cover
Contact Name
sarman
Contact Email
sarman.jaya@yahoo.co.id
Phone
+62401-3084783
Journal Mail Official
sarman.jaya@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Idea of History
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25987828     EISSN : 26144395     DOI : -
Journal Idea of History diterbitkan untuk menghidupkan atmosfer akademik di Jurusan Ilmu Sejarah FIB UHO. Keberadaan jurnal ini bertujuan untuk mengaktualisasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa di bidang ilmu sejarah. Penerbitan jurnal untuk periode Agustus 2017 ini merupakan serial pertama tahun pertama penerbitan atau volume pertama nomor 01. Beberapa hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi perdana ini merupakan hasil penelitian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Universitas Halu Oleo.
Articles 104 Documents
KESULTANAN BUTON PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ANHARUDDIN: 1823-1824 Yuni H; Aslim Aslim; Faika Burhan
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1463

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil Sultan Anharuddin yang menjadi Sultan Buton ke-28 pada tahun 1823-1824, untuk mengetahui proses pengangkatan Anharuddin sebagai Sultan Buton pada tahun 1823, serta untuk mengetahui kondisi Kesultanan Buton pada masa pemerintahan Sultan Anharuddin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari lima tahap kegiatan, yaitu: (a) Pemilihan topik; (b) Heuristik sumber; (c) Verifikasi sumber; (d) Interpretasi, dan (e) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sultan Anharuddin atau La Dani, yang lahir pada tanggal 4 Rajab 1152 Hijriah, merupakan keturunan bangsawan dari golongan Tapi-Tapi. Orang tua Sultan Anharuddin bernama La Masalimu dan ibunya bernama Wa Ode Bawine Putri Kapitalao Itembana Walanda La Ode Ungkuabuso. Sultan Anharuddin menikah dengan Wa Ode Mufti. Anak Sultan Anharuddin dan Wa Ode Mufti adalah Wa Ode Baawu, Wa Ode Moha Raja Tiworo, Wa Ode Ramli Wolowo, Wa Ode Hinusu, Sapati Baadia, dan Wa Ode Aidi Baluna Kapitalao Waale-ale. Proses pengangkatan Anharuddin sebagai Sultan Buton dilakukan setelah Sultan Anharuddin berhasil mengusir Bajak Laut Tobelo. Pemerintahan Sultan Anharuddin sebagai seorang sultan tidak berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena Sultan Anharuddin tidak bersedia menjalankan isi kontrak Dewan Syara Kesultanan Buton dengan pemerintah Belanda sehingga keadaan ekonomi, sosial, dan budaya pada masa pemerintahannya tidak berjalan dengan baik. Kondisi pertahanan dan keamanan Kesultanan Buton pada masa pemerintahan Sultan Anharuddin juga kurang kondusif.
PERJUANGAN MASSALINRI DAENG MALLIRA DALAM MENENTANG BELANDA DI KERAJAAN TELLU LIMPOE: 1861-1871 Yelda Yanti; Arman Arman
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1466

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan latar belakang masuknya Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe, (2) Menjelaskan alasan Massalinri Daeng Mallira menentang Kolonial Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe pada tahun 1861-1871, (3) Menjelaskan strategi Massalinri Daeng Mallira dalam menentang Kolonial Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan-tahapan kerja sebagai berikut: (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) kritik sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Belanda masuk di Sinjai pada tahun 1636 melalui ekspansi wilayah dengan menjalankan politik devide et impera (politik pecah belah). Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang upaya Belanda untuk memisahkan hubungan persatuan antarkerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Rakyat Sinjai tetap berupaya berpegang pada perjanjian Topekkong. Kolonial Belanda kemudian menyerang Kerajaan Tellu Limpoe dan berhasil menguasainya. Pasukan Sinjai pada masa itu dipimpin oleh Andi Mandasini dan Baso Kalaka pada tahun 1859. (2) Alasan Massalinri Daeng Mallira menentang Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe karena tidak tahan dengan perlakuan Belanda terhadap rakyat Tellu Limpoe, selain karena faktor siri, faktor agama dan faktor ekonomi, Belanda juga menngganti sistem pemerintahan tradisional menjadi sistem pemerintahan Kolonial, mengadakan pemecatan raja-raja dan mengadakan pembuatan jalan yang dikerjakan oleh rakyat Tellu Limpoe dengan upah rendah, (3) Strategi yang ditempuh Massalinri Daeng Mallira dalam menentang Belanda di kerajaan Tellu Limpoe yakni bergerilya. Massalinri juga melakukan penyerangan selama tiga kali. Pada tahun 1863 perang yang dilakukan akhirnya menewaskan Raja Bulo-bulo yaitu Abd. Ganing yang diangkat oleh Belanda. Massalinri juga berhasil melumpuhkan pasukan Belanda dalam penyerangannya di Cakeppong. Penyerangan kedua dilakukan pada tahun 1870 dengan cara bergerilya dan berhasil melumpuhkan pasukan Belanda di tempat pangkalan militer yaitu di gerbang Benteng Balangnipa. Perang ketiga terjadi pada tahun 1871 dan merupakan akhir perjuangan Massalinri. Pada perang ketiga, pasukan Belanda berhasil melumpuhkan pasukan Massalinri dan menewaskan Massalinri Daeng Mallira tepatnya di Cappa Galung (diujung sawah) Bola Roman, Bikeru.
peran adat pasola dalam konteks pengembangan pariwisata di wanokaka kabupaten sumba barat nusa tenggara timur (2010_2020) Frederika Robu Malingara
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1534

