cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia" : 42 Documents clear
Pola Pengobatan Kanker Payudara dengan Kemoterapi dan Pre Kemoterapi Pada Pasien Peserta JKN Kanker Payudara Di RSUD Kota Yogyakarta Devita Mar'atus Sabrina; Fitriana Yuliastuti
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.385

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit masalah kesehatan utama bagi wanita di seluruh dunia dengan resiko kematian terbesar di Indonesia sebanyak 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker payudara. Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan untuk kanker payudara, salah satu efek samping pasien yang menjalani pengobatan tersebut yaitu mual dan muntal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi dan pre kemoterapi pada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yogyakarta. Metode penelitian observasional, pengumpulan data secara retrospektif yang diperoleh dari data Rekam Medik pasien. Subjek yang digunakan merupakan pasien kanker payudara RSUD Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 4 periode dengan diagnosis utama kanker payudara yang mendapatkan obat kemoterapi selama periode tahun 2020. Analisis univariat menampilkan distribusi frekuensi dan persentase dari karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, stadium. metastasis, jumlah pasien, obat kemoterapi tunggal dan kombinasi, obat pre kemoterapi tunggal dan kombinasi, serta obat generik dan dagang . Hasil diperoleh 72 pasien dengan 4 periode kemoterapi. Diperoleh hasil dari karakteristik pasien berdasarkan usia yaitu usia lansia akhir (32%) sebanyak 23 pasien, stadium paling banyak yaitu IDC III yaitu sebanyak 28 pasien (39%), dan metastasis paling banyak yaitu metastasis axilla sebanyak 71 pasien (99%). Kombinasi obat pre kemoterapi yang paling banyak digunakan pada periode ke 1 sampai ke 4 yaitu kombinasi Difenhidramine, Ranitidine, Ondansetron, dan Dexamethason.
Isolasi dan Uji Aktivitas Bakteri Asam Laktat dari Produk Fermentasi Kombucha Teh Dalam Menghambat Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella thypi Ismail Ismail; Fhahri Mubarak; Restu Islamia Rasyak; Rusli Rusli; Fitriana Fitriana; Harlyanti Muthma'innah Mashar
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.386

Abstract

Bakteri asam laktat atau juga disebut mikroorganisme probiotik merupakan bakteri yang memiliki kemampuan menghasilkan asam organik. Bakteri asam laktat yang terkandung pada kombucha teh diketahui mempunyai kemampuan dalam menghambat bakteri patogen seperti Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella thypi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana bakteri asam laktat yang dihasilkan dari fermentasi kombucha teh dalam menghambat akivitas bakteri Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella thypi dengan metode in vitro. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu preparasi teh kombucha, isolasi dan seleksi bakteri asam laktat, identifikasi bakteri asam laktat dengan metode pewarnaan Gram, uji biokimia dengan metode uji katalase dan uji motilitas, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan kertas cakram. Dari hasil penelitian dengan karakteristik mikrosopik pewarnaan Gram menunjukkan hasil Gram positif,dan karekteristik makroskopik pada uji katalase negatif, uji motilitas negatif, dan daya hambat isolat 5 dan 6 memiliki kemampuan dalam menghambat bakteri uji. Diameter penghambatan yang didapatkan yaitu pada Staphylococcus aureus diameter penghambatan yaitu 7,1±0,52 mm dan 7,65±0,38 mm, pada Escherichia coli diameter penghambatan yaitu 7,86±0,08 mm dan 6,36±0,29 mm dan pada Salmonella thypi diameter penghambatan yaitu 6,43±0,06 mm dan 7,13±0,08 mm. Isolat yang didapatkan dari kombucha teh yaitu sebanyak 6 isolat, dan merupakan bakteri Gram positif, bentuk sel bulat, berwarna putih tulang, dengan tepi entire dan elevasi flat, yang diketahui memiliki potensi dalam menghambat bakteri Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella thypi.
Uji Toksisitas Subkronis Ekstrak Herba Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) Terhadap Parameter Hematologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Nur Alfiah Irfayanti; Agus Sangka; Nurul Ayu Handayani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.387

