cover
Contact Name
sarman
Contact Email
sarman.jaya@yahoo.co.id
Phone
+62401-3084783
Journal Mail Official
sarman.jaya@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Idea of History
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25987828     EISSN : 26144395     DOI : -
Journal Idea of History diterbitkan untuk menghidupkan atmosfer akademik di Jurusan Ilmu Sejarah FIB UHO. Keberadaan jurnal ini bertujuan untuk mengaktualisasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa di bidang ilmu sejarah. Penerbitan jurnal untuk periode Agustus 2017 ini merupakan serial pertama tahun pertama penerbitan atau volume pertama nomor 01. Beberapa hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi perdana ini merupakan hasil penelitian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Universitas Halu Oleo.
Articles 104 Documents
PENGUNGSI AMBON DI LINGKUNGAN ENCEMARA KELURAHAN WAKOKO KECAMATAN PASARWAJO KABUPATEN BUTON : 1999-2019 Fauzan Fauzan; Syahrun; Aslim
Journal Idea of History Vol 6 No 1 (2023): Volume 6 Nomor 1, Januari - Juni 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui alasan pengungsi Ambon mengungsi di Lingkungan Encemara, Kelurahan Wakoko, Kecamatan Pasarwajo, (2) Mengetahui bagaimana hubungan sosial eksodus Ambon dengan penduduk di Kelurahan Wakoko? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan-tahapan kerja, yaitu; (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik Sumber, (3) Kritik Sumber, (4) Interpretasi Sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Alasan pengungsi Ambon mengungsi di Lingkungan Encemara yaitu alasan memiliki keluarga di Encemara sehingga Pemerintah Daerah membawa pengungsi datang di Kelurahan Wakoko. Pemerintah daerah memindahkan sebagian pengungsi Ambon di beberapa tempat di Kecamatan Pasarwajo yaitu di Kelurahan Wakoko (Lingkungan Encemara), Kelurahan Saragi (Rt 5), Kelurahan Wasaga (Tembe). (2) Hubungan pengungsi Ambon dengan masyarakat Kelurahan Wakoko yaitu masyarakat Kelurahan Wakoko dengan pengungsi Ambon lebih mengutamakan hubungan kerja sama dalam setiap kegiatan, misalnya bergotong royong dalam membangun rumah ibadah, acara syukuran, dan acara perkawinan. Pengungsi Ambon ataupun masyarakat Kelurahan Wakoko sama-sama berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Kata Kunci: Eksodus, Sosial Ekonomi, Lingkungan Encemara
PERLADANGAN BERPINDAH MASYARAKAT MUNA DI DESA WAKADIA KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN: 1975-2022 Nur Cece Fauzia; Hayari; Subhan Efendi
Journal Idea of History Vol 6 No 1 (2023): Volume 6 Nomor 1, Januari - Juni 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan latar belakang masyarakat Muna di Desa Wakadia Kecamatan Watopute Kabupaten Muna melakukan Perladangan berpindah, (2) menjelaskan perubahan perladangan berpindah masyarakat Muna di Desa Wakadia Kecamatan Watopute Kabupaten Muna 1975-2022, (3) menjelaskan dampak praktik kegiatan perladangan masyarakat Muna di Desa Wakadia Kecamatan Watopute Kabupaten Muna terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas lima tahapan penelitian, yaitu: (a) pemilihan topik, (b) pengumpulan sumber, (c) kritik sumber, (d) interpretasi, dan (e) penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Muna di Desa Wakadia Kecamatan Watopute Kabupaten Muna melakukan perladangan berpindah didasarkan atas tiga faktor, pertama, faktor ekologis dimana topografi tanah di Desa Wakadia berbukit-bukit dan kondisi tanah yang subur. Kedua, faktor ekonomis dimana modal konsumsi dan peralatan untuk melakukan kegiatan perladangan tergolong murah. Ketiga, faktor budaya/tradisi yakni perladangan berpindah ini merupakan budaya/tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Desa Wakadia dengan memperhatikan lingkungan. (2) Perubahan sistem perladangan berpindah masyarakat Muna di Desa Wakadia yaitu terdiri dari perubahan peralatan yang digunakan yaitu dari peralatan pertanian tradisional menjadi peralatan pertanian modern. Jenis tanaman yang ditanam di ladang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari kemudian berubah menjadi tamanan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar yang memiliki harga jual tinggi. (3) Dampak perladangan berpindah terhadap lingkungan di Desa Wakadia yaitu terbentuknya ekosistem secara alami sebab lahan yang ditinggalkan dalam beberapa tahun akan menjadi hutan sekunder dan resiko erosi tanah rendah. Kata Kunci: Perladangan Berpindah Dampak dan Latar Belakang Sejarah
Sistem Politik Kerajaan Bungku 1908-1961 Fatma Fatma
Journal Idea of History Vol 6 No 1 (2023): Volume 6 Nomor 1, Januari - Juni 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang transformasi sistem politik di Kerajaan Bungku, salah satu kerajaan yang pernah eksis di wilayah Sulawesi bagian Timur. Tahun 1908 dipilih menjadi batasan awal penelitian sebab pada tahun ini Kerajaan Bungku “merdeka” dari kekuasaan Kesultanan Ternate. Sementara tahun 1961 dipilih sebagai batasan akhir studi sebab pada tahun ini riwayat kerajaan Bungku berakhir seiring dengan penghapusan wilayah swapradja di wilayah Propinsi Sulawesi Utara Tengah. Penelitian ini menggunakan metode sejarah berupa tahapan heuristik, kemudian dilanjutkan dengan tahapan kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Data primer diperoleh dari koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia dan majalah sezaman. Sementara data sekunder diperoleh dari koleksi beberapa perpustakaan dan koleksi pribadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural fungsional. Penelitian menemukan beberapa fakta tentang transformasi sistem politik dan reorganisasi wilayah di Kerajaan Bungku. Sebelum tahun 1908, Kerajaan Bungku masih berstatus sebagai vazal Kesultanan Ternate. Pengaruh Ternate terlihat jelas dengan mengadopsi jabatan dan struktur pemerintahan Kesultanan Ternate. Kerajaan Bungku lalu digabungkan ke dalam wilayah Afdeeling Oost Celebes yang mula-mula beribukota di Luwuk lalu dipindahkan ke Bau-bau. Sejak tahun 1924, Bungku menjadi bagian Afdeeeling Poso. Hal ini kemudian menjadi dasar sehingga pascakemerdekaan, Bungku menjadi bagian dari Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah. Kata Kunci: Kerajaan Bungku, Sistem Politik, Struktural Fungsional
MIGRASI ORANG BUGIS DI DESA TOLI-TOLI KECAMATAN KABAENA TIMUR KABUPATEN BOMBANA, 1970-2018 Akhmad Marhadi; Arfika Arfika; Salebaran Salebaran; Arman Arman
Journal Idea of History Vol 6 No 2 (2023): Volume 6 Nomor 2, Juli - Desember 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang migrasi orang Bugis di Desa Toli-Toli Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana, 1970-2018 dengan tujuan untuk menjelaskan beberapa hal: (1) Latar belakang migrasi orang Bugis di Desa Toli-Toli Kecamatan Kebaena Timur, (2) Proses migrasi orang Bugis di Desa Toli-Toli Kecamatan Kebaena Timur, (3) Perkembangan sosial ekonomi orang Bugis di Desa Toli-Toli Kecamatan Kebaena Timur. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari beberapa tahapan yakni: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan; Pertama, latar berlakang migrasi orang Bugis di Desa Toli-Toli dipengaruhi dua faktor yakni faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong terdiri dari, faktor tradisi budaya merantau, sempitnya lapangan pekerjaan, berkurangnya lahan pertanian. Faktor penariknya antara lain tersedianya lahan dan letak geografis. Kedua, proses migrasi orang Bugis di Desa Toli-Toli mulai tahun 1970 yang dipelopori oleh Musa, Idrus, dan M. Nur yang berasal dari daerah Bone. Migrasi di Desa Toli-Toli dilakukan secara langsung dan bertahap. Migrasi secara langsung yaitu suatu proses perpindahan langsung di daerah tujuan secara individu. Sedangkan migrasi secara bertahap yaitu mingrasi yang dilakukan secara terpisah dengan keluarga. Ketiga, kehidupan sosial ekonomi orang Bugis di DesaToli-Toli Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana mengalami peningkatan secara bertahap karena para migrasi memiliki etos kerja yang tinggi serta mampu berinteraksi dengan penduduk.
EKSISTENSI GOA UMBULTUK SEBAGAI PERSEMBUNYIAN SISA-SISA G30S/PKI Arina Manisakana; Ulfa Dwi Wulandari; Anggoro Putranto
Journal Idea of History Vol 6 No 2 (2023): Volume 6 Nomor 2, Juli - Desember 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sejarahnya, PKI memiliki banyak pergolakan dan pengorbanan yang dialami. Dari tahun ke tahun PKI seringkali berupaya untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia. Pemberontakan terakhir PKI yang paling menjadi sorotan terjadi pada 30 September 1965 yang dikenal dengan G30S/PKI. Pemerintah telah melancarkan operasi militer untuk menumpas PKI. Persebaran PKI menyebar dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Di daerah Jawa Timur tepatnya di Blitar Selatan merupakan salah satu tempat persembunyian PKI karena adanya dukungan dari kondisi geografis wilayahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada kalayak umum jika Blitar Selatan merupakan wilayah yang juga turut menjadi tempat persembunyian PKI dari tahun 1965-1968. Metode penelitian yang dipergunakan adalah berbasiskan studi pustaka dimana teknik mengumpulkan data dilakukan dengan cara menggali data dan fakta dari e-book, jurnal, ataupun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Dengan demikian diharapakan pembaca bisa memahami perihal sejarah ditemukannya Goa Umbultuk di Blitar Selatan, alasan keberadaan Goa Umbultuk sebagai tempat persembunyian PKI, dan lokasi Goa Umbultuk perspektif geografis, dan analisis Gua Umbultuk sebagai tempat persembunyian G30S/PKI dalam aspek lingkungan.
PERKEMBANGAN ALAT TANGKAP IKAN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN MENUI KEPULAUAN DARI TRADISONAL KE MODERN 1980-2022 Maamir, Wilda; Hadara, Ali; Hayari
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/ndksz683

