cover
Contact Name
sarman
Contact Email
sarman.jaya@yahoo.co.id
Phone
+62401-3084783
Journal Mail Official
sarman.jaya@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Idea of History
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25987828     EISSN : 26144395     DOI : -
Journal Idea of History diterbitkan untuk menghidupkan atmosfer akademik di Jurusan Ilmu Sejarah FIB UHO. Keberadaan jurnal ini bertujuan untuk mengaktualisasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa di bidang ilmu sejarah. Penerbitan jurnal untuk periode Agustus 2017 ini merupakan serial pertama tahun pertama penerbitan atau volume pertama nomor 01. Beberapa hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi perdana ini merupakan hasil penelitian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Universitas Halu Oleo.
Articles 104 Documents
PELESTARIAN MAKAM TOKOH-TOKOH LOKAL SEBAGAI SITUS SEJARAH DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWESULAWESI TENGGARA Fatma, Fatma; Mukadas, Aswati; Basri, La Ode Ali
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jwt4q481

Abstract

Penelitian ini sebagai upaya pelestarian makam situs sejarah di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara yang meliputi wilayah Kelurahan Palarahi, Kelurahan Inalahi, dan Kelurahan Wawotobi. Penelitian ini penting dilakukan sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan dalam upaya pengembangan wawasan kesadaran sejarah lokal yang ada di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini juga sebagai bentuk identifikasi objek-objek yang bisa menjadi sumber sejarah atau bukan sumber sejarah. Pengetahuan masyarakat mengenai sumber sejarah menjadi banyak diperbincangkan karena dilatarbelakangi sikap egosentris yang tak jarang menganggap sebuah objek sejarah sebagai hak milik keluarga atau bahkan membuat silsilah tanpa dasar yang jelas. Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan sumber-sumber sejarah dan hubungannya dengan peristiwa masa silam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo yang terdiri atas lima tahapan, yaitu: (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik, (3) Kritik sumber, (4) Interpretasi, dan (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa sejarah mulai dari terbentuknya Kerajaan Konawe hingga masuknya pengaruh Hindia Belanda di tanah Konawe menyisakan bukti otentik yang merupakan bukti sejarah yang masih bisa dilihat hingga saat ini di antaranya makam Tusawuta, makam Lamboasa, makam Lasandara, dan makam Lakidende. Bangunan fisik lainnya yang memiliki ciri arsitektur kolonial juga masih terdapat di Kecamatan Wawotobi.
PROSESI ADAT PEPORAE DALAM UPACARA PERKAWINANMASYARAKAT SUKU KAMARU Ati, Amniar
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/27etg133

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah prosesi peporae dalam upacaraperkawinan adat masyarakat suku Kamaru. Peporae adalah proses peminangan pada sebuahperkawinan. Sebelum melaksanakan perkawinan pihak laki-laki terlebih dahulu mengutus salahseorang atau bisa lebih yang dituakan untuk datang melamar secara resmi terhadap pihak keluargaperempuan. Pertunangan akan terjadi apabila pihak perempuan menyetujui.Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Narasumber dalampenelitian ini adalah bonto (kepala adat) Kamaru, tokoh adat sebanyak 2 orang, tokoh agama 1 orang,petugas PPN (Petugas Pencatatan Nikah), tokoh masyarakat sebanyak 5 orang dan orang yang pahamtentang perkawinan pinang menurut adat Kamaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesipeporae adalah rangkaian adat yang berkesinambungan dari kapepentu/kabombongi (menanyakanstatus perempuan gadis/janda), kapeolo (diterima atau tidak), pertunangan (bawa’ana kupa/peporae),bawa’ana komba/saraogena/taoraka (penentuan besarnya adat atau mahar yang akan dikenakansekaligus penentuan tanggal perkawinan), kajoli (tertutupnya pintu bagi laki-laki yang akanmelakukan akad nikah), kawia (perkawinan/akad nikah), pebongkasia (menginap di rumah pengantinpria/laki-laki), kapebolosi (pemberian oleh-oleh dari pihak laki-laki ke pihak perempuan).Perkawinan melalui peminangan peporae ini merupakan perkawinan yang dianggap paling baik olehmasyarakat suku Kamaru.
MECARU DALAM KEBUDAYAAN BALI PADA MASYARAKAT TRANSMIGRAN BALIDI DESA JATI BALI KECAMATAN RANOMEETO BARAT: MENELUSURI JEJAKSEJARAH DIGITAL 1968-2023 Hasan, Hasni; Hasrat, Hasrat; Wardani, Ajeng Kusuma; Daus, Rahman; Ismi, Muhammad
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/5xsj4v97

