cover
Contact Name
Basori
Contact Email
tjakbasori@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
suarbetangbbkalteng@gmail.com
Editorial Address
http://suarbetang.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/BETANG
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Suar Betang
ISSN : 19075650     EISSN : 26864975     DOI : 10.26499/surbet.v14i1.91
Core Subject : Education,
SUAR BETANG is a journal that publishes articles in the study of literature, linguistics, and language teaching. This journal will be consumed by litterateur, linguists, researchers, university lecturers in language teaching, students in linguistics, language teachers, journalists, and other professionals. All articles in SUAR BETANG have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SUAR BETANG is published by Balai Bahasa Kalimantan Tengah twice a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
Conceptual Metaphors in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia Viani, Yetty Okta; Sidiq Budiawan, Raden Yusuf; Prayogi, Icuk
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14672

Abstract

This research aims to describe the conceptual metaphor used in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. This research method is descriptive qualitative. Data collection was carried out using the technique of listening and noting phrases, clauses and sentences contained in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The data analysis technique was in the form of the collection method using the language in question as a determining tool. Categorization was carried out on lingual units containing conceptual metaphors according to Lakoff and Johnson's theory. The research results show that the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia uses conceptual metaphors which are categorized into structural metaphors, orientational metaphors and ontological metaphors. This conceptual metaphor data uses source domains related to humans, botany or plants, direction, travel, time, objects, dimensions and tools. The most frequently used metaphor is the structural metaphor. The implication of this research is that other concepts have been discovered that allow the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia to be interpreted multiple times. So, understanding is needed in interpreting the values of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. AbstrakTujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan metafora konseptual yang digunakan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Teknik analisis data berupa metode agih dengan bahasa yang bersangkutan sebagai alat penentu. Selanjutnya, dilakukan kategorisasi pada satuan lingual yang mengandung metafora konseptual sesuai dengan teori Lakoff dan Johnson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menggunakan metafora konseptual yang dikategorisasikan menjadi metafora struktural, metafora orientasional, dan metafora ontologis. Data-data metafora konseptual itu menggunakan ranah sumber yang berkaitan dengan manusia, botani atau tanaman, arah, perjalanan, waktu, benda, dimensi, dan alat. Adapun metafora yang paling sering digunakan adalah metafora struktural. Implikasi penelitian ini adalah ditemukan konsep-konsep lain yang memungkinkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi multitafsir. Perlu pemahaman dalam menginterpretasikan nilai-nilai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Affixation in the Album Kalangkang by Nining Meida Nurulita, Dwi Hasna; Kadir, Puspa Mirani; Wagiati, NFN
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14762

Abstract

This research examines affixations in the album Kalangkang using qualitative methods. The data used was taken from the lyrics of Nining Meida's song on the album Kalangkang on the internet site. The results of the research show that from 110 data, 36 prefixes were found, namely the prefixes di-, ka-, mi-, nga-, pa-, nasal (n-, ng-, ny-) predominantly indicating adjectives, 6 data infixes, namely The infixes -um-, -ar-, -al-, predominantly indicate adjectives and plurals. There are 26 data suffixes, namely the suffixes -na, -an, -eun, which are often found in remake songs because the lyrics are in the form of sampirans, pantuns and old poetry, so the suffixes play an important role in adapting the rhyme. There are 24 affix combinations of data, namely prefix+infix, prefix+suffix predominantly indicating adjectives. The affixed and nasal reduplications of 12 data consisting of affixed dwipure, affixed dwipurwa, and affixed dwipurwa predominantly form verbs. There are typical characteristics of Sundanese affixations, including: The prefix ka- has the function of indicating adjectives and verbs and predominantly has an accidental meaning. Apart from that, infixes in Sundanese predominantly indicate plural numbers. The combination of the affix in Sundanese forms its own meaning, namely 'most', reduplication in Sundanese for example, dwipurwa with the affix is a partial repetition where the word being repeated is the first syllable of the word.AbstrakPenelitian ini mengkaji afiks dalam album Kalangkang dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan diambil dari lirik lagu Nining Meida pada album Kalangkang pada situs internet. Hasil penelitian menunjukkan dari 110 data, ditemukan prefiks sebanyak 36 data yaitu prefiks  di-, ka-, mi-, nga-, pa-, nasal (n-, ng-, ny-) didominasi menunjukkan kata sifat, Infiks sebanyak 6 data, yaitu infiks -um-, -ar-, -al-, didominasi menunjukkan kata sifat dan jamak. Sufiks sebanyak 26 data, yaitu sufiks -na, -an, -eun, banyak ditemukan dalam lagu remake karena liriknya berupa sampiran, pantun, dan puisi lama., sehingga sufiks berperan penting untuk menyesuaikan rima. Kombinasi afiks sebanyak 24 data, yaitu prefiks+infiks, prefiks+sufiks didominasi menunjukkan kata sifat. Reduplikasi berafiks dan bernasal sebanyak 12 data yang terdiri atas dwimurni berafiks, dwireka berafiks, dan dwipurwa berafiks didominasi membentuk kata kerja. Terdapat ciri khas afiksasi bahasa Sunda, di antaranya prefiks ka- memiliki fungsi menunjukkan adjektiva dan kata kerja dan didominasi memiliki makna ketidaksengajaan. Selain itu, infiks dalam bahasa Sunda didominasi jumlah jamak. Kombinasi afiks pang- + -na dalam bahasa Sunda membentuk makna tersendiri, yaitu ‘paling’, reduplikasi bahasa Sunda misalnya, dwipurwa berafiks merupakan pengulangan sebagian dan kata yang diulang merupakan suku kata pertama kata tersebut.
Attachment Styles and Coping Mechanisms in Solomon & Gaenor and Cin(T)A: a Comparative Study Huda, Farah Fadhila; Lestari, Febriyanti Dwiratna
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14808