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan alat tangkap ikan pada masyarakatnelayan di Kecamatan Menui Kepulauan dari tradisional ke modern 1980-2022. Penelitian inimenggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan kerja sebagai berikut: pertama,pengumpulan sumber, kedua, kritik sumber, ketiga, interpretasi sumber, keempat, historiografi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perkembangan hasil tangkapan dari alat tangkap ikan tradisional kemodern pada masyarakat nelayan di Kecamatan Menui Kepulauan 1980-2022 yakni: (a) alat tangkaptradisional ke modern yang masih digunakan hingga saat ini yakni sero, tombak, bubu, panah ikan,pancing dan jaring, (b) Alat tangkap ikan sudah mulai berubah bentuk dan modern di antaranya yaitusebagai berikut: pancing joran, pukat cincin, dan menggunakan alat bantu modern seperti rumpon,kompresor, dan GPS. Dampak positif dan negatif dari perkembangan alat tangkap ikan tradisional kemodern; dampak positifnya yakni hasil tangkapan nelayan modern lebih besar daripada hasiltangkapan nelayan tradisional. Dampak negatifnya yakni banyak nelayan yang mengambil jalanpintas untuk mendapatkan hasil yang lebih besar seperti menggunakan bom ikan atau racun sehinggamengganggu ekosistem laut. 
TRAGEDI KEMANUSIAAN DALAM NOVEL KINCIR WAKTU: ANALISIS NEW HISTORICISM ATAS FAKTA SEJARAH Qadriani, Nurlailatul; Wahyuni, Sri; Burhan, Faika
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/v33rma59

