha meningkatkan empati mahasiswa melalui program Jumat Barokah yang terdiri dari Tausiyah dan pembagian nasi bungkus secara sukarela di area sekitar Universitas YARSI. Program ini diadakan setiap hari Jumat. Tujuan penelitian ini untuk menggali empati mahasiswa saat melakukan kegiatan Jumat Barokah.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi adalah mahasiswa kepaniteraan IKM FK YARSI periode Maret-Mei 2017. Sampel penelitian ditetapkan dengan total sampling sebanyak 50 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Data kualitatif dianalisis dengan melakukan koding terbuka dilanjutkan dengan koding selektif dan menetapkan kategori utama.Responden yang terlibat sebanyak 50 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan. Usia responden berkisar 21-26 tahun. Mahasiswa yang terlibat angkatan 2009-2012. Empati yang dirasakan mahasiswa antara lain terharu, merasa bersyukur, sedih karena masih banyak orang tidak mampu, merasa lebih berguna untuk orang lain, bahagia dapat berbagi, dan merasa malu karena sering mengeluh. Manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa adalah dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, menambah kekompakan mahasiswa, dan melatih bersedekah di setiap saat. Disarankan penelitian lanjutan untuk menilai peningkatan empati mahasiswa.
Pengaruh Pemberian Suplemen Selenium dan Iodium terhadap Status Gizi, Skor IQ dan Jumlah Tanda Khas Kretin pada Anak Sekolah Dasar Hanim, Diffah; Rimbawan, Rimbawan; Khomsan, Ali; Martianto, Drajat
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.375 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i1.225

Abstract

Iodine Deficiency Disorder (IDD) and Protein Energy Malnutrition (PEM) is still a public health problem in school-aged children living in endemic area. This study was aimed to investigate some biochemical parameters, nutritional status and IQ score in children in endemic area of Boyolali Regency, Central Java. Before and after quasi experimental study design was implemented. A number of 115 school-aged children (9-12 years) with iodine deficiency, PEM problem and attributed to 6-10 sign of cretinism were selected as study sample. Sampling was conducted by using random sampling procedure. The Group of treatment were selenium supplement (n=34), iodine supplement (n=35), selenium and iodine (n=18) and placebo (n=28). The study found that selenium, iodine, selenium and iodine supplement intervention were significantly reduce the stunted (p=0.04, r=0.587) and underweight (p=0.01, r=0.87). Selenium and iodine were able to improved IQ score of those who were deficient with IQ score under 20 (14.8% student) to IQ score 20-35. The children with very severe deficiency of iodine and selenium (17.4%) and IQ score under 20 could be corrected by iodine supplement and IQ score increased to 20-35. A reduction of the cretinism attributes were found among the children after intervention (from 6-11 sign to 5-10 sign). Anomaly of erythrocytes and leucocytes were found to be associated with severity of stunted and underweight, number of attributes and deficiency level of selenium and iodine.
Gambaran Perilaku Berisiko Penyakit Kanker di Desa Pangkalan dan Desa Rancailat, Provinsi Banten Wijayanti, Erlina
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.762 KB) | DOI: 10.33476/jky.v26i1.361

Abstract

Faktor gaya hidup termasuk diet dan aktivitas fisik dikenal sebagai faktor utama penyebab kanker. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko kanker. Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah warga di desa pangkalan dan desa rancailat. Teknik sampling yang digunakan berupa quota sampling. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Desa Pangkalan dan Desa Rancailat didapatkan hasil bahwa dari 85 responden, perilaku berisiko rendah 62 orang (72,9%) dan perilaku berisiko tinggi 23 orang (27,1%). Berdasarkan National Cancer Institute  penggunaan tembakau atau merokok merupakan penyebab utama kanker dan kematian akibat kanker sedangkan konsumsi penyedap meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Disarankan kepada masyarakat untuk memperbaiki pola makan sehat agar terhindar dari penyakit terutama kanker.
Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemampuan Mengidentifikasi Masalah Kesehatan : Studi Pada Program Desa Siaga Sutisna Sulaeman, Endang; Karsid, Ravik; Murti, Bhisma; Tri Kartono, Drajat; Hartanto, Rifai
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.461 KB) | DOI: 10.33476/jky.v20i3.166

