cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia" : 42 Documents clear
Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) Dian Rahmaniar Trisnaputri; Citra Dewi; Siti Nur Anisa; Muhammad Isrul; Wa Ode Ida Fitriah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.402

Abstract

Daun kelengkeng (Dimocarpus longan L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang dapat meredam radikal bebas. Dipasaran sediaan yang mengandung antioksidan sudah sangat banyak, salah satunya dalam bentuk sediaan masker gel peel-off. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan sediaan masker gel peel-off dari ekstrak daun kelengkeng serta untuk mengetahui stabilitas dan aktivitas antioksidan dari sediaan masker tersebut dengan menggunakan metode DPPH. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental. Ekstrak daun kelengkeng (Dimocarpus longan L.) dibuat dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Masker gel peel-off diformulasikan dengan persentase ekstrak sebesar F0 (tanpa ekstrak), FI (5%), FII (10%) dan FIII (15%). Uji aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off dilakukan pada konsentrasi 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel-off ekstrak daun kelengkeng memenuhi syarat uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, waktu kering dan cycling test. Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% dengan metode DPPH memiliki nilai IC50 berturut-turut yaitu 29,806 ppm, 11,807 ppm dan 26,249 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah formula III memiliki nilai IC50 sebesar 26,249 ppm yang dikategorikan sebagai antioksidan sangat kuat.
Efektivitas Nanoemulgel Kombinasi Ekstrak Daun Mimba dan Lidah Buaya untuk Terapi Skabies Dewi Wulandari; Ni Putu Rika Noviyanti; Luh Wardani; Sagung Chandra Yowani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.403

Abstract

Skabies seringkali diabaikan padahal apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka akan dapat menimbulkan infeksi sekunder contohnya impetigo bahkan septikemia pada lesi skabies. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui formulasi nanoemulgel dari kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya yang optimal serta mengetahui efektivitas nanoemulgel tersebut untuk terapi skabies. Formula optimum nanoemulgel diperoleh melalui software Design Expert. Dibuat 3 sediaan nanoemulgel dengan variasi konsentrasi kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya yaitu 1%, 2%, dan 3%. Evaluasi sifat fisik nanoemulgel meliputi pengujian daya sebar, viskositas, dan pH. Aktivitas skabisida diketahui melalui pengujian secara in vivo selama 9 hari pada hewan uji kucing yang terinfeksi skabies. Analisis data berupa analisis deskriptif dimana skor diberikan pada hasil pengamatan sesuai dengan parameter uji. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu formula optimum nanoemulgel memiliki konsentrasi karbopol 940 sebesar 0,724% dan TEA sebesar 0,376%. Dari hasil skor sebelum perlakuan (P0) dan sesudah perlakuan ke-9 (P9), diketahui bahwa rata-rata selisih yang paling besar terdapat pada nanoemulgel dengan konsentrasi 3%. Melalui penambahan perlakuan hingga hari ke-12, diketahui bahwa pemberian nanoemulgel dengan kombinasi ekstrak 3% mampu mempengaruhi pertumbuhan rambut baru paling baik. Dengan demikian, nanoemulgel kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya efektif dan dapat dijadikan alternatif terapi pada penderita skabies.
Potensi Hepatoprotektor dan Antioksidan dari Rimpang Olae (Etlingera calophrys (K. Schum) A. D. Poulsen) Loly Subhiaty Idrus; Adryan Fristiohady; Arfan Arfan; Sitti Raodah Nurul Jannah; Irvan Anwar; Nurramadhani A. Sida; Wahyuni Wahyuni; Idin Sahidin; Agung Wibawa Mahatva Yodha
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.409

Abstract

Tanaman dari genus Etlingera terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan memiliki peran dalam melindungi sel dari stres oksidatif dan peradangan yang disebabkan oleh kerusakan hati sehingga berkontribusi terhadap efek hepatoprotektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dan hepatoprotektor dari ekstrak etanol Etlingera calophrys (EEEC) pada mencit jantan galur BALB/c usia 8-10 minggu yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Pengujian antioksidan dilakukan menggunakan metode ABTS. Pengujian hepatoprotektor menggunakan tiga variasi dosis EEEC (100, 250 dan 500 mg/kgBB) yang diberikan secara oral selama tujuh hari berturut-turut dan kemudian dilakukan evaluasi parameter biokimia darah yaitu SGOT, SGPT dan ALP. Setelah itu, hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan oneway ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan EEEC memiliki nilai IC50 sebesar 20,03 mg/L. EEEC juga memiliki efek hepatoprotektor pada dosis dosis 100 mg/kgBB yang ditunjukan dengan adanya penurunan kadar SGOT, SGPT, dan ALP secara signifikan (p < 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Etlingera calophrys memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan berpotensi sebagai hepatoprotektor dengan mekanisme yang melibatkan aktivitas antioksidan dan kandungan flavonoid serta fenolik yang ditemukan dalam ekstrak.
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Granul Antidiabetes Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandiss Linn F.) Sebagai Zat Aktif Rina Andriani; Rifa'atul Mahmudah; Nuralifah Nuralifah; Sitti Raodah Nurul Jannah; Nurramadhani A. Sida; Nurul Hikmah; Nita Trinovitasari; Wiwin Putri Wulandari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.410

