cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Tatengkorang
ISSN : 25958905     EISSN : 2655285X     DOI : 10.54484
Tulisan yang diangkat dari hasil pengabdian masyarakat dibidang perikanan dan kebaharian, kesehatan, teknik komputer dan komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 137 Documents
OPTIMALISASI PERAN REMAJA DALAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI EDUKASI KESEHATAN DAN PENGKAJIAN STATUS GIZI Sanggelorang, Yulianty; Sebayang, F. Ari Anggraini; Rumayar, Adisti; Masengi, Angelina Stevany Regina
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i2.668

Abstract

Stunting, a manifestation of chronic malnutrition, affects cognitive abilities, academic performance, physical health, and economic potential. The persistence of stunting cases in North Sulawesi, particularly in North Minahasa Regency, becomes a significant issue that requires urgent attention. Health education for adolescents has been proven as an effective intervention in preventing various nutritional problems, including stunting. This Community Partnership Program (CPP) was conducted through health education and anthropometric measurements at SMP Advent Wineru and MTs Biharul Ulum, involving students from these two schools. The CPP activities comprised four stages: preparation, pre-test, health education and anthropometric measurement, and post-test. The education sessions covered basic concepts of stunting, related factors, and the role of adolescents in stunting prevention. Meanwhile, the anthropometric measurements, including weight and height, were conducted to determine nutritional status using the BMI-for-age index. A total of 57 students participated in the program. The results indicated a significant difference of students’ knowledge about stunting, before and after the health education (p-value < 0.05). The anthropometric measurements revealed that 73.7% of the students had normal nutritional status, although issues of undernutrition and overnutrition were still present. This PKM successfully enhanced adolescents' knowledge about stunting and specifically identified nutritional problems within the student population at both locations. Sustainable education and interventions are necessary to improve adolescent health and prevent stunting in the future. Stunting, manifestasi dari kekurangan gizi kronis, berdampak pada kemampuan kognitif, prestasi belajar, kesehatan fisik, dan ekonomi. Masih ditemukannya anak stunting di Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, menjadi permasalahan yang perlu untuk ditanggulangi. Edukasi kesehatan pada remaja menjadi salah satu intervensi yang terbukti efektif dalam dalam pencegahan berbagai masalah gizi, termasuk stunting Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilakukan melalui edukasi kesehatan dan pengukuran antropometri di SMP Advent Wineru dan MTs Biharul Ulum dengan peserta siswa dari kedua sekolah ini. Kegiatan PKM terdiri dari empat tahap: persiapan, pre-test, edukasi kesehatan dan pengukuran antropometri, serta post-test. Penyuluhan meliputi konsep dasar stunting, faktor terkait, dan peran remaja dalam pencegahan stunting. Pengukuran antropometri, berat dan tinggi badan, dilakukan untuk menentukan status gizi menggunakan indeks IMT/U. Sebanyak 57 siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan siswa tentang stunting pada saat sebelum dan setelah edukasi kesehatan (p-value < 0.05). Pengukuran antropometri menunjukkan bahwa 73.7% siswa memiliki status gizi normal, namun masih terdapat masalah gizi kurang dan lebih. PKM ini berhasil meningkatkan pengetahuan remaja tentang stunting dan mengidentifikasi secara spesifik masalah gizi pada populasi siswa di kedua lokasi kegiatan. Edukasi berkelanjutan dan intervensi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan remaja dan mencegah stunting di masa depan
Optimalisasi Peran Peer Educator HIV/AIDS dengan Edukasi terkait HIV/AIDS pada Lokus Pekerja Seks Sri Handayani
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i2.669