Abstract

Masalah pemberdayaan masyarakat adalah lemahnya kemampuan mengidentifikasi masalahkesehatan. Tujuan penelitianadalahmengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Penelitianinimenggunakan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif berupapenelitian survei dengan analisis jalur,sedangkan penelitian kualitatif menggunakanstudi kasus. Sasaran penelitian adalah Bidan Pos Kesehatan Desa danForum Kesehatan Desa di 30Desa Siaga. Hasil penelitian: (1) Faktor-faktor yang berhubungan denganpemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran, kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan, modal sosial, Survei Mawas Diri, akses informasi kesehatan,peran petugas kesehatan,danperan fasilitator kesehatan; (2)Model pemberdayaan masyarakat dalam kemampuan mengidentifikasi masalah kesehatanterdiri dari unsur-unsurmasukan, proses, dan keluaran. Unsur masukan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal komunitas. Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran,kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan, modal sosial, serta Survei Mawas Diri. Sedangkan faktor ekternal meliputi: akses informasi kesehatan,peran petugas kesehatan, dan peran fasilitator. Sementara itu proses pemberdayaanmasyarakat meliputi proses pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya di dalam masyarakat serta proses fasilitasi dan dukungan sumber daya dari luar masyarakat. Keluaran pemberdayaanmasyarakat berupakeberdayaanmasyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Masalah pemberdayaan masyarakat adalah lemahnya kemampuan mengidentifikasimasalahkesehatan.Tujuan penelitianadalahmengkaji dan menganalisisfaktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan, dan merumuskan modelpemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Penelitianinimenggunakanmetodegabunganantarakuantitatifdankualitatif.Penelitian kuantitatif berupapenelitian survei dengan analisis jalur,sedangkan penelitian kualitatif menggunakanstudi kasus. Sasaran penelitianadalah Bidan Pos Kesehatan Desa danForum Kesehatan Desa di 30Desa Siaga.Hasil penelitian: (1) Faktor-faktor yang berhubungan denganpemberdayaanmasyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan meliputi:tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran, kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan,modalsosial,Survei Mawas Diri, akses informasi kesehatan,peran petugaskesehatan,danperan fasilitator kesehatan; (2)Modelpemberdayaan masyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatanterdiri dariunsur-unsurmasukan, proses, dan keluaran. Unsur masukan terdiri dari faktor internal danfaktor eksternal komunitas. Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan,kesadaran,kepedulian,kebiasaan,kepemimpinan,modalsosial,sertaSurveiMawasDiri.Sedangkan faktor ekternal meliputi: akses informasi kesehatan,peranpetugaskesehatan,danperanfasilitator.Sementaraituprosespemberdayaanmasyarakatmeliputi proses pendayagunaan dan pemanfaatansumber daya di dalam masyarakat serta proses fasilitasi dan dukungan sumberdaya dari luar masyarakat. Keluaran pemberdayaanmasyarakat berupakeberdayaanmasyarakatdalamkemampuanmengidentifikasimasalahkesehatan.
Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dalam Dan Luar Rumah Dengan Kejadian Filariasis Di Jatisampurna Bekasi Ferlianti, Rika
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.23 KB) | DOI: 10.33476/jky.v26i1.569

