cover
Contact Name
Yos Nofendri
Contact Email
yosnofendri@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yosnofendri@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
ISSN : 2502843X     EISSN : 24069671     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal yang berhubungan dengan Teknik Mesin khususnya bidang ilmu : 1. Konversi Energi 2. Proses Manufaktur 3. Perencangan 4. Material Engineering
Arjuna Subject : -
Articles 181 Documents
ANALISIS INTENSITAS DAN COVERAGE PROSES SHOT PEENING TERHADAP TEGANGAN SISA DAN KEKERASAN PADUAN AL 7075 T7351 Agus Fikri; Rifky Rifky; Mohammad Yusuf Djeli
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3637.082 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1855

Abstract

AbstrakShot peening merupakan metode pengerjaan dingin dengan menumbukkan permukaan logam menggunakan partikel-partikel bulat yang berukuran kecil dan berkecepatan tinggi. Dengan proses shot peening dapat dikurangi inisiasi dan propagasi retak yang menyebabkan terjadinya kegagalan terhadap logam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas dan coverage shot peening terhadap tegangan sisa dan kekerasan pada permukaan Al 7075 T7351. Penelitian dilaksanakan dengan menembakkan permukaan logam dengan intensitas 0,0062 A dan 0,0091 A, serta coverage masing-masing 100% dan 200%, kemudian dilakukan pengujian kekerasan permukaan dan tegangan sisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shot peening menyebabkan terjadinya perubahan tegangan sisa, yaitu 92,5021 MPa pada keadaan tanpa shot peening menjadi -111,8726 sampai -170,5675 MPa setelah dilakukan dishot peening. Selain itu kekerasan pada permukaan meningkat antara 23,4% sampai dengan 44,7%. Meningkatnya kekerasan menunjukkan bahwa terjadi pengerjaan dingin yang besar pada permukaan logam. Pengaruh pelapisan (coverage) 200% ternyata meningkatkan besarnya tegangan sisa dan kekerasan permukaan walaupun belum melampaui intensitas yang lebih besar. Kata kunci : shot peening, intensitas, coverage, kekerasan permukaan, tegangan sisa AbstractShot peening is a cold working method by striking metal surfaces using small, high-speed and round particles. Shot peening can reduce the initiation and propagation of cracks that cause metal failure. The purpose of this analysis is to determine the effect of shot peening intensity and coverage on residual stress and hardness on the surface of Al 7075 T7351. The research was carried out by firing metal surfaces with intensities of 0.0062 A and 0.0091 A, and coverage of 100% and 200%, respectively, then testing surface hardness and residual stress. The results showed that shot peening caused a residual stress change, which was 92.5021 MPa in the state without shot peening to -111.8726 to -170.5675 MPa after it was shot peening. In addition, surface hardness increased from 23.4% to 44.7%. Increased hardness indicates that there is large cold working on the metal surface. The effect of 200% coverage apparently increases the amount of residual stress and surface hardness even though it has not exceeded the greater intensity. Keywords: shot peening, intensity, coverage, surface hardness, residual stress
OPTIMASI TARGET PRODUKSI BERBIAYA ALOKASI PEKERJAAN MINIMUM DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER (STUDI KASUS : PT. TASS ENGINEERING) Helena Sitorus; Ratna Suminar; Arohman Dwi Santoso
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3635.393 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1775