Abstract

Only 70% of HIV/AIDS peer educators were able to achieve targets in recruiting at-risk groups to carry out VCT. After identifying the problem, information was obtained about the low ability of peer educators to master the basic concepts of HIV/AIDS and STIs. The aim of this activity is to improve the ability of peer educators to reach at-risk groups. HIV/AIDS education activity for Peer Educators on Saturday, August 24 2024 which was attended by 12 peer educators with resource person Dr. Sandra Yelli. The success of this activity was evaluated by looking at the increase in peer educators' understanding regarding HIV/AIDS, namely by 17%. Evaluation was carried out using pre and post test questionnaires. It is hoped that this activity can be carried out continuously so that it can update and optimize peer educators' understanding regarding HIV/AIDS Peer educator HIV/AIDS yang mampu mencapai target dalam menjaring kelompok berisiko untuk melakukan VCT hanya 70%. Setelah dilakukan identifikasi masalah diperoleh informasi masih rendahnya kemampuan peer educator dalam menguasai konsep dasar HIV/AIDS dan IMS. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peer educator dalam menjangkau kelompok berisiko. Kegiatan edukasi HIV/AIDS kepada Peer Educator pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 yang dihadari oleh 12 orang peer educator dengan narasumber dr. Sandra Yelli. Keberhasilan kegiatan ini dievaluasi dengan melihat peningkatan pemahaman peer educator terkait HIV/AIDS yaitu sebesar 17%. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner pre dan post test. Diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan berkelanjutan sehingga mampu mengupdate dan mengoptimalkan pemahaman peer educator terkait HIV/AIDS. Pelaksanaan kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman peer educator terkait HIV/AIDS.
Edukasi dan Pendampingan Penerapan Perilaku “BORIA” dalam Upaya Penurunan Kejadian Diabetes Melitus di Desa Genaharjo Kec. Semanding Kab. Tuban Nur Cahyani, Nabila; Puspitadewi, Teresia Retna; Cahyani, Mirna Tri; Nurjanah, Noviatul; Azaro, Devia Fatimatus; Irianti, Dhevina Yogi Ara
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v9i1.675

Abstract

In the era of globalization, which is where there is a global era, there is a shift from infectious diseases to non-communicable diseases such as the emergence of more and more degenerative diseases, one of which is Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus is one of the diseases that are most suffered by the Indonesian people. This disease is called a silent killer because patients are often unaware so they are prone to complications Diabetes mellitus has the main cause, namely an unhealthy lifestyle. On the other hand, the people of Genaharjo Village, Semanding District, Tuban Regency have a habit of drinking coffee, staying up late, and among others obesity. This is the basis for the implementation of the student creativity program by providing an overview and explanation related to diabetes mellitus, the implementation of healthy living behaviors with the "BORIA" program and "BORIA" gymnastics assistance. As a result of holding this program, the majority of the elderly have almost all implemented the "BORIA" program as many as 15.4 (77%). It is hoped that this program can help the community in Genaharjo Village in an effort to control and prevent complications due to diabetes mellitus Sejumlah penyakit tidak menular, seperti meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus (DM), telah menggantikan penyakit menular di era globalisasi ini. Salah satu penyakit yang paling umum di Indonesia adalah diabetes melitus, yang dianggap dapat menimbulkan sejumlah komplikasi dan penyakit serius. Pasien sering kali tidak menyadarinya, sehingga mereka rentan terhadap konsekuensinya, itulah sebabnya penyakit ini disebut sebagai pembunuh diam-diam. Penyebab utama diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak sehat. Di sisi lain, masyarakat Desa Genaharjo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban memiliki kebiasaan minum kopi, begadang, dan diantaranya obesitas. Hal tersebut yang mendasari pelaksanaan program kreativitas mahasiswa dengan memberikan gambaran dan penjelasan terkait diabetes melitus, penerapan perilaku hidup sehat dengan program “BORIA” serta pendampingan senam “BORIA”. Hasil diadakannya program ini, mayoritas lansia hampir seluruhnya telah menerapkan program “BORIA” sebanyak 15,4 (77%). Harapannya program ini dapat membantu masyarakat di Desa Genaharjo dalam upaya mengendalikan dan mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes melitus.
STIMULASI HEALTH LITERACY PADA KELOMPOK REMAJA SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR Simak, Valen Fridolin; Rompas, Sefti Selfijani Jehermia
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v9i1.676

