cover
Contact Name
I Nyoman Santiawan
Contact Email
inyomansantiawan@gmail.com
Phone
+6281229463400
Journal Mail Official
inyomansantiawan@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah Dukuh Macanan Baru, Morangan, Mojayan, Kec. Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57414 Telepon: (0272) 3352795
Location
Kab. klaten,
Jawa tengah
INDONESIA
Widya Aksara: Jurnal Agmaa Hindu
ISSN : 2085272X     EISSN : 26589832     DOI : -
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu merupakan Jurnal Sosial, Budaya dan Agama Hindu yang menerbitkan hasil penelitian atau pemikiran tentang studi agama dan studi sosial dan budaya menggunakan perspektif interdisipliner. Lingkup Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu adalah: Studi agama Hindu seperti Fisafat, Etika dan Upacara Studi sosial dan budaya seperti sosiologi masyarakat Hindu Sumber pengajaran terkait: studi agama, pemikiran Hindu, filsafat Hindu, studi pendidikan agama Hindu, studi penerangan agama dan kajian budaya
Articles 168 Documents
MENGKONSTRUKSI TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 27 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v27i2.199

Abstract

Tujuan pembelajaran dirancang oleh guru untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran digunakan untuk dasar evaluasi dan memberikan arahan bagi guru untuk melakukan proses belajar mengajar serta sebagai media untuk menyampaikan tujuan kepada orang lain yakni siswa, orang tua, sekolah ataupun masyarakat yang relevan. Dalam pendidikan formal, tujuan pembelajaran terintegrasi didalam rencana pembelajaran semester. Mengunstruksi tujuan pembelajaran bagi seorang guru merupakan hal yang biasa dilakukan, namun akan menjadi tidak terbiasa ketika seorang guru tidak memahami bagaimana cara mengunstruksi tujuan pembelajaran dan bagaimana untuk memulainya. Langkah yang ditempuh untuk menyusun tujuan pembelajaran adalah diawali dengan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kompetensi dasar dijabarkan dengan melakukan pertanyaan ; Kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai. Kemudian jawaban pertanyaan tersebut di identifikasi dan kemudian menyusun indikatornya. Rumuskan dalam bentuk produk belajar bukan proses belajar, rumuskan dalam tingkah laku siswa bukan prilaku guru. Indikator hendaknya merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Rumusan indikator hendaknya menggunakan kata kerja operasional yang bisa diukur atau dapat diobservasi. Tujuan pembelajaran dinarasikan dengan kalimat aktif.
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA COK BAKAL DALAM SESAJI JAWA Toto Margiyono; Widhi Astuti; Ni Luh Putu Wiardani Astuti
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.206

Abstract

Masyarakat Jawa pada umumnya masih mempertahankan tradisi, dalam hal ini adalah tradisi membuat Cok Bakal. Cok Bakal adalah suatu sesaji yang dibuat guna mendapatkan keselamatan dan keberkahan dari Tuhan. Wujud dari Cok Bakal yaitu daun pisang yang dibentuk menjadi sebuah wadah yang kemudian diisi berbagai macam bumbu dapur seperti tembakau, suruh, kelapa, injet, cabai, bawang putih, bawang merah, beras, daun dadap serep, gula, telur, jenang merah, jenang putih, bunga, miri, uang dan lain sebagainya. Tidak semua Cok Bakal berisi lengkap seluruhnya seperti yang disebutkan di atas. Hanya berisi beberapa saja sudah bisa disebut Cok Bakal. Dari penelitian ini menunjukkan Cok Bakal adalah suatu sesaji yang dibuat guna mendapatkan keselamatan dan keberkahan dari Tuhan serta terhindar dari malapetaka. Tujuan dari pembuatan Cok Bakal agar terhindar dari musibah dan marabahaya sehingga kehidupan menjadi aman dan tenteram. Bentuk Cok Bakal terdiri dari, suruh, kelapa, injet, cabai, bawang putih, bawang merah, beras, daun dadap serep, gula, telur, jenang merah, jenang putih, bunga, miri, uang dan lain sebagainya yang ditempatkan di dalam tampah. Makna Cok Bakal secara keseluruhan merupakan simbul alam semesta beserta segala yang ada didalamnya. Cok Bakal juga merupakan wujud yang diciptakan berfungsi sebagai simbol lingga, serta linggih Sang Hyang Widhi Wasa. Cok Bakal melambangkan pelinggih Sang Hyang Widhi Wasa yang melambangkan Asta Aiswarya yaitu delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang menempati delapan penjuru arah mata angin denga Dewa Siwa sebagai pusatnya. Kehadiran Cok Bakal memiliki fungsi pendidikan, fungsi religius dan fungsi pelestarian budaya.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI KETELADANAN GURU DAN ORANG TUA Setyaningsih
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.207

