cover
Contact Name
A Yunastiawan Eka Pramana
Contact Email
yunasekapramana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
rekaruang@sttnas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
REKA RUANG
ISSN : -     EISSN : 26215926     DOI : -
Reka Ruang is a scientific journal focusing on fundamental and applied science in the field of urban and regional studies. We encourage submission of research in the areas of: Regional development; Spatial planning policy; Disaster management; Urban planning and design; Housing development; Public space Urban management; Spatial modeling; Integrated transportation system; Natural resources, ecosystem, and environment.
Arjuna Subject : -
Articles 77 Documents
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK STRUKTUR, LOKASI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN HARGA RUMAH PADA KAWASAN PERUMAHAN KOMERSIAL DI KABUPATEN MANOKWARI DENGAN METODE HEDONIC PRICE MODEL Mathias Kambu
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1086

Abstract

Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman tidak dapat dipisahkan antara nilai rumah dengan karakteristik yang berasosiasi dengan rumah tersebut, seperti karakteritik struktur bangunan, lokasi, sosial dan Lingkungan. Manokwari sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak dimekarkan pada tahun 2003 dan eksis pada tahun 2006, hal tersebut berimplikasi terhadap meningkatnya migrasi masuk, pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan ruang. Peningkatan pemanfaatan ruang yang paling menonjol ialah pembukaan lahan permukiman pada bagian wilayah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pemilihan lokasi hunian berdasarkan determinasi karakteristik yang berasosiasi dengan rumah tersebut.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kuantitatif, yakni berupa penerapan hedonic Price Model dengan teknik survey, observasi dan wawancara terstruktur.  Hasil penelitian menunjukan bahwa Harga Unit Rumah secara bersama-sama dipengaruhi oleh karakteristik struktur bangunan, sosial, lokasi dan lingkungan dengan nilai determinasi simultan sebesar 52,3%, sedangkan sisahnya yaitu 47,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini. Uji parsial menunjukan determinasi karakterisitik terhadap pembentukan harga unit rumah secara signifikan dipengaruhi oleh karakteristik lokasi sebesar Negatif (-)0,504 yang disebabkan oleh pertimbangan terhadap titik optimum terhadap layanan dasar dan karakteristik lingkungan sebesar Negatif (-)0,272 yang disebabkan oleh kecenderungan diabaikannya (rendah) persepsi responden tentang lingkungan hunian. Sedangkan karakteristik struktur dan Sosial tidak tidak berpengaruh signifikan. Kontribusi item karakterisitik lokasi hunian paling tinggi adalah korelasi item jarak ke pusat kota (0,884), Jarak ke tempat perbelanjaan (0,891), jarak ke sekolah (0,795). Sementara itu, item korelasi yang paling dominan pada karakteristik lingkungan adalah kontribusi kebisingan lokasi perumahan, panorama (0,889), kebisingan kendaraan bermotor (0,886).
Tingkat Aksesibilitas Transportasi Publik di Wilayah Peri-Urban Kawasan Perkotaan Yogyakarta A Yunastiawan Eka Pramana; Hatta Efendi
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1128

Abstract

Pertumbuhan fisik perkotaan perlu untuk diikuti oleh pertumbuhan infrastruktur yang memadahi agar kawasan perkotaan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Salah satu bentuk infrastruktur yang perlu untuk dipenuhi adalah infrastruktur transportasi publik yang dapat menciptakan keterhubungan antara pusat-pusat permukiman dan pusat-pusat aktivitas sosial ekonomi, sekaligus acap kali menjadi instrumen untuk mengendalikan pertumbuhan fisik perkotaan.Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat aksesibilitas transportasi publik di wilayah peri-urban di Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan location-based accessibility dengan memanfaatkan teknik analisis spasial untuk mengukur tingkat aksesibilitas transportasi publik di wilayah peri-urban. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketimpangan tingkat aksesibilitas transportasi publik, dimana wilayah yang berada di sisi utara Kota Yogyakarta yakni di Kabupaten Sleman memiliki tingkat aksesibilitas transportasi publik yang lebih tinggi dibandingkan di sisi selatan Kota Yogyakarta. Penelitian ini juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara aksesibilitas transportasi publik dengan konsentrasi populasi di wilayah peri-urban di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Gentrifikasi dan Akar-akar Masalah Sosial: Menakar Identifikasi, Diagnosis, dan Treatment Proses Gentrifikasi sebagai Masalah Sosial Pinurba Parama Pratiyudha
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1148

