cover
Contact Name
UBAIDILLAH
Contact Email
ubaidillah_ft@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jtmi@bkstm.org
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin Indonesia
ISSN : 1907350X     EISSN : 25977563     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Mesin Indonesia “JTMI” " adalah jurnal ilmiah sains dan teknologi yang diterbitkan oleh Badan Kerjasama Teknik Mesin Indonesia. JTMI meliputi bidang konversi energi, material, desain mekanikal, manufaktur dan otomasi
Articles 291 Documents
Pengaruh panjang trigger magnet pada sistem pengapian terhadap tegangan output pick up coil dan performa mesin sepeda motor 125cc Edy Santoso; Mohammad Burhan Rubai Wijaya
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i1.191

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi Panjang Trigger magnet terhadap tegangan output pick up coil, pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dan performa pada sepeda motor Supra X 125cc, serta mengetahui pengaruh terhadap emisi gas buang pada sepeda motor Supra X 125cc. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Data yang didapatkan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul setelah diberikan perlakuan selama proses pengambilan data, dengan penyajian data berupa tabel, grafik dan perhitungan rata-rata. Pada proses pengujian ini digunakan alat multimeter digital untuk mengukur tegangan output pick up coil dan Dyno test untuk mengetahui torsi dan daya yang dihasilkan, sedangkan untuk pengujian emisi gas buang digunakan alat gas analyser untuk mengetahui jumlah kadar emisi gas buang yang dihasilkan pada sepeda motor serata pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan fuel meter dan jam. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa variasi panjang trigger magnet berpengaruh meningkatkan torsi dan daya pada sepeda motor. Rata-rata peningkatan tegangan output pick up coil yang dihasilkan sebesar 2,27% atau sebesar 0,02 volt, rata-rata peningkatan torsi yang dihasilkan sebesar 4,3% yaitu sebanyak 0,31 N.m, sedangkan rata-rata peningkatan daya sebesar 3,44% yaitu sebanyak 0,29 kW. Hasil yang didapatkan juga menunjukkan bahwa pemasangan variasi panjang trigger magnet berpengaruh menurunkan kadar gas CO dan menurunkan kadar gas HC. Rata-rata penurunan kadar gas CO sebesar 5,26% yaitu sebanyak 0,14% vol sedangkan rata-rata penurunan kadar gas HC sebesar 14,57% yaitu sebanyak 77,5 ppm vol. Rata-rata penurunan konsumsi bahan bakar yang digunakan sebesar 10,43% yaitu sebesar 0,07 kg/jam.
Pengaruh kemiringan poros sudu terhadap unjuk kerja turbin ulir archimedes pikohidro Naufal Akbar Shalahuddin; Dwi Aries Himawanto; Purwadi Joko Widodo
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 15 No 2 (2020): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v15i2.175

Abstract

Pemanfaatan energi air salah satunya yaitu dengan membuat pembangkit listrik tenaga air pikohidro. Sebagai salah satu usaha alternatif, pikohidro merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan output listrik maksimum sebesar lima kilowatt (5 kW). Turbin air ulir Archimedes merupakan turbin yang mampu menghasilkan listrik dengan head rendah di bawah 10 m. Pada awalnya Archimedes Screw merupakan sebuah pompa yang sudah diterapkan sebagai teknologi sejak zaman kuno, di mana kontruksinya terdiri dari beberapa sudu berbentuk heliks yang terpasang pada poros dan berfungsi sebagai bucket bergerak membawa air ke atas. Kajian ini bertujuan untuk menentukan unjuk kerja paling maksimum dengan head sebesar 1 m. Variasi sudut kemiringan poros turbin yang diuji adalah 20°, 30°, 40°, dan 50°. Dengan variasi debit aliran air 2,3 L/s; 5,0 L/s; 6,0 L/s; 10,2 L/s; 10,9 L/s. Hasil turbin yang maksimum terjadi pada sudut kemiringan poros 50° mendapatkan daya mekanik 28,9 Watt dan daya listrik maksimum 8,1 Watt.
Analisis laju korosi dan keausan spesifik pada artificial hip joint Cr coated SS304 Muhammad Abdul Basyith; Joko Triyono; Eko Surojo
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 15 No 2 (2020): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v15i2.167

