cover
Contact Name
Dr. dr. Puspa Wardhani, SpPK
Contact Email
admin@indonesianjournalofclinicalpathology.org
Phone
+6285733220600
Journal Mail Official
majalah.jicp@yahoo.com
Editorial Address
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)
ISSN : 08544263     EISSN : 24774685     DOI : https://dx.doi.org/10.24293
Core Subject : Health, Science,
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML) is a journal published by “Association of Clinical Pathologist” professional association. This journal displays articles in the Clinical Pathology and Medical Laboratory scope. Clinical Pathology has a couple of subdivisions, namely: Clinical Chemistry, Hematology, Immunology and Serology, Microbiology and Infectious Disease, Hepatology, Cardiovascular, Endocrinology, Blood Transfusion, Nephrology, and Molecular Biology. Scientific articles of these topics, mainly emphasize on the laboratory examinations, pathophysiology, and pathogenesis in a disease.
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 1 (2016)" : 18 Documents clear
VIROLOGICAL AND IMMUNOLOGICAL RESPONSE TO ANTIRETROVIRAL TREATMENT IN HIV-INFECTED PATIENTS (Respons Virologis dan Imunologis terhadap Pengobatan Anti-Retroviral di Pasien Terinfeksi HIV) Umi S. Intansari; Yunika Puspa Dewi; Mohammad Juffrie; Marsetyawan HNE Soesatyo; Yanri W Subronto; Budi Mulyono
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1187

Abstract

Infeksi HIV/AIDS masih menjadi tantangan global. Pengobatan antiretroviral (ART) berperan dalam menurunkan replikasi virus,menurunkan tingkat kematian infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Meskipundemikian data terkait respons virologis dan imunologis termasuk aktivasi imun masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui respons virologis dan imunologis pasien HIV setelah 6 bulan memulai pengobatan ARV. Subjek dari penelitian observasionalprospektif ini adalah 44 pasien HIV yang belum pernah mendapat pengobatan ARV, yang berobat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta danRSUP Dr. Kariadi, Semarang. Sampel darah EDTA sebanyak 6 mL diambil pra dan pasca 6 bulan pengobatan ARV untuk pemeriksaanjumlah sel T CD4+, kadar RNA HIV dan persentase sel T CD8+/38+. Kadar RNA HIV turun secara bermakna sejalan dengan persentasesel T CD8+/38+, sementara jumlah sel T CD4+ meningkat bermakna. Sebanyak 79,5% pasien mengalami pemulihan sel T CD4 optimal(>50 sel/μL) dan kadar RNA HIV turun lebih dari 1 log10 kopi/mL pada 93% pasien. Pasien dengan respons tidak sesuai antara virologisdan imunologis didapatkan sebanyak 13,6%. Kadar HIV bernasab positif dengan persentase sel T CD8+/38+ (r=0,58, p<0,0001) danbernasab negatif dengan jumlah sel T CD4+ (r=–0,470 (p<0,0001). Berdasarkan telitian ini, sebagian besar pasien mempunyai responsvirologis dan imunonologis yang sesuai 6 bulan setelah ART. Sebanyak 20,45% pasien tidak berespons atau mengalami ketidaksesuaianrespons virologis dan imunologis dan memerlukan penilaian dan pengobatan secara terus menerus.
CREATINE KINASE RELATED TO THE MORTALITY IN MYOCARDIAL INFARCTION (Creatine Kinase terhadap Angka Kematian di Infark Miokard) Liong Boy Kurniawan; Uleng Bahrun; Darmawaty Rauf; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1178