Abstract

Gentrifikasi pada dasarnya adalah perubahan kondisi demografi dan sosio spasial kawasan perkotaan. Perubahan yang terjadi membawa munculnya eskalasi-eskalasi pergolakan masyarakat dalam melawan proses tersebut. Transformasi pola surplus nilai di kawasan perkotaan dan keberperanan pemerintah menciptakan kawasan perkotaan yang marketable menjadi alasan dari munculnya proses tersebut. Artikel ini bermaksud untuk mengidentifikasi gentrifikasi sebagai bentuk dari masalah sosial yang menyebabkan perubahan rupa kondisi sosial kawasan perkotaan. Terjadi transformasi dari kelas pekerja atau daerah kosong di tengah kota menjadi kawasan hunian kelas menengah dan kawasan komersial dengan masuknya modal dan kelas menengah atas. Perubahan ini kemudian membawa gentrifikasi sebagai masalah sosial yang bersifat sistemik. Sehingga tulisan ini juga mengangkat terkait bagaimana diagnosa atas gentrifikasi sebagai suatu bentuk masalah sosial di kawasan perkotaan. Diagnosis yang dibangun memperlihatkan pula sebagai masalah sosial yang berakar dari system blame approach. Proses gentrifikasi muncul dari keberadaan sistem produksi ruang yang timpang, dengan bentuk relasi produksi yang terlalu dominan oleh salah satu aktor. Berikutnya tulisan ini menganalisa bentuk-bentuk treatment yang tepat dalam penciptaan inklusifitas pembangunan sosial di ruang perkotaan. Lebih lanjut lagi tulisan ini berargumen bahwa solusi hak atas kota sebagai wadah yang tepat dalam mengatasi gentrifikasi sebagai masalah sosial yang tersistem.
Konsep Penataan Reklame Koridor Jalan Affandi Yogyakarta Dwi Kunto Nurkukuh
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1166

Abstract

Banyak reklame memenuhi ruang publik Kota Yogyakarta terutama di koridor jalan salah satunya seperti di Jalan Affandi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep penataan reklame di koridor Jalan Affandi Yogyakarta dengan sasaran mengidentifikasi karakteristik reklame lalu menyusun konsep penataannya. Pendekatan penelitian dengan kualitatif deskriptif menggunakan analisis interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Koridor jalan dibagi empat segmen dari Ringroad Utara sampai Jalan Urip Sumoharjo. Kondisi eksisting reklame di koridor Jalan Affandi terlihat baik pada segmen 3 yaitu di sekitar area UNY. Penataan untuk segmen 3 hanya perlu pengawasan terus menerus agar dapat mempertahankan ketertiban dan kerapian reklame yang sudah ada sekarang. Untuk segmen 4 hanya terdapat satu kriteria yang belum tercapai dalam penataan reklame yaitu reklame yang Harmonis dengan lingkungan baik bentuk, ukuran maupun penempatannya (tidak mengganggu lingkungan). Segmen 1 perlu memenuhi kriteria: Harmonis dengan lingkungan baik bentuk, ukuran maupun penempatannya, Desain konstruksi reklame tidak membahayakan aktivitas pejalan kaki dan pengendara artinya material reklame harus kuat dan memiliki struktur pondasi yang sesuai dengan kondisi tempatnya berdiri sehingga tidak mudah rubuh, Memberikan rasa senang bagi pengguna jalan, Penggunaan warna pada reklame tidak terlalu beragam sehingga informasi yang ingin disampaikan reklame mudah dipahami pengamat. Segmen 2 perlu memenuhi kriteria: Nyaman,enak dilihat secara visual manusiawi, Harmonis dengan lingkungan baik bentuk, ukuran maupun penempatannya, Aman bagi lingkungan sekitar reklame termasuk bagi pengguna jalan dan pejalan kaki, Memberikan rasa senang bagi pengguna jalan.
Perilaku Meruang Oleh Masyarakat di Lingkungan Permukiman Dusun Bambaler, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah Yanesar Hawiley; Doddy Aditya Iskandar; Ahmad Sarwadi
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1169