Abstract

Daun jati (Tectona grandiss Linn F.) merupakan tumbuhan dari keluarga verbenacea yang dibudidayakan di Indonesia. Ekstrak daun jati yang memiliki beberapa senyawa metabolit sekunder antara lain saponin, alkaloid, asam fenolik, steroid, tanin, kuinon, dan flavonoid. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun jati terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sediaan granul yang mengandung ekstrak daun jati dan mengetahui sifat fisik granul yang dihasilkan. Granul dibuat menggunakan metode granulasi basah, massa granul yang dihasilkan kemudian dievaluasi dengan beberapa uji seperti: uji organoleptik, uji kecepatan alir, uji sudut diam, uji kerapatan nyata, uji kerapatan mampat, uji kompresibilitas, uji rasio hausner, uji kelembapan dan kadar air, uji ukuran dan distribusi ukuran granul, dan uji kerapuhan. Granul yang dihasilkan memiliki bau khas dan warna kecoklatan yang berasal dari ekstrak serta rasa manis dari sukralosa. Ketiga formula seluruhnya memenuhi syarat kecepatan alir, sudut diam, kerapatan nyata, kerapatan mampat, kompresibilitas, rasio hausner, kelembapan dan kadar air, ukuran dan distribusi ukuran granul, serta kerapuhan. Ekstrak daun jati dapat diformulasikan menjadi sediaan granul dengan hasil paling optimum terdapat terdapat pada formula III dengan nilai uji kecepatan alir 36,1 g/detik, sudut diam 14,74º, kerapatan nyata 0,32 g/mL, nilai kerapatan mampat 0,34 g/mL, nilai indeks kompresibilitas 5,99%, nilai rasio hausner 1,06, nilai kelembapan 3,93%, nilai kadar air 4,11%, nilai distribusi ukuran partikel 13,16 gram pada mesh nomor 40 dengan ukuran granul yaitu 400µm, dan nilai kerapuhan 0,75%.
Kadar Fenolik Total, Kadar Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Varietas Pemalang Novi Irwan Fauzi; Irma Erika Herawati; Ginayanti Hadisoebroto
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.413

Abstract

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr. varietas Pemalang merupakan buah yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahannya. Nanas yang terdapat di Indonesia sangat bervariasi, salah satunya adalah varietas Pemalang. Nanas varietas Pemalang memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan buah nanas lainnya. Buah nanas memiliki bagian yang dapat dibuang seperti kulit dan menjadikannya sebagai limbah. Kulit nanas diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah kulit buah nanas dan mengetahui kadar fenolik total, flavonoid, dan aktivitas antioksidannya. Kulit buah nanas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, penetapan kadar fenolik total menggunakan pembanding asam galat, sedangkan penetapan kadar flavonoid menggunakan pembanding kuersetin, Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode penghambatan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk menentukan kadar fenolik, sementara metode Chang digunakan untuk menentukan kadar flavonoid. Kadar fenolik total dan flavonoid dari penelitian ini berturut-turut adalah 63,44 mg GAE/g; 50,43 mg QE/g. Sementara nilai IC50 untuk aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit buah nanas sebesar 296,97 ppm yang termasuk ke dalam kategori sangat lemah.
Standarisasi Ekstrak Rimpang Wundu Watu (Alpinia monopleura) dan Aktivitasnya sebagai Antiinflamasi Secara In Vitro Musdalipah Musdalipah; Agung Wibawa Mahatva Yodha; Muh. Azdar Setiawan; Selfyana Austin Tee; Reymon Reymon; Randa Wulaisfan; Muh. Arnas; Lisa Wulansari Siregar; Eny Nurhikma; Yulianti Fauziah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.414

