cover
Contact Name
arbain
Contact Email
baintigers@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
abdimas@uwgm.ac.id
Editorial Address
Jl. KH.Wahid Hasyim, Sempaja No.28, Samarinda, East Kalimantan
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Abdimas Mahakam
ISSN : -     EISSN : 25495755     DOI : http://dx.doi.org/10.24903/jam
This journal contains a scientific manuscript published by the Institute of Research and Community Service, Widya Gama Mahakam Samarinda University with frequency published 2 times a year.
Arjuna Subject : Umum -
Articles 311 Documents
Pelatihan Implemantasi dan Inovasi Kurikulum 2013 Paud di Lembaga Paud Kota Samarinda Hanita Hanita
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 1 No. 1 (2017): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.247 KB) | DOI: 10.24903/jam.v1i1.233

Abstract

AbstrakPengembangan profesionalisme menjadi dasar keahlian seorang pendidik. Tujuan pengembangan professional terdiri dari pengetahuan tentang isi pembelajaran, pengetahuan tentang pendidikan, pengetahuan professional, dan kualitas professional. Perkembangan yang tidak terlepas dari pendekatan yang sesuai dengan perkembangan peserta didik, dengan memahami anak-anak, praktik pengajaran yang sesuai dengan perkembangan dan budaya anak didik, serta kurikulum pembelajaran anak usia dini. Kurikulum memegang kunci dalam pendidikan, serta berkaiatan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang menetukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga. Pentingnya kurikulum dalam kegiatan pendidikan maka dalam penyusunanya memerlukan landasan yang kuat melalui pemikiran – penelitian yang mendalam dan salah satu upaya pengembangan profesionalisme dan peningkatan keahlian pendidik dalam pendidikan anak usia dini. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki peran strategis karena seluruh kegiatan berpusat pada kurikulum. Dalam hal ini maka kurikulum merupakan hal yang penting dipahami oleh pendidik yaitu pemahaman terhadap kurikulum 2013 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang salah satunya membahasa tentang Standar Proses yang mencakup Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran dan Pengawasan Pembelajaran dalam hal ini terkait tentang standar kurikulum PAUD. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. 
Pengembangan Pemasaran Usaha Kecil Kue Tradisional Rumahan Melalui Media E-Commerce Sunarti Sunarti; Rani Herning Puspita; Rini Ernawati
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 2 No. 2 (2018): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.713 KB) | DOI: 10.24903/jam.v2i2.377

Abstract

Sektor kuliner adalah favorit para wirausahawan pemula di Kaltim. Kue getas merupakan salah satu penganan kue tradisional rumahan. Produsen kue getas yang merupakan khalayak sasaran pengabdian adalah usaha yang didasari pada warisan keluarga. Pemilihan khalayak sasaran dikarenakan adanya peluang bisnis yang lebih luas dalam pemasarannya namun terhambat oleh pengadaan media atau sarana dan prasarana penunjang baik segi modal, pemasaran, pengadaan alat, material/ bahan, dan pengemasan. Kegiatan PKM ini bertujuan mengembangkan usaha kecil kepemasaran yang lebih luas dengan pengadaan material dari sumbernya dengan mudah dan murah, serta menggunakan peralatan penunjang modern guna pengefisienan waktu dalam pengolahan. Kerangka pemecahan masalah terhadap usaha rumahan yang ada pada khalayak sasaran meliputi pengadaan bahan, pengadaan alat, pemasaran, dan pengemasan. Tim pengabdi melakukan pendamping untuk mengembangkan UKM kue getas baik dalam hal pengadaan bahan, pemasaran, penyediaan alat dan pengemasan yang memudahkan produsen dalam mengolah, mengemas dan memasarkan produk yang dihasilkan. Dalam pelaksaannya dilapangan tim pengabdi berupaya mengarahkan pelaku usaha untuk tidak hanya melirik pasar yang lebih luas namun juga meninjau aspek pengadaan bahan dengan membuka link pasar, alat yang ekonomis dan mampu mengefisiensi waktu, pengemasan produk dengan bahan yang ramah lingkungan dan pemasaran melalui media on line. Target luaran dari kegiatan PKM ini adalah dapat dimuat dalam artiel jurnal nasional dan jurnal PKM di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Penyuluhan Kosmetika Aman dan Identifikasi Merkuri dalam Kosmetika Risa Supriningrum; Siti Jubaidah
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.951 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.505