Abstract

Uji toksisitas subkronis dilakukan untuk mengetahui efek toksik yang dihasilkan setelah pemberian sediaan uji dosis berulang yang diberikan secara oral. Tumbuhan suruhan mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek toksisitas subkronis pemberian ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB dengan melihat perubahan jumlah yang terjadi dari hasil pemeriksaan hematologi (eritrosit, leukosit, dan trombosit) tikus putih (Rattus norvegicus) Jantan. Metode penelitian ini menggunakan metode ekstraksi meserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 12 ekor, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I  kontrol negatif diberi Na-CMC 0,5%, kelompok II, III dan IV masing- masing diberi ekstrak etanol herba suruhan (EEHS) dengan dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB. Pemberian dilakukan dengan dosis berulang selama 28 hari. Pemeriksaan darah dilakukan menggunakan alat Hematology Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB tikus tidak menimbulkan toksisitas subkronis terhadap leukosit, trombosit, dan eritrosit yang aktivitasnya sama dengan kontrol negatif Na. CMC 1% (p<0,05).
Antimicrobial Activity Of Mouthwash Ethanol Extract of Curcuma purpurascens Bl. (Temu Blenyeh) as Affected by Sodium Lauryl Sulfate Concentration Variations Ratna Tika Nikhmatul Laili; Oktariani Pramiastuti; Arifina Fahamsya
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.391

Abstract

Oral and dental health problems are usually caused by pathogenic microbes such as Streptococcus mutans and Candida albicans. Sodium lauryl sulfate is a foamer that can remove microorganisms in the oral cavity. Using mouthwash is considered the easiest and most effective because it can reach between the teeth. Therefore, the aim of this research is to create and see the effect of varying the concentration of sodium lauryl sulfate in mouthwash preparations of ethanol extract of temu blenyeh (Curcuma purpurascens Bl.) on inhibiting the growth of microbes such as Streptococcus mutans and Candida albicans. The results of testing the antimicrobial activity of mouthwash preparations against Streptococcus mutans bacteria were classified as very weak in formulation (0), namely 3.00 mm, then in the medium category, namely in formulation (I) 5.30 mm, formulation (II) 6.66 mm, and formulation (III) 10.33 mm, while the fungus Candida albicans is classified as very weak in formulation (0), namely 4.00 mm. Then it is classified as medium with an average diameter of the inhibition zone, namely formulation (I) of 5.53 mm, formulation (II) of 8.00 mm, and formulation (III) of 8.58 mm. From these results, it can be concluded that there is an effect of using varying concentrations of sodium lauryl sulfate in each formula on the antimicrobial activity of Streptococcus mutans and Candida albicans.
Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Daun Kesambi (Schleichera oleosa. L) Asal kabupaten Gowa Nursamsiar Nursamsiar; Alfad Fadri; Marwati Marwati; Fitriyanti Jumaetri Sami; Nur Syam Hidayah Rahma Ismail; Henny Kasmawati
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.394

Abstract

Daun kesambi (Schleichera oleosa L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan karena mengandung metabolit primer maupun sekunder seperti fenolik dan flavonoid. Efek farmakologi dari tanaman ini merupakan sumbangan dari adanya senyawa golongan fenolik dan flavonoid. Penarikan kandungan senyawa dari tanaman dipengaruhi oleh tingkat kepolaran pelarut berdasarkan prinsip like dissolve like. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid dan fenolik total pada daun kesambi dengan variasi cairan penyari. Simplisia kering daun kesambi diekstraksi menggunakan berbagai pelarut dengan metode ultrasonic assisted extraction (UAE) yang dimulai dengan n-heksan dan dilanjutkan secara berturut-turut dengan etil asetat, aseton dan metanol. Penentuan kadar fenolik dan flavonoid total dari semua ekstrak daun kesambi dilakukan secara kolorimetri dengan menggunakan reagen kimia dan absorbansinya diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan Kadar fenolik total pada ekstrak daun kesambi diperoleh hasil ekstrak aseton sebesar 355,3 ± 3,74 (mgEAG/g), ekstrak etil asetat sebanyak 158,3 ± 3,33 (mgEGA/g), ekstrak metanol 86,2 ± 1,08 (mgEAG/g) dan ekstrak n-heksan 18,5 ± 0,45 (mgEGA/g). Sementara itu, kadar flavonoid total ekstrak daun kesambi diperoleh hasil ekstrak etil asetat 166,3 ± 3,72 (mgEQ/g), ekstrak aseton 61,4 ± 2.60 (mgEQ/g), ekstrak metanol 65,7 ± 0,65 (mgEQ/g) dan ekstrak n-heksan sebesar 33,7 ± 0,83 (mgEQ/g). Kadar fenolik total tertinggi diperoleh pada ekstrak aseton dan kadar flavonoid total tertinggi diperoleh pada ekstrak etil asetat.
Uji Aktivitas Antiinflamasi Salep Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) Wima Anggitasari; Iski Weni Pebriarti; Bella Kharisma Rindiantika
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.395