Abstract

Solomon Gaenor and Cin(T)a similarly explore the intricacies of interfaith romance. However, coming from varied backgrounds, the main characters from each film, Gaenor and Annisa, develop different attachment styles that result in different coping mechanism when handling their relationship issue. The primary research inquiries raised are (1) what  dominant attachment styles the characters adopt and what factors contribute to this and (2) how these styles influence their coping mechanism. This research aims to delve deeper into this subject matter using Hazan Shaver’s attachment theory and Folkman Lazarus’ coping mechanism theory. It employs a descriptive-comparative method within a qualitative framework. The writers found that Gaenor displays dominant secure attachment styles, allowing her to maintain a strong emotional connection with her partner despite familial and societal pressures, while Annisa shows a dominant avoidant attachment style, making her more cautious and hesitant to establish relations with her partner. Beyond cultural dynamics, this research also indicated that the success of relationships is more determined by internal factors rather than external ones. These findings provide a nuanced understanding of complex interfaith relationships across diverse cultures and contexts, as portrayed in literary texts. AbstrakSolomon Gaenor dan Cin(T)a menjelajahi kompleksitas romansa beda agama. Akan tetapi, berasal dari latar belakang sosial dan agama yang berbeda, Gaenor dan Annisa, yang merupakan karakter utama film tersebut, mengembangkan gaya keterikatan yang berbeda yang menghasilkan mekanisme koping yang berbeda dalam menangani masalah hubungan mereka. Pertanyaan penelitian utama yang diajukan adalah (1) gaya keterikatan apa yang diadopsi oleh setiap karakter utama wanita dan (2) bagaimana gaya keterikatan dan mekanisme koping mereka berkembang sebagai respons terhadap hubungan mereka yang kompleks. Penelitian ini bertujuan menggali lebih dalam isu dimaksud menggunakan teori keterikatan Hazan Shaver dan teori mekanisme koping Folkman Lazarus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-komparatif dalam kerangka kualitatif. Penulis menyimpulkan bahwa Gaenor menampilkan gaya keterikatan aman yang dominan, memungkinkannya untuk mempertahankan hubungan emosional yang kuat dengan pasangannya meskipun ada tekanan keluarga dan masyarakat, sementara Annisa menunjukkan gaya keterikatan menghindar yang dominan, membuatnya lebih berhati-hati dan ragu-ragu untuk menjalin hubungan dengan pasangannya. Selain dinamika budaya, penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan hubungan lebih dipengaruhi oleh faktor internal daripada faktor eksternal. Temuan ini memberikan pemahaman yang bernuansa terkait dengan hubungan antaragama yang kompleks di berbagai budaya dan konteks, seperti yang digambarkan dalam teks sastra.
A Critical Discourse Analysis on the Representation of Rape among Sudanese Women on Al-Jazeera.Net Aprilia, Lulu Eka; Al Anshory, Abdul Muntaqim
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14743

