cover
Contact Name
Soni Samsu Rizal
Contact Email
soni.samsurizal@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
alauladtarbiyah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Tarbiyah al-Aulad : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
ISSN : 25494651     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Tarbiyah al-Aulad : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, print ISSN : 2549-4651 adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat. Jurnal ini menjadi media untuk menyebarkan gagasan dan temuan ilmiah di bidang pendidikan anak usia dini.
Arjuna Subject : -
Articles 65 Documents
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM ALQURAN SURAT AS-SAJDAH AYAT 9 RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN PRANATAL (Studi Analisis Tafsir Al-Misbah Karya Muhammad Quraish Shihab) Soni Samsu Rizal
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.926 KB)

Abstract

Proses pembelajaran ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam Alquran ketika Allah swt memberikan penjelasan tentang bagaimana proses penciptaan manusia agar manusia dapat bersyukur dalam surat As-Sajdah ayat 9. Secara keseluruhan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Alquran surat As-Sajdah ayat 9 ini terdiri dari pendidikan keimanan (tauhid), pendidikan kejiwaan (akhlak), serta pendidikan ibadah yang didasari dengan niat yang ikhlas dalam menjalankan semua perintah Allah swt. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mengetahui isi surat Al-Qur'an As-Sajdah ayat 9 hati Tafsir Al Misbah oleh Muhammad Quraish Shihab. 2). Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam Al-Qur'an Surat As-Sajda ayat 9 dalam Tafsir Al Misbah oleh Muhammad Quraish Shihab. 3). Mengetahui tujuan pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur'an Surat As-Sajda ayat 9 dalam Tafsir Al Misbah oleh Muhammad Quraish Shihab serta relevansi dengan pendidikan prenatal. Penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: 1) Kandungan Alquran surat As-Sajdah ayat 9 dalam Tafsir Al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab. Ayat dalam surat ini berbicara tentang penciptaan manusia, Allah swt yang mengatur segala urusan dan Maha Pencipta itu serta yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. 2) Nilai-nilai pendidikan Islam berdasarkan dalam Alquran Surat As-Sajdah ayat 9 dalam Tafsir Al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab mengandung masalah pendidikan yang memenuhi aspek-aspek sebagai berikut: Aspek pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan akliah, pendidikan sosial, pendidikan jasmaniah. 3) Tujuan pendidikan Islam berdasarkan dalam Alquran Surat As-Sajdah ayat 9 relevansinya dengan pendidikan pranatal dalam Alquran Surat As-Sajdah ayat 9 dalam Tafsir Al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab meliputi tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan sementara.
PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN PADA MASA ANAK-ANAK MENURUT JALALUDDIN DAN ZAKIAH DARADJAT Soni Samsu Rizal
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 3 No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.931 KB)

Abstract

Penelitian ini untuk mengungkap pemikiran Jalaludin dan Zakiah Daradjat tentang perkembangan jiwa keagamaan pada masa anak-anak. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah library research dengan teknik content analisys. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan psikologi agama pada masa anak-anak menurut Jalaluddin adalah bahwa setiap anak yang dilahirkan telah memiliki potensi keagamaan, dan Keluarga merupakan pendidikan dasar bagi anak-anak, sedangkan lembaga pendidikan hanyalah sebagai pelanjut dari pendidikan rumah tangga. Dan menganggap bahwa keluarga adalah pendidikan pertama dalam menumbuhkan jiwa keagamaan pada anak, dan lembaga pendidikan merupakan pelanjut dari pendidikan keluarga. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa timbulnya kepercayaan agama pada anak-anak, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, karena jika anak-anak itu dibiarkan saja tanpa didikan agama, dan hidup dalam lingkungan yang tidak beragama, ia akan menjadi dewasa tanpa agama.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI METODE CANTOL RAUDHOH (Penelitian di Raudhatul Athfal Waladun Solihun Kecamatan Imbanagara Kabupaten Ciamis) Ika Sartika; Yadi Fahmi Arifudin; Fadlilah Aisyah Amini
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 2 No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.923 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana upaya peningkatan kemampuan membaca anak melalu metode cantol Raudhoh. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Waladun Solihun Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan menerapkan metode Cantol Raudhoh pada siklus ke-I diperoleh nilai rata-rata skor 3,2 dengan kategori cukup. Pada siklus Ke-II meningkat dengan nilai rata-rata skor 3,9 dengan kategori baik. 2) kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran metode Cantol Raudhoh, pada Siklus ke-I mencapai rerata 3,2 termasuk pada kategori cukup, sedangkan pada siklus II mencapai rerata 3,92 termasuk pada kategori baik. 3) Peningkatan kemampuan membaca anak Pada siklus I pertemuan 1 (27,7%), pertemuan 2 (44,4%), dan pertemuan 3 (55,5)%. Siklus II pertemuan 1 (66,6%), pertemuan 2 (77,7%), dan pertemuan 3 (94,4%).
KONSEP GURU DAN PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT IMAM AL-GHAZALI (Studi Analisi Terjemah Kitab Ihya Ulumuddin) Rodiah, Iis; Al Hamdani, M. Djaswidi
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.923 KB)