Abstract

Kosmetik merupakan hal penting dalam kehidupan manusia saat ini, karena kosmetik sudah merupakan kebutuhan dan gaya hidup bagi wanita maupun pria, disegala usia. Banyaknya produk kosmetik yang beredar di pasaran dan ditawarkan di berbagai media, mengharuskan masyarakat berhati-hati dalam menentukan produk kosmetik yang akan digunakan. Generasi milenial merupakan usia produktif  banyak menggunakan kosmetika.  Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan informasi tentang kosmetika aman dan memberikan pelatihan cara mengidentifikasi merkuri dalam kosmetika .Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan yaitu memberikan informasi tentang pengertian, fungsi kosmetika, bahan yang dilarang dan bahan berbahaya yang sering digunakan dalam kosmetika. Selain penyuluhan, siswa diberikan pelatihan tentang langkah cerdas memilih kosmetika dengan melakukan cek Klik , mengidentifikasi sediaan kosmetika secara visual dan mengidentifikasi merkuri dalam kosmetika. Selanjutnya siswa diberikan kuisioner yang dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah diberi penyuluhandan pelatihan. Kegiatan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Samarinda. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 98 persen siswa telah memahami bagaimana memilih kosmetika yang aman dan dapat mengidentifiasi kosmetika secara visual dan kosmetika yang mengandung merkuri.
Peningkatan Minat Baca Anak Melalui Sosialiasi Pentingnya Membaca dan Media Keranjang Buku di Kampung Cerdas Gamar AlHaddar; Afdal Afdal
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.238 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.499

Abstract

Kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mengasah kecerdasan dan menambah wawasan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian yang dilakukan di kampus cerdas. Kampung cerdas merupakan salah satu kampung binaan FKIP Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan motivasi tentang pentingnya membaca bagi anak  dan mengetahui peranan keranjang buku dalam meningkatkan minat baca anak.Dalam pelaksanaan kegiatannya, tim pengabdi memberikan sosialiasi tentang pentingnya membaca setelah itu tim pengabdi melakukan bentuk evaluasi kegiatan dengan peletakan kerangjang buku dibeberapa tempat yang strategis yang sering dikunjungi oleh anak anak di kampung cerdas.Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yakni (1) Kegiatan sosialiasi peningkatan minat baca menambah semangat anak-anak khususnya di kampung cerdas menjadi lebih semangat dalam membaca (2) Kegiatan sosialiasi peningkatan minat baca di kampung cerdas membuat anak-anak antusias dalam memilih buku bacaan yang positif dan bermanfaat untuk dirinya (3) Kegiatan sosialiasi peningkatan minat baca di kampung cerdas dengan variasi  metode penyampaian antara lain : diskusi, gambar, problem solving dan scramble menambah kreatifitas anak-anak dalam menggali buku yang dibacanya dan (4) Kegiatan peletakan media kerajang buku di beberapa tempat yang telah disediakan membuat warga kampung cerdas tergerak untuk membaca.
Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak-Etap) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan KPN Harapan Sejahtera SMAN 8 Balikpapan Totok Ismawanto; Hendra Sanjaya; Gozali Gozali; Nawang Retno
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.446 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.506

Abstract

Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat Politeknik Negeri Balikpapan untuk pengurus KPN Harapan Sejahtera SMA Negeri 8 Balikpapan berupa bimbingan menyusun Laporan Keuangan Koperasi mengacu SAK ETAP adalah dalam rangka mendukung program pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai “Soko Guru” perekonomian Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Koperasi termasuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Laporan keuangan koperasi memberikan informasi yang berisi kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan koperasi. Permasalahan yang dihadapi oleh pengurus KPN Harapan Sejahtera SMA Negeri 8 Balikpapan adalah belum memahami menyusun Laporan Keuangan Koperasi yang mengacu pada SAK ETAP seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No: 12/Per/M.KUKM/IX/2015. Solusi yang ditawarkan adalah pengurus akan diberi pelatihan dan pembinaan oleh tim PKM dari Politeknik Negeri Balikpapan bagaimana menyusun Laporan Keuangan Koperasi yang mengacu pada SAK ETAP. Metode pelaksanaan dalam kegiatan pkm yang diusulkan meliputi: (1) Tahap Analisis Pendahuluan, (2) Tahap Perancangan Kegiatan, (3) Tahap Pelaksanaan Kegiatan, dan (4) Tahap Evaluasi dan Penyempurnaan. Dengan penerapan metode tersebut dalam pelaksanaan bimbingan pengurus KPN Harapan Sejahtera SMA Negeri 8 Balikpapan dapat menyusun Laporan Keuangan Koperasi yang mengacu pada SAK ETAP seperti yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No: 12/Per/M.KUKM/IX/2015.
Penerapan Metode Pengelasan Stainless Steel pada Bengkel Las di Kota Palembang Muhammad Rasid; Mardiana Mardiana; Choiruddin Choiruddin
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.599 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.500