Abstract

The development of technology today greatly influences the behavioral patterns of adolescents. This is evidenced by the increasing adolescent health issues such as deviant sexual behavior, smoking habits, and alcohol consumption. The challenges faced by partners include limited access for adolescents to health services, limited mobility among adolescents which can lead to weight gain, a contributing factor to chronic diseases (Hypertension, Diabetes Mellitus), and the lack of knowledge related to deviant behaviors in adolescence that affect their health. Additionally, there is a lack of available adolescent health information in schools. The method used in this activity was packaged in the form of games and role-plays, conducted face-to-face once a week over two weeks at two schools/partners. The results showed an increase in knowledge, with over 90% of adolescents being able to understand and explain non-communicable diseases in simple terms, including their definition, causes, and prevention. Therefore, schools need to integrate health literacy into the curriculum to ensure that all students have equal access to important health information. Furthermore, parents and the community play a key role in supporting healthy behavioral changes in adolescents Berkembangnya teknologi di saat ini sangat mempengaruhi pola perilaku dari remaja tersebut. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya masalah kesehatan remaja seperti perilaku seksual menyimpang, kebiasaan merokok, alkohol. Permasalahan mitra yang dijumpai adalah minimnya keterjangkauan remaja untuk mencapai layanan kesehatan, minimnya mobilisasi remaja sehingga dapat berdampak pada penambahan berat badan yang menjadi salah satu faktor penyumbang masalah penyakit kronis (Hipertensi, Diabetes Melitus), minimnya pengetahuan berkaitan dengan perilaku menyimpang pada usia remaja yang berkaitan dengan kesehatan remaja serta tidak tersediannya informasi Kesehatan Remaja di Sekolah. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan dan role-play dengan tatap muka 1x selama 2 minggu pelaksanaan pada kedua sekolah/mitra. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah menemukan peningkatan pengetahuan pada remaja > 90% mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penyakit tidak menular secara sederhana berkaitan dengan pengertian, penyebab dan tentang pencegahannya. Oleh karena itu, sekolah perlu mengintegrasikan literasi kesehatan ke dalam kurikulum untuk memastikan semua siswa memiliki akses yang sama terhadap informasi kesehatan yang penting. Selain itu, Orang tua dan komunitas berperan penting dalam mendukung perubahan perilaku sehat pada remaja
PENDAMPINGAN KADER POSYANDU MELALUI PELATIHAN PEMANTAUAN STATUS KESEHATAN BALITA DAN KONSELING GIZI SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN KEJADIAN STUNTING Retna Puspitadewi, Teresia; Jannah, Roudlotul; Wahyurianto, Yasin
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i2.679

Abstract

Stunting is a condition of failure to grow in toddlers due to chronic malnutrition for 1,000 HPK, The lack of exposure of mothers of toddlers and posyandu cadres about stunting is predicted to be the cause of the lack of social support, therefore it is necessary to educate the public about the health status of toddlers through screening. The purpose of community service activities is to provide assistance to Posyandu Cadres and mothers of toddlers on Monitoring the Nutritional Status of Toddlers and Nutrition Counseling as an effort to reduce the incidence of stunting in Tunah Village, Tuban Regency. The results of the first phase of activities on July 9, 2024 were counseling on stunting, nutrition for toddlers, and a demonstration of toddler menu processing by PERSAGI. From the results of this activity, it was obtained that there was a difference in knowledge with a significance of 0.000 with a p value of < 0.05, which means that there was an influence of the treatment or education provided on the improvement of participants' knowledge. Phase 2 on July 15, 2024, assisted the skills of posyandu cadres for anthropometric measurements obtained from 50 toddlers almost entirely (86%) with normal LILA, almost all (82%) LILA with normal toddlers, and most (54%) with BMI less than normal. The results of this measurement illustrate the condition of toddlers in Tunah village who have a malnourished status who are at risk of stunting. In the assistance of processing the toddler menu, 26 sample menus for toddlers were produced. This mentoring activity needs to be continued with the cooperation of the District, Puskesmas so that this community service activity is on target and successful as an effort to participate in the success of the government program to realize the acceleration of stunting reduction in toddlers Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis selama 1.000 HPK, Kurang terpaparnya ibu balita dan kader posyandu tentang stunting diprediksi menjadi penyebab kurangnya dukungan sosial, oleh karenanya diperlukan edukasi pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang status kesehatan balita melalui skreening. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat memberikan Pendampingan pada Kader Posyandu dan ibu balita tentang Pemantauan Status Gizi Balita dan Konseling Gizi sebagai upaya menurunkan Kejadian Stunting di Desa Tunah Kabupaten Tuban. Hasil kegiatan tahap I tgl 9 Juli 2024 dilakukan penyuluhan tentang stunting, nutrisi balita, serta Demonstrasi pengolahan menu balita oleh PERSAGI. Dari hasil kegiatan ini didapatkan perbedaan pengetahuan dengan signifikansi 0,000 dengan p value < 0,05 diartikan ada pengaruh dari perlakuanatau edukasi yang diberikan pada peningkatan pengetahuan peserta. Tahap 2 tanggal 15 juli 2024 dilakukan pendampingan ketrampilan kader posyandu untuk pengukuran antropometri didapatkan dari 50 balita hampir seluruhnya (86%) LILA normal, LIKA hampir seluruhnya (82%) balita normal, dan IMT sebagian besar (54%) kurang dari normal. Hasil pengukuran ini menggambarkan kondisi balita didesa Tunah memiliki status gizi kurang yang berisiko mengalami stunting. Pada pendampingan pengolahan menu balita dihasilkan 26 contoh menu bagi balita. Kegiatan pendampingan ini perlu dilanjutkan dengan kerjasama pihak Kecamatan, Puskesmas agar kegiatan pengabdian masyarakat ini tepat sasaran dan berhasil guna sebagai upaya ikut serta mensukseskan program pemerintah mewujudkan percepatan penurunan Stunting pada balita
EDUKASI BERBASIS MODEL PEER GROUP TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Rompas, Sefti Selfijani Jehermia; Durry, Meilany F.; Mariati, Ni Wayan
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v9i1.695