Abstract

Hip joint merupakan salah satu tulang penyambung antara pinggul dan tulang paha pada tubuh manusia. Bagian ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu femur, fermoral head, dan rounded socked. Hip joint dapat terganggu fungsinya akibat dampak penyakit atau kecelakaan. Artificial hip joint merupakan implan tulang pinggul buatan dengan ukuran geometri yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk menggantikan fungsi tulang yang mengalami kerusakan. Implan dalam kajian ini dibuat menggunakan material SS304 yang dilapisi dengan Cr dengan metode hard chrome. Kemudian akrilik digunakan sebagai acetabular liner sebagai penopang fermoral head. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui nilai laju korosi pada Cr coated SS304 dan laju keausan spesifik pada akrilik yang digesekan pada Cr coated SS304. Variasi yang digunakan pada kajian ini adalah waktu pelapisan yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Dalam kajian ini dijelaskan bahwa nilai optimum laju korosi senilai 2,78 x 10-3 mm/tahun, didapat dengan parameter waktu pelapisan 15 menit dan nilai laju keausan spesifik akrilik terhadap Cr coated SS304 yaitu senilai 1,910 x 10-7 mm2/N.
Pengaruh pemasangan mekanisme dynamic vibration absorber (DVA) terhadap reduksi respon getaran transversal pada pipa elbow 90° Wiwiek Hendrowati; Aida Annisa Amin Daman
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i1.197

Abstract

Getaran berlebihan ke arah tranversal dapat terjadi akibat adanya tekanan pada fluida yang mengalir di dalam pipa. Hal ini sangat mengganggu sistem yang sedang beroperasi. Kajian ini menganalisa reduksi getaran dengan menggunakan DVA pada pipa elbow 90º dalam skala laboratorium, dengan simulasi software dan eksperimen. DVA tersusun dari ring mass – rubber beam - clamp yang dapat meredam getaran pada sistem utama ke arah translasi sumbu X dan Y. Pengamatan dilakukan pada variasi posisi peletakan DVA di Input, Bend dan Output dari pipa elbow 90° serta variasi rasio massa DVA terhadap sistem utama sebesar 1/10,1/20 dan 1/30. Hasil eksperimen dan simulasi menunjukkan bahwa massa DVA yang dapat mereduksi getaran system utama secara optimal yaitu 1/10 dari massa system utama, namun untuk variasi posisi peletakkan DVA menunjukkan hasil yang berbeda antara eksperimen dan simulasi. Pada hasil simulasi, reduksi getaran sebesar 95,63% terjadi dengan variasi peletakkan DVA di Input dan Output. Sedangkan hasil eksperimen, didapatkan pemasangan DVA yang paling efektif pada posisi Input dan Bend arah Y pada pipa elbow 900 dengan rasio massa DVA sebesar 1/10 dari massa utama, dengan reduksi sebesar 56,3%. Hal ini disebabkan karena fluida yang masuk pada pipa elbow 90° akan membentur dinding pipa sehingga menimbulkan getaran yang tinggi. Sedangkan untuk rasio massa DVA 1/20, efektif meredam getaran jika diletakkan pada Bend pipa elbow 90° dengan reduksi sebesar 53,4%.
Analisis komputasi perbandingan temperatur pembakaran boiler menggunakan udara pembakaran konvensional dan pembakaran oxy-fuel Ihsan Budiman; Reza Setiawan; Najmudin Fauji
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i1.192