Abstract

Memasuki era globalisasi tingkat persaingan menjadi semakin tinggi, perdagangan bebas memungkinkan mengalirnya barang dan jasa antar negara tanpa adanya hambatan yang berarti, kondisi ini tentu menuntut kesiapan dan ketangguhan dari setiap pelaku usaha mikro bila tidak ingin tersingkir dari pasar dunia. Kualitas, jenis produk yang dihasilkan berbeda-beda untuk setiap bengkel las. Untuk tumbuh kembangnya suatu bengkel las dibutuhkan sentuhan IPTEK sehingga dapat bersaing dengan bengkel/Perusahaan yang lebih besar yang kuat teknologi dan modal. Dengan menggunakan peralatan yang masih konvensional seperti mesin las listrik (SMAW Welding), mesin bor bangku, gerinda tangan, bor tangan, ragum, kikir dll, usaha bengkel las mikro sulit untuk berkembang dan bersaing dengan bengkel-bengkel las besar yang ada. Salah satu produk yang mempunyai pangsa pasar yang sangat potensial yaitu pembuatan pagar, teralis dan perlengkapan rumah tangga, kanopi dll. dengan menggunakan material dari bahan stainless steel yang mempunyai tampilan lebih menarik dan lebih tahan terhadap korosi. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar tersebut dibutuhkan IPTEK dan sarana prasarana yang memadai. Penguasaan teknologi dan informasi akan menjadi suatu keharusan dalam dunia usaha. Pengembangan usaha mikro dengan cara memberi dukungan positif dan nyata terhadap pengembangan sumber daya manusia (pelatihan kewirausahaan), teknologi, informasi, akses pendanaan serta pemasaran. Peluang usaha bisnis bengkel las mempunyai prospek yang besar.untuk itulah penulis mencoba untuk memecahkan permasalahan yang ada khususnya pada kedua mitra IbM yang bergerak dalam bidang manufaktur bengkel las yang berada di kota Palembang, yaitu Bengkel Las Penukal Jaya dan Bengkel Las Pali. Tujuan yang ingin dicapai dalam program IbM ini yaitu dengan meningkatkan kemampuan (skill) Sumber Daya Manusia dari kedua mitra dengan membekali mereka dengan kemampuan mengelas untuk material stainless steel (Pengelasan TIG), membekali mereka dengan sistem manajemen keuangan dan melatih dalam membuat proposal untuk mendapatkan hibah/bantuan lunak. Manfaat kegiatan IbM ini sangat dirasakan positif oleh kedua mitra sehingga dari hasil pendampingan kami dapat simpulkan kedua mitra telah dapat menggunakan sistem manajemen yang kita terapkan dan telah terjadi transper teknologi khususnya dibidang pengelasan Las TIG, sehingga dapat meningkatkan penghasilan kedua mitra. Kata kunci :  SMAW Welding, Stainless  Steel 
Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Balita di Kelurahan Jawa Kota Samarinda tentang Tumbuh Kembang dan Kegawatdaruratan Anak melalui Pendidikan Kesehatan Made Ermayani; Aprilia Nuryanti; Agnesia Winda Kurniati
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.559 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.501