Abstract

Yang dinamakan kebudayaan adalah serangkaian aktivitas pada masyarakat dengan saling berinteraksi dimana ada ilmu pengetahun yang terkandung didalamnya dan norma-norma. Budaya yang berbeda-beda tentunya memberi pengaruh positif bagi lingkungan masyarakat Indonesia bahkan hingga ke luar negeri, termasuk Kabupaten Sumba Barat. Penelitian ini menjelaskan tentang sebuah budaya yang dinamakan Pasola (sola” atau “hola”) yang berarti kayu lembing, dan dikaitkan dengan pengembangan pariwisata. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran adat Pasola dalam konteks pengembangan pariwisata di Wanokaka Kabupaten Sumba Barat dan implikasi yang diperoleh dari budaya adat Pasola ini. Menggunakan pendekatan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, sumber data diambil dari studi kepustakaan serta melakukan wawancara mendalam dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan teknik analisis induktif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa teori fungsional struktural menafsirkan lebih lanjut hubungan masyarakat biasa, tokoh adat, pemerintah dan sektor swasta saling berhubungan satu sama lain dan tidak bisa dilepas dalam pengembangan budaya Pasola menjadi sektor pariwisata yang unggul termasuk alam Sumba yang eksotik. Sedangkan implikasi budaya Pasola menjadi sektor pariwisata yang menjanjikan tercermin dalam suatu sistem sosial budaya, ekonomi dan upaya pelestarian budaya di kalangan masyarakat Wanokaka.
Perlawanan Sangia Dowo (Sangia Nilemba), Raja Kerajaan Moronene Poleang Terhadap Kolonialisasi Belanda, 1906-1912 Diky Fikriansyah
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1634

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan perlawanan Sangia Dowo (Sangia Nilemba) terhadap hegemoni dan kolonialisasi Belanda di Tanah Kerajaan Moronene. khususnya daerah Kerajaan Moronene Polea. (2) perundingan yang terjadi antara Sangia Dowo (Kerajaan Moronene Polea) dengan Kapten De Jongens (Belanda). (3) Inilah alasan untuk mengangkat Sangia Dowo sebagai pahlawan nasional Indonesia..Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) Pemilihan topik, terbagi dua bagian yakni kedekatan dan kedekatan pendekatan, (2) Heuristik sumber, terdiri dari studi dokumen, studi kepustakaan, wawancara dan pengamatan, (3) Verifikasi sumber, yang dilakukan melalui kritik eksteren dan kritik interen, (4) Interpretasi sumber, yang dilakukan dengan analisis data dan sintesis, (5) Historiografi, yang dilakukan secara sistematis dan objektif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ketidaksenangan dan penentangan Sangia Dowo terhadap hegemoni dan kolonialisasi Belanda yang mengakibatkan meletusnya peperangan di antara Kerajaan Moronene Polea melawan penjajah Belanda. (2) Karena ketidakmampuan Belanda menguasai Kerajaan Moronene Polea pimpinan Sangia Dowo, maka pihak Belanda melakukan sebuah tindakan tipu muslihat berupa perundingan dan meracuni Sangia Dowo. (3) Semua kejadian yang terjadi pada Sangia Dowo dan dengan memperhatikan sebab seorang tokoh diangkat menjadi pahlawan nasional, maka Sangia Dowo sangat layak untuk dijadikan pahlawan nasional Indonesia. Kata Kunci: Sangia Dowo, Kapten De Jongens, Perang, Perjanjian
KRIMINALITAS DAN DAMPAKNYA DI KOTA RAHA KABUPATEN MUNA: STUDI KASUS KECAMATAN KATOBU DAN BATALAIWORU (1998-2020) Fitriani Fitriani; Basrin Melamba; Khabiirun Khabiirun; Suharni Suddin
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1646

