cover
Contact Name
I Nyoman Santiawan
Contact Email
inyomansantiawan@gmail.com
Phone
+6281229463400
Journal Mail Official
inyomansantiawan@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah Dukuh Macanan Baru, Morangan, Mojayan, Kec. Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57414 Telepon: (0272) 3352795
Location
Kab. klaten,
Jawa tengah
INDONESIA
Widya Aksara: Jurnal Agmaa Hindu
ISSN : 2085272X     EISSN : 26589832     DOI : -
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu merupakan Jurnal Sosial, Budaya dan Agama Hindu yang menerbitkan hasil penelitian atau pemikiran tentang studi agama dan studi sosial dan budaya menggunakan perspektif interdisipliner. Lingkup Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu adalah: Studi agama Hindu seperti Fisafat, Etika dan Upacara Studi sosial dan budaya seperti sosiologi masyarakat Hindu Sumber pengajaran terkait: studi agama, pemikiran Hindu, filsafat Hindu, studi pendidikan agama Hindu, studi penerangan agama dan kajian budaya
Articles 168 Documents
EKSISTENSI PASRAMAN NON FORMAL SHANTI AJI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA I Wayan Getas
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.215

Abstract

Pendidikan Non Formal adalah Lembaga yang melaksanakan pembelajaran yang berlangsung di lingkungan masyarakat untuk mengasah keterampilan peserta didik. Dalam Pendidikan Non Formal anak didik akan mendapatkan pembelajaran pengetahuan, pelatihan dan bimbingan mengasah keterampilan nonakademik yang berlasung di masyarakat yang berbentuk Lembaga. Pendidikan agama Hindu dalam PMA Nomor 56 tahun 2014 di sebut dengan nama pasraman yang berbentuk Non Formal, dan sekolah mingggu. Pasraman Shanti Aji adalah Lembaga agama Hindu yang berbentuk Non Formal dengan pembelajaran keseimbangan ilmu agama, Srada Bhakti, keterampilan, kesopanan dan kesusilaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan agama Non Formal perlu didukung segenap elemen dari berbagai pemangku kepentingan. Pasraman Shanti Aji turut berkontribusi dalam pendidikan nasional dengan cara sebagai tempat pembelajaran agama Hindu dan pengambilan nilai agama Hindu di sekolah formal Pasraman Shanti Aji terletak di Kecamatan Plampang Sumbawa merupakan tempat berkembang untuk mempelajari agama Hindu Pada tahun 2022 pasraman Shanti Aji memperoleh Izin Operasional dan Pendirian dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementerian Agama Republik Indonesi. Pasraman Shanti Aji menggunakan kurikulum Non Formal untuk mempelajari Veda, seni budaya, yoga, dan keterampilan agama Hindu. Silabus Pasraman Non Formal Shanti terdiri dari kelompok dan sifat Anak (Bala), Pemuda (Yowana), Dewasa (Pravda) dan Lansia (Rada). Sejalan dengan itu, pengelola Pasraman harus mengumpulkan semua masukan dari pemangku kepentingan publik dan mengelompokkannya ke dalam berbagai kerentanan komponennya untuk aspek perbaikan kurikulum Pasraman Non Formal.Metode pengajaran yang digunakan dalam Pasraman adalah Saddharma1) Dharma wacana, 2) Dharma Tula, 3) Dharma Gita, 4) Dharma Sadhana, 5) Dharma Santi, 6) Dharma yatra.
PROSESI DAN NILAI- NILAI FILOSOFI DALAM UPACARA TUGEL KUNCUNG DI DUSUN KRAJAN DESA WONOKERSO KECAMATAN SUMBER KABUPATEN PROBOLINGGO ( PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU) Rubi Supriyanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.216

