cover
Contact Name
Deden Yusman Maulid, S.Pi., M.Si.
Contact Email
jurnal.marlin@gmail.com
Phone
+6281298658873
Journal Mail Official
jurnal.marlin@gmail.com
Editorial Address
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran Jalan Babakan KM 02, Kec. Pangandaran, Pangandaran, Jawa Barat 46396
Location
Kab. pangandaran,
Jawa barat
INDONESIA
MARLIN : Marine and Fisheries Science Technology Journal
MARLIN merupakan sebuah media publikasi hasil penelitian di bidang kelautan dan perikanan yang diterbitkan secara berkala yakni bulan Februari dan Agustus. MARLIN memuat hasil penelitian di bidang budidaya perikanan, pengolahan hasil perikanan, bioteknologi perikanan, konservasi, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, perikanan tangkap, manajemen sumber daya perairan, teknik bangunan pantai, teknologi kelautan, teknologi ekstraksi sumber daya pesisir dan laut, wahana kelautan, dan kebijakan kelautan perikanan.
Articles 70 Documents
DOSIS DAN LAMA PERENDAMAN MINYAK CENGKEH (Eugenia aromatica) TERHADAP DURASI INDUKSI DAN SEDATASI PADA ANESTESI IKAN CEMPEDIK (Osteochilus spilurus) Ardiansyah Kurniawan; Tio Arezki; Suci Puspita Sari
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.89-97

Abstract

Percepatan Pulau Belitung sebagai tujuan wisata geologi menempatkan produk berbasis ikan Cempedik (Osteochilus spilurus) sebagai salah satu geo-produknya. Hal ini berpotensi memicu adanya distribusi ikan dari pulau lain ke Belitung Timur. Salah satu kelemahan ikan Cempedik adalah lebih cepat mengalami pembusukan pada bagian perut. Transportasi dalam kondisi hidup menjadi salah satu pilihan mendistribusikan ikan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui durasi hingga pingsan (induksi) dan pulih sadar (sedatasi) Ikan Cempedik dengan memanfaatkan minyak Cengkeh sebagai anestesi dalam transportasi hidup. Minyak Cengkeh murni digunakan sebagai anestesi ikan pada perlakuan dosis dan lama perendaman berbeda dengan tiga kali ulangan. Dosis yang digunakan adalah 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, dan 0.5 ml/10L, sementara lama perendaman pada 2.5, 4, 6.5, dan 8 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam dan uji Tukey. Perlakuan dosis memberikan dampak berbeda nyata (P>0,05) pada durasi induksi, namun tidak pada durasi sedatasi. Durasi induksi tercepat yaitu 2.32±0.75 menit dihasilkan pelakuan dosis 0,4 ml/10L yang menghasilkan durasi sedatasi selama 4.17±1.20 menit. Tidak terdapat perbedaan nyata durasi sedatasi ikan pada perlakuan lama perendaman yang berbeda.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PELEPAH PISANG (Musa paradisiaca) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Muhammad Akbarurrasyid; Indra Kristiana; Wahyu Puji Astiyani; Doni Efendi
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.99-106

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Penggunaan pakan dalam budidaya perlu diefesiensikan untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi. Mutu pakan dapat ditingkatkan dengan penambahan probiotik pelepah pisang. Pelepah pisang mengandung sejumlah metabolit sekunder khas yang berguna untuk aktivitas mikrobiologis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan 4 perlakuan, yakni: K (tanpa perlakuan), A (10 ml/kg), B (20 ml/kg) dan C (30 ml/kg). Hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan probiotik pelepah pisang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan nila (Fhit > Ftabel). Rata-rata pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan C (30 ml/kg) sebesar 6,26 gram untuk laju pertumbuhan bobot mutlak, 4,91% untuk laju pertumbuhan spesifik dan 3,44 cm untuk pertumbuhan panjang mutlak. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan B (20 ml/kg) sebesar 76,6%.
KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT DANGKAL PERAIRAN TABLOLONG KUPANG BARAT Hory Iramaya Dilak; Regina Missa; Henry P. Eryah
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.107-119

