cover
Contact Name
Oka Agus Kurniawan Shavab
Contact Email
bihari@unsil.ac.id
Phone
+6281809075795
Journal Mail Official
bihari@unsil.ac.id
Editorial Address
Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jl. Siliwangi, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH
Published by Universitas Siliwangi
ISSN : 26553600     EISSN : 27147908     DOI : -
Jurnal ini fokus pada hasil penelitian dan non penelitian berupa gagasan konseptual di bidang pendidikan sejarah dan ilmu sejarah
Articles 54 Documents
PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONAL DAN KEDISIPLINAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH (Survei pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Lebak) Iman Sampurna
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.881 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan survei dan bertujuan untuk menemukan dan menganalisis secara empiris pengaruh kecerdasan interpersonal dan kedisiplinan secara bersama-sama/parsial terhadap motivasi belajar Sejarah. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas XI pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Lebak. Sampel penelitian diperoleh melalui metode simple random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan melalui teknik korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner untuk semua variabel. Data yang terkumpul selanjutnya menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan interpersonal dan kedisiplinan secara bersama-sama terhadap motivasi belajar Sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan Sig.= 0,000 0,05 dan Fhitung = 35,705; 2) Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan interpersonal terhadap motivasi belajar Sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan Sig.= 0,000 0,05 dan thitung = 3,788; 3) Terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap motivasi belajar Sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan Sig.= 0,000 0,05 dan thitung = 5,776. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa, guru perlu mengoptimalkan kecerdasan interpersonal dan kedisiplinan.
POLITIK ETIS DAN BANGKITNYA KESADARAN BARU PERS BUMIPUTRA Miftahul Habib Fachrurozi
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.531 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui perkembangan awal pers berbahasa anak negeri dan pers bumiputra di Hindia Belanda, (2) mengetahui lahirnya kebijakan politik etis di Hindia Belanda, (3) mengetahui kaitan politik etis dan bangkitnya kesadaran baru pers bumiputra. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pers berbahasa anak negeri muncul dan berkembang pada paruh kedua abad kesembilan belas. Pers berbahasa anak negeri pada masa itu memiliki orientasi komersial dan misionaris. Pers bumiputra baru muncul di penghujung abad kesembilan belas dengan terbitnya Pewarta Prijaji. Kebijakan politik etis di Hindia Belanda dilatarbelakangi oleh merosotnya kondisi sosial-ekonomi kaum bumiputra akibat kegagalan liberalisme serta perubahan peta politik di Belanda. Edukasi merupakan program terpenting dalam politik etis. Kebijakan ini mewariskan semangat kemajuan serta memunculkan kelas sosial baru yakni bumiputra terpelajar. Politik etis berdampak ke dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pers. Kaitan antara politik etis dan kebangkitan kesadaran baru pers bumiputra terlihat dalam sejumlah surat kabar yang dikelola oleh kaum bumiputra terpelajar. Surat kabar tersebut antara lain Bintang Hindia yang dikelola oleh Abdul Rivai, Retnodoemilah yang dikelola Wahidin Soedirohoesodo serta Medan Prijaji serta Poetri Hindia yang dipimpin Tirto Adhi Soerjo. Surat kabar tersebut dengan jelas mencerminkan semangat kemajuan yang merupakan warisan kebijakan politik etis. Semangat kemajuan inilah yang terus diartikulasikan oleh bumiputra terpelajar pada era setelahnya dan kelak berkembang menjadi kesadaran nasional bangsa Indonesia untuk melepaskan diri cengkeraman kolonialisme Belanda.
PERANAN ORANG CINA DALAM PERDAGANGAN DI JAWA PADA ZAMAN VOC ABAD XVII Iyus Jayusman
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.445 KB)

