cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 284 Documents
Analisis Multi Linear Regression (MLR) pada Fingerprint Kromatografi Andrografolid untuk Memprediksi Efek Anti Kanker I Gede Bagus Indra Marangyana; Putu Yudha Ugrasena; Ni Luh Gde Mona Monika
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.169

Abstract

Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees (AP) dikenal karena rasanya yang pahit dan sudah umum digunakan sebagai obat tradisional. Studi fitokimia AP menunjukkan bahwa andrografolid adalah senyawa bioaktif utama. Berdasarkan penelitian, andrografolid memiliki efek sebagai antikanker dengan berbagai mekanisme. WHO telah memperkenalkan teknik kromatografi sidik jari (Fingerprint) yang dapat digunakan untuk penilaian keamanan dan kualitas obat herbal. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi efek antikanker AP menggunakan analisis Brine Shrimp Lethality Test dan MLR dengan beberapa prediktor seperti AUC dari kromatogram sidik jari, ketinggian geografis, dan IC50. Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratorik menggunakan AP dari daerah berbeda yaitu Tawangmangu (Twg), Bandung (Bdg), Denpasar (Dps). Hasil BSLT menunjukkan bahwa AP dari Twg memiliki nilai toksisitas lebih tinggi dari Bdg dan Dps dengan LC50 5,08 mg/L. AUC kromatogram AP dan ketinggian geografis menunjukkan korelasi yang kuat terhadap potensi efek sitotoksik antikanker berdasarkan LC50 dengan nilai R2 0,984 dan dengan nilai p <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis MLR dapat digunakan untuk memprediksi respon farmakologi AP sitotoksik (LC50) terhadap beberapa prediktor seperti AUC, LC50, dan ketinggian geografis.
Evaluasi Risiko Resistensi Insulin Akibat Simvastatin, Rosuvastatin dan Fenofibrat pada Tikus Betina (Rattus novergicus L.) Dislipidemia yang Diinduksi Kontrasepsi Oral dan Diet Tinggi Lemak Sitti Hadijah; Yulia Yusrini Djabir; Firzan Nainu
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian obat simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat terhadap kadar glukosa, insulin darah puasa dan nilai HOMA-IR terhadap tikus betina dislipidemia yang diinduksi kontrasepsi oral dan pakan lemak. Penelitian menggunakan 30 ekor tikus betina yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok satu diberi pil kontrasepsi (PK) (1,5µg levonorgestrel, 0,3µg estradiol), kelompok dua diberi diet lemak (DL) (kuning telur 2ml/200gBB), kelompok tiga diberi PK+DL, kelompok empat diberi PK+DL dan terapi simvastatin (0,21 mg/kgBB), kelompok lima diberi PK+DL dan terapi rosuvastatin (0,5 mg/kgBB), serta kelompok enam diberi PK+DL dan terapi fenofibrat (8,2 mg/kgBB). Perlakuan PK dan DL berlangsung selama 60 hari, dimana terapi diberikan mulai hari ke-30 hingga ke-60. Hasil yang diperoleh menunjukkan pemberian masing-masing PK dan DL dapat meningkatkan GDP setelah 30 hari, walaupun tidak mencapai nilai signifikan. Terapi simvastatin dan rosuvastatin dan fenofibrat selama 30 hari terakhir (hari ke-30-60) dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) sebesar 28,17%, 45,08% dan 46,12%, namun hanya simvastatin dan rosuvastatin yang mencapai nilai signifikan. (p<0,05) Penurunan kadar insulin darah puasa paling besar pada pemberian rosuvastatin (20,64%) namun secara statistik tidak mencapai nilai signifikan. Peningkatan resistensi insulin (HOMA-IR) terlihat setelah 30 hari menggunakan pil kontrasepsi dan diet tinggi lemak. Tetapi kemudian menurun dengan pemberian simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat, namun hanya fenofibrat yang mencapai nilai signifikan (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat dapat menurunkan kada gula darah puasa, namun berdasarkan nilai HOMA-IR, hanya fenofibrat yang dapat menurunkan resiko resistensi insulin pada tikus betina dislipidemia yang diinduksi pil kontrasepsi dan diet tinggi lemak.
Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen Terhadap Fagositosis Sel Makrofag Pada Tikus Jantan Galur Wistar Fadhliyah Malik; Mentarry Bafadal; Dian Munasari; Rina Andriani; Muh. Ilyas Yusuf; Sahidin Sahidin; Wahyuni Wahyuni; Adryan Fristiohady; Wa Ode Nurfinti
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.171