Abstract

Makrobenthos merupakan organisme yang hidup menetap didasar perairan dan memiliki pergerakan yang terbatas sehingga makrobenthos digunakan untuk indikator kualitas perairan. Perairan Tablolong merupakan daerah yang dekat dengan pemukiman sehingga menjadi resiko pencemaran khususnya sampah rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos sebagai bioindikator pencemaran lingkungan di Laut dangkal Perairan Tablolong. Sampel yang ditemukan diidentifikasi, dikelompokan sesuai kelas masing-masing dan ditentukan kelimpahan dan keanekaragaman. Keadaan lingkungan fisika dan lingkungan kimia dilakukan uji laboratorium dan dianalisis untuk melihat pengaruh lingkungan terhadap keanekaragaman dan kelimpahan makrobenthos. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah besarnya kelimpahan makrobenthos pada perairan laut dangkal terdapat 14 jenis makrobenthos, besarnya indeks keanekaragaman Shannon Winner (H’) sebesar (3,58), kelimpahan relative (0,08), hal ini menunjukan tingkat keanekaragaman makrobenthos laut dangkal perairan Tablolong tergolong tinggi sedangkan pengukuran parameter lingkungan berupa indikator fisika dan indikator kimia menunjukan bahwa keadaan lingkungan tergolong tidak tercemar.
DEMONSTRASI CARA DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN TUNA (Thunnini) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGOLAH DI KECAMATAN MOROTAI SELATAN KABUPATEN PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA Sarni Malagapi; Tatty Yuniarti; Ganjar Wiryati
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.63-78

Abstract

Kabupaten Pulau Morotai memiliki potensi perikanan yang mumpuni dalam bidang penangkapan dan pengolahan. Potensi perikanan dapat dikembangkan dengan cara meningkatkan peranan sumber daya manusia yang menjadi motor penggerak bagi aspek perikanan. Tujuan praktik akhir adalah untuk meningkatkan pengetahuan kelompok dan meningkatkan keterampilan mengenai variasi produk olahan perikanan. Hasil dari kegiatan praktik akhir diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam membantu kegiatan penyuluhan melalui aksi penyuluhan yang tepat. Praktik akhir dilaksanakan pada tanggal 02 Maret sampai dengan 15 Mei 2020. Program kegiatan yang dilakukan berupa : penetuan lokasi dan dan sasaran penyuluhan, sosialisasi kegiatan penyuluhan, inovasi, difusi, dan adopsi, serta evaluasi penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sasaran yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 6 orang dan kategori sedang berjumlah 4 orang. Pre Test maupun Post Test yang dilakukan pada penilaian fungsi kelompok (aspek pengetahuan Pre Test 65% dan Post Test sebesar 89%, aspek sikap Pre Test 59,2% dan Post Test 89,8%), demonstrasi cara pembuatan crispy (aspek pengetahuan Pre Test 56% dan Post Test 93%, aspek sikap Pre Test 66,4% dan Post Test 80,4%), dan demonstrasi cara pembuatan nugget (aspek pengetahuan Pre Test 59,3% dan Post Test 85,71%, aspek sikap Pre Test 74,8% dan Post Test 88,4%).
PENGARUH RESPON GERAKAN TANKER PADA SISTEM TERTAMBAT CONVENTIONAL BUOY MOORING (CBM) TERHADAP VARIASI BEBAN LINGKUNGAN Yuni Ari Wibowo; Anas Noor Firdaus; Lulut Alfaris
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.15-25