Abstract

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik. Salah satu provinsi yang juga mengalami peningkatan kasus, yaitu Jawa Barat khususnya kota Bekasi yang merupakan daerah endemis filariasis tertinggi kedua. Kasus tertinggi ditemukan di Kecamatan Jatisampurna, yaitu 217 kasus dimana Kelurahan Jatisampurna, satu dari lima kelurahan yang ada, sebagai penyumbang kasus terbanyak dari tahun 1999-2008. Dari beberapa faktor risiko, lingkungan sangat berpengaruh terhadap distribusi kasus filariasis dan mata rantai penularannya baik secara langsung maupun tidak langsung, karena faktor lingkungan dapat menunjang kelangsungan hidup hospes, hospes reservoir dan vektor, sehingga sangat penting untuk mengetahui epidemiologis filariasis.Mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis. Metode penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (one point time approach). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada di RW 02 Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi dengan sampel lingkungan fisik dalam dan luar rumah yang ada setelah mendapat persetujuan dari pemilik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian  menunjukkan angka kejadian filariasis di Jatisampurna sebanyak 10 responden ( 33,3%) dari 30 responden terdiagnosis filariasis. Pada penelitian ini komponen lingkungan di dalam rumah yang paling berpengaruh adalah ventilasi ditutup dengan kawat kassa p-value = 0.045 dan atap rumah ditutup menggunakan plafon dengan p-value = 0.030. Sedangkan hubungan faktor lingkungan fisik luar rumah dengan kejadian filariasis adalah kolam dengan p-value 0,020.Terdapat hubungan antara faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis di RW 02, Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi.
Fraksi Heksan dan Fraksi Metanol ekstrak biji Pepaya Muda dapat menghambat Spermatid Mencit Jantan (Mus musculus) Komang Satriyasa, Bagus
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.247 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i2.241

Abstract

Hexane fraction of unripe papaya seed extract contains glycosides, alkaloid and triterpenoids, which is assumed to have an anti fertility effect, so it can be used as a male contraception, although the mechanism of action is not yet clear. Research is conducted at Animal Laboratory Unit, Department of Pharmacology Faculty of Medicine University of Udayana, and Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian Veterian (BPPV) Wilayah VI Denpasar Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. This study used the pre-test and posttest control group design, using 30 male mice of balb C strain, aged 12 weeks, weight 20-22 gram, subsequently grouped by random into 3 groups each consisting of 10 male mice. One control group (P0 = control group) was given double distilled water, and two treatment groups (P1 = treatment group) was given fraction of the hexane extract of young Carica papaya seed 20 mg/20gram/day, (P2 = treatment group) was given fraction of the methanol extract of young Carica papaya seed 20 mg/20 gram/day. After 36 days of treatment, evaluation of the testis, of the male mice was conducted. Data were analysed by normality test of Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit, homogeneity test, and Anova test. This study showed that spermatic cells decreased significantly (p < 0,01). It was concluded that hexane fraction and methanol fraction of unripe carica papaya seeds extract could decrease spermatic cells of male mice (mus musculus).
Bioactivities of Water Extract and Essential Oil from the Mace of Myristica fragrans Houtt Widodo Santoso, Adit; Simamora, Adelina; Simamora, Adelina; Herawan Timotius, Kris; Herawan Timotius, Kris
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.78 KB) | DOI: 10.33476/jky.v26i2.584

Abstract

Myristica fragrans Houtt (nutmeg) is used as a spice and flavour for food and beverages. It has been traditionally used to treat a number of medical conditions, including diabetes mellitus. The study was undertaken to scientifically validate the traditional use of mace from M. Fragrans. The objectives of this study were to evaluate α-glucosidase inhibition, antioxidant and antibacterial activities of water extract (WE) and essential oil (EO) from M. fragrans mace.  Both WE and EO were evaluated for their α-glucosidase inhibitory activities in vitro and their antioxidant activities based on DPPH radical scavenging assay. Standard compounds were used for every test. Total phenolic and flavonoid contents of both extracts were also determined. The extracts were also tested for their antibacterial activities against six different bacteria by a well diffusion method. Both extracts showed inhibition activities against α-glucosidase, with WE showed stronger activity than EO (IC50 = 1.86 and 8.15 mg/ml). Good radical scavenging activities were observed for both extracts, with WE showed stronger activity than EO (IC50 = 1.51 and 4.59 mg/ml). WE showed higher content in phenolic than EO (47.84 and 37.21 mg GAE/100 g DW). Flavonoid content in WE was also higher than EO (215.36 and 30.12 mg RE/ml). Based on the well diffusion method, only EO exhibited antibacterial activities, with inhibition zone in the range 1.03 – 1.30 mm.  The strongest activity was observed against Staphylococcus mutans. The results indicate WE and EO can be exploited further for pharmacological uses, in particular for their antidiabetic and antioxidant activities. 
Hubungan Obesitas Sentral Dengan Gambaran Fatty Liver Pada USG Abdomen Di Poliklinik Bank Indonesia Bulan Agustus – September 2017 Medina, Shahnaz; Wibudi, Aris; Sandra, Oktania
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.357 KB) | DOI: 10.33476/jky.v26i3.758