Abstract

Prosesi Tugel Kuncung merupakan Tradisi yang wajib di lakukan oleh Masyarakat Suku Tengger Khususnya brang wetan salah satunya yaitu Upacara Tugel Kuncung yang di laksanakan oleh Masyarakat di Dusun Krajan Desa Wonokerso Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo. Tetapi masyarakat pada umumnya mereka hanya melakukan upacara tersebut tanpa mengerti makna dalam prosesi tersebut dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana Prosesi Upacara Tugel Kuncung? (2) Apa saja Sarana dan Prasarana Prosesi Tugel Kuncung merupakan Tradisi yang wajib di lakukan oleh Masyarakat Suku Tengger Khususnya brang wetan salah satunya yaitu Upacara Tugel Kuncung yang di laksanakan oleh Masyarakat di Dusun Krajan Desa Wonokerso Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo. Tetapi masyarakat pada umumnya mereka hanya melakukan Upacara Tugel Kuncung? dan (3) Nilai Filosofi apakah yang terkandung dalam Upacara Tugel dalam Perspektif Pendidikan Agama Hindu? Metode Penelitian yang di gunakan adalah Metode Kualitatif, karena membahas tentang Konsep Teoritis berbagai metode, kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam Peneliti lakukan. Hasil Penelitian ini menemukan bahwa Prosesi Tugel Kuncung terdiri dari 3 tahap antara lain (1) tahap awal (a) mencari hari baik (b) menentukan tempat pelaksanaan (c) mencari bethek sinoman. (2) Pelaksanaan Upacara Tugel Kuncung (a) Romo Dukun menata rambut anak yang di Tugel Kuncung(b) Romo Dukun memasukkan rambut kedalam cicin (c) Memberikan Tetebus atau uang (d) Memercikan kembang boreh ditangan (e) Memotong rambut anak yang di Tugel Kuncung(e) Memasukkan rambut ke dalam gelas. (3) Penutup dari Upacara Tugel Kuncung yaitu membuang rambut ke air yang mengalir sungai atau laut. Sarana yang di gunakan dalam prosesi Tugel Kuncung adalah pitraan, Kinangan, daun pisang, jajan, jenag abang, jenang putih, kembang boreh, ubek-ubek, cincin, tetebus atau uang, kmenyan, prapen, klasa atau tikar. Prosesi Upacara Tugel Kuncung merupakan upacara yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat suku Tengger dan memiliki nilai-nilai pendidikan agama Hindu dalam konsep ajaran agama Panca Yajña tergolong dalam Manusia Yajña, nilai budaya, nilai kebersamaan, dan nilai moral. Tujuan dari Upacara Tugel Kuncung secara simbolis adalah untuk membuang kala atau sifat-sifat tidak baik yang ada di dalam diri anak yang di upacarai tersebut agar kelak bisa membedakan perbuatan baik dan buruk.
DAMPAK COVID 19 TERHADAP PENINGKATAN BHAKTI UMAT HINDU DUSUN KALITEJA DESA KANDANGAN KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN Tutik Endang Setiawati
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.217