Abstract

Global media attention has focused on the protracted conflict between the Sudan Armed Forces and the Rapid Support Forces in the Sudanese region. This war has led to an alarming increase in violations of women's rights, particularly cases of violence against women. This research aims to examine and reveal the positions of subjects and objects, as well as the portrayal of rape perpetrators in Al Jazeera news. The research method employed is qualitative descriptive analysis. Data sources are derived from the Al Jazeera portal broadcasted on August 16, 2023, with the page titled "hurriyyaat”. The data collection technique involves reading and note-taking. Data analysis utilizes presentation techniques, analysis, and drawing conclusions based on Sara Mills' perspective. The research findings indicate that the subject's position is that of a woman and a victim, while the object is the perpetrator of rape. In this article, the news writer demonstrates bias towards rape victims, with the dominant portrayal of women as readers aimed at providing sympathetic support and empathy for women who have experienced violent events such as rape. AbstrakPerhatian media dunia fokus kepada konflik yang berlarut-larut antara pasukan Sudan Armed Force dan pasukan pendukung cepat di wilayah Sudan. Perang tersebut menyebabkan peningkatan pelanggaran yang mengkhawatirkan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mengungkap posisi subjek-objek dan penulis pembaca pemerkosaan dalam berita Al-Jazeera. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari portal Al-Jazeera yang ditayangkan pada 16 Agustus 2023 di halaman hurriyyaat. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik baca dan catat. Adapun analisis data menggunakan teknik penyajian data, analisis, dan penarikan simpulan berdasarkan perspektif Sara Mills. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi subjek adalah perempuan sekaligus korban dan objeknya adalah pelaku pemerkosaan. Dalam artikel ini, penulis berita menunjukkan keberpihakan pada korban pemerkosaan, sedangkan dominan perempuan sebagai pembaca ditampilkan untuk memberi dukungan simpati dan empati pada perempuan yang mengalami peristiwa kekerasan seperti pemerkosaan.
The Survival of the Javanese Language as Portrayed in Yowis Ben Film Wibowo, Antonia Rahayu Rosaria
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14805

Abstract

In this modern era, people cannot live without media because they provide information on social realities. Film is one of the media which includes information on social reality. A film entitled Yowis Ben talks about Javanese social reality in Malang. Furthermore, it uses the Javanese language in most of its dialogues. It depicts the social reality that the Javanese language is still widely used in Malang. Although Malang’s largest population is Javanese, as an urban city, it is visited by many people from different regions of Indonesia and abroad. Therefore, the Javanese language is not the only language used in Malang and research on the survival of the Javanese language is important. This article aims to analyze the survival of the Javanese language as depicted in Yowis Ben film descriptively. Data were gathered from the dialogue in the first Yowis Ben film. Then, data were analyzed using code-mixing, code-switching, and language survival theory. The analysis shows that the Javanese language can survive because the community realizes it as part of its identity. Moreover, it can survive because it is used in multilingualism.  AbstrakDi era modern ini, masyarakat tidak bisa hidup tanpa media karena memberikan informasi mengenai realitas sosial. Film merupakan salah satu media yang memberikan informasi mengenai realitas sosial. Sebuah film berjudul Yowis Ben yang menceritakan tentang realita sosial orang Jawa di Malang. Selain itu, dalam film Yowis Ben, bahasa Jawa digunakan pada sebagian besar dialog filmnya. Hal tersebut menggambarkan realitas sosial bahwa bahasa Jawa masih banyak digunakan di Malang. Menariknya, meskipun populasi terbesar di Malang adalah suku Jawa, sebagai kota urban, Malang banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Oleh karena itu, bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang digunakan di Malang dan penelitian mengenai pemertahanan bahasa Jawa menjadi penting. Artikel ini bertujuan menganalisis pemertahanan bahasa Jawa yang tergambar dalam film Yowis Ben secara deskriptif. Data dikumpulkan dari dialog dalam film pertama Yowis Ben. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan teori campur kode, alih kode, dan pemertahanan bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa Jawa dapat bertahan karena masyarakat menyadarinya sebagai bagian dari identitasnya. Selain itu, bahasa Jawa bisa bertahan karena digunakan dalam situasi multibahasa.
Ahmad Dhani’s Legal Case: a Forensic Linguistic Study of Defamation Arimi, Sailal; Adelawati, Munzila
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14995