Abstract

Komponen-komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk peningkatan mutu pendidikan. Salah satu komponen yang mempunyai peran signifikan adalah guru. Guru dalam konteks kependidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini di sebabkan gurulah yang berada di barisan depan dalam pelaksanaan pendidikan . Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Imam Al-Ghazali memiliki pendapat yang tajam, kedalaman dan kebijaksanaan berfikir serta pandangan yang jauh masalah-masalah pengajaran serta problem-problem lain yang berkaitan tentang pendidikan. Dari sini tampak oleh kita pentingnya konsep-konsep yang diberikan Al-Ghazali dalam membahas pendidikan Akhlak dalam konteks ini berkaitan dengan konsep Guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis (analisis isi) sedangkan teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah study kepustakaan atau dokumentasi. Data-data yang terkumpul lalu dianalisis dengan teknik dedukasi, induksi, komparasi dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan analisis data, di peroleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, dalam pandangan al-Ghazali, pendidik merupakan orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan dan mensucikan hati sehingga menjadi dekat dengan Khaliqnya. Ia juga memberikan perhatian yang sangat besar pada tugas dan kedudukan seorang pendidik. Hal ini tercermin dalam tulisannya:“Sebaik-baik ikhwalnya adalah apa yang dia katakan berupa ilmu pengetahuan”. Kedua, pendidikan akhlak menurut Imam Al Ghazali merupakan proses menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan menanamkan sifat sifat terpuji, yang mana bertujuan untuk menghasilkan insan kamil dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidik yang dapat diserahi tugas mengajar adalah seorang pendidik yang selain memiliki kompetensi dalam bidang yang diajarkan yang tercermin dalam kesempurnaan akalnya, juga haruslah yang berakhlak baik dan memiliki fisik yang kuat.
KONSEP PROFESIONALISME GURU MENURUT ALQURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Studi Analisis terhadap Tafsir Ibnu Katsir) Nia Nuraida; Lilis Nurteti
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.934 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran guru bagi pendidikan. Baik buruknya pendidikan tergantung bagaimana seorang guru bisa memanifestasikan dan mengaplikasikan sumbangsihnya ke dalam lembaga formal maupun nonformal. Pada kenyataannya, profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan.. Hal ini sangat menarik penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang konsep yang harus dimiliki oleh guru sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode content analysis, karena penelitian ini menganalisis interpretasi Ismail bin Katsir terhadap Alquran surat al-Baqarah ayat 247 dalam tafsir Ibnu Katsir. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Data-data yang terkumpul lalu dianalisis dengan pemprosesan satuan, kategorisasi, dan penafsiran data. Hasil dari penelitian tentang konsep profesionalisme guru menurut Alquran surat al-Baqarah ayat 247 dalam tafsir Ibnu Katsir adalah sebagai berikut: a) seorang guru harus kuat secara fisik, sehingga mampu mengajar peserta didik dengan sempurna; b) seorang guru harus benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji, dan memiliki pemahaman mendalam; c) seorang guru harus meningkatkan dalam menjaga kesehatan tubuhnya, seorang guru harus mengembangkan kemampuan dan keterampilan fisiknya menuju pada pencapaian tubuh yang kuat atau fit; d) seorang guru harus bertakwa kepada Allah. Supaya dapat menumbuhkan karakter rendah hati dan optimistik. Kesimpulannya adalah seorang guru itu hendaklah memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a) Kekuatan fisik; b) Ilmu pengetahuan yang luas; c) Kesehatan jasmani dan rohani; d) Bertakwa kepada Allah.
PERBANDINGAN KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN ZAKIAH DARADJAT Rizal, Soni Samsu
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 2 No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.923 KB)