Abstract

Secara fisik lingkungan permukiman terbentuk dari susunan ruang yang memiliki maksud tertentu dengan berdasarkan kepada norma-norma yang dipegang oleh setiap individu maupun kelompok masyarakat. Susunan tersebut merfleksikan kebutuhan, nilai dan hasrat serta merepresentasikan keselarasan (harmonisasi) antara ruang sosial dan ruang fisik sebagai bentuk persepsi terkait keberadaan lingkungannya yang selanjutnya dimanifestasikan ke dalam bentuk interaksi antara manusia dengan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku meruang masyarakat Dusun Bambaler yang bermukim dengan memanfaatkan seting sungai (sungei) dan wilayah daratan sebagai  bagian dari lingkungan permukimannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksplorasi dan dianalisis secara naratif untuk membangun penjelasan melalui narasi terkait gambaran perilaku meruang masyarakat Dusun Bambaler. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah keberadaan sungei (sungai) dan lanting (rumah terapung) merupakan seting bagi beragam aktivitas dengan motif ekonomi dan sosial masyarakat yang berhubungan dengan wilayah perairan . Sementara itu, keberadaan elemen-elemen permukiman di darat berupa teteyan (jalan titian), area sekolah dan lapangan sepak bola merupakan elemen permukiman yang menjadi seting bagi aktivitas sosial, ekonomi serta aktivitas yang bersifat temporer bagi masyarakat di lingkungan permukiman daratan.
Identifikasi Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kota Malang Annisaa Hamidah Imaduddina; Widiyanto Hari Subagyo Widodo
REKA RUANG Vol 2 No 2 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i2.1040

Abstract

Kota Malang merupakan kota yang memiliki intensitas kegiatan tinggi sehingga berimplikasi pada tingginya tingkat kerentanan bencana baik dari aspek sosial, ekonomi dan fisik. Tingginya potensi kerentanan ini mengindikasikan potensi kerugian yang besar dan dapat berdampak sistemik terhadap pembangunan dan perkembangan Kota Malang apabila tidak ada tindakan mitigasi. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif dimana terdapat tiga tahapan dalam penyusunan zonasi kerentanan bencana longsor di Kota Malang. Tahap pertama adalah mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan bencana mementukan skala prioritas sesuai dengan kondisi eksiting kebencanaan di Kota Malang. Tahap kedua adalah merumuskan pembobotan atau derajat kepentingan dari setiap variable penyusunan kerentanan dimana bobot ini digunakan untuk menyusun peta kerenatanan bencana longsor. Tahap akhir dari penelitian ini adalah penyusunan zonasi kerentanan bencana longsor di Kota Malang. Penelitian ini menghasilkan distribusi spasial dari tingkat kerentanan di Kota Malang. Dengan dilakukannya identifikasi distribusi spasial tingkat kerentanan ini diharapkan pemerintah mampu melakukan penentuan lokus yang didahulukan sebagai upaya pengurangan risiko bencana longsor di Kota Malang.
Perilaku Warga Terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan: Studi Kasus Mata Air Syakuro Desa Sentul Nanik Hidayati; Abdul Majid; Marsista Buana Putri
REKA RUANG Vol 2 No 2 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i2.1162

Abstract

Air merupakan kebutuhan fital dalam kehidupan yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar terus berlanjut. Termasuk Mata Air Syakuro di Desa Sentul, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang yang hanya mengandalkan keberadaan pohon Sepreh yang ada di atasnya, namun lingkungan sekitar kurang terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku warga dalam menjaga dan memanfaatkan Mata Air Syakuro. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan survai di lapangan terhadap perilaku warga dalam memelihara dan memanfaatkan sumber mata air Syakuro untuk mendapatkan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam melestarikan dan menjaga keberlanjutan Mata Air Syakuro masih rendah karena masyarakat hanya mengandalkan air yang keluar dari pohon Sepreh sebagai pohon dan sumber mata air keramat. Penanaman pohon hanya dilakukan oleh warga yang memiliki tanah di sekitar sumber air. Untuk menghormati warisan leluhur sebagai kearifan lokal Mata Air Syakuro, setiap malam Jumat Kliwon bulan Assyuro warga melakukan selamatan di Mata Air Syakuro tersebut dengan dihadiri tokoh agama dan warga sekitar. Warga yang mandi dan mencuci di sumber air Syakuro juga masih membuang sampahnya sembarangan di selokan. Namun jalan dan penerangan di Sumber Air Syakuro sudah baik, warga yang menggunakan atau mengambil air dari Syakuro tidak dipungut biaya.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Parangtritis Achmad Andi Rif'an; Candra Ragil
REKA RUANG Vol 2 No 2 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i2.1476