Abstract

Fungsi sistem imun adalah untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing, dimana sistem imun dapat ditingkatkan dengan pemberian imunomodulator. Pendekatan kemotaksonomi Genus Etlingera memungkinkan Etlingera rubroloba A.D. Poulsen memiliki kandungan metabolit sekunder sebagai agen imunomodulator. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator ekstrak etanol buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen terhadap fagositosis sel makrofag pada tikus jantan galur wistar. Hewan uji tikus sebanyak dua puluh empat ekor dibagi dalam enam kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (ekstrak meniran komersial), kontrol normal (tanpa perlakuan), perlakuan dosis 1 (200 mg/kgBB), perlakuan dosis 2 (300 mg/kgBB)  dan  perlakuan dosis 3  (400 mg/kgBB). Perlakuan diberikan selama tujuh hari berturut-turut secara per oral  dan diberikan injeksi bakteri Staphylococcus aureus 0,5 mL secara intraperitonial pada hari kedelapan masing-masing kelompok. Apusan cairan peritoneum digunakan untuk menentukan aktivitas sel makrofag. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fagositosis sel makrofag pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 berturut-turut 36,75 %, 74,25%, 71.75%, 80,50%, 70,75%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen memiliki aktivitas imunomodulator terhadap fagositosis sel makrofag.
Kajian Pengembangan Sediaan Nanoemulsi Gel untuk Penghantaran Perkutan Agen Analgesik dan Antiinflamasi Sani Ega Priani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.184

Abstract

Obat-obat golongan antiinflamasi non steroid (AINS) banyak dikembangkan dalam bentuk sediaan topikal dengan tujuan untuk menurunkan efek samping sistemik dan memungkinkan aplikasi sediaan langsung pada jaringan target yang mengalami nyeri/inflamasi. Untuk membantu meningkatkan penetrasi perkutannya maka obat golongan AINS banyak dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sediaan nanoemulsi gel untuk penghantaran senyawa yang memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi dalam hal formulasi dan karakterisasi sediaan, juga kajian pengaruhnya terhadap penetrasi perkutan dan efek analgesik/antiinflamasi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dalam bentuk systematic literature review, dengan mengkaji jurnal yang diperoleh dari database bereputasi dan kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Dari   hasil  kajian   diketahui   bahwa senyawa agen analgesik/antiinflmasi dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel tipe minyak dalam air menggunakan minyak, surfaktan, kosurfaktan, dan gelling agent. Surfaktan yang paling banyak digunakan adalah kelompok Tween dan Cremophor yang merupakan surfaktan non-ionik hidrofilik (HLB>12). Kosurfaktan yang paling banyak digunakan adalah transcutol, PEG 400, etanol, dan propilenglikol. Gelling agent yang paling banyak digunakan adalah  Carbopol pada konsentrasi 0,5-1,5%.  Pengembangan sediaan nanoemulsi gel secara signifikan mampu meningkatkan penetrasi perkutan zat aktif yang ditandai dengan peningkatan nilai flux atau jumlah zat terpentrasi dibandingkan dengan sediaan gel konvensional. Pengembangan sediaan nanoemulsi gel juga terbukti mampu meningkatkan efek antiinflamasi terutama dilihat dari peningkatan nilai % inhibisi edema dibandingkan dengan sediaan gel/marketed/puredrug. Dapat disimpulkan bahwa formulasi nanoemulsi gel sesuai untuk diaplikasikan sebagai sistem penghantaran topikal senyawa dengan aktivitas analgesik/antiinflamasi.
Hubungan Interaksi Obat Antibiotik dengan Length of Stay Pasien Pneumonia di Rumah Sakit “X” Ponorogo Bima Nur Priambudi; Samuel Budi Harsono; Inaratul Rizkhy Hanifah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.191