Abstract

Penelitian ini menjelaskan beberapa hal; 1) faktor-faktor yang mendorong tindakan kriminalitas di Kecamatan Katobu dan Batalaiworu. 2) Menjelaskan perkembangan kriminalitas di Kecamatan Katobu dan Batalaiworu. 3) Menjelaskan dampak kriminalitas terhadap masyarakat di Kecamatan Katobu dan Batalaiworu. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan beberapa tahapan yakni, (1) pemilihan topik, (2) heuristik, (3) kritik sumber, (4) interpretasi, (5) historiografi. Adapun hasil penelitian ini yaitu; Pertama, terjadinya tindak kriminal di Kota Raha Kecamatan Katobu dan Batalaiworu tahun 1998-2020 disebabkan faktor sosial (lingkungan), faktor ekonomi, dan faktor politik. Kedua, praktik kriminalitas di Kota Raha secara historis telah berlangsung sejak lama namun memuncak di tahun 1998 ditandai sebagai masa krisis ekonomi dan masa transisi secara nasional. Krisis ini memberikan perubahan dalam interaksi sosial masyarakat seperti mengonsumsi minuman yang beralkohol. (3) Dampak dari tindak kriminalitas ini, masyarakat menjadi tidak aman, keterbatasan melakukan aktivitas, serta adanya korban pencurian.
INTERVENSI HINDIA BELANDA TERHADAP BIROKRASI KERAJAAN MUNA, 1910-1947 Herni Inggraeni; Aslim Aslim; Ali Hadara; Salebaran Salebaran
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1647

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna, 1910-1947 dengan tujuan untuk: (1) Menjelaskan struktur pemerintahan Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (2) Menjelaskan intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (3) Menerangkan dampak dari intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yakni (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretasi sumber, (e) Historiografi. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pascamasuknya Hindia Belanda struktur pemerintahan Kerajaan Muna mengalami perubahan, pertama pemerintahan pusat (gouvernement) terdiri dari aparat pemerintah dan aparat agama. Kedua, pemerintah daerah (swapraja) terdiri dari Raja (Omputo), Bhonto bhalano, Mintarano bhitara, Kapitalao, Ghoerano, Kino Bharata, Kino dan Mino. Fato Lindano, Parabhela, Kapita, Pengawal Raja. (2) Hindia Belanda melakukan intervensi pada birokrasi Kerajaan Muna seperti pengahapusan Dewan Sara, membentuk pemerintahan distrik, berwenang dalam memilih raja, mengubah sistem pemerintahan, serta menghapus beberapa kedudukan pejabat kerajaan. (3) Dampak dari intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna yakni, menimbulkan gerakan perlawanan masyarakat pada Hindia Belanda, perubahan di bidang ekonomi, perubahan di bidang sosial, serta perubahan di bidang kebudayaan.
IDENTIFIKASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI DESA MUARA SAMPARA KECAMATAN KAPOIALA KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Faika Burhan; Elmy Selfiana Malik; Sarman Sarman; Abdul Latif; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1648