Abstract

Tanaman Alpinia, khususnya Alpinia monopleura, merupakan tanaman endemik yang dapat ditemukan dengan mudah di Sulawesi Tenggara, sebarannya luas dan melimpah. Tanaman ini merupakan tanaman endemik dan dikenal dengan nama wundu watu. Secara empiris, rimpang wundu watu digunakan untuk mengurangi pegal-pegal dan sebagai bumbu masakan. Studi pendahuluan pada minyak atsiri daun dan buah wundu watu menunjukkan sifat antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Komposisi dan studi farmakologi tanaman ini belum diketahui sepenuhnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin mutu dan keamanan esktrak dan khasiatnya sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ialah melakukan standarisasi ekstrak wundu watu (Alpinia monopleura) dengan parameter spesifik dan non spesifik sesuai persyaratan Farmakope Indonesia serta aktivitas antiinflamasinya terhadap penghambatan denaturasi protein. Jenis penelitian ialah eksperimen. Rimpang wundu watu di ekstraksi dengan pelarut metanol menggunakan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan standarisasi dengan parameter spesifik diperoleh yaitu berbentuk ekstrak kental, berwarna coklat, dan berbau khas, senyawa larut air yaitu 6,7%, senyawa larut metanol yaitu 10,35%. Kandungan metabolit sekunder positif mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan steroid. Pada parameter non spesifik diperoleh susut pengeringan 68,30%, kadar air 23%, kadar abu  total 11,94%, kadar abu tidak larut asam 0,327% dan cemaran logam Pb 0,00076 mg/L, logam Cd 0,00052 mg/L, dan logam Hg 0,00062 mg/L. Ekstrak etanol rimpang Alpinia menopleura memiliki aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 8.47 mg/L dan natrium diklofenak (kontrol) dengan nilai IC50 sebesar 8,46 mg/L. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan standarisasi ekstrak rimpang wundu watu secara spesifik dan non spesifik memenuhi persyaratan sesuai Farmakope Herbal Indonesia serta memiliki khasiat sebagai antiinflamasi.
Karakterisasi dan Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Pada Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Farendina Suarantika; Vinda Maharani Patricia; Hanifa Rahma
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.415

Abstract

Salah stau tananaman yang memiliki kandungan minyak atsiri yaitu sereh wangi atau Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman sereh wangi memiliki kandungan senyawa kimia diantaranya sitronelal (32-45%), sitronelol (11-15%), geraniol (10-12%), geranil asetat (3-8%), sitronelal asetat (2-4%). Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi minyak atsiri sereh wangi dan mengidentifikasi kandungan senyawa yang terdapat pada minyak sereh wangi. Ekstraksi minyak sereh wangi menggunakan metode destilasi-uap, untuk identifikasi senyawa menggunakan instrumen Kromatografi gas–Spektrometri massa (GC-MS). Hasil karakterisasi untuk miyak atsiri sereh wangi dimana minyak memiliki warna kuning, bau yang khas, bentuk cairan, indeks bias 1,46, bobot jenis 0,869 gram/mL dan larut dalam etanol. Senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri sreh wangi adalah golongan monoterpenoid. Hasil identifikasi dengan kromatografi gas-spektrometri massa didapatkan 23 puncak, 10 puncak diantaranya memiliki persentase luas area yang besar dan memiliki nilai SI (Similarity Index) besar dari 80%, adapun senyawanya yaitu Citronella, Citronellyl acetate, Geranyl acetate, Delta-Cadinene, Linalool.
Analisis Peresepan Polifarmasi Pada Pasien Geriatri dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Beers Criteria 2023 Alifia Putri Febriyanti; Ria Ramadhani Dwi Atmaja; Helma Chika Oktaviani; Dhani Wijaya
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.423

Abstract

Pertambahan penduduk lanjut usia menjadi perhatian dunia, dan mendapat perhatian khusus di Indonesia seiring dengan transisi menuju era "Aging Population". Salah satu masalah yang sering ditemukan pada lanjut usia adalah polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat (PIMs). Polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat pada lanjut usia menimbulkan berbagai efek yang tidak diinginkan, yang paling fatal adalah kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi obat berpotensi tidak tepat pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 (DMT2) yang mendapat terapi polifarmasi di Puskesmas Sakra berdasarkan Beers Criteria 2023. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan retrospektif. Empat puluh pasien geriatri penderita DMT2, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, ikut serta menjadi subyek penelitian. Hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien memiliki rentang usia antara 55 hingga 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan terdiagnosis hipertensi sebagai penyakit penyerta sebanyak 80%. Selain itu, sebagian besar pasien mengalami polifarmasi, yaitu menggunakan lebih dari lima jenis obat yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat obat-obatan yang dikonsumsi geriatric termasuk dalam kriteria 1 yaitu obat golongan sulfonilurea sebanyak 11,7%, golongan NSAID sebanyak 6,4%, dan golongan H1 sebanyak 1,5%. Simpulan dari penelitian ini adalah seluruh resep pasien geriatri dengan DMT2 di Pusksmas Sakra mendapatkan terapi polifarmasi dan obat yang yang tidak tepat berdasarkan Beers Criteria 2023.
Formulasi dan Evaluasi Dermal Patch Ekstrak Metanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingibe zerumbet L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro dan In Vivo Nurul Muhlisah Maddeppungeng; Karlina Amir Tahir; Nislah Cahyani Nurdin; Sri Wahyuni
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.425