Abstract

Pneumonia adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah yang merupakan penyebab kematian terbanyak di negara-negara berkembang. Prevalensi penyakit pneumonia di Indonesia tahun 2018 sebanyak 1.017.290 jiwa. Pengobatan pneumonia terdiri dari kombinasi antibiotik dan atau terapi suportif yang apabila digunakan secara bersamaan akan berpotensi terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi obat antibiotik dalam pengobatan pasien pneumonia dan menganalisis hubungannya dengan Length of Stay (LOS). Penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan rancangan deskriptif dan data diambil secara retrospektif. Analisis data secara deskriptif menggunakan aplikasi Lexicomp Reference, Medscape Reference dan buku Stokley’s Drug Interaction serta analisis dengan metode Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara  kejadian interaksi obat  dengan   LOS. Dari total 73 sampel pada periode Januari- Desember tahun 2021  menunjukkan karakteristik pasien didominasi oleh laki- laki sebesar 43 pasien (58,9%), usia diatas 46 tahun sebanyak 56,2%. Penggunaan antibiotik tunggal terbanyak adalah levofloxacin sebesar 50,8% dan antibiotik kombinasi azithromycin+ levofloxacin sebesar 43,5%. Interaksi obat ditemukan pada 54 pasien dengan mekanisme interaksi farmakodinamik, farmakokinetik dan mekanisme tidak diketahui masing-masing sebesar 72,5%, 18,1%, dan 9,3%. Interaksi berdasarkan tingkat keparahan minor, moderate dan major masing-masing sebesar 5,2%, 74,3%, dan 20,5%. Potensi interaksi obat antibiotik tidak memiliki hubungan dengan lama rawat inap pasien (nilai signifikansi >0,05).
Formulasi Sediaan Balsem Stik Dari Lada Putih (Piper album) Jumriani Jumriani; Santi Sinala; Ismail Ibrahim
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.202

Abstract

Lada putih atau merica (Piper album) dapat digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi pada asam urat. Asam urat (artritis gout) merupakan suatu penyakit dengan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi dimana terjadi penumpukan kristal pada daerah sendi sehingga menyebabkan adanya nyeri, kerusakan sendi, dan kehilangan fungsi pada sendi. Untuk itu dicari penemuan baru ekstrak yang dapat mengurangi nyeri dan inflamasi serta stabil apabila dibuat sediaan topikal atau balsem. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kestabilan fisik dari sediaan balsem stik lada putih (Piper album). Sediaan  balsem  stik  dari  ekstrak biji   lada   putih     (Piper album)      ini     dilakukan beberapa  pengujian  mutu  fisik yakni uji organoleptis, uji homogenitas, pengukuran pH, uji daya oles, uji daya sebar, uji iritasi dan uji hedonik. Formulasi sediaan balsem stik dari ekstrak biji lada putih (Piper album) dibuat dengan variasi tiga formula. Hasil dari pengujian mutu fisik sediaan balsem stik diperoleh semua sediaan memenuhi syarat. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan balsem ekstrak Lada putih (Piper album) dengan tiga variasi formula memiliki kestabilan mutu fisik sediaan yang baik dan memenuhi syarat.
Formulasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum L) dengan Variasi PVA (Polivinil Alkohol) Een Samsul; Jumain Jumain; Santi Sinala
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.203

Abstract

Masker merupakan salah satu jenis perawatan kosmetik yang banyak digunakan dan dikenal oleh masyarakat. Kosmetik didefinisikan sebagai bahan yang dioleskan. Masker gel peel off dideskripsikan sebagai sediaan kosmetik perawatan kulit berbentuk gel yang dapat dilepas atau terkelupas seperti selaput elastis setelah dioleskan pada kulit selama beberapa waktu hingga mengering. Karena dapat mempengaruhi sifat fisik masker yang dihasilkan, maka pembentukan lapisan film merupakan tambahan yang paling berpengaruh terhadap formula masker gel peel-off. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat lapisan film adalah PVA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ekstrak kulit buah langsat menjadi sediaan masker gel peel-off dan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi PVA yang stabil terhadap sediaan masker gel peel-off. Masker gel peel-off dibuat dengan konsentrasi polivinil alkohol (PVA) yang berbeda: 10%, 12,5%, 15%. Evaluasi mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan sediaan masker wajah gel peel-off terutama percepatan penyimpanan melalui metode (freeze thaw) sebanyak 6 siklus yang meliputi homogenitas, viskositas, pengamatan organoleptik, waktu kering, pengukuran pH, dan daya sebar. Ekstrak kulit buah langsat dapat dibuat menjadi sediaan masker gel peel-off, menurut hasil penelitian. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi PVA 12,5% dan 15% memenuhi syarat mutu fisik.
Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Daun Stroberi (Fragaria x ananassa A.N. Duch) Asal Malino, Sulawesi Selatan Nur Saadah Daud; Musdalipah Musdalipah; Karmilah Karmilah; Eny Nur Hikma; Selfyana Austin Tee; Nirwati Rusli; Yulianti Fauziah; Evi Nur Indah Sari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.211