Abstract

Creatine Kinase (CK) merupakan salah satu uji yang sering diperiksakan untuk mendiagnosis infark miokard akut. Peningkatanenzim ini menunjukkan ada nekrosis sel otot meskipun tidak khas di otot jantung. Kenaikan tingkat CK di infark miokard akutmenggambarkan luas serta beratnya penyakit dan dihubungkan dengan peningkatan angka kematian pasien. Untuk mengetahui tingkatCK di pasien infark miokard akut saat masuk rumah sakit dan menilai pengaruhnya terhadap angka kematian pasien selama perawatandi rumah sakit. Penelitian ini merupakan kajian potong lintang dengan mengambil data sekunder dari rekam medik 62 pasien infarkmiokard akut yang dirawat di Unit Perawatan Jantung Intensif Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masa waktu bulanJuli 2010 hingga Juni 2011. Kadar CK yang diteliti diperoleh saat pasien masuk rumah sakit. Uji statistic dilakukan dengan uji MannWhitney, T Test dan Chi-Kuadrat. Rerata kadar CK di pasien infark miokard akut yang tetap hidup dan meninggal selama perawatanadalah 507,38+749,62 U/L dan 1995,39+2290,06 U/L (p=0,002). Perbedaan tingkat angka kematian yang bermakna ditemukanantar kuartil CK (p=0,021). Kebahayaan relatif angka kematian pada kuartil keempat (4) sebesar 13 kali dibandingkan dengan kuartilkesatu (1) (selang kepercayaan 95%, 2,07-81,5; p=0,006), kuartil ketiga (3) sebesar 4,8 kali dibandingkan dengan kuartil kesatu (1)(selang kepercayaan 95%, 1,07-21,45; p=0,04) dan kuartil kedua (2) sebesar 3 kali dibandingkan dengan kuartil kesatu (1) (selangkepercayaan 95%, 0,68-13,3; p=0,148).Didasari telitian ini, ditemukan perbedaan bermakna kadar CK ditemukan saat masuk rumahsakit di pasien infark miokard akut yang tetap hidup maupun yang meninggal selama perawatan. Semakin tinggi kadar CK saat pasienmasuk rumah sakit semakin tinggi tingkat angka kematiannya.
PANCREATIC CANCER IN 31 YEARS OLD PATIENT WITH NORMAL SERUM AMYLASE LEVEL (Kanker Pankreas di Pasien Usia 31 Tahun dengan Kadar Amilase Serum Normal) Melda F. Flora; Budiono Raharjo; Maimun Z. Arthamin
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1192

Abstract

Kanker pankreas adalah keganasan sel di jaringan pankreas. kejadiannya meningkat pada usia di atas 60 tahun. Namun, sekitar20% dapat terjadi di usia muda. Patogenesis terjadinya masih belum jelas, dikemukakan bahwa mutasi genetik dan faktor eksogen sepertimerokok berhubungan dengan terjadinya keganasan sel pankreas. Kasus adalah seorang laki-laki perokok berusia 31 tahun dengankeluhan utama nyeri ulu hati menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, nafsu makan turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkansklera ikterik, perkusi redup dan ronkhi di paru, distensi abdomen dan asites. Pada pemeriksaan laboratorik didapatkan leukositosis,trombositopenia, peningkatan aspartate aminotransaminase (AST) lebih dari 10 kali Upper Range Limit (URL), hiperbilirubinemiadirek, peningkatan alkaline phosphatase (ALP), Gamma Glutamyl Transferase (GGT) dan lipase serum, sedangkan amilase serumnormal. Terdapat juga peningkatan kadar CA19-9. Pada computed tomography scan (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)didapatkan gambaran kanker pankreas primer yang telah bermetastasis ke pleura dan hati. Kadar amilase normal di pasien dapatdisebabkan karena awal peningkatan dan penurunan kadar amilase terjadi lebih cepat dan pada saat diperiksa telah turun mencapaikadar normal. Simpulan, kanker pankreas dapat terjadi di usia muda. Amilase yang normal dapat terjadi di kanker pankreas.
DIAGNOSTIC VALUES OF MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS 38 KDA ANTIGEN IN URINE AND SERUM OF CHILDHOOD TUBERCULOSIS (Nilai Diagnostik Antigen 38 kDa Mycobacterium tuberculosis Air Kemih dan Serum di Tuberkulosis Anak) Agustin Iskandar; Leliawaty Leliawaty; Maimun Z. Arthamin; Ery Olivianto
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1183