Abstract

Luka atau kerusakan kulit dapat mengakibatkan serangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Zingiber zerumbet L. telah dilaporkan memiliki jumlah zerumbon yang tinggi dan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Langkah awal dalam pengobatan infeksi luka adalah penutupan luka pada kulit. Patch adalah sediaan yang mudah menempel pada bagian kulit yang terinfeksi dan dapat mengantarkan senyawa obat di lapisan kulit dengan pelepasan terkontrol. Telah dilakukan formulasi sediaan patch yang mengandung ekstrak Zingiber zerumbet L. dengan menggunakan berbagai polimer yang berbeda yaitu HPMC, NaCMC, kitosan, karbopol, dan dilakukan uji karakteristik sediaan patch  dimana hasilnya menunjukkan sediaan patch yang dihasilkan menunjukkan bahwa patch memiliki kestabilan fisik yang baik, memiliki nilai keseragaman bobot ? 5%, dan ketebalan patch ? 1 mm,  nilai daya tahan lipat yang sangat baik, lebih dari 300 kali lipat, dengan nilai pH permukaan mendekati pH patch, dan uji penyerapan kelembapan air yang menunjukkan kemampuan penyerapan air yang tertinggi yaitu NaCMC dan sebaliknya kemampuan penyerapan air yang terendah yaitu kitosan. Kemudian untuk hasil uji in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa patch memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, dimana dari keempat formula tersebut formula HPMC memiliki daya hambat bakteri terkuat dan penyembuhan luka tercepat, hal ini dikarenakan HPMC salah satu polimer hidrofilik yang mampu mengembang lebih baik dibandingkan dengan polimer yang lain sehingga mampu melepas obat dari matriks lebih cepat.
Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Pneumonia Anak Berdasarkan Clinical Pathway Di RSUD Kabupaten Tangerang Ma'sum Ma'sum; Prih Sarnianto; Nurita Andayani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.429

Abstract

Clinical pathway merupakan salah satu persyaratan utama pengendali biaya dan pengendali mutu layanan pasien, terutama pada kasus terbanyak dan berpotensi menghabiskan sumber daya yang besar. Pneumonia di RSUD Kabupaten Tangerang merupakan salah satu penyakit terbanyak di pavilion. anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya perawatan berdasarkan clinical pathway pada pengobatan antibiotik bagi anak-anak dengan pneumonia yang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini bersifat observasional dengan fokus pada perbandingan penggunaan antibiotik yang diberikan melalui injeksi. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan variabel outcome terapi (seperti lama perawatan dan biaya total), sementara variabel independen melibatkan regimen penggunaan antibiotik. Populasi penelitian ini melibatkan 255 pasien pneumoniaengan kode ICD (J18.0) diperoleh dari data rekam medik. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, dengan 134 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, di antaranya 67 pasien menerima terapi antibiotik seftriakson, 23 pasien menerima sefotaksim, dan 44 pasien menerima antibiotik seftazidim. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis Cost Minimum Analysis (CMA) dan Cost Effectiveness Analysis (CEA) untuk melihat terapi yang lebih efektif dan efisien. Hasil pengujian secara statistik rerata lama rawat dan biaya terhadap tiga regimen antibiotik didapatkan p=0.000 (uji Kruskal-Wallis p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok terapi antibiotik sefotaksim (lama rawat 4,83, nilai ACER Rp425.968,9) lebih cost effective dibandingkan kelompok terapi seftriakson (lama rawat 5,07, nilai ACER Rp480.565,1) dan kelompok terapi seftazidim (lama rawat 5,77, nilai ACER Rp535.825,8). Antibiotik sefotaksim lebih cost-effective disebabkan lebih singkatnya lama rawat inap serta lebih murah.