Abstract

This forensic linguistics study aims to evaluate whether the prosecutors of the South Jakarta and Surabaya District Courts in the case of hate speech committed by Ahmad Dhani (AD) are in accordance with the Electronic Information and Transaction Law (ITE Law) Number 11 of 2018 and ITE Law Number 19 of 2016. In addition, this research also aims to determine the qualifications of hate speech in AD's case. Data was collected through the documentation method, which includes collecting data that has been circulating in the community online, following the legal process written in the South Jakarta and Surabaya Case Tracking Information System (SIPP), and looking at the results of the District Court decisions that have been legally binding (Inkracht) Number 370/Pid.Sus/2018/PN JKT.SEL and Number 275/Pid.Sus/2019/PN Sby. After the data was collected it was analyzed using a forensic linguistic approach. The language data of the legal case was analyzed through the approach of the internal structure of language, namely semantics, and the external structure of language which includes sociolinguistics and pragmatics. The results of this study show that the speech used by AD has negative diction and can demean his speech partners, then the prosecutor's charges against AD were not found to abuse the 2016 ITE Law and there were no rubber articles that caused multiple interpretations. AbstrakKajian linguistik forensik ini bertujuan mengevaluasi apakah tuntutan jaksa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Surabaya dalam kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ahmad Dhani (AD) sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomer 11 Tahun 2018 dan UU ITE Nomor 19 Tahun 2016. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menentukan kualifikasi ujaran kebencian dalam kasus AD. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi, yang meliputi pengumpulan data yang telah beredar di masyarakat secara daring, mengikuti proses hukum yang tertulis di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Jakarta Selatan dan Surabaya, dan melihat hasil putusan Pengadilan Negeri yang telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht) Nomer.370/Pid.Sus/2018/PN JKT.SEL dan Nomer.275/Pid.Sus/2019/PN Sby. Setelah data terkumpul, analisis dilakukan menggunakan pendekatan  linguistik forensik. Data bahasa berkasus hukum tersebut dianalisis melalui pendekatan struktur internal bahasa, yaitu semantik, dan struktur eksternal bahasa yang mencakup sosiolinguistik dan pragmatik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tuturan yang digunakan AD memiliki diksi negatif dan dapat merendahkan mitra tuturnya. Dalam tuntutan jaksa kepada AD tidak ditemukan penyalahgunaan UU ITE 2016 dan tidak terdapat pasal karet yang menyebabkan multitafsir.
Students’ Perception towards Problem-Based Learning Applied in an Essay Writing Class: Challenges and Benefits Yulitriana, NFN; Emeral, NFN
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14718