Abstract

Diagnosis TB anak sangat sukar karena gambaran klinis tidak khas, foto paru juga sulit diinterpretasi. Di anak sulit mendapatkandahak, jarang batuk dan jumlah kumannya sedikit. Deteksi antigen Mycobacterium tuberculosis merupakan sebuah pilihan yang tersediauntuk mendiagnosis TB. Teknik diagnosis TB secara serologis dan air kemih memberi banyak keuntungan karena mudah dikerjakan,biaya murah, cepat memberikan hasil dan mudah didapatkan, tidak menyakitkan serta tidak memerlukan spesimen dari jaringan yangsakit. Antigen 38 kDa merupakan antigen lipoprotein ekstraselular Mycobacterium sp memiliki potensi imunogen. Tujuan penelitian iniadalah membandingkan nilai diagnostik antigen 38 kDa Mycobacterium tuberculosis air kemih dan serum di tuberkulosis anak. Metodepenelitian merupakan kajian potong lintang dengan pengambilan sampel secara berurutan (Juni 2013-Juni 2014). Subjek penelitiansebanyak 54 anak yang terduga TB. Dilakukan pemeriksaan kadar antigen 38 kDa Mtb air kemih dan serum dengan metode ELISA.Hasil telitian ini didapatkan rerata kadar antigen 38 kDa air kemih dan serum subjek dengan TB lebih tinggi dibandingkan kelompokbukan TB, rerata/Simpang Baku (SD) antigen 38 kDa Mtb air kemih [0,25(0,388)] vs [0,03(0,011)] p=0,002, AUC (84,3%), Cut-offpoint: 0,04 ng/mL (kepekaan 83% dan kekhasan 71,43%) dan antigen 38 kDa Mtb serum [14,21(13,335)] vs [4,189(0,386)] p=0,263,AUC (63,5%), Cut-off point: 4,25 ng/mL (kepekaan 53,2% dan kekahasan 57,1%). Antigen 38 kDa Mtb air kemih lebih baik daripadaantigen 38 kDa Mtb serum untuk mendiagnostik tuberkulosis anak.
HBA1C LEVELS IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS WITH AND WITHOUT INCIDENCE OF THROMBOTIC STROKE (Kadar HbA1c Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan dan Tanpa Kejadian Strok Infark Trombotik) Dafina Balqis; Yudhi Adrianto; Jongky Hendro Prayitno
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1185

Abstract

Strok saat ini menjadi salah satu penyebab utama kematian global. Hubungan antara kejadian strok dengan diabetes telahlama diketahui. Kontrol gula darah, yang dipantau melalui kadar HbA1c, telah menunjukkan hubungan dengan strok dan penyakitkardiovaskular lain. Kajian ini untuk menentukan perbedaan kadar HbA1c antara pasien diabetes melitus tipe 2 dengan dan tanpakejadian strok infark trombotik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis retrospektif menggunakan rekam medis pasienselama 3,5 tahun. Penelitian ini mengumpulkan data kadar HbA1c dari 443 pasien diabetes melitus tipe 2 kemudian membandingkanrerata kadar HbA1c antara pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan kejadian strok trombotik (n=74) dan tanpa kejadian strok trombotik(n=369). Perbandingan tingkat HbA1c juga dilakukan secara terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kajian ini menemukan reratakadar HbA1c yang tinggi di kedua kelompok sampel (10,49%±2,53% untuk kelompok dengan kejadian strok infark trombotik dan10,44%±2,8% untuk kelompok tanpa kejadian strok infark trombotik) dengan perbandingan sarana p>0,05. Perbandingan yangdilakukan secara terpisah di laki-laki dan perempuan juga menunjukkan hasil yang sama dengan p>0,05. Sebagai simpulan, kadarHbA1c di kedua kelompok penelitian sama-sama tinggi dan tidak ada perbedaan bermakna kadar HbA1c yang ditemukan di pasiendengan diabetes tipe 2 dengan dan tanpa kejadian strok trombotik.
PLATELET-LYMPHOCYTE RATIO (PLR) MARKERS IN ACUTE CORONARY SYNDROME (Platelet Lymphocyte Ratio (PLR) sebagai Petanda Sindrom Koroner Akut) Haerani Harun; Uleng Bahrun; Darmawaty ER
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1176