Abstract

Penelitian ini meneliti fakta sejarah yang berkaitan dengan tragedi kemanusiaan dalam novelKincir Waktu karya Akmal Nasery Basral menggunakan kajian New Historicism. Metode penelitianyang diterapkan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa teks yang terdapatdalam novel Kincir Waktu karya Akmal Nasery Basral serta referensi jurnal dan laporan investigasiyang berkaitan dengan tragedi kemanusiaan pada Mei 1998. Kajian New Historicism digunakan untukmembandingkan dan menganalisis dokumen non sastra dengan karya sastra. Kajian New Historicismmenekankan pada karya sastra yang dipandang sebagai dokumentasi sosial yang tidak terpisahkandari politik, ekonomi, dan sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel Kincir Waktu karyaAkmal Nasery Basral merefleksikan kerusuhan Mei 1998 serupa dengan kenyataan yang terkaitdengan tragedi kemanusiaan tahun 1998 yang ditampilkan dalam dua hal yaitu; (1) Kekerasan seksualterhadap perempuan Tionghoa; dan (2) Permintaan Suaka ke Luar Negeri.
EKSISTENSI BENTENG KONTARA TANGKOMBUNO DI PULAU WAWONII ABAD KE-17 Syahrun, Syahrun; Melamba, Basrin; Suraya, Rahmat Sewa; Suseno, Sandi; Sarman, Sarman; Alias, Alias
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/8z5fvk17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (1) sejarah Benteng Kontara Tangkombuno diPulau Wawonii, dan (2) fungsi pembangunan benteng tersebut pada masa lampau. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi tahapan heuristik, kritik sumber,interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Benteng Kontara Tangkombunomerupakan benteng utama masyarakat etnis Wawonii yang dibangun dengan memanfaatkan konturalam serta susunan batu besar sebagai sarana pertahanan. Sejarah benteng terbagi dalam dua periode,yaitu masa praaksara dan masa kerajaan tradisional (Mokole). Di dalam area benteng terdapat GuaUpasi dan Gua Jin yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, serta ditemukan tinggalan arkeologisseperti makam, sisa dapur, dan tengkorak manusia maupun hewan. Fungsi utama benteng ini adalahsebagai tempat perlindungan dari ancaman luar, termasuk dari kelompok bajak laut yang disebutberasal dari Tobelo. Meskipun secara geografis letak benteng tidak berada di bibir pantai, posisinyayang strategis di dataran tinggi memberikan perlindungan alami. Akses masyarakat ke pantai melaluialiran sungai yang cukup deras juga menunjukkan adaptasi lingkungan yang kompleks dankemampuan mereka mengelola medan untuk tetap terhubung dengan wilayah pesisir tanpamengorbankan aspek keamanan.
BITUNG, PEMERINTAHAN DAN INFRASTRUKTURNYA: KAJIAN SEJARAH KOTA Hisna, Hisna; Astuty, Yeni; Laniampe, Hasdairta; Bainudin, Bainudin; Said, Taufiq
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/w8fvme28