Abstract

Cervical cancer is the leading cause of death among women with the highest prevalence in Indonesia. Cervical cancer is predominantly transmitted through sexual contact, with 493,243 new cases reported annually worldwide, resulting in 273,505 deaths per year. Available data indicate that the majority of women diagnosed with cervical cancer are already in advanced stages. Delays in seeking healthcare services can have severe consequences. This community service initiative aims to provide education and screening for women to facilitate early detection of cervical cancer, thereby promoting optimal growth, development, and health in the working area of the Tuminting Community Health Center. The activities carried out include educating women using the Peer Education model, followed by Pap Smear screening. The results of this initiative show an increase in women's knowledge and motivation to undergo screening or early detection of cervical cancer among all participants. Through this program, it is expected to educate and improve women’s knowledge, decision-making, and behavior related to early cervical cancer detection. Kanker serviks adalah penyebab kematian wanita dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Kanker serviks ditularkan sebagian besar melalui hubungan seksual, diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Data yang ada dijelaskan bahwa mayoritas ibu yang datang dengan diagnosa kanker serviks telah stadium lanjut. Terlambatnya datang ke pusat pelayanan kesehatan akan memberikan dampak yang buruk. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberika edukasi dan melakukan skrini pada kelompok Ibu untuk deteksi dini kanker serviks, mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting. Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi ibu menggunakan model Peer Education serta diikuti oleh Skrining pemeriksaan Pap Smear. Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan motivasi ibu melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks pada semua peserta Pengadian. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan, pengambilan keputusan dan perilaku ibu yang berkaitan dengan deteksi dini kankers serviks.
Strategi Pemberdayaan Nelayan dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Para Mozes, Getruida Nita; Kumaseh, Eunike Irene
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v9i1.703

Abstract

Penetapan kawasan konservasi di Pulau Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, telah mengakibatkan penyempitan wilayah tangkap ikan yang berdampak pada kebutuhan masyarakat akan sumber penghidupan baru. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, sejak tahun 2020 dilakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi alam dan budaya lokal sebagai alternatif mata pencaharian yang bertujuan menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Para. Penelitian bertujuan merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui identifikasi potensi wilayah, pemetaan pelatihan pengembangan sumber daya pariwisata, serta penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan homestay, pemanduan wisata berbasis budaya, promosi digital, serta pelestarian praktik tradisional seperti pembuatan garam, penangkapan ikan dengan soma batu, dan surf fishing mendorong partisipasi inklusif dalam sektor pariwisata. Pengembangan dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat untuk menciptakan model pengelolaan yang adaptif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan pesisir.