Abstract

Perkembangan sistem transfer minyak dan gas lepas pantai terapung tidak bisa dilepaskan dari perkembangan sistem tambat untuk menjaga posisi bangunan apung dalam kondisi stasionkeeping. Respon gerakan dan tension tali tambat merupakan parameter penting yang digunakan dalam merancang konfigurasi sistem tali tambat. Sistem tali tambat yang biasa digunakan pada perairan dangkal adalah sistem Conventional buoy Mooring (CBM), selain kemudahan dalam proses instalasi dan perawatan, sistem ini juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sistem point mooring yang dapat berputar mengikuti arah beban lingkungannya (weathervaning). Analisis numerik pada konfigurasi tertambat CBM dilakukan untuk mengidentifikasi respon gerakan bangunan apung akibat beban lingkungan secara collinear dan non-collinear. Simulasi time domain Cummins dilakukan untuk menyelesaikan persamaan gerak tanker dan sistem tambat secara simultan. Pada analisis yang dilakukan, didapatkan respon gerakan tanker pada kondisi pembebanan non-collinear lebih dominan pada gerakan surge, sway dan pitch sebesar 82%, 10% dan 12% secara berturut-turut. Sedangkan gerakan heave, roll dan yaw, respon gerakan lebih besar ditemukan pada pembebanan collinear sebesar 3%, 64% dan 17% secara berturut-turut. Berdasarkan analisis fast fourier transform (FFT) didapatkan spectral density gerakan horizontal (surge, sway dan yaw) memiliki dua puncak, puncak pertama pada frekuensi rendah (0.00-0,10 rad/s), dipengaruhi oleh frekuensi natural sistem tertambat yang beresonansi dengan gelombang orde-2 dan puncak kedua pada frekuensi 0.30 rad/s yang dipengaruhi oleh gelombang orde-1.The development of a floating offshore oil and gas transfer system cannot be separated from mooring system development to maintain the position of the floating structure in a stationary condition. Motion responses and mooring line tensions are crucial parameters used in mooring system configuration design. The configuration of mooring system commonly used in shallow waters is the Conventional Buoy Mooring (CBM). In addition to the ease of installation and maintenance, this system is also relatively cheaper than the point mooring system, which rotates in the direction of the environmental load (weathervaning). Numerical analysis on the CBM moored configuration was carried out to identify the motion responses of the floating structure due to collinear and non-collinear environmental load cases. Cummins time domain simulation was carried out to solve motion equation of the tanker and mooring system simultaneously. This analysis generated motion response of tanker under non-collinear loading conditions was significat in surge, sway and pitch motion of 82%, 10% and 12%, respectively. While the heave, roll and yaw motion, greater response motion were found in collinear of 3%, 64% and 17%, respectively. Based on the fast Fourier transform (FFT) analysis, it found the spectral density of horizontal motion (surge, sway and yaw) has two peaks, the first peak is at a low frequency (0.00-0.10 rad/s), influenced by the natural frequency of the moored system which resonates with the 2nd order wave and a second peak at a frequency of 0.30 rad/s which is influenced by a 1st order wave.
KEADAAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN BAGAN TANCAP DI PANTAI TIMUR PERAIRAN PANGANDARAN, JAWA BARAT Wahyu Puji Astiyani; Arif Baswantara; Safingi Alamsah
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.27-33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan social ekonomi keluarga nelayan bagan di Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September- November 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana populasi sebanyak 21 reponden dari 38 0rang. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran masih tergolong rendah, yaitu sebanyak 61,9% dengan  pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). Lebih dari 76% nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran memiliki tanggungan keluarga dimana dalam satu keluarga jumlah tanggungan lebih dari 5 orang. Nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran rata-rata telah memiliki pengalaman selama 9,74 tahun sebagai nelayan dengan 57,14% merupakan nelayan penuh, atau tidak memiliki pekerjaan sampingan lain dengan pendapatan yang masih tergolong rendah.This study aims to determine the socio-economic conditions of the fishing families of Bagan on the East Coast of Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted in September-November 2019. This study used a descriptive method where the population was 21 respondents from 38 people. Collecting data using interview techniques, observation, questionnaires and documentation. The results showed that the education level of the Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency was still relatively low, namely as much as 61.9% with elementary school level education (SD). More than 76% of Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency have family dependents where in one family the number of dependents is more than 5 people. Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency have an average of 9.74 years of experience as fishermen with 57.14% being full-time fishermen, or do not have other side jobs with low incomes.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG MAGOT (Hermetia illucens) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KOKI (Carassius auratus) Ega Aditya Prama; Indra Kristiana; Wahyu Puji Astiyani; Vini Taru Prajayanti; Iqdas Adlin Hisina
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.35-42