Abstract

Hasil pengamatan peneliti di Dusun Kaliteja sikap orang saat adanya virus ini menjadi berubah walaupun ada yang takut dan ada yang tidak takut tetapi banyak yang ketakutan ketika mendengar adanya virus ini dan orang di Desa Kaliteja saat adanya virus ini lebih banyak yang mendekatkan diri kepada Tuhan sehinga Bhakti mereka lebih kuat, setelah adanya virus ini banyak Umat Hindu yang mulai mengikuti Persembahyangan Purnama Tilem.Desa Kandangan yang terbagi dari tiga Dusun yaitu Dusun Kalitejo, Pandansari, Wiragati. Dan ada tiga Agama di Desa Kandanganyaitu Hindu, Islam,dan Kristen. Mayoritas Agama yang ada di Desa Kandangan adalah Agama Hindu. Yang Beragama Agama Hindu di Desa Kandangan Dusun Kaliteja sebanyak 230 kk. Dari hasil observasi pelaksanaan hari Suci Purnama dan Tilem di Pura Tunjung Ngudhi Dharma, sebelum adanya virus covid 19 umat Hindu Dusun Kaliteja yang mengikuti Persembahyangan hanya sedikit terhitung dari beberapa pemangku dan beberapa umat,PersembahyanganPurnama dan Tilem juga jarang di laksanakan, setelah adanya Virus di tahun 2020 yang mulai menyebar di Indonesia umat Hindu Dusun Kaliteja mulai banyak yang mengikuti Persembahyangan di hari SuciPurnama dan di hari SuciTilem yang mula-mula hanya sedikit dari 230 kk yang ikut Persembahyangan sekarang mulai banyak yang mengikuti Persembahyangan. Tidak hanya Persembahyangan di hari SuciPurnama dan hari SuciTilem tetapi di Persembahyangan setiap hari juga ramai mulai dari anak kecil sampai orang tua. Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1). Bagaimanakah aktivitas kegiatan dan Persembahyangan umat Hindu Di Dusun Kaliteja sebelum adanya Covid 19 selama ini ?, 2) Bagaimanakah aktivitas kegiatan dan Persembahyangan umat Hindu Di Dusun Kaliteja setelah adanya Covid 19 ?, 3) Baigamanah dampak dari adanya covid 19 terhadap Bhakti Umat Hindu di Dusun Kaliteja ? Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui aktivitas kegiatan dan persembahyangan umat Hindu Di Dusun Kaliteja sebelum adanya Covid 19 selama ini, b) Untuk mengetahui aktivitas kegiatan dan Persembahyangan umat Hindu Di Dusun Kaliteja setelah adanya Covid 19, c) Untuk mengetahui dampak dari adanya covid 19 terhadap dan Bhakti Umat Hindu di Dusun Kaliteja. Metode penelitian yang akan di gunakan adalah metode penelitian kualitatif, metode ini adalah merupakan metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih merencanakan makna daripada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data tidak di pandu oleh teori, tetapi di pandu oleh fakta-fakta yang di temukan pada saat penelitian di lapangan Hasil dari penelitian ini adalah : a). Kegiatan dan Persembahyangan umat Hindu sebelum adanya Virus beberapa jenis kegiatan yang di lakukan di dusun Kaliteja sebelum adanya Covid 19 seperti yang di sampaikan oleh romo Sutiko jenis kegiatan adalah sebagai berikut diantaranya ada 1) Pertemuan ibu-ibu WHDI setiap satu minggu sekali dan lima belas hari sekali 2) pertemuan paguyuban baliganjur yang di lakukan setiap lima belas hari sekali 3) perkumpulan Peradah Kegiatan-kegiatan di atas sebelum adanya virus Covid 19 berjalan derngan lancar dan rutin di laksanakan tampa suatu kendala apapun, b) Aktivitas persembahyangan di dusun Kaliteja sebelum adanya virus Covid 19 sangatlah sepi, aktivitas Persembahyangan bersama dapat di lihat pada hari-hari tertentu seperti Purnama, Tilem, hari raya dan odalan bahwa Persembahyangan tidak di laksanakan rutin oleh umat Hindu dan yang melaksanakan Persembahyangan hanyalah para pemangku jadi hal ini sangat bertentangan dengan ajaran AgamaHindu, Persembahyangan yang harus di lakukan yaitu tri sandya, c) Aktivitas kegiatan setelah adanya virus Covid 19 di Dusun Kaliteja berdasarkan hasil obervasi sangatlah berubah 100% hal tersebut di karenakan adanya aturan dari pemerintah dan Aktivitas Persembahyangan setelah adanya virus covid 19 Setelah adanya Covid 19 terjadi sesuatu di luar dugaan bahkan hanya pertama ini di temukan dalam sejarah. Yang mana Pura sangat penuh di datangi umat untuk melakukan sembahyang, d) . Meningkatnya Bhakti umat Hindu di Dusun Kaliteja dari adanya Virus dan meningkatnya aktivitas Persembahyangan di Pura. Bhakti umat Hindu Dusun Kaliteja meningkat dengan pesat bukan hanya kegiatan Persembahyangan di Pura tetapi juga meningkatya keinginan seseorang untuk mengikuti upacara Tradisi seperti upacara barikan dan nambak.
NILAI-NILAI KARAKTER DALAM UPACARA TINGKEBAN DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN Setyaningsih; Titin Sutarti; Shinta Tyas Pratisthita
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.218