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Kearifan Lokal Masyarakat di Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal Masyarakat Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala dapat dilihat dalam bentuk aktivitas lalu lintas perahu dan pincara. Pembuatan dan penggunaan perahu dan pincara sudah dilakukan sejak tahun 1960-an, bahkan menurut informasi sebelumnya pincara pernah digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan pada masa Kerajaan Konawe. Hal ini merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat yang sudah dilakukan sejak dahulu hingga saat ini untuk mempertahankan hidup (2) sikap solidaritas kelompok masyarakat di Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala terwujud dalam aktivitas gotong royong dalam mendukung pembangunan di Desa Muara Sampara. Sikap gotong royong tersebut terlihat dalam kegiatan sosial maupun budaya yang tercermin dalam perilaku masyarakat yang sederhana dalam jiwa kebersamaan. Kebersamaan etnis Bugis, Makassar dan Tolaki di Desa Muara Sampara terlihat dari sikap solidaritas dan sikap saling menghargai yang tetap terjaga hingga sekarang.
PERKEMBANGAN PELABUHAN LANGARA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WAWONII BARAT, KABUPATEN KONAWE KEPUALAUAN TAHUN 1995-2020 Herman Herman; Syahrun Syahrun; Aswati Mukadas; Hisna Hisna
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menjelaskan (1) latar belakang pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Langara di Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 1995-2020, (2) dampak Pelabuhan Langara terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang berada di Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 1995-2020. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan melalui empat tahapan kerja antara lain: heuristik, kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan Pelabuhan Langara di Kabupaten Konawe Kepulauan pada tahun 1995, dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat setempat untuk membangun sebuah pelabuhan. Pembangunan Pelabuhan Langara pada masa itu dianggap sangat penting bagi masyarakat setempat. Hal itu karena selain bertujuan untuk menghubungkan Pulau Wawonii dan Kota Kendari, Pelabuhan Langara juga berfungsi sebagai transaksi ekonomi masyarakat Wawonii khususnya yang berada di sekitar pelabuhan tersebut. Keberadaan Pelabuhan Langara memiliki peran penting dalam mendukung kelancaran transportasi laut masyarakat karena menjadi titik simpul yang menghubungan antardaerah Wawonii dan Kota Kendari. Pelabuhan Langara terus mengalami perkembangan dari tahun 1995-2020. Hal itu dapat dilihat dari jenis kapal yang berlabuh di Pelabuhan Langara misalnya jumlah kapal kayu dan kapasitas kapal ferry yang semakin meningkat, jumlah sarana-prasarana pelabuhan, seperti terminal penumpang, toilet, listrik, dan fasilitas lainnya terus bertambah. Pelabuhan Langara memiliki dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Wawonii. Hal demikian karena Pelabuhan Langara selain berperan sebagai tempat interaksi sosial masyarakat yang ingin melakukan aktivitas antarpulau juga menjadi tempat aktivitas ekonomi masyarakat masyarakat Wawonii.
PERAN DARUD DA’WAH WAL IRSYAD (DDI) DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI KOTA KENDARI: 1950-2020 Fatma Fatma; Wa Ode Juma; Ajeng Kusuma Wardani; Arman Arman
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1650

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana Peran Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) dalam Bidang Pendidikan di Kota Kendari 1950-2020? (2) Apa kendala-kendala yang dihadapi Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) dalam mengembangkan pendidikan Kota Kendari 1950-2020? Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan penelitian, yaitu: (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretasi sumber, (e) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Peran DDI dalam pendidikan di Kota Kendari yaitu dengan membangun sekolah-sekolah keagamaan dari tingkat Raudhatul Athfal (TK), hingga tingkat SMA seperti Sekolah TK Satria DDI Kota Kendari yang didirikan pada tahun 1992, Sekolah MI DDI Al-Mujahidin Kota Kendari didirikan tahun 2010, Sekolah MTs DDI 2 Bungkutoko yang didirikan pada tahun 1950, sekolah MTs Swasta DDI Kendari didirikan tahun 1992, sekolah SMA Swasta DDI Kendari didirikan pada tahun 1986, dan sekolah Madrasah Aliyah (MA) DDI Labibia didirikan pada tahun 2006; (2) Kendala yang dihadapi Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) dalam mengembangkan pendidikan di Kota Kendari yaitu rendahnya sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi perkembangan teknologi, kendala di bidang pendanaan, dan rendahnya minat siswa masuk sekolah.
KANSORO: DARI DESA YANG DITINGGALKAN MENJADI DESA KAMPANI YANG DIHUNI KEMBALI, 1974-2021 Rahmatia Bole; La Ode Ali Basri; Hayari Hayari; Hasni Hasan
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kansoro: Desa yang Ditinggalkan Menjadi Desa Kampani yang Dihuni Kembali, 1974-2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang mengacu pada langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pemilihan topik, (2) Pengumpulan sumber, (3) Verifikasi (4) Interpretasi (5) Historiografi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Keadaan Desa Kansoro sebelum ditinggal warga, Desa Kansoro adalah desa yang berada di Kecamatan Lawa Kabupaten Muna, Desa Kansoro memiliki tanah yang subur dan coock dijadikan sebagi tempat perkebunan. Selain itu antara sesama warga desa saling tolong menolong serta saling menghargai. Warga Kansoro menggantungkan hidup dengan bertani dan beternak. 2) Penyebab Desa Kansoro ditinggalkan oleh penduduknya tahun 1974-1994, karena adanya wabah penyakit Kolera yang menyerang penduduk Desa Kansoro pada tahun 1974 dimana wabah penyakit kolera menyebar begitu cepat sehingga menyebabkan banyak orang meninggal. Selain itu penyebab lain ditinggalkannya Desa Kansoro pada tahun 1994 kerena telah selesainya kontrak warga eks kusta. 3) Desa Kansoro dihuni kembali setelah ditinggalkan oleh warganya. Warga Desa Lindo yang menempati daerah Kansoro dan menjadikannya sebagai tempat perkebunan, dan lama-kelamaan warga desa mulai menetap dengan membentuk desa baru dari hasil pemekaran Desa Lindo yaitu Desa Kampani.

Page 8 of 11 | Total Record : 104