Abstract

Inflamasi merupakan suatu bentuk respon protektif normal tubuh untuk menginaktivasi atau menghancurkan mikroorganisme maupun benda asing yang menyerang serta mengatur derajat perbaikan jaringan. Nonsteroid Antiinflamatory Drugs (NSAIDs) adalah salah satu obat yang dapat mengatasi inflamasi. Beberapa masalah yang dapat muncul sebagai karena penggunaan obat ini adalah Adverse Drug Reactions (ADR). Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah cengkeh. Sediaan salep memiliki kelebihan dimana resiko timbulnya ADR lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas salep ekstrak daun cengkeh pada berbagai formulasi dosis dari ekstrak daun cengkeh. Ekstrak dibuat menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan hewan uji tikus. Tikus dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok I (vaselin album), kelompok II (salep hidrokortison 2,5%), kelompok III (salep formula I), kelompok IV (salep formula II) dan kelompok V (salep formula III). Masing-masing tikus diuji aktivitas antiinflamasinya dengan menggunakan induksi karagenan untuk menimbulkan efek inflamasi. Besarnya udem didapatkan dari pengukuran lipatan kulit punggung tikus. Setelah itu tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya dan diamati perubahan udem selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok salep hidrokortison memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi. Pada kelompok ekstrak, salep formula III (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 40% dan vaselin putih 60%) memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling besar jika dibandingkan dengan formula II (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 20% dan vaselin putih 80%) dan formula I (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 10% dan vaselin putih 90%).
Formulasi Sediaan Lip Balm Kombinasi Ekstrak Etanol 96% Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk.) dan Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Sebagai Antioksidan Wa Ode Yuliastri; Rifa'atul Mahmudah; La Ode Hamiru; Rismayanti Fauziah; Bai Athur Ridwan; Wanda Salsyafirah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.396

Abstract

Bibir membutuhkan perlindungan agar kelembabannya tetap terjaga. Tanaman yang kaya akan senyawa fenolik dan masih minim di manfaatkan adalah herba kancing ungu (Borreria laevis Lamk.) yang mengandung antioksidan, serta Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang memiliki kandungan vitamin C dan xanton yang mampu melindungi sel dan mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas. Antioksidan dapat memperkuat lapisan pelindung kulit dan mencegah hilangnya cairan dari jaringan kulit yang merupakan penyebab utama kulit kering. Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk menghasilkan sediaan lip balm yang memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan dan memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitiaan laboratorium eksperimental. Populasi pada penelitian ini adalah herba kancing ungu dan kulit buah manggis yang di ekstraksi dengan metode maserasi yang diformulasikan dalam bentuk sediaan lip blam. Dalam penelitian ini dibuat 3 formula (F1, F2, dan F3) yang mengandung ekstrak herba kancing ungu 6,25% dengan kombinasi variasi ekstrak kulit buah manggis masing-masing 2%, 5% dan 10%. Kemudian dilakukan evaluasi stabilitas sediaan meliputi uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, titik leleh, kelembaban, serta dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian diperoleh sediaan lip balm memenuhi syarat evaluasi stabilitas sediaan yang meliputi uji organoleptik, pH, daya sebar, titik lebur dan uji kelembaban, serta F1 menjadi sediaan yang paling banyak disukai dan memiliki homogenitas memenuhi evaluasi stabilitas sediaan. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH diperoleh IC50 pada F1  45,2763 µg/mL, F2 41,6363 µg/mL, F3  40,88544 µg/mL. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan pengujian lebih lanjut dengan parameter yang berbeda, yaitu uji cycling test dan uji iritasi.
Optimasi dan Karakterisasi Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Wa Ode Ida Fitriah; Zakrawan Ananda Putra Pratama; Rina Andriani; Rismayanti Fauziah; Muhammad Isrul
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.397