Abstract

Suku Jawa memiliki berbagai macam tradisi dan budaya salah satunya adalah tingkeban. Tingkeban adalah upacara yang dilaksanakan oleh wanita yang hamil pertama kali ketika kandungannya genap berusia tujuh bulan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosesi dan nilai-nilai karakter dalam upacara tingkeban di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Secara praktis, metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan dalam tiga metode sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu: metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis. Hasil dari penelitian ini yaitu upacara tingkeban mengandung beberapa nilai karakter di dalamnya yakni nilai religius, nilai nasionalis, nilai mandiri, nilai gotong royong dan nilai integritas.
KAJIAN ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI CANANG SARI I Nyoman Santiawan
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.228

Abstract

Canang Sari merupakan bagian dari upakara/sesaji yang digunakan sebagai bentuk persembahan oleh umat Hindu dalam ritual agama Hindu. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi dengan kajian filsafat. Penelitian ini menggunakan metode literatur review agar mendapatkan data-data yang sahih kemudian dikomparasikan dengan kajian filsafat. Hasil penelitian dari artikel ini bahwa canang sari dari aspek ontologi Canang adalah sirih itu sendiri, betapapun indahnya canang jika tidak dilengkapi dengan porosan yang bahan dasarnya sirih, berulah canang namanya. Kemudian aspek epistimologi canang terdiri dari unsur ceper/canang, porosan, plawa, bunga dan urassari. Proses pembuatan canang sari memperhatikan etika dengan menggunakan busana, alas dan kelengkapan yang digunakan. Aspek Aksiologi dari canang sari adalah Canang sari mengandung arti dan makna perjuangan hidup manusia yang selalu memohon bantuan dan perlindungan Tuhan yang Maha Esa, Perjuangan hidup untuk selalu melalui suatu usaha untuk menumbuhkan pikiran yang jernih dan suci dan didasarkan atas ketulusikhlasan, beryajña, berbhakti dan mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa, Usaha-usaha manusia untuk menciptakan, memelihara, dan meniadakan sesuatu yang petut diciptakan, dipelihara dan ditiadakan, melalui penumbuhan pikiran yang jernih, hening, dan suci berdasarkan hati yang tulus ikhlas dengan ketetapan hati yang langgeng, dunia ini dibangun menjadi seimbang, selaras, dan serasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
IMPLEMENTASI SISTEM AMONG KI HADJAR DEWANTARA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Setyaningsih
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.230

Abstract

Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat, terutama untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi berbagai dinamika perubahan yang berkembang pesat. Dunia pendidikan dewasa ini tengah menjadi sorotan oleh berbagai kalangan, sebab dunia pendidikan yang fungsi utamanya adalah membentuk pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia dianggap kurang serius dalam mendidik karakter para generasi muda. Kondisi tersebut terjadi karena sistem pendidikan nasional telah meninggalkan konsepsi sistem among dari Ki Hadjar Dewantara dan lebih mengutamakan konsep pendidikan dari negara barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Sementara bangsa Indonesia sebenarnya memiliki tokoh pendidikan yang luar biasa dengan konsep dan pemikirannya, beliau adalah Ki Hadjar Dewantara banyak konsep dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara terutama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan salah satunya adalah metode Among, metode Among yaitu metode pengajaran yang berjiwa kekeluargaan yang berdasarkan pada kodrat alam dan kemerdekaan, dilaksanakan dengan semboyan Tutwuri Handayani (mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh) dan dilaksanakan dalam Tri Sentra Pendidikan yaitu alam keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun implementasi metode sistem among Ki Hadjar Dewantara untuk menanamkan pendidikan karakter di sekolah dasar menggunakan: Pembiasaan, pemberian contoh dan keteladanan dan integrasi dalam pembelajaran.
AKTUALISASI AJARAN CATUR GURU PADA PASRAMAN WIDYA DHARMA KABUPATEN SRAGEN Toto Margiyono; Radityaningsih
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.231