Abstract

Daun stroberi (Fragaria x anannasa A.N. Duch) adalah salah satu bagian tanaman stroberi yang dapat dimanfaatkan sebagai produk tabir surya. Kandungan senyawa fenolik daun stroberi memiliki aktivitas antioksidan dan aktivitas tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat krim tabir surya yang memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan dan penentuan Sun Protecting Factor (SPF) krim. Daun stroberi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak daun stroberi dibuat dalam tiga formula pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Uji evaluasi fisik terhadap sediaan dilakukan dengan beberapa parameter pengujian yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tipe krim dan uji daya sebar. Penentuan aktivitas tabir surya menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada      panjang      gelombang      290 nm - 320 nm. Parameter yang digunakan berdasarkan transmisi eritema (Te), transmisi pigmentasi (Tp) dan Sun Protecting Factor (SPF) pada krim tabir surya. Hasil penelitian menujukkan krim tabir surya (F1, F2, F3) berbentuk krim, berwarna hijau kecoklatan, dan aroma khas ekstrak. Sediaan homogen, tipe krim berupa sediaan minyak dalam air, nilai pH 6,0. Nilai SPF pada konsentrasi ekstrak 5, 10 dan 15% secara berturut-turut 5,94, 10,58 dan 14,65. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, nilai SPF yang dihasilkan semakin besar. Formula 3 (15%) merupakan krim yang terbaik dengan nilai SPF tertinggi dengan kategori proteksi maksimal.
Potensi Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk) Sebagai Antibakteri dan Antijamur Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans Chaerul Fadly Mochtar; Lysa Oktaviani Saleh; Hasyrul Hamzah; Nita Magfirah Ilyas
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.212

Abstract

Bajakah Tampala merupakan tanaman asli Kalimantan Timur yang mempunyai aktivitas antibakteri, tetapi hingga saat ini aktivitas antibakteri dan antijamurnya terhadap S. aureus dan C. albicans belum ada yang melaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bajakah tampala sebagai antibakteri terhadap S. aureus dan antijamur C. albicans. Efektivitas antibakteri bajakah tampala terhadap  S. aureus dan antijamur C. albicans dilakukan menggunakan metode microbroth dilution dengan     melihat      nilai     minimal   inhibitory concentration (MIC50). Ekstrak etanol kulit bajakah tampala mempunyai senyawa flavonoid, alkaloid dan terpenoid. Ekstrak etanol bajakah tampala mempunyai aktivitas terhadap antibakteri S. aureus serta antijamur C. albicans. Oleh karena itu, etanol kulit bajakah tampala dapat dikembangkan menjadi kandidat agen antibakteri dan atijamur terhadap S. aureus dan C. albicans.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan Body Scrub Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L) dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin Nurul Hikma; Dwi Rachmawati; Sitti Ratnah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.218

Abstract

Body scrub merupakan sediaan farmasi berupa produk kecantikan yang dapat menghaluskan dan mengangkat sel kulit mati.Penggunaan kulit buah masih jarang karena kulit buahnya dianggap sebagai produk buangan.Kulit pepaya mengandung serat pangan, senyawa fenolik, abu, vitamin C, dan berbagai zat yang terdiri dari kalium, tembaga, dan belerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas mutu fisik sediaan dan mengetahui daya terima sediaan Body scrub dengan variasi konsentrasi trietanolamin melalui uji hedonik. Sediaan Body scrub dibuat 5 formulasi dengan memvariasikan konsentrasi Trietanolamin sebanyak 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% setelah itu dilakukan pengujian mutu fisik melalui beberapa pengujian seperti uji organoleptic, uji homogenitas,  uji pH,  uji viskositas, uji daya sebar yang dilanjutkan dengan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan sediaan Body scrub sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat telah homogen, memiliki pH 5,37- 6,61, viskositas 2380-5841 cps, daya sebar 5-6,6 cm serta pengujian statistik menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan di setiap formula. Pada pengujian hedonik sebelum dilakukan penyimpana dipercepat formula 2 memiliki daya terima yang tinggi dan setelah dilakukan penyimpanan dipercepat formula 1 menjadi formula yang memiliki daya terima yang tinggi. Pada pengujian mutu fisik dan hedonic formula 1 dan 2 menjadi formula yang memenuhi kedua persyaratan.

Page 8 of 29 | Total Record : 284