Abstract

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan puncak manifestasi klinis aterosklerosis di arteri koroner. Inflamasi terjadi dari tahapawal pembentukan ateroma sampai ruptur plak dan trombosis. Trombosis memainkan peran penting dalam perjalanan penyakit SKA.Trombositosis dan limfopenia berhubungan dengan derajat inflamasi sistemik dan Rasio Platelet Limfosit (PLR) menjadi petanda baruyang melibatkan kedua tolok ukur hematologi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif di Rumah sakit Dr. WahidinSudirohusodo Makassar dengan mengambil data pasien SKA UAP, STEMI, NSTEMI dan menilai PLR dari pemeriksaan darah rutin saatmasuk Rumah sakit. Data PLR dibandingkan berdasarkan jenis SKA, kemudian dibandingkan dengan kontrol sehat. Hasil penelitiandidapatkan 223 data pasien SKA UAP, STEMI dan NSTEMI masing-masing 89, 68, 66 data dan kontrol normal 198 data. Hasil ujistatistik Kruskal wallis menunjukkan perbedaan bermakna PLR antara pasien UAP, NSTEMI dan STEMI (p=0,011). Hasil uji post hocmenunjukkan perbedaan bermakna antara UAP dan NSTEMI (p=0,023), UAP dan STEMI (p=0,006), tetapi tidak berbeda bermaknaantara NSTEMI dan STEMI (p=0,827). Nilai PLR pasien SKA lebih tinggi dibandingkan dengan pembanding (p=0,037). Berdasarkanhasil penelitian didapatkan nilai PLR meningkat di SKA dibandingkan dengan kontrol normal. Nilai PLR di STEMI dan NSTEMI lebihtinggi dibandingkan UAP, kemungkinan berhubungan dengan pembentukan trombus dan infark miokard.
THE CORRELATION OF NAIVE CD4+T LYMPHOCYTE CELL PERCENTAGE, INTERLEUKIN-4 LEVELS AND TOTAL IMMUNOGLOBULIN E IN PATIENTS WITH ALLERGIC ASTHMA (Kenasaban antara Persentase Sel Limfosit T-CD4+ Naive dengan Kadar Interleukin-4 dan Jumlah Imunoglobulin E Total di Pasien Asma Alergi) Si Ngr. Oka Putrawan; Endang Retnowati; Daniel Maranatha
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1190

Abstract

Asma alergi merupakan fenotip asma paling sering didapatkan di anak dan dewasa. Alergen masuk ke saluran napas yang akanmemicu respons imun sehingga menimbulkan gejala asma.Tujuan penelitian ini adalah membuktikan adanya kenasaban antarapersentase sel limfosit T-CD4+ naive dengan kadar IL-4 dan jumlah IgE total di pasien asma alergi. Penelitian bersifat analitikobservasional dengan rancangan potong lintang. Sampel terdiri dari 25 pasien asma alergi yang diperiksa di Ruang Poliklinik Asmadan Poliklinik Paru RSUD Dr. Soetomo. Pemeriksaan persentase sel limfosit T-CD4+ naive dengan flowcytometri, kadar IL-4 denganEnzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA), dan jumlah IgE Total dengan chemiluminescence. Persentase sel limfosit T-CD4+ naivecenderung meningkat yang berkisar antara 25,74–47,68% dengan rerata 36,72% dan Simpang Baku (SB) 6,0%. Kadar IL4 meningkatberkisar antara 43,4–97,2 pg/mL dengan rerata 70,8 pg/mL dan SD 14,95 pg/mL. Jumlah IgE total juga meningkat berkisar antara231,8–684,8 IU/mL dengan rerata 410,9 IU/mL dan SD 114,65 IU/mL. Terdapat kenasaban antara persentase sel limfosit T-CD4+ naivedengan kadar IL-4 dan jumlah IgE total di pasien asma alergi.
PERCENTAGE OF CD3+ T LYMPHOCYTES EXPRESSING IFN-γ AFTER CFP-10 STIMULATION (Persentase Limfosit T-CD3+ yang Mengekspresikan Interferon Gamma Setelah Stimulasi Antigen CFP-10) Yulia Nadar Indrasari; Betty Agustina Tambunan; Jusak Nugraha; Fransiska Sri Oetami
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1181