Abstract

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan masyarakat yang menginginkan suatu perubahan masa depan yang lebih baik. Pada masa sekarang ini pendidikan bercorakkan agama Hindu telah berdiri dimana mana dalam bentuk pasraman. Pasraman merupakan sebuah tempat untuk mendidik umat dalam hal ilmu keagamaan. Namun tidak itu saja dalam pasraman dapat pula diajarkan pengetahuan bersifat umum. Pasraman Widya Dharma Pasraman yang berada diwilayah Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen ini memiliki peran yang cukup besar pembinaan generasi muda sebagai penerus bangsa. Kegiatan yang dilakukan oleh pasraman Widya Dharma antara lain Pembelajaran Agama Hindu, Dharmagita, kegiatan Sosial Kemasyarakatan serta kegiatan lain yang masih dalam konteks kegiatan keagamaan. Penelitian ini untuk mengetahui, tentang kegiatan yang dilakukan oleh Pasraman Widya Dharma, Aktualisasi Ajaran Catur Guru dalam Kegiatan Pasraman, serta hambatan-hambatan pelaksanaan kegiatan. Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode pengumpulan data, metode observasi, metode wawancara, metode kepustakaan dan pendokumentasian
STRATEGI MENGGALANG PUNIA UMAT HINDU KOTA SEMARANG Sujaelanto
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.233

Abstract

Di jaman sekarang ini, Punia bagi umat Hindu merupakan kegiatan sosial yang mencerminkan sikap dan perilaku yang peduli terhadap kebutuhan pihak lain. Atas kepedulian tersebut, umat Hindu menyumbangkan secara sukarela sebagian dari hartanya untuk kepentingan sosial yang lebih luas dari pada kepentingannya sendiri. Punia dilakukan untuk kelompok atau individu yang membutuhkan atau kurang mampu, tetapi juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan kegiatan social keagamaan dan atau dalam membangun tempat social keagamaan. Itulah sebabnya ajaran Hindu memandang dan mendudukkan kegiatan Punia selalu bernilai sosial tinggi. Di satu sisi Punia bermanfaat bagi pihak lain, di sisi lain bermanfaat bagi pihak pemberi Punia sebagai pengendalian diri dari keserakahan. Sasaran dalam tulisan ini adalah strategi penggalangan kegiatan Punia dalam masyarakat Hindu di Kota Semarang. Dalam tulisan ini bagaimana umat Hindu di Kota Semarang menggali Punia untuk pembangunan pura dan upacara ritual ? Permasalahan tersebut dianalisis dan dijelaskan dengan menerapkan teori hegemoni dan Semiotika. Berdasarkan analisis diperoleh gambaran bahwa penggalangan Punia dapat dilakukan melalui iuran wajib anggota tempek, pengajuan proposal, sesari banten, kotak Punia di pura, retribusi, kupon berhadiah, Dana Punia spontan, dan sistem lelang. Strategi Punia untuk pembangunan pura terkait dengan kontruksi sosial, yaitu pura sebagai kontrol sosial, pemersatu umat Hindu, pura simbol sradha bakti, dan kesucian dalam kebangkitan kesradaan. Analisis tersebut menegaskan, bahwa Punia bukan sekedar pemenuhan terhadap hasrat manusia sebagai makluk social yang terikat dalam kelompok. Sebaliknya Punia justru membangun kesadaran spiritual agar manusia dapat menyeimbangkan kebutuhan dunia materi dan non materi. Keseimbangan diperlukan untuk mengantisipasi anomali sosial dan moral demi terangkatnya tanggung jawab manusia terhadap spirit kehidupan sosial dalam multi dimensi.
EFEK IKLIM EKSTREM DALAM KEHIDUPAN I Nyoman Warta
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.234