Abstract

Pendidikan agama sangat penting bagi manusia yaitu sebagai batasan-batasan dalam berperilaku. Oleh karena itu, manusia akan mulia jika hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Banyak sekali tokoh pendidikan yang memberikan kontribusi pemikirannya tentang konsep pendidikan agama Islam pada anak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti konsep pendidikan agama Islam pada anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Daradjat. Metode penelitian yang digunakan adalah library research, sedangkan teknik analisis data menggunakan content analisys. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Konsep pendidikan agama Islam pada anak menurut Abdullah Nashih Ulwan, terdiri dari: a) Materi pendidikan; b) Metode pendidikan; c) Lingkungan pendidikan; 2) Menurut Zakiah Daradjat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Materi pendidikan; b) Metode pendidikan; c) Lingkungan pendidikan; 3) Persamaan pemikiran antara kedua tokoh: a) Sama-sama membagi konsep pendidikan agama Islam pada anak menjadi tiga bagian, b) membahas materi pendidikan keimanan, akhlak, dan sosial; c) menggunakan metode keteladanan dan pembiasaan; d) mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan terdiri dari: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Perbedaannya adalah: Zakiah Daradjat menyajikan materi pendidikan yang lebih bernilai spiritual, dan memakai metode lain, selain dua metode yang sama.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI MEDIA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B Raudhatul Athfal Waladun Solihun Desa Imbanagara Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Eni Kurniasih; Euis Cici Nurunnisa; Husni Husni
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 2 No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.938 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui media cerita gambar. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan tekik tes. Setelah data diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan teknik persentase. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Guru mengalami peningkatan dalam merancang RKH pada siklus pertama mencapai nilai 2,29 (57%), siklus kedua mencapai nilai 3,67 (92%), dan siklus ketiga mencapai nilai 3,87 (97%). 2) Guru mengalami peningkatan dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus pertama mencapai nilai 2,47 (62%), siklus kedua mencapai nilai 3,81 (95%), dan siklus ketiga mencapai 3,94 (98%). 3) Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik jumlah anak yang belum berkembang (BB) pada siklus I, siklus II, dan siklus III tidak ada. Jumlah anak yang mulai berkembang (MB) pada siklus I ada 11 anak (61%), siklus II ada 4 anak (22%), dan sikuls III tidak ada. Jumlah anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) pada siklus I ada 5 anak (27%), siklus II ada 10 anak (55%) dan siklus III ada 5 anak (31%). Jumlah anak yang berkembang sangat baik (BSB) pada siklus I ada 2 anak (12%), siklus II ada 4 anak (23%) dan siklus III 13 anak (69%).
KONSEP POSITIVE PARENTING MENURUT MUHAMMAD FAUZIL ADHIM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK Fanny Fauzy Hannifuni'am; Abdu; Aziz
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.926 KB)