Abstract

Keberadaan masyarakat transmigran Bali di Desa Jati Bali Kabupaten Konawe Selatan membawa kekhasan tersendiri. Eksistensi ritual mecaru bernuansa Bali menjadi pelengkap nilai eksotik masyarakatnya yang hidup di tengah-tengah daratan Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, penting untuk menelusuri bagaimana ritual ini bertahan, berubah, atau mungkin mengalami penurunan makna di tengah tantangan zaman. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan historis. Penelitian ini mengacu pada metode penulisan sejarah yang mencakup empat tahapan utama: heuristik (pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan tokoh adat, warga, serta generasi muda transmigran Bali, dan studi pustaka terhadap literatur dan dokumen arsip), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Rentang waktu 1968–2023 digunakan sebagai kerangka periodisasi untuk menelusuri secara kronologis jejak, perubahan, dan kesinambungan praktik mecaru dalam konteks sosial budaya masyarakat transmigran Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya mecaru pada masyarakat Bali yang bertransmigrasi di Sulawesi Tenggara menandakan kebertahanan eksistensi budayanya. Penelitian ini membahas dinamika pelaksanaan mecaru pada masyarakat transmigran Bali di Desa Jati Bali sejak tahun 1968 hingga 2023. Penelitian ini dilakukan karena terdapat kesenjangan antara harapan pelestarian budaya leluhur dengan kenyataan di lapangan, di mana modernisasi, perubahan generasi, dan interaksi budaya dengan masyarakat lokal mulai memengaruhi intensitas dan makna pelaksanaan tradisi mecaru.
MASJID RAYA NURUL ISLAM DAN KONTRIBUSINYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM KOTA PALANGKA RAYA (1967-2023) Kirana Nuswantari, Rafidah; Muhammad Husni; Selvia Santi
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/ejak4s62

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kontribusi Masjid Raya Nurul Islam dalam perkembangan Islam di Kota Palangka Raya dalam rentang waktu 1967-2023. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memberikan pengetahuan tentang bagaimana Islam masuk ke Palangka Raya, serta mengkaji kontribusi Masjid Raya Nurul Islam bagi kota tersebut dari tahun 1967-2023. (2) merinci sejarah Masjid Raya Nurul Islam dari tahun 1967-2023. (3) Kontribusi Masjid Raya Nurul Islam. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu: Pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Islam di Palangka Raya bermula di wilayah Desa Pahandut yang diawali dengan kedatangan tokoh agama bernama Muhammad Madjedi yang tidak dapat dipisahkan dari masjid tempat para jamaah berkumpul. Masjid memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat, khususnya terhadap perkembangan masyarakat Islam. Masjid berfungsi sebagai titik fokus untuk afiliasi keagamaan, pengabdian, dan komunikasi, yang semuanya berkontribusi pada pembentukan masyarakat Islam di Palangka Raya. (2) Masjid tertua kedua di Kota Palangka Raya, Masjid Raya Nurul Islam, mulai dibangun tidak lama setelah Muhammad Madjedi tiba di Pahandut. Sebelumnya, ia pernah membangun Masjid Nurul Hikmah yang kini menjadi Langgar, tetapi terlalu kecil untuk menampung jamaah salat Jumat. Maka, ia membangunnya kembali menjadi Masjid Raya Nurul Islam yang kini kokoh, besar, dan cukup luas untuk menampung jamaah shalat Jumat. (3) Nama Masjid Raya Nurul Islam memberikan gambaran dan kontribusi masjid dari segi pendidikan, sosial, dan keagamaan terhadap masyarakat/jamaah yang berada di sekitar Kecamatan Pahandut tepatnya di Jl. Ahmad Yani daerah Pasar Palangka Sari.

Page 11 of 11 | Total Record : 104