Abstract

Pembakaran bahan bakar fosil merupakan penyebab emisi Karbon Dioksida (CO2) terbesar di dunia saat ini. Emisi CO2 sendiri menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Boiler merupakan pembangkit uap yang menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas alam dalam pengoperasiannya. Boiler sendiri umum digunakan pada pembangkit uap utilitas dan pembangkit uap industri. Dalam operasionalnya, boiler konvensional berbahan bakar gas alam menggunakan udara untuk pembakaran yang mana kandungan gas Nitrogen (N2) pada udara biasa mencapai 79% yang melarutkan gas CO2 pada gas pembuangan, sehingga gas CO2 tersebut terbawa ke atmosfer. Beberapa teknologi yang bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 diantaranya pre-combustion, post-combustion, dan oxy-fuel combustion. Metode numerik seperti Computational Fluid Dynamics (CFD) digunakan karena teknologi oxy-fuel memiliki keterbatasan dalam penggunaannya di dunia industri dan utilitas, serta membutuhkan biaya pengadaan yang besar. Berdasarkan hasil simulasi didapat temperatur maksimum pada pembakaran konvensional sebesar 1917áµ’C sementara pada pembakaran oxy-fuel temperatur yang dihasilkan sebesar 1857áµ’C. Meskipun begitu, distribusi temperatur pada pembakaran oxy-fuel lebih merata dibandingkan pembakaran konvensional sehingga penyerapan panasnya akan lebih baik. Hal ini dibuktikan melalui grafik perbandingan temperatur pada masing-masing dinding furnace. Hasilnya terjadi penambahan temperatur sebesar 7,8áµ’C pada dinding furnace bagian kiri, 7,7áµ’C pada dinding bagian bawah, 6,6áµ’C pada dinding bagian atas dan 6,2áµ’C pada dinding bagian belakang.
Perbandingan kinerja pelumas motor Supra X 100cc mineral dan sintetik pada uji jalan sampai 89,6 km Dadan Hasan Ramdani; Nadja Assahmi; Pauzy Kurniawan; Alfin Emutama
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i1.184

Abstract

Pelumas atau yang biasa disebut dengan oli adalah zat kimia, yang umumnya cairan yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gesekan. Kebutuhan akan pelumas di Indonesia saat ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi kendaraan bermotor terutama motor. Pelumas berkualitas rendah apabila digunakan di dalam mesin akan mudah rusak atau terdekomposisi, sehingga akan berkurang daya lumasnya. Oleh karena itu, perlu dibuktikan kinerja pelumas baik mineral maupun sintetik dengan uji jalan. Pada kajian ini dilakukan uji coba (road test) terhadap dua merk oli motor AHM OIL MPX1, SHELL ADVANCE 10W-40 dengan perbedaan bahan dasar mineral, sintetik dan additive yang sama. Road test dilakukan sampai 89,6 km selama 1 hari perjalanan Ciamis-Pangandaran. Dari hasil road test menunjukkan penurunan viskositas dan nilai TBN yang cukup stabil. Kandungan wear metal sangat baik, tidak ada kerusakan komponen dan konsumsi pelumas sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelumas mineral sebanding dengan pelumas sintetik apabila ditambahkan dengan additive yang berkualitas dan pemakaian pelumas sesuai rekomendasi pembuat motor.
Perancangan poros engkol dan pin pada Genset STAR SPG 1600 Dhio Irawan; Iwan Nugraha Gusniar; Kardiman Kardiman
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i2.244

Abstract

Poros berperan penting sebagai penerus daya melalui putaran mesin. Poros dapat menerima beban lentur, tarikan serta beban puntiran. Poros Genset Star SPG1600 termasuk salah satu jenis poros engkol tunggal yang mendapatkan beban lentur dan beban puntir. Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan poros yaitu kekuatan, kekakuan poros, putaran kritis, korosi dan bahan poros. Tahapan perencanaan ini dibagi menjadi dua tahanapan, pertama adalah menentukan dimensi dan bahan yang digunakan dengan menggunakan tahapan perencanaan poros dengan beban puntir dan lentur yang disusun sularso. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan poros engkol Genset Star SPG 1600 dengan kekuatan 3.0 HP berdasarkan dari hasil perhitungan perencanaan diketahui besarnya defleksi yang disebabkan oleh gaya punter yang terjadi sebesar 0,09° yang artinya poros mengalami defleksi karena beban puntir sebesar 0,09°. Poros engkol tersebut menerima momen lentur gabungan 2787,8 kg mm, sehingga faktor keamanan yang dipilih senilai 6,0 berdasarkan tabel, dan tegangan puntir 4.58 Kg/mm, sehingga menghasilkan faktor keamanan senilai 2,0. Faktor keamanan yang didapatkan lebih dari satu, sehingga aman untuk digunakan. Hasil analisa tersebut dianalisa kembali dengan mencari ukuran diameter ideal, sebesar ø16,7mm, dengan bahan material S30C.
Pengembangan modul pemantau penggunaan energi listrik untuk menunjang implementasi industri 4.0 Harry Prayoga Setyawan; Sri Raharno
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i2.238