Abstract

Data kependudukan kota Samarinda tahun 2015 menunjukkan bahwa kelompok balita menduduki kelompok umur tertinggi kedua setelah usia 25-29 tahun. Jumlah 84.756 jiwa kelompok balita memerlukan perhatian khusus pada masalah pertumbuhan perkembangan dan kesehatannya. Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan balita di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Jumlah Posyandu sebanyak 75 buah di Kecamatan Samarinda Ulu. Puskesmas memiliki kader-kader kesehatan anak di masing-masing Posyandu yang seharusnya memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam deteksi dini tumbuh kembang anak, tidak hanya secara administratif melakukan pekerjaan dalam kegiatan Posyandu. Penyuluhan tentang pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan anak perlu dilakukan kepada kader agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup banyak untuk disampaikan kepada orang tua saat membawa anak ke Posyandu karena tidak jarang orang tua balita dan kader menghadapi masalah kesehatan anak misalnya penyakit pada anak dan kondisi kegawatdaruratan pada anak. Masalah yang sering dihadapi sehari-hari seperti anak demam, kejang, diare, mimisan, luka, perdarahan, dan lain-lain. Kader posyandu balita sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan mengenai pelaksanaan pelayanan posyandu 5 meja, pelatihan tentang pemantauan tumbuh kembang dan pijat bayi. Namun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala dan tidak semua kader mengikuti. Berdasarkan hasil focus group discussion sebelumnya parakader menyatakan membutuhkan penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, kesehatan anak dan kegawatdaruratan anak. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan secara klasikal denga pre- dan post-test tentang tumbuh kembang dan pertolongan kegawatdaruratan anak. Saat penyuluhan berlangsung juga dilakukan diskusi dan tanya jawab terkait materi. Pelaksanaan kegiatan secara berseri pada tanggal 14 September dan 12 Oktober 2018 yang dihadiri 17 orang kader. Perbandingan nilai pre dan post tes pengetahuan kader tentang tumbuh kembang anak mengalami peningkatan mean dari 63 (nilai min 50, maks 80) meningkat menjadi mean 75 (nilai min 60, maks 90). Nilai pre- dan post-tes pengetahuan kader tentang kegawatdaruratan anak meningkat signifikan dari mean 66 (nilai min 50, maks 80) menjadi mean 83,6 (nilai min 60, maks 100). Kader rutin mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan program dari Puskesmas rata-rata tentang topik tumbuh kembang anak, vaksinasi dan program nasional lain. Kegawatdaruratan pada anak adalah materi baru bagi kader. Rata-rata pengetahuan kader setelah dilakukan penyuluhan adalah dalam kategori baik pada topik tersebut. Upaya peningkatan pengetahuan bagi kader sangat diperlukan dengan berbagai metode. Pelatihan lanjutan perlu dilakukan agar kader memiliki keterampilan teknis terkait pemeriksaan tumbuh kembang anak dan pertolongan kegawatdaruratan pada masalah kesehatan anak.  
Evaluasi Tugas dan Kompetensi Kader Posyandu Balita di Kelurahan Jawa Kota Samarinda Aprilia Nuryanti; Made Ermayani
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.976 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.491

Abstract

Jumlah balita (0-4 tahun) pada tahun 2015 di Kota Samarinda adalah jumlah kelompok umur tertinggi kedua setelah usia 25-29 tahun. Pemerintah menyelenggarakan program kesehatan anak melalui Puskesmas. Puskesmas memiliki wilayah binaan kesehatan anak berupa Posyandu Balita. Puskesmas memiliki kader-kader kesehatan anak di masing-masing Pada pelaksanaannya di lapangan tugas kader tidak optimal dan menemukan beberapa kendala. Kendala yang terjadi mungkin dapat menyebabkan pencapaian program yang diharapkan oleh Puskesmas dan pemerintah kurang optimal. Oleh sebab itu, perlu penelusuran evaluasi tugas kader kesehatan anak dalam melaksanakan program kesehatan anak melalui puskesmas sebagai tangan panjang pemerintah. Evaluasi bermanfaat untuk mengembangkan pelatihan dan penyuluhan yang diperlukan bagi para kader untuk meningkatkan kompetensi mereka. Diskusi kelompok terarah dengan kader adalah salah satu upaya menelusuri dan mengevaluasi pelaksanaan tugas yang telah dilakukan kader kesehatan anak serta menemukan kendala-kendala teknis selama melaksanakan tugasnya. Hasil diskusi dianalisis dan ditarik tema-tema yang menjadi isu strategis evaluasi tugas kader kesehatan anak. FGD diikuti oleh 16 partisipan dan dua orang Pembina dari Puskesmas. Hasil FGD menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas administrasi kader dapat dilakukan dengan baik, pelaporan dan sosialisasi program dari Pemerintah disampaikan kepada kader melalui pertemuan di Puskesmas. Kendala yang terjadi selama kader bertugas di Posyandu adalah keterbatasan jumlah kader karena ada kader kesehatan anak yang merangkap sebagai kader kesehatan lansia. Karena jumlah yang kurang maka tugas dua meja harus dilakukan oleh seorang kader sehingga ada penugasan yang dobel. Kader mengatakan masalah di lapangan lainnya adalah kurangnya kepercayaan orang tua kepada kader karena keterbatasan kader dalam pengetahuan gangguan tumbuh kembang anak dan kurang terbukanya/ penolakan orang tua untuk membawa anak ke Posyandu. Saran yang dapat dilakukan oleh Puskesmas adalah mengevaluasi pencapaian pengetahuan dan keterampilan kader, pendampingan dalam kunjungan ke rumah warga yang bermasalah dan mengambangkan topik penyuluhan bagi kader dengan bekerja sama dengan instansi pendidikan tinggi kesehatan. Bagi institusi pendidikan agar dapat melaksanakan penyuluhan dan pelatihan bagi kader dengan bersinergi dengan Puskesmas dalam pemilihan topik. 
Evaluasi Daun Kelor (Moringa oleifora) Sebagai Pangan Fungsional Purwati Purwati
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.786 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.504