Abstract

This study aimed to investigate how students perceived Problem-Based Learning (PBL) when applied in an essay writing class of an EFL classroom. The study focused on understanding the challenges and benefits that students observed during the PBL process. The study used survey research with a one-shot design. The procedures followed included planning, defining the population, sampling, constructing the instrument, conducting the survey, and processing the data. The study was conducted in an English Language Education Study Program of a public university in Central Kalimantan Province (Indonesia). A total of 37 students from an Intermediate English Writing class participated in the study. A questionnaire with closed- and open-ended questions was distributed to collect the data. The results showed that despite facing challenges, the majority of the students viewed PBL positively. The challenges that students experienced during the learning process included limited knowledge and experience in the conceptual mastery, problems and solutions, lack of critical thinking and creativity, and being unfamiliar with PBL. However, students also agreed that PBL was important to be implemented, as it contributes to the quality of life and helps develop soft skills essential for now and the future. Additionally, students found PBL helpful in completing the essay assigned for the subject.AbstrakPenelitian ini bertujuan menginvestigasi bagaimana mahasiswa memahami Pembelajaran Berbasis Masalah ketika diaplikasikan di kelas menulis esai di ruang kelas pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Fokus penelitian ini ialah memahami tantangan dan manfaat yang mahasiswa amati selama proses pelaksanaan PBL. Penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan desain one-shot. Prosedurnya meliputi merencanakan, mendefinisikan populasi, menentukan sampel, menyusun instrumen, melaksanakan survei, dan mengolah data. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dari salah satu universitas negeri di Provinsi Kalimantan Tengah (Indonesia). Sebanyak 37 mahasiswa dari kelas Menulis Bahasa Inggris Terampil berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup dan terbuka disebarkan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun menghadapi tantangan pada saat pelaksanaan pembelajaran, mayoritas mahasiswa memiliki pandangan positif terhadap PBL. Tantangan yang dihadapi mahasiswa selama pembelajaran meliputi pengetahuan dan pengalaman yang terbatas pada penguasaan konseptual, masalah dan solusinya, kurangnya berpikir kritis dan kreatif, dan tidak terbiasa dengan PBL. Namun, mereka juga setuju bahwa PBL penting untuk diimplementasikan karena berkontribusi pada kualitas hidup dan membantu mengembangkan keterampilan lunak yang berguna untuk kehidupan. Sebagai tambahannya, mahasiswa menganggap PBL dapat membantu mereka juga mendapatkan bantuan untuk merampungkan esai pada mata kuliah tersebut.
Digital Literacy Model through Critical Reading of Hoax News Texts with SQ3R Technique Arifah, Zahira Nur; Oshmany, Muhammad Iqbal; Rahmawati, Dinda Putri; Priatna, Danar Dwi; Satria, Rakha; Kusmayati, Nurita Bayu
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14670

Abstract

The reading literacy level of students is still low, while the level of internet use is high. The higher the use of the internet, the more open the opportunity for students to be consumed by hoax news. Therefore, this research aims to develop a digital literacy model through critical reading of hoax news texts with the SQ3R technique. The research method used is RD with ADDIE model stages. The population of this study is an A-accredited junior high school in East Jakarta. Phase D students at SMPN 20 Jakarta, SMPN 74 Jakarta, and SMP Diponegoro 1 Jakarta are samples of this research. The instruments used are questionnaires and interviews. Data analysis techniques use Likert scale and rating scale. Based on the analysis of validation data, the average validation percentage score of 89% which is categorized as very feasible to use, but there needs to be improvement according to validators. In addition, data analysis at the evaluation stage resulted in an average score of the percentage of responses from students to the learning model included in the good criteria with a percentage of 82%, while teachers rated the learning model included in the very good/very feasible criteria with a percentage of 91%.AbstrakTingkat literasi membaca peserta didik masih rendah, sedangkan tingkat penggunaan internet tinggi. Semakin tinggi penggunaan internet, semakin membuka peluang peserta didik termakan berita hoaks. Oleh karena itu, riset ini bertujuan mengembangkan sebuah model literasi digital melalui membaca kritis pada teks berita hoaks dengan teknik SQ3R. Metode riset yang digunakan ialah RD dengan tahapan model ADDIE. Populasi riset ini ialah SMP berakreditasi A di Jakarta Timur. Peserta didik fase D di SMPN 20 Jakarta, SMPN 74 Jakarta, dan SMP Diponegoro 1 Jakarta merupakan sampel riset ini. Instrumen yang digunakan yaitu angket dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan skala Likert dan rating scale. Berdasarkan analisis data validasi, rata-rata skor persentase validasi sebesar 89% yang masuk kategori sangat layak digunakan, tetapi perlu ada perbaikan menurut validator. Selain itu, analisis data pada tahap evaluation menghasilkan rata-rata skor persentase respons dari peserta didik terhadap model pembelajaran masuk dalam kriteria baik dengan persentase 82%, sedangkan guru menilai model pembelajaran masuk dalam kriteria sangat baik/sangat layak dengan persentase 91%.
A Multimodal Critical Discourse Analysis on Political Speech by Presidential Candidate for the Republic of Indonesia 2024 Syah, Saprudin Padlil
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14721