Abstract

AbstrakPT. TASS Engineering adalah perusahaan yang bergerak di bidang karoseri truk. Perusahaan ini bekerja sama dengan pihak kedua (pemborong) dalam menyelesaikan pekerjaan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Diantara produknya, terdapat 4 jenis produk (Dump Truck, Subframe, Tilting, dan Tanki Truck) yang pengerjaannya diserahkan kepada 4 tim  pemborong. Keputusan alokasi pekerjaan dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan kepada tim yang sudah menyelesaikan pekerjaan tertentu. Cara alokasi ini ternyata menimbulkan biaya tiap tim dalam mengerjakan satu jenis produk yang sama  cukup bervariasi. Variasi biaya pengerjaan tentu saja berdampak bagi variasi keuntungan. Perlu ditentukan alokasi jenis dan jumlah pekerjaan yang tepat bagi masing-masing tim sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimum. Hasil alokasi optimum adalah parameter keputusan kombinasi jumlah produksi tiap produk selain kapasitas tiap tim dan waktu pengerjaan.. Kombinasi jumlah tiap produk ini merupakan target produksi atau target penjualannya. Untuk itu diperlukan penelitian yang bertujuan 1) menentukan alokasi pekerjaan yang optimum, 2) menentukan target produksi tiap produk untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Alokasi pekerjaan dilakukan dengan membandingkan metode Penugasan Hungarian dan metode Transportasi untuk memilih total biaya yang paling minimum. Solusi optimum jumlah produk yang diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimum dilakukan dengan Program Linier. Hasi temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) dump truck dikerjakan sebanyak 88% oleh tim-1 dan 12% oleh tim-4; subframe dikerjakan sebanyak 39% oleh tim-2, 26% oleh tim-3, 35% oleh tim-4; tilting dikerjakan oleh tim-3, dan tanki truk dikerjakan oleh tim-2. Target produksi (target penjualan) untuk mendapatkan keuntungan maksimum adalah dengan memproduksi dump truck 73 unit, subframe 120 unit, tilting 29 unit, dan tanki truk 33 unit. Solusi ini memberikan kenaikan keuntungan sebesar 0.9%.. Kata kunci: optimum, Hungarian, Transportasi, Program Linier AbstractPT. TASS Engineering is a company engaged in the truck body. The company is working with a second party (contractor) in completing jobs to fulfill customer orders. Among its products, there are 4 types of products (Dump Truck, Subframe, Tilting, and Tanki Truck) whose job is submitted to 4 teams of contractors. The decision on job allocation is done by givingit  to the team that have alredy completed their jobs. This allocation method turns out to cost each team to work on the same type of product that is quite varied. Variations in the cost of work, of course, have an impact on variations in profits. It is necessary to determine the allocation of the type and amount of work that is right for each team so as to get the maximum profit. The optimum allocation result is the decision parameter for the combination of the amount of production of each product in addition to the capacity of each team and the processing time. For this reason research is needed which aims to 1) determine the optimum allocation of work, 2) determine the production target of each product to get the maximum profit. The work allocation is done by comparing the Hungarian Assignment method and the Transportation method to choose the minimum total cost. The optimum solution for the number of products produced to achieve maximum profit is done by the Linear Program. The results of the research findings show that 1) dump trucks were handled by 88% by team-1 and 12% by team-4; subframes are done by 39% by team-2, 26% by team-3, 35% by team-4; tilting is done by team-3, and truck tank is done by team-2; 2)the production target (sales target) to get maximum profit is to produce 73 units of dump trucks, 120 units of subframes, 29 units of tilting, and 33 units of tank trucks. This solution provides a profit increase of 0.9%.Keywords: optimum, Hungarian, Transportation, Linier Programming
Analisis Pengeringan Kopi Menggunakan Oven Pengering Hybrid (Solar Thermal Dan Biomassa) Di Desa Gununghalu Yefri Chan; Didik Sugiyanto; Aep Saeful Uyun
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2350

Abstract

Salah satu proses dalam pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi adalah pengeringan biji kopi yang dapat dilakukan secara natural maupun biji kopi yang sudah dikupas kulit luarnya (honey), proses pengeringan yang umum digunakan adalah pengeringan matahari langsung, proses ini bisa membutuhkan waktu lama dan terkendala dengan tingkat curah hujan yang tinggi terutama didaerah dataran tinggi seperti di desa Gununghalu, Dusun Tangsi Jaya, Kabupaten Bandung Barat. Untuk menjawab permasalahan ini maka dibuatlah mesin pengering Hybrid (Solar thermal dan biomassa).Mesin Pengering Hybrid untuk kopi ini memanfaatkan cahaya matahari dan pembakaran dari kayu atau ampas kopi sebagai bahan bakarnya,, ukuran dari oven pengering hybrid ini adalah panjang 8m, lebar 3m dan tinggi 2,4 m, tungku biomassa dengan dimensi panjang 1,2 m, lebar 1,2 m dan tinggi 1,3 m, kapasitas pengeringan 800 kg sekali proses. Dari hasil pengujian didapatkan lama pengeringan kopi untuk proses natural selama 7 hari dan untuk proses honey selama 4 hari, suhu tertinggi dalam ruangan 51,9 oC, proses pengeringan ini lebih cepat 2 hari dibandingkan dengan pengeringan matahari langsung dan hasil pengeringan lebih higeinis.
Fabrikasi Lapisan Pada Baja 0,192 % C Sebagai Alternatif Pahat Bubut Ferry Budhi Susetyo; Siska Titik Dwiyati; M. Bagus Priyo Hutomo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.724 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.3940