Abstract

Dengan berlangsungnya revolusi digital menjadikan salah satu terjadinya perubahan peradaban masyarakat. Perubahan pada masyarakat dalam hal penurunan moralitas dan banyaknya permasalahan sosial yang terjadi pada bangsa ini. Karena itulah dibutuhkan penguatan pendidikan karakter dengan menginternalisasi nilai-nilai pendidikan karakter, yang salah satunya adalah melalui nilai-nilai keteladanan guru dan orang tua. Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Urgensi internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter ini yang pertama adalah pengembangan SDM sebagai fondasi pembangunan bangsa, kemudian generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21 dan menghadapi kondisi degradasi moral, etika dan budi pekerti. Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dapat dilakukan melalui nilai-nilai keteladanan guru dan orang tua. Pendidikan adalah hal yang penting, hal yang mempunyai tujuan yang jelas, yaitu untuk mengembangkan potensinya agar memiliki kepribadian yang baik serta kemampuan intelektual yang baik pula. Karakter merupakan identitas khas yang menggambarkan perilaku, watak, sikap setiap manusia atau setiap individu. Keteladanan merupakan salah satu hal yang penting dalam pendidikan. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pembelajaran baik pada mata pelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, kemudian dapat juga melalui keteladanan, pembiasaan dan pengulangan serta pembinaan.
UPAYA GURU PASRAMAN DALAM MELATIH SATWIKA YADNYA PADA SISWA PASRAMAN DI PASRAMAN BRAHMA GOVINDA DESA SREBEGAN KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN Putri Kenanga; I Nyoman Santiawan; Gatot Wibowo
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.208

Abstract

Penelitian Upaya Guru dalam Melatih Satwika Yadnya pada Siswa Pasraman di Pasraman Brahma Govinda Desa Srebegan Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten ini, dilatar belakangi dari ketertarikan peneliti terhadap Satwika Yadnya upaya guru dalam melatih Satwika Yadnya pada siswa pasraman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana upaya guru dalam melatih Satwika Yadnya di pasraman; Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam upaya guru dalam melatih Satwika Yadnya di Pasraman Brahma Govinda Desa Srebegan Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten; Apa Hasil dari Upaya Guru dalam melatih Satwika Yadnya pada siswa pasraman di Pasraman Brahma Govinda Desa Srebegan Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: Upaya guru dalam melatih Satwika Yadnya di pasraman itu melalui pembiasan, mengajarkan tentang berdana punia, bersembahyang sebelum memulai kegiatan; faktor pendukung dan penghambat guru dalam melatih Satwika Yadnya di pasraman yaitu faktor pendukungnya sendiri itu guru harus sabar dan tidak terbebani, sarana dan prasarana yang mendukung dan faktor penghambatnya yaitu guru harus memahami sifat dan karakter siswa pasraman yang berbeda-beda; dan Hasil dari Upaya Guru dalam melatih Satwika Yadnya pada siswa Pasraman di Pasraman Brahma Govinda adalah siswa sudah bisa berdana punia, melakukan sembahyang sebelum memulai kegiatan.
YADNYA MENYEIMBANGKAN KESEMESTAAN DAN MENGHARMONISKAN KEHIDUPAN I Nyoman Warta
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.209

Abstract

Pustaka suci Atharwa weda.III.I.I menyatakan dengan tegas dan lugas: Satyam brhd rtam ugram, daksa tapa brahma yajnah prthivim dharyanti, sa no bhutasya bhany asya patnyuramlokam. Artinya : Kebenaran yang agung, hukum-hukum alam yang tidak bisa diubah, pengabdian diri. Tapa atau pengekangan diri, pengetauan dan persembahan Yadnya yang menopang bumi, Bumi senantiasa melindungi kita. Semoga dibumi menyediakan ruangan yang luas untuk semua. Yadnya merupakan persembahan suci dari ajaran Weda yang secara nyata (sekala) dapat disaksikan oleh mata, merupakan manifestasi dari perbuatan kebajikan (subhakarma). Di Dalam Lontar “ Tutur Tapeni” menyebutkan bahwa, yadnya sesungguhnya merupakan simbol-simbol yang mengandung kekuatan magis dan memiliki bagian-bagian seperti adanya” Tri Angga Sarira” dan dalam petikan Lontar disebutkan sebbagai berikut: Iki paribasa widhining yadnya luir ipun, yadnya adruwe prabu, tangan , dada muah suku manut manista, madya motama, daksina pinaka hulunia, jerimpen karopinaka asta karo sehananing banten ring areping Widhine pinaka angga sahananing palelabanan pinaka suku” Melihat dari isi lontar tersebut, maka dapat diambil maknanya bahwa yadnya yang dilaksanakan sangat-sangat penting, karena sudah memberikan kehidupan sehari-hari manusia, keluarga, masyarakat dan negara yang berbudaya memberikan kehidupan harmoni, keseimbangan antara Sang diri dengan Ida Hyang Widhi Wasa, disamping sebagai wahana pendidikan dalam hal membangkitkan nilai bhudi pekereti, etika dan budaya agama untuk mendorong spiritualitas, menyeimbangkan, mengharmoniskan alam beserta isinya, sehingga kesemestaan harmoni dalam peredaran dharmanya. Simbul keagamaan yang sarat dengan makna kehidupan, dari jaman kejaman telah membuktikan eksistensi kebenarannya, serta selalu memberikan inspirasi bhatin sebagai media penghubung pikiran dan hati setiap manusia. Misalnya yang tidak pernah lepas dalam kehidupan beragama : Huruf Suci Om Kara, Swastika, Senjata Nawa Sanga, simbul-simbul ritual keagamaan menggambarkan ke-Tuhan-an, sastra-sastra agama, budaya agama dan sebagainya. Semua ini merupakan realisasi dari ajaran agama dalam rangka menghubungkan diri dengan Sang Pencipta. Karena terbatasnya pikiran manusia, serta tidak bisa menjangkau yang maha gaib dan tidak terbatasnya Kemaha Kuasaan Tuhan.
PESAN DHARMA MELALUI CHAT GRUP WHATSAPP UMAT HINDU SEMARANG TIMUR Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.210