Abstract

Parangtritis merupakan salah satu wisata pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Parangtritis memiliki banyak pengunjung karena memiliki beberapa tempat wisata yang menarik. Daya Tarik Wisata (DTW) ini telah melibatkan masyarakat setempat pada pengelolaannya. Masyarakat setempat menyediakan beberapa fasilitas dan tempat wisata untuk menarik pengunjung untuk mengunjungi, seperti: andong, persewaan ATV, food court, area parkir, toilet dan penginapan. Ini memberikan keuntungan baik bagi masyarakat lokal dan pemerintah daerah, sebagai penyelenggara. Partisipasi masyarakat setempat membantu pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola DTW ini. Masyarakat setempat menganggap bahwa DTW tersebut milik mereka, sehingga mereka akan mengelola dengan sepenuh hati. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengidentifikasi karakteristik DTW Parangtritis dan pengelolaannya; mengidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dalam pengelolaannya; dan memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari wilayah studi. Strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah di daerah penelitian adalah: mengatur ulang regulasi zonasi penggunaan lahan DTW; Pemerintah Daerah memberikan pelatihan dan pendidikan secara teratur untuk masyarakat setempat tentang pengetahuan kepariwisataan; dialog dan komunikasi yang intensif antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat dan juga antara sesama masyarakat.
Penataan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Melalui Mekanisme Pemberian Subsidi Studi Kasus Kawasan Kota Lama Sawahlunto, Sumatera Barat Budi Kurniawan
REKA RUANG Vol 2 No 2 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i2.1556

Abstract

Penataan kawasan cagar budaya berbasis partisipasi masyarakat melalui mekanisme pemberian insentif (subsidi) telah dilakukan di Kawasan Kota Lama Sawahlunto (2007-2012). Kajian ini bertujuan untuk menilai efektifitas pemberian subsidi dan bentuk serta pengaruh partisipasi masyarakat terhadap efektifitas program. Pendekatan deskriptif kualitatif dilakukan untuk menggambarkan tahapan program serta mengidentifikasi berbagai permasalahan dan fenomena yang terjadi didalamnya. Penelitian ini menemukan bahwa adanya ketidaksesuaian (mismatch) antara tujuan program dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat yang cukup tinggi lebih didasari oleh motivasi mendapatkan subsidi dan adanya unsur keterpaksaan (coercive). Dan pada pelaksanaannya terjadi bentuk penyimpangan partisipasi akibat rendahnya komitmen masyarakat dan lemahnya manajemen kegiatan. Pasca program, ditemukan kecenderungan permukiman untuk berubah kembali pada kondisi pra-program. Sehingga dapat disimpulkan program belum efektif dalam konteks upaya pelestarian cagar budaya, selama masih ada resistensi akibat belum terakomodasinya kebutuhan sesungguhnya dari masyarakat
Preferensi Pemilihan Tipe Rumah dan Lokasi Perumahan Pada Masyarakat Menengah ke Atas di Daerah Pinggiran Kota Yogyakarta Kristina Sryla Dhiu Leo
REKA RUANG Vol 2 No 2 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i2.1584

Abstract

Pemenuhan akan tempat tinggal di area pusat Kota Yogyakarta semakin hari semakin terbatas sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk kota dan keterbatasan lahan untuk membangun tempat tinggal membuat warga kota memilih untuk mencari tempat tinggal di daerah pinggiran kota. Hal ini berdampak pada tumbuhnya perumahan-perumahan formal di pinggiran kota yang menjadi daya tarik masyarakat khususnya masyarakat menengah ke atas dalam memilih hunian sesuai dengan preferensi dan kriteria yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi pemilihan lokasi perumahan dan tipe hunian pada masyarakat menengah ke atas dan mengetahui hubungan antara karakteristik sosial ekonomi individu/rumah tangga dengan pemilihan tipe rumah. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deduktif dengan analisis deskriptif guna mengetahui preferensi pemilihan lokasi perumahan dan analisis tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara status sosial masyarakat dengan tipe rumah di wilayah penelitian. Teknik Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi lapangan. Hasil akhir penelitian ini menyatakan bahwa faktor keamanan dan kenyamanan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam memilih lokasi perumahan bagi masyarakat menengah keatas, faktor selanjutnya adalah kondisi fisik perumahan dan investasi. Karakteristik kondisi sosial ekonomi yang memiliki korelasi dengan pemilihan tipe rumah pada masyarakat menengah ke atas adalah tingkat pendapatan.