Abstract

Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) merupakan salah ikan hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pasngsa pasar yang stabil. Pakan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ikan mas koki. Pakan yang baik akan bedampak pada pertumbuhan ikan mas koki yang lebih cepet. Magot merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan mas koki. Penambahan tepung magot kering pada pakan memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan ikan mas koki. Pada penelitian ini dilakukan penambahan tepung magot kering dengan dosis K (100% Pakan buatan), A (25% Tepung magot : 75% Pakan buatan), B (50% Tepung magot : 50% Pakan buatan), C (75% Tepung magot : 25% Pakan buatan), D (100% Tepung magot). Hasil penelitian terbaik untuk parameter pertumbuhan terdapat pada perlakuan C dengan pertumbuhan bobot sebesar 5,92 gram dan SGR sebesar1,77%, sedangkan untuk survival rate tertinggi pada perlakuan A sebesar 95%, pada perlakuan K, B dan C sebesar 93% sedangkan untuk perlakuan D sebesar 91%.Goldfish (Carrasius auratus) is an ornamental fish with a high economic value and a stable market share. Food is one of the important factors to promote the growth of goldfish. Good food influences a faster growth of goldfish. Magot is an alternative natural food that can be used to increase the growth of goldfish. The addition of dry magot meal to the feed has a positive influence on the growth of goldfish. In this study, the addition of dry magot meal with a dose of K (100% artificial food), A (25% Magot meal: 75% artificial food), B (50% Magot meal: 50% artificial food), C (75% Magot meal: 25% Artificial feed), D (100% Magot flour). The best study results for growth parameters were in treatment C with a weight gain of 5.92 grams and SGR of 1.77%, while the highest survival rate was in treatment A at 95%, in treatment K, B and C at 93% while treatment D by 91%.
PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN SANITASION STANDARD OPERATION PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp) BEKU Jaulim Sirait; Arpan Nasri Siregar; Tri Putri Mayangsari; Yuliati H Sipahutar
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.43-53

Abstract

Ikan kerapu merupakan komoditas penting sebagai komoditas unggulan ekspor non migas Indonesia. Indonesia merupakan eksportir kerapu terbesar dunia, terutama ekspor kerapu hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan fillet ikan kerapu (Epinephelus sp) beku. Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh proses pengolahan, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengangkutan, dengan melakukan pengujian mutu (organoleptik dan mikrobiologi), pengamatan rantai dingin, rendemen, produktivitas tenaga kerja. Analisa data dilakukan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GMP dan SSOP sudah dilakukan dengan baik sesuai SNI No. 2696:2013 tentang fillet ikan beku. Hasil pengujian mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, uji mikrobiologi berkisar 3 × 103 kol/gr untuk pengujian ALT, <3,0 APM/gr untuk pengujian E.colli dan hasil negatif untuk pengujian Salmonella, sesuai dengan SNI. Penerapan rantai dingin telah dilakukan dengan baik dengan suhu ikan kerapu bahan baku 1,58°C . Rendemen pada proses pemfilletan dan perapihan rata-rata 49,9% dan 64,6%, sesuai dengan standar perusahaan. Produktivitas tenaga kerja pada proses pemfilletan dan perapihan adalah 97,79 dan 107, 89 kg/jam/org, sesuai dengan standar perusahaan.Grouper fish is an important commodity in Indonesian waters which has bright marketing prospects, both domestic and export. Grouper fish is Indonesia's leading non-oil and gas export commodity, in addition to seaweed, shrimp and tuna. Indonesia is the world's largest export of grouper, especially live grouper exports. This study aims to see the processing of frozen grouper fillets. The method is carried out by observation and survey, by directly following the entire processing process, from receiving raw materials to transportation, by conducting quality testing (organoleptic and microbiological), cold chain observation, yield, labor productivity. Data analysis was done descriptively. The results showed that the processing was carried out properly according to SNI No. 2696: 2013 concerning frozen fish fillets. The results of the organoleptic quality test of raw materials and final products were 8, microbiological tests ranged from 3 × 103 cabbage / gr for the ALT test, <3.0 APM / gr for the E. coli test and negative results for the Salmonella test, according to SNI. The application of cold chain has done well with the raw material temperature of grouper 1.580C. The yields in the filling and tidying process averaged 49.9% and 64.6%, according to company standards. The labor productivity in the filling and tidying process was 97.79 and 107.89 kg / hour / person, according to company standards.
PENGOLAHAN BANDENG PRESTO DI UKM MANDALA PRESTO, SUKARAJA, KAB. BOGOR - JAWA BARAT Randi B.S Salampessy; Muhamad Yusup
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.1-13