Abstract

Daun kelor memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diolah sebagai pangan fungsional. Daun kelor mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan alami sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Masyarakat yang mengkonsumsi pangan fungsional berbahan baku daun kelor akan mendapatkan manfaat ganda yaitu terpenuhinya gizi bagi tubuh dan dapat mencegah berbagai macam penyakit. Mengingat masyarakat belum banyak mengetahui cara pengolahan daun kelor sebagai pangan fungsional maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan yang bertujuan agar masyarakat memiliki wawasan untuk mengembangkan usaha berbasis bahan baku daun kelor pada skala rumah tangga. Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan gizi dan pendapatan keluarga. Hasil kegiatan penyuluhan ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat makin meningkat khususnya pengolahan pangan fungsional berbahan baku daun kelor.
Penguatan Daya Tahan Ekonomi Rumah Tangga Pelaku Industri Batubata Rakyat Melalui Usaha Budidaya Jamur Tiram Ardi Novra; Jul Andayani; Indra Sulaksana
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.147 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.497

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi rumah tangga pelaku industri kecil dan menengah (IKM) batubata pada umumnya adalah frekuensi penerimaan yang tidak stabil dan cenderung dengan frekuensi waktu cukup panjang. Proses produksi batubata mulai dari penggalian tanah sampai siap jual membutuhkan waktu relatif cukup lama dan bahkan bulanan. Tujuan utama kegiatan adalah memperkuat daya tahan ekonomi rumah tangga pelaku IKM Batubata melalui diversifikasi usaha budidaya Jamur Tiram. Kegiatan menggunakan Pendekatan Partisipatif (Participatory Rural Appraisal) dengan Sistem Modal Bergulir Internal (Internal Revolving Capital System). Program penguatan daya tahan ekonomi rumah tangga pelaku IKM Batubata ini masih pada tahap pengenalan sehingga ruang lingkup kegiatan untuk sementara masih terbatas aspek budidaya. Pengembangan lanjutan pada masa akan datang akan mengarah ke sektor hulu (pembuatan baglot sebagai input primer dan sektor hilir berupa industri pengolahan hasil pasca panen. Program lanjutan pada masing-masing kelompok sasaran akan menggunakan sumberdana lain dan sangat tergantung pada motivasi dan keberhasilan program budidaya jamur tiram. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui 4 (empat) tahapan yaitu tahapan persiapan, budidaya dan perguliran modal kelompok serta pelaporan. Berdasarkan evaluasi terhadap hasil kegiatan dengan berbagai kendala teknis dan non-teknis yang dihadapi selama proses pelaksanaan, maka dapat disimpulkan bahwa program pengabdian kepada masyarakat ini belum memberikan hasil optimal bagi penguatan ekonomi rumah tangga dan usaha kelompok pengrajin batubata rakyat. Meskipun demikian, model pengembangan kumbung diatas kolam bekas galian (KBG) telah mampu menarik motivasi rumah tangga untuk memanfaatkan KBG mereka. Program ini telah menjadi embryo dan layak untuk ditindaklanjuti melalui program lainnya baik dalam bentuk riset (peneltiian) maupun pemberdayaan masyarakat.

Page 4 of 32 | Total Record : 311