Abstract

Daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenolik dan steroid. Senyawa flavonoid merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan efek anti-inflamasi. Senyawa flavonoid memiliki kelarutan dalam air dan oral bioavailabilitas yang rendah dalam kisaran 2-20%. Salah satu satu cara untuk meningkatkan kelarutan adalah dengan membuatnya dalam bentuk sediaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh formula optimum dan mengetahui karakteristik SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh. Optimasi SNEDDS ektrak etanol daun kirinyuh dilakukan menggunakan software D-Optimal Design Expert Ver. 7.1.5, kemudian formula optimal yang diperoleh dilakukan pengukuran karakteristik waktu emulsifikasi, % transmittan, ukuran partikel dan indeks polidispersitas (IP). Analisis data diperoleh dari analisis statistik ANOVA yang ada pada software D-Optimal Design Expert Ver. 7.1.5. SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh menggunakan olive oil sebagai fase minyak, tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai ko-surfaktan. Hasil optimasi formula SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh yaitu olive oil 11,1%, tween 80 72,16% dan PEG 400 16,74%. Karakteristik formula optimal SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh yang diperoleh yaitu waktu emulsifikasi 36±2 detik, % transmittan 97,6±0,41%, ukuran partikel 200 nm dan indeks polidispersitas (IP) 0,38. Berdasarkan karakteristik yang diperoleh pada semua pengamatan, sediaan SNEDDS daun kirinyuh memenuhi karakteristik SNEDDS yang baik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan obat.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD dan DU90% pada Pasien Pneumonia di RSD X Tahun 2022 Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya; I Gede Eka Juni Suteja Wijaya; Putu Dian Marani Kurnianta
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.398

Abstract

Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat infeksi mikroorganisme dengan penggunaan antibiotik yang dapat menjadi salah satu penyebab tidak rasionalnya penggunaan obat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memastikan penggunaan antibiotik yang rasional yaitu melakukan evaluasi penggunaan obat (EPO). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode ATC/DDD (DDD/100 hari rawat) dan DU 90% pada pasien pneumonia rawat inap di RSD X Kabupaten Badung tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional rancangan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu data rekam medis pasien pneumonia rawat inap pasien berusia 18 – 65 tahun yang menerima antibiotik (memiliki kode ATC) pada periode Januari – Desember 2022. Kriteria eksklusi penelitian adalah data rekam medis pasien yang dirujuk, meninggal, dan pulang paksa. EPO dilakukan dengan metode DDD/100 hari rawat dan DU 90% dengan penilaian rasionalitas pengobatan berdasarkan formularium nasional. Terdapat 15 antibiotik dengan total nilai DDD/100 hari rawat sebesar 171,85 dan penggunaan terbanyak yaitu infus levofloksasin (79,88), dan injeksi seftriakson (40,52). Antibiotik dalam segmen DU 90% yaitu infus levofloksasin (46,51%), injeksi seftriakson (23,60%), tablet azitromisin (4,74%), injeksi sefoferason (4,18%), injeksi meropenem (4,06%), infus siprofloksasin (3,89%), dan tablet levofloksasin (3,59%). Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa antibiotik spektrum luas (florokuinolon, sefalosporin, atau makrolida) paling banyak digunakan pada pasien pneumonia. Tingginya nilai total DDD/100 hari rawat menunjukkan bahwa semakin tinggi pula  tingkat pemakaian antibiotik dalam 100 hari rawat serta banyaknya obat yang masuk dalam segmen DU 90% menandakan kurang selektifnya pemilihan antibiotik dalam terapi.
Efektivitas Gel Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah dan Daun Cocor Bebek Terhadap Luka Bakar Putri Ayu Puspita Sari; Florencya Florencya; I Gusti Agung Ayu Mayun Mayuni; Anak Agung Gede Rai Yadnya Putra
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.401

Abstract

Luka bakar terjadi ketika jaringan tubuh terkena sumber panas secara langsung. Penelitian ini berguna untuk membuktikan hipotesis bahwa ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata L) dapat meningkatkan efektivitas penyembuhan luka bakar ketika dikombinasikan. Penelitian ini memakai lima kelinci putih jantan New Zealand yang mana setiap satunya dilukai empat luka. Plat besi dengan diameter 3 cm yang dipanaskan hingga membara digunakan untuk membuat luka bakar. Nilai AUC dihitung dari hasil data pengamatan untuk memperoleh nilai AUC total yang kemudian dianalisa dengan statistik memakai One Way Anova pada taraf keyakinan 95%. Berdasarkan analisis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05). Nilai ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna di antara setiap perlakuan. Hasil analisis lanjutan Post-Hoc Duncan menegaskan bahwa sediaan gel F1 (kombinasi ekstrak kulit buah naga merah 10% dan daun cocor bebek 2,5%) dan F2 (gel tunggal ekstrak kulit buah naga merah) secara statistik memiliki efektivitas penyembuhan luka bakar yang tidak berbeda dengan kontrol positif bioplacenton. Dalam hal ini, berarti tidak ada perbedaan bermakna antara F1, F2 dan kontrol positif bioplacenton dengan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,417 dan 0,342 (p>0,05). Meskipun demikian, gel kombinasi (F1) memiliki persentase kesembuhan tertinggi, yaitu sebesar 92%.