Abstract

Penelitian ini berfokus pada sejarah pertumbuhan Kota Bitung, pemerintahan daninfrastruktur Kota Bitung serta untuk melihat sejarah dan dinamika kota yang terjadi di dalamnya.Penelitian ini mengkaji perubahan kota Bitung dari desa menjadi sebuah kota. Perkembangan secaraterus-menerus pada sebuah desa memungkinkan kelahiran sebuah kota. Proses pada sebuah desatersebut berpotensi menghadirkan permasalahan di wilayah perkotaan dan tentu juga akan berdampakpada manusia yang telah menempati wilayah perkotaan itu sendiri. Penelitian ini menggunakanmetode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi (penulisansejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Bitung dihuni oleh sepasang suamiistri, Simon Tudus dan Mampirang sekitar abad 19. Perubahan Bitung dari wilayah berupa hutan liarmenjadi kota yang memiliki berbagai infrastruktur ini diawali oleh perjuangan sepasang suami istriini. Dalam perjalanan sejarahnya, Bitung berkembang akibat kehadiran beberapa kelompok sukubangsa dari Kema, Tondano, Gorontalo, Makassar, Bugis, Ternate, Tidore, Sangir dan suku-sukulain. Kedatangan suku-suku ini bertujuan untuk mencari kebutuhan hidup hingga menempati wilayahpesisir Bitung untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal. Oleh karenanya setiap manusiamemiliki cara untuk mengikuti perubahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana tempatia berada. Akibatnya, Bitung yang sebelumnya hanya berupa dusun kecil, kemudian berkembangmenjadi kota besar dan semakin berkembang dan bahkan dijuluki sebagai kota pemerintahan,perdagangan, industri, pelabuhan, perikanan dan pariwisata.
PEREKONOMIAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANABUNGI KECAMATAN KADATUA KABUPATEN BUTON SELATAN: 1988-2022 Marwa, Marwa; Aslim, Aslim; Hermina, Sitti; Effendi, Subhan
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/5v2gdh30

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan perekonomian masyarakat nelayan di DesaBanabungi Kecamatan Kadatua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) Pemilihan Topik,(2) Heuristik sumber, (3) Verifikasi sumber, (4) Interpretasi sumber, dan (5) Historiografi. Hasilpenelitian ini menujukkan bahwa: (1) perekonomian masyarakat nelayan di Desa Banabungi ditopangoleh potensi sumberdaya laut yang turut menentukan kehidupan masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan. Masyarakat nelayan di Desa Banabungi menyadari bahwa potensi lauttersebut yang akan menjadi salah satu pendorong untuk membantu perekonomian mereka. Dampakperekonomian masyaralat nelayan di Desa Banabungi yakni; penggunaan alat transportasi berupakapal motor dalam penangkapan ikan mampu meningkatkan hasil tangkapan ikannya. Di bidangpendidikan, masyarakat sudah mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.Penggunaan teknologi berupa handphone juga membantu masyarakat nelayan dalam memasarkanhasil tangkapan ikannya sehingga mobilitas nelayan semakin tinggi. 

Page 10 of 11 | Total Record : 104