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Respons imun adaptif yangdiperantarai oleh limfosit T berperan sangat penting dalam menyingkirkan bakteri intraseluler. Hasilan sitokin IFN-γ merupakanmekanisme efektor utama dari limfosit T. Pengembangan vaksin yang efektif dalam melawan infeksi TB mempertimbangkan faktor yangmengatur hasilan IFN-γ. CFP-10 merupakan antigen yang disekresikan oleh Mycobacterium tuberculosis. Antigen ini dikenal sebagaikomponen vaksin potensial untuk TB. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan respons imun seluler yaitu persentase limfosit T-CD3+yang mengekspresikan IFN-γ setelah dirangsang antigen CFP-10 di pasien TB paru kasus baru, TB laten dan orang sehat. Penelitianini menggunakan desain eksperimen murni di laboratorium secara in vitro pada kultur PBMC pasien TB paru kasus baru, TB latendan orang sehat. Subjek penelitian adalah 8 pasien TB paru kasus baru, 7 TB laten dan 7 orang sehat di RS Khusus Paru Surabaya.Pemeriksaan persentase limfosit T-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ dengan metode Flow cytometry (BD FACSCalibur). Hasil dianalisisdengan Kruskal-Wallis atau ANOVA satu arah. Rerata persentase limfosit T-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ di TB paru kasus barusetelah stimulasi antigen CFP-10 (4,36%) lebih tinggi daripada sebelum stimulasi (3,50%) (nilai P=0,015). Rerata persentase limfositT-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ di TB laten setelah stimulasi antigen CFP-10 (3,96%) lebih tinggi dibandingkan sebelum stimulasi(2,50%) tetapi tidak bermakna (nilai P=0,367). Rerata persentase limfosit T- CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ di orang sehat setelahstimulasi (1,66%) lebih rendah daripada sebelum stimulasi (2,89%) tetapi tidak bermakna (nilai P=0,199). Perubahan persentaselimfosit T-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ setelah stimulasi antigen CFP-10 antarkelompok tidak berbeda bermakna (nilai P=0,143).Berdasarkan hasil telitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan persentase limfosit T-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γdi TB paru kasus baru setelah stimulasi antigen CFP-10. Hal ini menunjukkan limfosit T-CD3+ yang mengekspresikan IFN-γ berperandalam perlindungan terhadap infeksi TB paru.
COMPARISON OF SDLDL-C ANALYSIS USING SRISAWASDI METHOD AND HOMOGENEOUS ENZYMATIC ASSAY METHOD ON HYPERTRIGLYCERIDEMIA CONDITION (Perbandingan Analisa sdLDL-C metode Srisawasdi dan Homogeneous Enzymatic Assay di Kondisi Hipertrigliseridemia) Gilang Nugraha; Soebagijo Poegoeh Edijanto; Edhi Rianto
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1188

Abstract

Small Dense Low Density Lipoprotein (sdLDL) merupakan fraksi terkecil dari partikel Low Density Lipoprotein (LDL) yang memilikidiameter ≤25,5 nm. Partikel sdLDL merupakan lipoprotein sangat aterogenik bahkan telah dilaporkan meningkatkan kebahayaanPenyakit Jantung Koroner (PJK) hingga tiga kali lipat. Pengukuran sdLDL dilakukan dengan alat dan teknik yang rumit sehinggakurang cocok diterapkan dalam praktek klinis sehari-hari. Tahun 2011, Srisawasdi dkk mengembangkan teknik pengukuran perkiraansdLDL-cholesterol (sdLDL-C) menggunakan persamaan dengan menghitung profil lipid rutin. Dilaporkan bahwa peningkatan kepekatantrigliserida (TG) menurunkan kenasaban perkiraan sdLDL-C Srisawasdi. Penurunan nilai kenasaban dapat mempengaruhi ketepatanyang mengakibatkan penurunan mutu pemeriksaan laboratorium. Diambil 88 sampel yang dilakukan pengukuran Total Cholesterol(TC), TG, high density lipoprotein-cholesetrol (HDL-C) dan direk low density lipoprotein-cholesetrol (dLDL-C) di RSUD Dr. Soetomo,sdLDL-C metode homogeneous enzymatic assay dilakukan di Laboratorium Parahita Dharmawangsa. Hasil analisis menunjukkan, tidakada perbedaan hasil periksaan sdLDL-C formula Srisawasdi dkk dengan metode homogeneous enzymatic assay (P=0,000). Penurunannilai kenasaban ditemukan di kelompok kepekatan TG <100 mg/dL sampai dengan kelompok kepekatan TG 200-299 mg/dL. Perbedaannilai kenasaban di setiap kelompok TG tidak mempengaruhi ketepatan pemeriksaan sdLDL-C formula Srisawasdi (P=0,720) hinggakepekatan TG <400 mg/dL, dengan nilai bias pada seluruh sampel yaitu 34,15%. Keterbatasan sdLDL-C formula Srisawasdi dkk hanyadapat digunakan di kepekatan TG kurang dari 200 mg/dL dengan pemantapan mutu intralaboratorium yang terkendali baik. Saranpenelitian, perlu diteliti lebih lanjut untuk menentukan nilai normal sdLDL-C formula Srisawasdi.
APPLICATION OF DNA METHYLATION ON URINE SAMPLE FOR AGE ESTIMATION (Penggunaan Metilasi DNA dalam Perkiraan Umur Individu di Sampel Air Kemih) Rosalinda Avia Eryatma; Puspa Wardhani; Ahmad Yudianto
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1179