Abstract

Jauh sebelum kedatangan orang Eropa khususnya bangsa Belanda di Nusantara, etnik Cina sudah melakukan aktivitas perdagangannya di tanah Jawa, tepatnya di pesisir pantai utara Jawa, khususnya di daerah Tuban dan Surabaya yang saat itu sudah ramai dikunjungi oleh para pedagang mancanegara yang kebanyakan dari mereka datang dari belahan bumi sebelah barat dan timur. Peran para pedagang Cina saat tersebut lebih spesifik sebagai pedagang perantara (middleman) antara penguasa pribumi dengan penguasa pribumi, juga antara penguasa pribumi dengan rakyat. Sekaitan obyek masalah yang akan diteliti kejadian masa lalu, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yang tahapannya meliputi pengumpulan sumber tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Memasuki abad ke-16, yaitu periode awal kedatangan bangsa Eropa di Nusantara umumnya dan di Pulau Jawa khususnya, peran orang Cina tetap sebagai middleman artinya peran etnik Cina belum mengalami perubahan dalam perannya sebagai pedagang, yaitu masih sebagai pedagang perantara. Demikian pula, ketika orang Belanda mendirikan kongsi dagang (VOC), peran orang Cina masih seperti sedia kala sebagai pedagang perantara antara para pengusaha VOC dengan para penguasa pribumi dan para pengusaha pribumi. Namun pada periode VOC, etnik Cina di samping sebagai pedagang perantara, juga bekerja sebagai buruh di perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh pemodal-pemodal VOC. Hanya perannya sebagai pedagang perantara tetap dominan jika dibandingkan dengan peran-peran yang lainnya. Pada masa kekuasaan VOC, kendatipun orang Cina keberadaannya sangat dicurigai oleh pihak penguasa, namun orang Cina oleh para penguasa VOC, secara hati-hati sering kali dijadikan mitra dagang. Para pejabat VOC merasa lebih senang berhubungan dengan orang Cina, ketimbang harus berhubungan dengan rakyat pribumi yang kental kultur feodalistiknya.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH PEMINATAN MATERI KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS 4 SMA NEGERI 5 TASIKMALAYA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Lina Herliani; Alex Anis Ahmad; Zulpi Miftahudin
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.135 KB)

Abstract

Permasalahan penelitian yang ditemukan ialah rendahnya hasil belajar siswa di kelas X IPS 4 SMA Negeri 5 Tasikmalya. Masalah yang lain adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal oleh guru sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pada permasalahan tersebut dengan memanfaatkan media pembelajaran peta dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media peta pada mata pelajaran sejarah peminatan materi kehidupan manusia praaksara Indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS 4 SMA Negeri 5 Tasikmalaya Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif pendekatan eksperimen jenis quasi experiment, desain yang digunakan nonequivalent control group design. Populasinya ialah siswa-siswi kelas X IPS 1-XI IPS 6 yang berjumlah 201 orang dari populasi tersebut diambil sampel yaitu kelas X IPS 4 sebanyak 34 Orang yang terdiri dari; 16 Laki-laki dan 18 Perempuan. Teknik Pengumpulan data menggunakan tes yaitu pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa dan angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran peta. Hasil penelitian dalam uji Independent-Samples T Test diperoleh hasil t-hitung kelas eksperimen-kontrol menunjukkan ada peningkatan, bahwa nilai t-hitung sebesar 3.706. Dari data tersebut terlihat nilai t-hitung 3.706 t-tabel 1.997, nilai probabilitas atau Sig (2-tailed) 0,000 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak dengan hasil rata-rata hasil belajar 40,47 sebelum dan 82,15 setelah menggunakan media pembelajaran peta, dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran peta pada mata pelajaran sejarah peminatan materi kehidupan manusia praaksara Indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS 4 SMA Negeri 5 Tasikmalaya Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018
GAYA HIDUP MASYARKAT PERKOTAAN JAWA DALAM IKLAN MEDIA CETAK (1930-1942) Ramadhan, Ilham Rohman
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.748 KB)

Abstract

Sejarah perkembangan iklan di Indonesia merupakan salah satu kajian yang menarik, terutama jika dipakai untuk mengkaji perilaku dan gaya hidup dalam masyarakat. Iklan mempunyai nilai kredibilitas yang tinggi sebagai data dalam suatu rekonstruksi sejarah. Melalui iklan, sejarawan dapat mempelajari sejarah peradaban suatu masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Maka berdasarkan konsep tersebut, pada tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana gaya hidup masyarakat perkotaan di Jawa dilihat dari iklan media cetak yang terbit pada periode tahun 1930-1940. Dalam kajian ini juga dibahas mengenai pengaruh dari iklan terhadap gaya hidup masyarakat. Kajian ini menggunakan metodologi ilmu sejarah dengan menggunakan sumber-sumber iklan dari media cetak yang terbit di Jawa pada periode yang telah ditentukan, serta buku-buku penunjang lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, dasawarsa 30-an merupakan era keemasan dan kejayaan periklanan di Jawa. Biro reklame tumbuh sangat pesat. Dengan diberlakukannya kebijakan liberalisasi dan swastanisasi perekonomian masa kolonial, yang secara umum telah mengakibatkan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan penduduk. Peningkatan kesejahtraan ini lambat laun memengaruhi gaya hidup masyarakat. Bukti pendukung terjadinya proses modernisasi gaya hidup masyarakat Jawa pada tahun 1930 sampai 1942, terekam dalam informasi komersial dari berbagai iklan gaya hidup di media cetak yang terbit pada masa itu. Perkembangan periklanan di Jawa ternyata berpengaruh kepada masuknya modernisasi dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari penduduknya. Tetapi modernisasi ini bersifat tidak menyeluruh, karena hanya bisa dirasakan oleh sebagain masyarakat perkotaan Jawa.
PERISTIWA MANDOR 28 JUNI 1944 DI KALIMANTAN BARAT: SUATU PEMBUNUHAN MASSAL DI MASA PENDUDUK JEPANG Prabowo, Muhammad Rikaz
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.816 KB)