Abstract

Pengolahan bandeng dengan cara presto menjadikan duri ikan bandeng lunak dan memudahkan untuk mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur proses produksi bandeng presto, mutu organoleptik, sensori bahan baku dan produk akhir, penerapan rantai dingin atau suhu produk, air serta proses pengolahan, rendemen produk akhir serta penerapan sanitasi dan hygiene. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 1 Maret 2021 sampai dengan 14 April 2021. Tempat pelaksanaan berlokasi di UKM Mandala Presto, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian yaitu penerimaan bahan baku, pelelehan (thawing) dan penyiangan dengan pembelahan, perendaman dalam larutan garam, perendaman bumbu, penyusunan ikan pada wadah pemasakan, pemasakan tanpa tekanan tinggi, pendinginan dengan pemberian bumbu kuning goreng oles serta pengemasan dan pelabelan. Penerapan suhu dingin selama proses pengolahan belum diterapkan secara baik dan benar . Mutu bahan baku dan produk akhir telah memenuhi SNI, dengan nilai organoleptik rata-rata 8, baik sebelum maupun sesudah dilelehkan. Nilai mutu sensorik bandeng presto yaitu kenampakan 7;  bau 7,5; rasa 8 ; tekstur 7 dan  kapang 9. Rendemen yang diperoleh produk rata-rata 77,24%. Teknik sanitasi dan higiene belum diterapkan secara baik dan benar.Pressured milkfish processing made milkfish spines soft and easy to consume. The purposed of this research were to know the process flow presto milkfish production, organoleptic quality, sensory raw materials and final products, application of cold chain or product temperature, water and processing, yield of final products and application of sanitation and hygiene. The implementation of the research on March 1, 2021 until April 14, 2021. The place of implementation was located at UKM Mandala Presto, Sukaraja District, Bogor Regency - West Java. Methods of data analysis were using descriptive and comparative methods. The results of the study were acceptance of raw materials, thawing and weeding by cleavage, soaking in salt solution, soaking seasonings, preparation of fish in cooking containers, cooking without high pressure, cooling with the provision of fried yellow seasoning, as well as packaging and labeling. The application of cold temperatures during the processing has not been applied properly and correctly. The quality of raw materials and final products has complied with SNI, with an average organoleptic value of 8, both before and after being melted. The sensory quality value of pressured milkfish were appearance 7; smell 7.5; taste 8 ; texture 7 and mold 9. The yield obtained by the product was an average of 77.24%. Sanitation and hygiene techniques have not been applied properly and correctly.
KAJIAN KARAKTERISTIK GELOMBANG DI KECAMATAN BUMI WARAS, LAMPUNG Ayu Libiaty Ahmad; Nanda Nurisman; Hendra Achiari; Endang Setiawati
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.55-66

Abstract

Kecamatan Bumi Waras merupakan kecamatan yang terletak di wilayah pesisir di sekitar Teluk Lampung yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan keadaan ekonomi yang cukup berkembang. Letak kecamatan Bumi Waras sendiri menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar karena adannya salah satu potensi gelombang ekstrim yang dapat menyebabkan abrasi pantai dan merusak bagunan warga sekitar pesisir. Keberadaan ancaman gelombang ektrim di Teluk Lampung harus menjadi perhatian dalam menentukan perencanaan mitigasi bencana dan tata wilayah di sekitar Teluk Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi potensi gelombang ektrim yang dapat terjadi di sekitar Teluk Lampung sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan mitigasi bencana. Data yang digunakan merupakan data pasang surut dan data angin yang dapat digunakan sebagai prediksi gelombang ektrim. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan data tahun 2009-2018 tidak ditemukan potensi gelombang ekstrim di wilayah Teluk Lampung karena banyaknya pulau-pulau yang menjadi penghalang secara langsung.Bumi Waras is a sub-district located in the coastal area around Lampung Bay, which has a fairly dense population and a fairly developed economy. The location of Bumi Waras poses a threat to the surrounding community because of the potential for extreme waves that can cause coastal abrasion and damage the buildings of residents around the coast. The existence of the threat of extreme waves in Lampung Bay should be a concern in determining disaster mitigation planning and regional planning around Lampung Bay. This study aims to predict the potential for extreme waves that can occur around Lampung Bay so that it can be used as a consideration in disaster mitigation planning. The data used are tidal data and wind data that can be used as extreme wave predictions. Based on the results of research conducted using data from 2009-2018, there was no potential for extreme waves in the Lampung Bay area because of the many islands that became a direct barrier.