Abstract

This research aims to explore the meaning behind the discourse of the political speeches of the 2024 presidential candidates: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, and Prabowo Subianto. This research uses Van Dijk's critical discourse analysis model, Anstey and Bull's semiotic system, and Kress and Leeuwen's visual grammar. Based on the research, it is known that (1) the speeches of Anies, Ganjar, and Prabowo have different themes based on macrostructure analysis; (2) in Anies, Ganjar, and Prabowo's political speeches, they use linguistic tools, both implied and explicit; (3) in their political speeches, Anies, Ganjar, and Prabowo used other semiotic sources in the form of multimodal, namely visual, audio, gesture, and spatial; (4) the speeches of the three candidates showed their knowledge of Indonesia, their opinions and attitudes towards Indonesia, and their ideology in their elections; and (5) the speeches of the three candidates show that they have extensive resources and access to the content of their speeches. AbstrakPenelitian ini bertujuan menggali makna di balik wacana pidato politik bakal calon presiden Republik Indonesia tahun 2024: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Penelitian ini menggunakan model analisis wacana kritis Van Dijk, sistem semiotik Anstey dan Bull, serta gramatika visual Kress dan Leeuwen. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa (1) pidato Anies, Ganjar, dan Prabowo mempunyai tema yang berbeda berdasarkan analisis struktur makro; (2) dalam pidato politik Anies, Ganjar, dan Prabowo menggunakan peranti kebahasaan, baik tersirat maupun tersurat; (3) dalam pidato politiknya, Anies, Ganjar, dan Prabowo menggunakan sumber semiotik lainnya yang berupa multimodal, yaitu visual, audio, gestur, dan spasial; (4) pidato ketiga capres tersebut menunjukkan pengetahuannya tentang Indonesia, opini dan sikapnya terhadap Indonesia, dan ideologinya dalam pencapresan mereka; dan (5) pidato ketiga capres menunjukkan bahwa mereka mempunyai sumber daya dan akses yang luas terhadap isi pidato mereka.
A Study of Linguistic Landscape in Culinary Business Qulub, Muhammad Farihul; Rusmawati, Roosi
SUAR BETANG Vol 19, No 1: June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14987

Abstract

Linguistic landscape becomes a symbol of the presence of language in public spaces, depicting the representation of written language seen in public areas such as roads, tourist attractions, buildings, and food business complexes. The choice of language and function is necessary in response to the linguistic landscape of an area with a strong culinary business reputation for young people. This article aims to explain the choice and function of language as the primary source of reasons for language use in the linguistic landscape of the food business (LL). Data collection techniques used are (1) Observation, (2) in-depth observations, and (3) drawing conclusions against the examination of previous articles published in publications related to investigations in this particular study. Data dominated by bottom-up signage, such as shop names, advertisements, and signs of street food stalls, were collected from signboards in areas where many young people gather to shop, stroll, look, and eat. The results of this study show that bilingual Indonesian-English dominate language contestation in the area. In addition, slang is also found in commercial areas. This research reveals a variety of languages in the culinary business that is dominated by young people. It reports that English is most widely used in signs compared to Indonesian, Javanese, or the mother tongue of the local people. AbstrakLanskap linguistik menjadi simbol kehadiran bahasa di ruang publik yang menggambarkan representasi bahasa tertulis yang terlihat di area umum, seperti jalan, tempat wisata, bangunan, dan kompleks bisnis makanan. Pilihan dan fungsi bahasa diperlukan sebagai tanggapan terhadap lanskap linguistik suatu daerah dengan reputasi bisnis kuliner yang kuat. Artikel ini bertujuan menjelaskan pilihan dan fungsi bahasa sebagai sumber utama penggunaan bahasa dalam lanskap linguistik bisnis makanan (LL). Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah (1) observasi, (2) pengamatan mendalam, dan (3) penarikan kesimpulan terhadap pemeriksaan artikel sebelumnya yang diterbitkan dalam publikasi yang berkaitan dengan investigasi dalam studi khusus ini. Data yang didominasi oleh papan nama bottom-up, seperti nama toko, iklan, dan tanda warung makan jalanan, dikumpulkan dari papan nama di daerah-daerah tempat banyak anak muda berkumpul untuk berbelanja, berjalan-jalan, melihat-lihat, dan makan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bilingual bahasa Indonesia-Inggris mendominasi kontestasi bahasa di daerah tersebut. Selain itu, bahasa gaul juga ditemukan di area komersial. Penelitian ini mengungkapkan ragam bahasa dalam bisnis kuliner yang didominasi oleh anak muda. Bahasa Inggris paling banyak digunakan dibandingkan dengan bahasa Indonesia, Jawa, atau bahasa ibu masyarakat setempat.