Abstract

Peristiwa Mandor pada 28 Juni 1944 yang terjadi di Kalimantan Barat pada masa pendudukan Jepang merupakan bagian dari sejarah kelam bangsa ini, dimana ribuan rakyat tidak berdosa dibantai secara keji oleh tentara Dai Nippon. Pembantaian ini menyisir seluruh lapisan masyarakat mulai dari keluarga kesultanan, kaum cerdik pandai, hingga rakyat biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Awal pendudukan Jepang di Kalimantan Barat, (2) Pecahnya Peristiwa Mandor 28 Juni 1944, (3) Dampak Peristiwa Mandor 28 Juni 1944. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis yaitu: (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik, (3) Verifikasi, (4) Interpretasi, (5) Historiografi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, tentara Jepang mulai memasuki Pontianak pada 2 Februari 1942 dan disambut dengan baik. Jepang melakukan mobilisasi terhadap rakyat untuk kepentingan perang mereka, seperti pengerahan pemuda, pengenalan budaya Jepang dan kewajiban kerja bakti. Akan tetapi semakin lama rakyat merasa antipati karena sikap kejam tentara Jepang, serta kondisi hidup yang semakin sulit pada waktu itu. Kedua, Peristiwa Mandor terjadi karena kecurigaan dan kekhawatiran Jepang akan adanya aksi perlawanan rakyat. Kabar ini hanyalah isu dan seakan dibuat-dibuat. Jepang melakukan pembersihan sebagai upaya pencegahan mulai dari Oktober 1943 hingga 28 Juni 1944. Jumlah korban secara resmi menurut pemerintah Kalimantan Barat ialah 21.037 jiwa. Ketiga, dampak Peristiwa Mandor antara lain hilangnya generasi cerdik pandai, terpelajar, hingga tokoh politik yang dapat menjadi modal untuk membangun Kalimantan Barat. Selain itu dua belas pemimpin swapraja/kesultanan juga gugur dan menyebabkan keguncangan pemerintahannya. Kekejaman Jepang terhadap rakyat juga memantik perlawanan etno-gerilya Suku Dayak di seluruh penjuru Kalimantan Barat.
PERKEMBANGAN SEKOLAH RAKYAT (VOLKSCHOOL) DI GUNUNG KENCANA KABUPATEN LEBAK BANTEN TAHUN 1940 - 1964 Suherman, Andi; Bastaman, Weny Widyawati
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.881 KB)

Abstract

Gunung Kencana sebagai tempat kewedanaan pemerintahan Hindia Belanda dan merupakan bagian dari wilayah Parung Kujang yaitu bagian dari Onderdistrik diberlakukan sejak tahun 1828 oleh peraturan Statsblad no 81, dengan demikian dibangunlah sekolah Rakyat. Pendidikan memberikan sedikit pemahaman mengenai bahasa Belanda, pengetahuan tentang berladang dan pengetahuan lainnya. Semangat bersekolah ditunjukkan oleh para siswa yang berdatangan dari berbagai pelosok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yang berurutan. heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pada awal abad ke-20, Belanda menerapkan sebuah politik yang disebut politik Etis yang digunakan oleh Belanda sebagai politik balas budi untuk membalas kebaikan yang dilakukan masyarakat kepada pihak Belanda saat tanam paksa sekaligus memperkuat kedudukan Belanda di wilayahnya dan politik etis sendiri memiliki tiga sektor tujuan yaitu emigrasi, pendidikan dan irigasi. Pada masa kependudukan Belanda di wilayah yang jauh dari Gunung Kencana tetap terkena imbasnya pada saat masa kependudukan Belanda yang saat itu masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani. Penerapan politik etis membuat lahirnya sebuah sekolah salah satunya yang berada di daerah pedesaan yang menjadi salah satu tujuan dari politik etis dari bidang pendidikan dan sekolah tersebut disebut sebagai sekolah desa, atas dasar perintah. Perkembangan pendidikan pada wilayah Gunung Kencana sangat terpengaruh akibat faktor sosial dan ekonomi keberadaan jarak sekolah yang jauh serta berbagai pendukung lainnya yang belum memadai yang pada akhirnya sangat sedikit dari mereka dapat lulus dari sekolah tersebut yang berasal dari wilayah jauh.
MEDIA FILM DOKUMENTER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HISTORICAL AWARNES SEJARAH LOKAL DI KOTA RANGKASBITUNG MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SMAN 3 DI RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK Bastaman, Weny Widyawati
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.167 KB)