Abstract

Baja karbon rendah memiliki harga yang cukup kompettitif jika dibandingkan dengan baja karbon menengah dan tinggi. Dengan melapisi baja karbon rendah dengan lapisan yang lebih keras akan menghemat biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pahat bubut yang memiliki nilai kekerasan yang tinggi dan harga yang murah. Metode yang dilakukan adalah menggunakan bahan baja karbon rendah kemudian dilakukan pengelasan pada permukaan dengan menggunakan elektroda JIS Z 3251 DF2B – 600 – R. Pengelasan pada permukaan ini bertujuan untuk menambahkan lapisan yang lebih keras dari baja karbon rendah. kemudian setelah itu spesimen dilakukan perlakuan panas dengan variasi waktu tahan selama 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Spesimen yang telah ditahan dengan tiga waktu yang berbeda kemudian dilakukan pendinginan cepat dengan dua media, yaitu coolant dan oli.  Kata kunci: hardfacing, perlakuan panas, pendinginan cepat
Analisis Ukuran Kristal Dan Sifat Magnetik Melalui Proses Pemesinan Milling Menggunakan Metode Karakterisasi Xrd, Mechannical Alloying, Dan Ultrasonik Tekanan Tinggi Pada Material Barium Hexaferrite (Bafe12o19) Zulkani Sinaga; Joniwarta Joniwarta
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.684 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2372

Abstract

ABSTRAKSintesa terhadap ukuran kristal dan sifat magnet dari material Barium Hexaferrite (BHF) hasil proses pemesinan milling selama 60 jam, setiap 10 jam proses pemesinan di lakukan analisa untuk  mengetahui ukuran partikel. Setelah proses pemanasan 1100o C dan penahanan selama 2 jam, dikarakterisasi XRD dan PSA. Dengan pendekatan persamaan Scherrer di dapat di sintesa ukuran kristal, dan partikel dari  material BHF  menggunakan  pengolahan melalui perangkat lunak Match diperoleh material satu fasa dengan nilai FWHM dengan parameter kisi a = b = 5,8920 Å, c= 23,1830 Å, struktur kristal berbentuk hexagonal, space group P63/mmc dan masa jenis 5,926 g/cm3. Ukuran kristal (crystallite size) dihitung berdasarkan puncak-puncak difraksi. Hasil perhitungan persamaan Scherrer diperoleh puncak indeks bidang kristal [hkl] dengan  posisi puncak sudut 2q³30° dan nilai rata-rata ukuran kristal yang terbentuk pada setiap bidang kisi dari BHF sebesar 57, 63639 nm. Kata kunci : XRD, Milling, Ukuran Kristal, Persamaan Scherrer, Parameter kisi, FWHM. ABSTRACTSynthesis of the crystal size and magnetic properties of the Barium Hexaferrite (BHF) material resulting from the milling machining process for 60 hours, every 10 hours the machining process is analyzed to determine the particle size. After 1100o C heating and detention for 2 hours, XRD and PSA were characterized. With the Scherrer equation approach it can be synthesized in crystal size, and particles from BHF material using processing through Match software obtained single phase material with FWHM values with lattice parameters a = b = 5.8920 Å, c = 23.1830 Å, crystal structure hexagonal shape, P63 / mmc space group and density of 5,926 g / cm3. Crystallite size is calculated based on diffraction peaks. The calculation result of the Scherrer equation obtained the peak of the crystal field index [hkl] with an angle peak position of 2q³30° and the average value of the crystal size formed in each lattice plane of the BHF of 57,63639 nm.Keywords : XRD, Milling, Crystal Size, Scherrer Equation, Lattice Parameters, FWHM.
Analisis Chiller Dengan Menggunaan R123 Dan R134a Pada Kinerja Pendinginan Audri Deacy Cappenberg
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.234 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.3979