Abstract

Perkiraan umur sangat penting dalam analisis forensik. Umur individu lebih sering diperkirakan dengan menggunakan tulangdan gigi. Namun, hanya terbatas pada kasus tertentu yang berhubungan dengan kerangka manusia. Metilasi DNA merupakan salahsatu cara dalam memperkirakan umur di sampel biologis. Perkiraan umur menggunakan metode metilasi DNA dengan penggunaansampel air kemih hingga saat ini belum pernah ada yang melakukan, oleh sebab itu penelitian ini akan mengunakan isolasi metilasiDNA dalam memperkirakan umur individu di sampel airkemih. Di penelitian ini digunakan 6 sampel air kemih yang didapatkan daripendonor sehat. Tahap pertama adalah isolasi DNA dengan menggunakan DNAzol dan kloroform setelah itu, dikonversi bisulfit dengankit DNA metilasi. Hasil isolasi kemudian di amplifikasi dengan metode PCR dan di elektroforesis dengan gel agarosa. Hasil elektroforesisdapat sebagai acuan panjang pita yang di sekuensing. Hasil sekuensing dianalisis persen metilasinya dan korelasinya dengan perkiraanumur. Hasil dari pembacaan aplikasi dan perhitungan tersebut di sampel 001 menunjukkan 64,99%, sampel 002 menunjukkan 69,45%,sampel 003 menunjukkan 57,52%, sampel 4 menunjukkan 58,61%, sampel 005 menunjukkan 63,66% dan sampel 006 menunjukkan61,19%. Berdasarkan hasil penelitian ini merupakan langkah awal dalam penggunaan metilasi DNA dalam perkiraan umur individu terutamadi sampel air kemih.

Page 1 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2025) Vol. 31 No. 3 (2025) Vol. 31 No. 2 (2025) Vol. 31 No. 1 (2024) Vol. 30 No. 3 (2024) Vol. 30 No. 2 (2024) Vol. 30 No. 1 (2023) Vol. 29 No. 3 (2023) Vol. 29 No. 2 (2023) Vol. 29 No. 1 (2022) Vol 29, No 1 (2022) Vol. 28 No. 3 (2022) Vol 28, No 3 (2022) Vol. 28 No. 2 (2022) Vol 28, No 2 (2022) Vol. 28 No. 1 (2021) Vol 28, No 1 (2021) Vol 27, No 3 (2021) Vol. 27 No. 3 (2021) Vol. 27 No. 2 (2021) Vol 27, No 2 (2021) Vol. 27 No. 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol. 26 No. 3 (2020) Vol 26, No 3 (2020) Vol 26, No 2 (2020) Vol. 26 No. 2 (2020) Vol 26, No 1 (2019) Vol. 26 No. 1 (2019) Vol. 25 No. 3 (2019) Vol 25, No 3 (2019) Vol. 25 No. 2 (2019) Vol 25, No 2 (2019) Vol 25, No 1 (2018) Vol. 25 No. 1 (2018) Vol. 24 No. 3 (2018) Vol 24, No 3 (2018) Vol. 24 No. 2 (2018) Vol 24, No 2 (2018) Vol. 24 No. 1 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 23, No 3 (2017) Vol. 23 No. 3 (2017) Vol 23, No 2 (2017) Vol. 23 No. 2 (2017) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2016) Vol 22, No 2 (2016) Vol 22, No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2014) Vol 20, No 2 (2014) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2013) Vol 19, No 2 (2013) Vol 19, No 1 (2012) Vol. 19 No. 1 (2012) Vol 18, No 3 (2012) Vol. 18 No. 3 (2012) Vol 18, No 2 (2012) Vol 18, No 1 (2011) Vol. 18 No. 1 (2011) Vol 17, No 3 (2011) Vol 17, No 2 (2011) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2010) Vol 16, No 2 (2010) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2009) Vol 15, No 2 (2009) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14, No 3 (2008) Vol 14, No 2 (2008) Vol 14, No 1 (2007) Vol 13, No 3 (2007) Vol 13, No 2 (2007) Vol 13, No 1 (2006) Vol 12, No 3 (2006) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) More Issue