Abstract

Positive parenting adalah pola pengasuhan anak yang baik yang menekankan pada sikap positif. Hal ini, bisa membuat seorang anak mempunyai kemampuan inteletual dan fisik yang bagus, termasuk perkembangan emosional, sosial, spiritual, dan intelektual. Maka dari itu, orang tua perlu berpikir tentang bagaimana menjalankan tugas keayahbundaan yang baik, yakni mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak secara positif. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil Adhim, 2) Untuk mengetahui implikasi konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil Adhim bagi pendidikan anak, 3) Untuk mengetahui relevansi konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil adhim bagi kehidupan anak. Metode penelitian ini menggunakan penelitian studi kepustakaan (Library research) dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitik. Data penelitian yang terkumpul dianalisis secara intens dengan menggunakan metode analisis isi (Content Analysis) secara bertahap. Setelah melakukan analisis data, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil Adhim, bahwa positive parenting adalah pola asuh orang tua tentang bagaimana mengasuh dan menjalankan tugas keayahbundaan yang baik, yakni mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-anak secara positif. 2) Implikasi konsep positive parenting terhadap pendidikan anak sangatlah melekat. Sebab, peran orang tua terhadap pendidikan anak begitu besar. Jika, anak dididik dengan lembut, penuh kasih sayang dan pengertian, maka perkembangan anak akan lebih cepat dewasa, cerdas secara fisik dan psikis serta berjiwa besar dalam menghadapi kehidupan. 3) Relevansi konsep positive parenting bagi pendidikan anak mempunyai hubungan yang kuat. Hal ini, dikarenakan orang tua dan pendidikan adalah dua sisi yang saling berkaitan. Sehingga orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak memperoleh pendidikan untuk yang pertama kalinya.
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Raudhatul Athfal Daarul Hasanah Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis) Dewi Nurhasanah; Fadlilah Aisyah Amini
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 3 No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.923 KB)

Abstract

Artikel ini mengungkapkan mengenai upaya meningkatkan minat belajar anak melalui media gambar. Adapun fokus penelitiannya meliputi: aspek perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan minat belajar siswa melalui media gambar. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) aspek perencanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 74%, siklus II 83 % dan siklus III sebesar 96 %. 2) Sedangkan aspek pelaksanaan pembelajaran melalui media gambar pada siklus I mencapai 70 %, siklus II 80 %, dan siklus III mencapai 90 %. Aspek peningkatan minat belajar anak pada siklus I sebesar 74,52 %, pada siklus II menjadi 80,05 %, dan silus III mencapai 86,41 %.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL PERSPEKTIF ‘ABDULLAH NĀṢIH ‘ULWĀN DAN RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENIDIKAN NASIONAL Eulis Cici Nurunnisa; Husni Husni
Tarbiyat al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.923 KB)

Abstract

Di era globalisasi saat ini ketika kemajuan teknologi semakin pesat, orang-orang hidup dengan kemudahan. Dengan keadaan yang demikian maka akan kita temui orang-orang mulai kurang memperhatikan kehidupan sosialnya. Adapun orientasi pendidikan nasional cendrung melupakan pengembangan dimensi nilai (affective domain) telah merugikan peserta didik secara individual maupun kolektif, padahal nilai-nilai sosial adalah bagian penting dari kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan sosial dan relevansinya terhadap tujuan pendidikan nasional dengan mengkaji pemikiran ‘Abdullah Nāṣih ‘Ulwān. Setelah melakukan analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa nilai-nilai pendidikan sosial menurut ‘Abdullah Nāṣih ‘Ulwān berpijak pada empat hal, yaitu: menanamkan mentalitas yang luhur, memperhatikan hak-hak orang lain, komitmen pada etika sosial secara umum, pengawasan kritik terhadap opini publik dan sosial berupa kewajiban melaksanakan adab bermasyarakat. Menanamkan mentalitas yang luhur nilai-nilai didalamnya berupa bagaimana meletakan nilai taqwa, persaudaraan, kasih sayang, memaafkan orang lain, keberanian. Kemudian dalam memperhatikan hak-hak orang lain maka yang harus diperhatikan adalah hak orang tua, hak kerabat, hak tetangga, hak guru, hak teman, hak orang yang lebih tua; sedangkan relevansi nilai-nilai pendidikan sosial menurut ‘Abdullah Nâṣih ‘Ulwân dengan Tujuan Pendidikan Nasional salahsatunya mengarahkan pentingnya pembentukan akhlakul karimah siswa dalam pergaulan di masyarakat yang berdasarkan prinsip ketakwaan. Selain itu individu harus diupayakan memperkaya budi pekerti. Jika dijabarkan tentunya yang dimaksud budi pekerti adalah akhlak yang baik tidak hanya untuk dirinya tapi jelas untuk sesamanya. Maka perwujudan akan budi pekerti itu adalah menanamkan nilai-nilai persaudaraan, kasih sayang, memaafkan orang lain, keberanian, memperhatikan hak-hak orang lain.