Abstract

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa cuaca ekstrim merupakan suatu fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan. Peningkatan fenomena cuaca ekstrim merupkan dampak dari perubahan ilkim yang sedang terjadi di seluruh Dunia. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologin dan Geofisika, wikorita Karbawati, menyebutkan bahwa peningkatan suhu udara menjasi lebih panas, siklus hidrologi (daur air) yang terganggu dan tingginya angka bencana hidrometorologi seperti : Banjir, Tanah Longsor, dan kebakaran hutan, menjadi beberapa bukti peristiwa alam akibat perubahan iklim. Seperti Bulan juni-Juli Pendudduk India meninggal 1000 Jiwa karena suhu panas dan Pulau Dewata Bali mengali hujan lebat pada tanggal: 7 Juli 2023 dan menimbulkan bencana tanah longsor, banjir dan sebagainya. Sejak Revolusi Industri sekitar tahun 1800-an terjadi percepatan perubahan iklim dan suhu bumi meningkat dengan sangat cepat, terutama diakibatkan oleh factor manusia. Beberapa jenis gas didalam atmosfer Bumi menghalangi keluarnya panas matahari yang dipantulkan dan menjaganya di dalam atmosfir. Didalam menjaga kesucian dan keseimbangan alam semesta beserta isinya dalam ajaran Hindu ada enam landasan dasar yang mutlak dilaksanakan sebagai berikut: Jana Kerti upaya menegagkan kesucian atau keseimbangan diri sendiri, Jagat Kerti upaya menjaga kesucian dan keharmonisan hubungan manusia dengan alam dan semua mahluk hidup. Samudra Kerti upaya menjaga kesucian dan kelestarian pantai dan laut. Wana Kerti upaya untuk menjaga kesucian dan keharmonisan hutan dan pegunungan. Danu Kerti upaya untuk menjaga kesucian dan kelestarian sumber-sumber air tawar seperti Danau, berbagai sumber mata air dan sungai dan Atma Kerti upaya untuk menegagkan kesucian jiwa-jiwa yang telah meninggal dunia. Seperti yang telah dipelajari sebelunya, bahwa sejatinya agama Hindu banyak memiliki nilai-nilai atau ajaran untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah terjadinya berbagai kerusakan dan perubahan iklmin ekstrim yang segnifikan. Salah satunya ajaran pokok agama Hindu yang paling esensial dan linier dengan isu perubahan kondisi lingkungan dalam ajaran Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaa atau harmonisasi antara Sang Pencipta dengan manusia, (Parahyangan), Manusia dengan Manusia (Pawongan) dan Manusia dengan alam lingkungannya (Pelemahan). Konsep Tri Hita Karana apabila sebagai umat manusia tidak mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan menjadi penyebab utama iklim ekstrem dalam berbagai penderitaan.
ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA PASRAMAN VIDYA STHANA SURANADI Putu Asri Tirtawati; I Nyoman Wijana; I Wayan Rudiarta
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.235

Abstract

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis dan kajian terkait Manajemen Pembelajaran pada Pasraman Vidya Sthana Suranadi. Manajemen pembelajaran tidak hanya berlaku pada pendidkan formal akan tetapi juga pada pendidikan non formal. Sebagaimana yang diterapkan di Pasraman Vidya Sthana Suranadi. Permasalah yang diangkat pada penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran pada Pasraman Vidya Sthana Suranadi, (2) pelaksanaan pembelajaran pada Pasraman Vidya Sthana Suranadi, (3) evaluasi pembelajaran pada Pasraman Vidya Sthana Suranadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif atau metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penerikan kesimpulan. Temuan penelitian ini didukung oleh teori kebutuhan (Maslow) dan teori Manajemen Pembelajaran. Hasil penelitian ini ditemukan: Pertama perencanaan pembelajaran pada Pasraman dilaksanakan 5 mata pelajaran antara lain Pendidikan Agama Hindu, Aksara Bali, Yoga Asanas, Seni Tari dan Bahasa Inggris. Perencanaan pembelajaran pada Pasraman terdapat beberapa komponen yaitu: tenaga pendidik, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, keuangan, dan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Kedua pembelajaran dilaksanakan setiap hari Minggu sore dengan mata pelajaran yang berbeda setiap minggunya, dalam kegiatan belajar mengajar acarya melakukan 3 kegiatan inti yaitu: membuka pelajaran, memberikan materi, dan menutup pelajaran. Ketiga evaluasi pemebelajaran dilaksanakan dengan tanya jawab, ulangan harian dan praktek untuk mengetahui tingkat pemahaman dari brahmacari. Terdapat kebijakan-kebijakan pada evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas Pasraman dari segi acarya dan brahmacari pasraman ini.

Page 11 of 17 | Total Record : 168