Abstract

AbstrakChiller adalah mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporator, air yang didinginkan selanjutnya didistribusi ke alat penukar kalor (FCU; fan coil unit). Chiller sudah menjadi pilihan dalam pengkondisian udara ruangan dalam skala besar maupun dalam mesin-mesin proses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pendingin chiller centrifugal water cooled (dari beberapa jenis chiller yang tersedia) yang berkapasitas relatif besar, dengan menggunakan refrigeran R-123 dan R-134a sebagai media pendingin. Dari hasil penelitian dan pengolahan data maka untuk chiller yang menggunakan R-123 didapatkan COP = 2.68; GWP = 76; emisi ; CO2= 43.324.512,58 kg; ODP = 0.02 dan untuk chiller yang menggunakan R-134a didapatkan :  COP = 5.74; GWP = 1300; emisi ; CO2= 47.953.644 kg; ODP = 0.0. Kata kunci: Chiller centrifugal water cooled, R123,R134a,COP,ODP dan GWP AbstractChiller is a refrigeration machine that has the main function of cooling the air on the evaporator, the cooled air is then distributed to the heat exchanger (FCU; fan coil unit). Chiller has become the choice in room air conditioning on a large scale as well as in process machines. This study aims to determine the performance of centrifugal chiller water cooled chillers (from several types of chillers available) with relatively large capacities, using R-123 and R-134a refrigerants as cooling media. From the results of research and data processing, the chiller using R-123 obtained COP = 2.68; GWP = 76; emissions; CO2 = 43,324,512.58 kg; ODP = 0.02 and for chillers using R-134a obtained: COP = 5.74; GWP = 1300; emissions; CO2 = 47,953,644 kg; ODP = 0.0. Keywords: Chiller centrifugal water cooled, R123,R134a,COP,ODP dan GWP
Analisa Rietvield Pada Material Barium Zirkonium Titanat (BZT) Septian Rahmat Adnan
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.221 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.1870

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan proses Rietvield refinement pada material Barium Zirkonium Titanat (BZT) yang ditumbuhkan pada substrat Silikon (Si) untuk mengetahui sruktur kristal BZT. Dari hasil kurva XRD yang dicocokan dengan data base COD didapatkan bidang kristal yang muncul adalah (110), (101), (111), dan (200) .Hasil refinement kurva XRD menunjukan menunjukan struktur kristal BZT adalah Tetragonal dengan parameter kisi c/a : 1,01. Kurva error antara kurva hasil eksperimen XRD dan hasil refinement menunjukan perbedaan yang sangat kecil serta hasil  chi – squared menunjukan tren linier. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa lapisan BZT telat berhasil tumbuh pada substrat Silikon (Si)
Pengaruh Berat Roller Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul 110 Cc Yang Menggunakan Jenis Transmisi Otomatis (CVT) Yos Nofendri; Evan Christian
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.754 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.3991