Abstract

Pembelajaran sejarah adalah pelajaran yang sering dianggap kurang menyenangkan dikalangan peserta, didik tidak jarang pula banyak pendidik yang menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan buku teks saja tanpa memberikan materi sesuai mengenai kearifan lokal atau sejarah lokal sehingga banyak siswa yang bahkan tidak mengenal sejarah lokal didaerahnya, seperti tokoh-tokoh lokal dan tempat-tempat bersejarah di sekitarnya, walaupun tempat tersebut sering didatangi bahkan dilewati setiap hari. Media film merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata tersebut sedang berlangsung. Dalam film dokumenter, unsur hiburan memang tidak begitu ditonjolkan. Hal yang terpenting dari unsur film dokumenter ini adalah pesan khusus yang disampaikan. Khalayak dapat menyaksikan kejadian nyata dalam sebuah film dokumenter tanpa harus terlibat di dalam proses pembuatannya. Media film dalam penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi di kabupaten lebak. Kota Rangkasbitung yang terletak di kabupaten lebak menyimpan banyak sisa peninggalan sejarah yang terkait sejarah lokal dan sejarah nasional, ada beberapa tokoh yang juga dijadikan nama jalan namun sayangnya banyak siswa yang tidak mengetahui bekas bangunan-bangunan tersebut apa lagi riwayat atau sejarahnnya. Hal tersebut dianggap peneliti sebagai kekayaan sejarah bahwa kota Rangkasbitung bukanlah kota yang biasa saja dan patutlah sebagai warga Kabupaten Lebak untuk mengatahui apa saja kekayaan yang dimiliki oleh Kabupaten Lebak sehingga dengan demikian siswa ataupun masyarakat yang menyadari kekayaan sejarah Kabupaten Lebak juga akan mencintai dan tetap melestarikan agar generasi selanjutnya bisa tetap menikmati dan Kabupaten Lebak sendiri tidak kehilangan jatidiri dan sejarah Kabupaten Lebak.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI DAN KONSEP MASYARAKAT MADANI DALAM PEMBELAJARAN IPS Itama Citra Dewi Kurnia Wahyu
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul Implementasi Pendidikan Nilai dan Konsep Masyarakat Madani dalam Pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi pendidikan nilai dan konsep masyarakat madani dalam pembelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Globalisasi yang identik dengan modernitas membawa dampak negatif berupa degradasi moral generasi muda. Indikasi dari degradasi moral generasi muda seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tidak kekerasan, pencurian dan lainnya membuat perlu adanya suatu perubahan.  IPS sebagai salah satu mata pelajaran pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama menjadi salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan untuk mendidik moral generasi muda. Implementasi pendidikan nilai dan konsep masyarakat madani yang   mengedepankan sikap egaliterianisme, pemberian penghargaan kepada seseorang berdasarkan prestasi bukan berdasar rasa atau kesukuan, keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta prinsip musyawarah dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran IPS.
PERANAN PRAJURIT PEREMPUAN (KORPS PRAJURIT ESTRI) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DAN MILITER DI YOGYAKARTA 1750-1810 Yuliarni Yuliarni; Apriana Apriana; Heryati Heryati; Suwonti Atun Badriah
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana latar belakang terbentuknya prajurit perempuan (Korps Prajurit Estri) terhadap perkembangan ekonomi dan militer di Yogyakarta tahun 1750-1810 dan (2) bagaimana peranan prajurit perempuan (Korps Prajurit Estri) terhadap perkembangan ekonomi dan militer di Yogyakarta tahun 1750-1810. Metode penelitian yang digunakan adalah historis dan jenis penelitian kajian pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan sehingga teknik analisis data terdiri dari kritik sumber dan interpretasi atau penafsiran dengan analisis kritis.  Kesimpulan yang didapatkan yaitu: Terbentuknya Korps Prajurit Estri tahun 1750-1810 selain sebagai prajurit militer juga bertujuan untuk menjaga keamanan keraton dan menjadi pengawal pribadi Sultan Hamengkubuwana II. Peran prajurit perempuan terhadap perkembangan ekonomi yaitu ikut dalam kegiatan masyarakat seperti memberikan bantuan berupa bibit tanaman, dan pupuk. Hal ini berdampak semakin meningkatnya ekonomi rakyat. Sementara peran prajurit perempuan di bidang militer ialah mereka mempunyai kemampuan dalam menyusun strategi perang. Dengan adanya peran prajurit perempuan di bidang militer, Keraton Yogyakarta lebih terjaga keamanannya. Keraton Yogyakarta juga merasa lebih nyaman dengan adanya prajurit perempuan, timbul rasa kepercayaan Sultan terhadap prajurit perempuan, sehingga kaum perempuan menjadi sosok yang lebih tinggi dan tangguh di lingkungan keraton Yogyakarta.