Abstract

Umat Hindu Kota Semarang keberadaannya menyebar di berbagai wilayah kecamatan se Kota Semarang. Oleh karena itu majelis Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Semarang untuk mempermudah pembinaan dibentuk komunitas Hindu Semarang Timur, Semarang Selatan dan Semarang Barat. Umat Hindu yang tergabung di Semarang Timur diberi wewenang merawata dan menyelenggarakan upacara keagamaan di pura Amertasari. Umat Hindu yang tergabung di wilayah Semarang Timur tidak saja mereka yang berdomisili di Kota Semarang, tetapi ada juga mereka yang berdomisili di sekitar perbatasan dengan Semarang Timur termasuk wilayah Kabupaten Demak. Untuk mempermudah akses informasi dibentuklah grup Whatsapp Semarang Timur. Whatsapp merupakan sebuah platform silang pelayanan pesan cepat untuk berbagi pesan berupa tulisan/teks, foto, video, pesan suara dan juga panggilan video. Whatsapp merupakan salah satau media sosial tidak terlepas dari berbagai persoalan yang dapat menimbulkan masalah baru dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti penghinaan, sifat arogan, berita kebohonan. Apakah penggunaan grup Whatsapp Umat Hindu Semarang Timur berdampak menimbulkan permasalahan sosial?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan menghimpun postingan grup Whatsapp umat Hindu Semarang Timur pada bulan Januari 2023 dan dianalisis dengan teori determinasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembentukan grup Whatsapp oleh masyarakat Hindu Semarang Timur merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap tekonologi informasi baru untuk mempermudah komunikasi antar warga sebagai sarana interaksi untuk menjalin kebersamaan, pembangkit emosi sosial. Media Whatsapp Umat Hindu Semarang Timur tidak ditemukan adanya gejala-gejala yang menimbulkan ujaran kebencian. Penggunaan grup Whatsapp umat Hindu Semarang Timur digunakan untuk mengunggah perihal ; Informasi kegiatan keagamaan, pembelajaran pendidikan agama Hindu, hiburan, soialisai punia, informasi wawasan tentang teknologi tepat guna, informasi bencana alam, kedukaan, game mengasah kecerdasan, pengembangan ekonomi kreatif, pengenalan budaya, renungan, kewaspadaan, trik hidup sehat.
ANALISIS KOMPETENSI GURU DI ABAD 21 Dewi Ayu Wisnu Wardani; Putu Budiadnya
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.211

Abstract

Sejak Pandemi Covid-19 mengalami perubahan dari semua lini kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan penggunaan teknologi diharuskan dalam proses belajar mengajar. Metode Penelitian dengan melakukan literature review dari beberapa artikel baik internasional maupun nasional yang dicari menggunakan google scholar dan publish or perish, 9 artikel dengan kata kunci kompetensi guru, pedagogik. Hasil review menyebutkan Guru harus mengembangkan kompetensi profesional sesuai dengan perkembangan jaman, situasi yang disebabkan oleh Covid-19 telah menyebabkan tren percepatan digitalisasi dan proses integrasi TIK di dalam kelas. Guru juga dituntut selalu mengembangkan strategi, metode dalam pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan keterampilan Abad 21 yang biasa disebut dengan 4C berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication) dan berkolaborasi (collaboration). Pelatihan profesional dan penelitian berkelanjutan tentang kebutuhan guru sangat penting untuk mencapai homogenitas kompetensi dan bahwa jaringan yang mendukung harus dibentuk untuk mendorong kemitraan aktif antara guru dan lembaga pendidikan. Dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru dapat melalukan kegiatan seperti membaca sumber-sumber teknik mengajar, melakukan tinjauan karya tulis ilmiah, melakukan pembelajaran bervariasi, mengikuti berbagai pelatihan, melihat berita tentang pendidikan ataupun kajian pedagogik, serta mempraktekkan keterampilan-keterampilan dasar mengajar di kelasnya.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH DASAR Ni Ketut Erna Muliastrini; Ni Nyoman Lisna Handayani
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.212