Abstract

Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan juga pada tingkat kenyamanan dalam berkendaraan. Salah satunya adalah perubahan pada sistem transmisi. Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dan pengaruh variasi berat roller CVT (Continuously Varible Transmission) terhadap sepeda motor Yamaha Mio Soul 110 cc. Proses penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian ini melakukan pengujian variasi berat roller menggunakan ukuran 7 gram , 10,5 gram dan 13 gram. Setelah dilakukan penggantian roller diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari motor bakar 4 langkah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu dengan menahan throttle pada 3000 rpm, setelah stabil kemudian throttle diputar secara perlahan dengan interval 1000 rpm hingga 7000 rpm. Dari hasil analisis pengukuran untuk hasil pengujian variasi roller, jika menggunakan roller yang beratnya 13 gram maka meningkatkan prestasi mesin yaitu torsi 3,2 (Nm) dan mendapatkan daya yang maksimal sebesar 2,34 (kW) pada putaran mesin 7000 rpm, bahan bakar spesifik terbilang irit hanya 0,772 (kg/kWh) dan efisiensi thermal 10,41 (%). Hal ini terjadi karena berat roller mempengaruhi gaya sentrifugal pada pulley primer sehingga semakin berat roller maka mesin pada putaran tinggi ,akan semakin kuat menjepit sabuk V belt. sehingga pada putaran tinggi untuk mentransfer torsi dan daya ke roda belakang lebih besar.Kata Kunci :Performa, Transmisi, CVT, Variasi RollerThe growing automotive world is demanding changes so that transportation is better, not only in the fuel-efficient engine but also in the level of comfort in driving. One of them is a change in the transmission system. The purpose of this final project research is to determine the working principle and the effect of variations in the weight of the CVT (Continuously Variable Transmission) roller on the 110cc Yamaha Mio Soul motorcycle.This research process uses an experimental method. This study tested the variation of roller weight using a size of 7 grams, 10.5 grams and 13 grams. After changing the roller, it is expected to improve the performance of the 4 stroke combustion motor. The research method used is an experimental method by holding the throttle at 3000 rpm, after it is stable then the throttle is rotated slowly at intervals of 1000 rpm to 7000 rpm. From the results of measurement analysis for the results of roller variation testing, if using a roller that weighs 13 grams increases engine performance ie torque of 3.2 (Nm) and gets maximum power of 2.34 (kW) at 7000 rpm engine speed, specific fuel relatively economical only 0.772 (kg/kWh) and thermal efficiency 10.41 (%). This happens because the weight of the roller affects the centrifugal force on the primary pulley so that the heavier the roller, the machine at high speed, the stronger the V belt belt will be clamped. so at high speed to transfer greater torque and power to the rear wheels. Keywords: Performance, Transmission, CVT, Roller Variations.
Analisis Sistem Proteksi Kebakaran Gedung Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau Muhammad Reza; Aryo Sasmita; Ery Laksono Sadewo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.128 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2427

Abstract

Sistem proteksi kebakaran digunakan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran sedini mungkin dengan menggunakan peralatan yang digerakkan secara manual dan otomatis. Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtias Riau merupakan salah satu bangunan yang memiliki potensi akan terjadinya kebakaran,  jika tidak memiliki sistem proteksi kebakaran yang memadai. Laboratorium tersebut memiliki mesin-mesin  yang  jika  tidak  dikelola  dengan baik akan menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Menurut Badan  Litbang  Pekerjaan Umum, 2005 tentang Pemeriksaan  Keselamatan  Kebakaran  Gedung, setiap gedung  memiliki  4  komponen  utilitas,  yaitu Kelengkapan Tapak, Sarana Penyelamatan, Sistem Proteksi Aktif, dan Sistem Proteksi Pasif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting dan mencari data kepada kelembagaan atau instansi terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Sistem Proteksi Kebakaran di Fakultas Teknik Universitas Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  deskriptif  kuantitatif  dengan  desain studi kasus, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Penilaian kondisi keseluruhan sistem proteksi kebakaran Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau yaitu sebesar 72.5%. Menurut Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung tahun 2005 menunjukan bahwa kondisi sistem proteksi kebakaran pada bangunan Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau dalam kondisi cukup. Dengan kondisi yang ada ini diharapkan sistem proteksi dapat berfungsi dengan baik saat dibutuhkan bila sewaktu-waktu terjadi bahaya kebakaran.
Pengujian Getaran Dengan Eksitasi Kejut Dan Random Pada Komponen Struktur Dengan Profil Pelat Aluminium Rizky Arman; Yovial Mahyoedin; Wenny Marthiana; Duskiardi Duskiardi
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.512 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2788

Abstract

Experimental vibration analysis to determine the dynamic behavior of the vibration system is observed from the response of the system to the stimulus acting on it. In this case the relationship between the stimulus at a certain location and direction is specifically related to the response at a certain location and direction. The relationship between stimulus and response is called the Frequency Response Function (FRF) or better known as the transfer function. In measuring the transfer function, the stimulus to the structure is given in the form of excitation force while the vibration response measurement depends on the type of sensor (transducer) used. Departing from the above problems, vibration testing is carried out on a structural model. This test uses an Aluminum beam as a specimen by using an excitation signal from the exciter and impact hammer. The response signal comes from the accelerometer, while the excitation force signal comes from two different type transducers.

Page 6 of 19 | Total Record : 181