Abstract

Obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan fatty liver dan peradangan hati. Indonesia memiliki prevalensi tertinggi untuk Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Asia Tenggara (30%), prevalensi yang sama juga dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di Poliklinik Bank Indonesia pada bulan Agustus–September 2017. Penelitian cross- sectional dilakukan pada bulan Agustus–September 2017. Kriteria inklusi adalah pasien obesitas sentral yang melakukan Ultrasonografi (USG) abdomen dengan fokus kelainan hati. Obesitas sentral dinilai dengan pengukuran antropometri yang terdiri dari indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Fatty Liver dikonfirmasi oleh USG abdomen yang berupa gambaran hiperekoik dan bright liver. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik fixed exposure sampling sehingga menghasilkan 42 subjek. Hubungan antara 2 variabel kategorik dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Service Solution 21.0 (SPSS 21.0). Dari total 42 subjek, fatty liver ditemukan pada 31 subjek (73,8%). 26 subjek (61,9%) ditemukan memiliki obesitas sentral dan fatty liver. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan gambaran fatty liver pada USG abdomen (p: 0,003). Prevalence Odds Ratio (POR) menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat untuk subjek obesitas sentral menderita fatty liver. Terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan fatty liver. Prevalence Odds Ratio (POR) yang menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat pada subjek obesitas sentral untuk menderita fatty liver daripada subjek tanpa obesitas sentral dapat memprediksi fatty liver pada individu dengan obesitas sentral.
Rekayasa Bakteri untuk Ternak dan Manusia: Pembuatan Mutan Escherichia coli Penghasil Protein Rekombinan Ali, Muhamad; FUKUBA, Takako; NAKANO, Hideo
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.753 KB) | DOI: 10.33476/jky.v18i2.184

Abstract

Protein rekombinan seperti vaksin, antibodi, hormon, dan obat-obatan, semakin dibutuhkan oleh ternak dan manusia. Hambatan utama untuk menghasilkan protein rekombinan pada Escherichia coli sebagai inang yang digunakan paling luas adalah degradasi oleh enzim proteolitik. Hal ini disebabkan karena E. coli memiliki sejumlah enzim proteolitik yang tersebar di dalam sitoplasmanya. Untuk itu, lebih dari 90% degradasi protein terjadi di dalam sitoplasmanya. Pada penelitian ini, peneliti telah menghasilkan mutant E. coli BW25113 yang tidak memiliki gen penyandi enzim protease dengan menggunakan kombinasi metode pengerusakan kromosom dan metode transduksi phage P1. Pembuatan mutan tersebut dimulai dengan pengerusakan gen penyandi enzim protease pada kromosom bakteri dengan produk PCR yang memiliki bagian yang homolog dengan gen target. Mutan-mutan yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menghasilkan mutan ganda dengan metode Transduksi phage P1. Analisis fenotif dan genotif menunjukkan bahwa kombinasi kedua metode tersebut sangat efektif untuk membuat lebih dari satu mutasi pada E. coli. Untuk itu, mutan E. coli yang telah diperoleh akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan aneka protein rekombinan untuk ternak dan manusia.

Page 5 of 24 | Total Record : 232


Filter by Year

2002 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2019): SEPTEMBER - DESEMBER 2019 Vol 27, No 2 (2019): MEI-AGUSTUS 2019 Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019 Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 24, No 3 (2016): SEPTEMBER - DESEMBER 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015 Vol 23, No 2 (2015): MEI - AGUSTUS 2015 Vol 23, No 1 (2015): JANUARI - APRIL 2015 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 21, No 1 (2013): JANUARI - APRIL 2013 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 15, No 3 (2007): SEPTEMBER-DESEMBER 2007 Vol 15, No 1 (2007): JANUARI - APRIL 2007 Vol 13, No 1 (2005): JANUARI - APRIL 2005 Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002 More Issue