Abstract

Industri manufaktur telah memasuki era baru, yaitu era Industri 4.0 yang mempunyai tujuan utama antara lain untuk peningkatan efisiensi, pengurangan pemborosan, dan penurunan ongkos produksi. Penerapan paradigma Industri 4.0 memerlukan persyaratan pokok, yaitu semua elemen produksi seperti peralatan produksi, operator, dan benda kerja harus mempunyai kecerdasan. Agar mempunyai kecerdasan, elemen produksi antara lain seperti mesin-mesin perkakas perlu dilengkapi dengan modul tambahan. Mesin perkakas secara umum tidak memiliki sistem pemantauan energi. Modul pemantau energi mengukur energi yang digunakan mesin dan data pengukuran disimpan dalam basis data. Data pengukuran divisualisasikan pada antarmuka web pemantauan energi. Hasil pengujian pembacaan sensor dibandingkan dengan pembacaan alat ukur pembanding didapatkan hasil ketelitian sensor tegangan 0,96% dan sensor arus 0,92%. Ketelitian pembacaan sensor mempunyai nilai keakuratan sesuai standar IEC No. 13B-23 yang klasifikasikan ke golongan III dengan nilai ketelitian 1,0%. Modul pemantau energi memiliki kebutuhan daya sebesar 6 Wh dan dilengkapi dengan baterai yang dapat dioperasikan selama 2 jam 25 menit. Modul pemantau energi memiliki indikator TKT 5 pada pengukuran Tingkat Ketersiapan Teknologi (TKT).
Analisis terhadap desain komponen boom pada mini excavator Excava50 menggunakan metoda elemen hingga Nanang Ali Sutisna; Zairullah Azhar
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i2.233

Abstract

Makalah ini menyajikan studi pada mini excavator Excava50. Dari sekian banyak komponen pada sebuah excavator, komponen boom adalah komponen yang sangat vital karena mendukung seluruh beban kerja pada saat beroperasi. Studi ini dilakukan dengan menggunakan analisis elemen hingga pada komponen boom dengan memanfaatkan data dari komponen boom eksisting, baik dimensi, beban kerja, dan material yang digunakan. Selanjutnya umur kelelahan komponen boom juga dihitung untuk memperkirakan umur pakainya. Hasil simulasi dengan software CATIAV5 memperlihatkan bahwa komponen boom tersebut aman digunakan dengan perkiraan umur pakai mencapai 50 tahun.
Pengaruh kekasaran permukaan terhadap ketahanan korosi stainless steel 444 dalam cairan saliva buatan Aldinor Setiawan; Agus Suprihanto; Sulistyo Sulistyo
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i2.254

Abstract

Stainless steel 444 merupakan tipe feritik yang digunakan sebagai material selubung magnet pada dental magnetic attachment. Seiring pemakaian, permukaannya mengalami gesekan yang menyebabkan kekasaran permukaan berubah. Kajian ini mempelajari pengaruh kekasaran permukaan terhadap ketahanan korosinya. Spesimen dengan variasi kekasaran permukaan Ra 0,146, 0,196 dan 0,624 telah berhasil diuji ketahanan korosinya dalam larutan saliva buatan. Pengujian korosi menggunakan metode weight loss dan polarisasi. Hasil uji mendapatkan kekasaran permukaan Ra 0,146 laju korosinya 0,00022 mm/y, sedang kekasaran permukaan 0,624 laju korosinya 0,00057 mm/y. Hasil ini menunjukkan bahwa ketahanan korosi semakin menurun seiring permukaan spesimen semakin kasar.

Page 10 of 30 | Total Record : 291