Abstract

Selama ini pelaksanaan pendidikan hanya berorientasi pada aspek koginitif (kecerdasan intelektual) siswa, sehingga kecerdasan emosional siswa tidak berkembang dengan baik yang berimplikasi terhadap degradasi moral siswa. kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa dalam mengelola emosi yang dimiliki yang dapat mengarahkan siswa untuk bersikap dan berprilaku dengan tepat sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Ada beberapa aspek kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi diri, menglola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain (empati) dan membina hunungan. Kecerdasan emosional penting untuk di pupuk dan dikembangkan pada siswa di sekolah dasar karena pada usia sekolah dasar emosi anak mudah dibentuk. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa adalah dengan menerapkan pendidkan karakter. Dengan pendidkan karakter siswa di sekolah dasar akan cerdas emosinya serta hasil belajarnya akan semakin meningkat.
AJARAN AHIMSA DAN SPIRIT TEOLOGI PEMBEBASAN DI MUHAMMADIYAH Bimba Valid Fathony
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.213

Abstract

“Ahimsa” artinya tidak menyakiti, melukai, atau membunuh makhluk lain baik melalui pikiran, perkataan, dan tingkah laku secara sewenang-wenang. Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya untuk tidak membunuh ataumenyakiti makhluk lain. Ajaran Ahimsa itu merupakan salah satu faktor susila kerohanian yang amat penting dan amat utama. Teologi merupakan suatu refleksi dari keimanan yang tercermin dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya iman harus dipahami dan diselaraskan dengan konteks yang ada di zamanya. Teologi pembebasan pada mulanya untuk membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan sederhananya, Tuhan dalam hal ini hadir kepada masyarakat miskin. Sehingga iman yang diyakini harus dapat terimplementasi dalam ranah praktis di kehidupan masyarakat dan dapat membebaskan manusia dari belenggu kesengsaraan. Dalam ranah praktis Muhammadiyah telah berhasil mengimplementasikan Teologi Pembebasan sejak kepemimpinan Kiai Dahlan yang mampu menggerakkan pemikiran dan kesadaran teologisnya dalam praktis sosial teologi ini dikenal dengan teologi Al-Maun atau teologi mustadafin. penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (library research), yakni penelitian yang obyek kajiannya menggunakan data pustaka berupa buku-buku sebagai sumber datanya. Pada penelitian, pengumpulan data dilakukan dari data primer yaitu dari buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan tema pembahasan. Hasil dari penelitian ini yaitu kedua ajaran tersebut memiliki relevansi baik ajaran Ahimsa maupun teologi pembebasan Muhammadiyah yang dimana keduanya menitikberatkan aspek kemanusiaan dan melakukan pembebasan manusia dari belenggu keterpurukan dan kedua gagasan ini bersumber dari spirit pengamalan ajaran agama yaitu Hindu dan Islam.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM BHAGAVAD GITA Mardwiatmoko
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.214

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Agama Hindu dalam Bhagawad Gita, terutama nilai-nilai yang dimuat dalam tri kerangka agama Hindu. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research). Sumber data primer diperoleh dari Pustaka Suci Bhagavad Gita Menurut Aslinya, sedangkan sumber data skunder diperoleh dari buku-buku, artikel ilmiah dari jurnal online, dan karya tulis lainnya. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai-nilai pendidikan agama hindu yang terkandung dalam Bhagavad Gita adalah nilai Tattwa, Susila dan Acara/Upacara. Nilai Tattwa meliputi Widhi Tattwa, Atma Tattwa, Karma Phala Tattwa, Punarbhawa Tattwa dan Moksa Tattwa. Nilai susila dalam Bhagavad Gita mengajarkan tentang moralitas atau kesusilaan merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun kesuksesan dalam kehidupan material maupun rohani. Nilai upacara yang memuat dasar pelaksanaan yadnya sesa yang sering disebut dengan istilah ngejot atau banten saiban , serta pengetahuan tentang yadnya yang lahir dari kerja dan kerja mempunyai pondasi kepada Brahman.

Page 10 of 17 | Total Record : 168