cover
Contact Name
Mustofa
Contact Email
jtpg@poligon.ac.id
Phone
+6282195027610
Journal Mail Official
jtpg@poligon.ac.id
Editorial Address
Prodi Mesin dan Peralatan Pertanian, Politeknik Gorontalo. Jl. Muchlis Rahim, Panggulo, Kec. Botupingge, Kab. Bone Bolango, Gorontalo
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo
Published by Politeknik Gorontalo
ISSN : 2502485X     EISSN : 25032992     DOI : 10.30869
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) adalah jurnal ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Jurnal ini memuat hasil-hasil penelitian dan pengetahuan sistematis rekayasa dan teknologi dalam bidang teknologi mesin dan peralatan pertanian. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei dan November.
Articles 110 Documents
Uji Kinerja Mesin Panen Padi Menggunakan Mesin Brush Cutter Djamalu, Yunita; Djafar, Romi; Udjaili, Sunandar
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi alat pemotong rumput menjadi mesin pemanen padi tipe brush cutter dengan modifikasi yang lebih aman dan mudah digunakan serta mengevaluasi unjuk kerja mesin tersebut. Material teknik yang digunakan meliputi pelat aluminium, bilah bundar yang dilapisi karbida, sabuk operator, pipa aluminium, kain, dan mesin. Mesin pemanen padi tipe brush cutter terdiri dari mesin YSI-328, handle, batang penghubung, sayap pemandu, mata gergaji, tali selempang, dan pelat pengaman kaki. Tipe mata pisau berbentuk lingkaran terbuat dari karbida dengan jumlah mata pisau pemotong sebanyak 42 buah di sisi lingkaran. Ujung mata pisau memiliki ukuran 4x3x2 mm dengan kecepatan putaran antara 3500-4500 rpm. Mesin ini memanfaatkan kecepatan dorongan, yakni nilai untuk memotong empat rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm atau setara dengan lebar kerja 100 cm, dimana gerakan mendorong dimulai dari kanan ke kiri dengan waktu berkisar antara 0,7 hingga 1 detik. Mesin ini dilengkapi tali selempang yang terbuat dari kain dengan panjang 2 m. Selain itu, mesin ini juga memiliki pelat pengaman kaki yang terbuat dari aluminium dengan dimensi 50 x 10 cm dan tebal 2 mm. Hasil pengujian pada luasan 50 m2 diperoleh kapasitas aktual memadai sebesar 3,33 m²/menit. Pada luasan tersebut, mesin panen padi hasil modifikasi memerlukan konsumsi bahan bakar sebanya 0,5 liter dengan efisiensi kerja mesin sekitar 82-85%.
Analisis Usaha Tani Tanaman Jagung Manis Berbasis Biosaka Azalia, Ailsa; Putrantri, Desty Aulia; Zulfahmi, Reza
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1255

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berpengaruh besar dalam perkembangan perekonomian Indonesia sebagai sumber devisa negara yang kebutuhannya terus meningkat seiring perkembangan teknologi inovasi produk pangan. Kendala utama yang dihadapi petani jagung manis saat ini ialah kesulitan dalam memperoleh pupuk terutama pupuk bersubsidi sehingga petani diharuskan membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Hal ini disebakan karena pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Pada pertengahan tahun 2022, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah melakukan pembaharuan kebijakan alokasi pupuk bersubsidi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penerapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Biosaka merupakan salah satu alternatif bagi petani untuk menekan biaya produksi serta meningkatkan keuntungan budidaya tanaman jagung. Terlimpahnya bahan baku pembuatan biosaka sangat berpotensi untuk dikembangkan aplikasi biosaka untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetik dalam mendukung kemandirian pangan. Pada penelitian ini dilakukan uji efesiensi usaha tani tanaman jagung manis menggunakan biosaka sebagai pupuk alami yang mampu menurunkan penggunaan pupuk sintetis dengan tujuan untuk menurunkan biaya produksi. Penelitian ini membandingkan efesiensi produksi biaya produksi tanaman jagung manis dengan biosaka dan tanpa biosaka. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan biosaka sebagai elisitor lebih unggul. Hal ini terbukti bahwa dari segi penekanan biaya produksi lebih murah dibandingkan menggunakan NPK 300. Nilai efisiensi usaha tani pada budidaya tanaman jagung manis menggunakan biosaka dan NPK 150 lebih besar yaitu sebesar 2,37 sedangkan nilai efesiensi menggunakan NPK 300 sebesar 2,16.
Karakteristik Asap Cair Tempurung Kelapa, Cangkang Kemiri, dan Bonggol Jagung Amrullah, Shafwan; As'urin, B.; Faisal, Muhammad
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1256

Abstract

Asap cair merupakan larutan yang dapat digunakan sebagai antioksidan dan pengawet makanan. Asap cair dapat diperoleh dari limbah pertanian atau perkebunan yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Bahan-bahan tersebut dilakukan pembakaran pada suatu alat yang dilengkapi oleh pendingin untuk proses kondensasi sehingga menghasilkan cairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik asap cair setelah pemurnian menggunakan distilasi dan arang aktif tempurung kelapa yang telah diaktivasi dengan H2SO4 35%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Asap cair dihasilkan melalui proses pirolisis dari tempurung kelapa, cangkang kemiri, dan bonggol jagung yang masing-masing sebanyak 3 kg. Asap cair yang dihasilkan selanjutnya dimurnikan dengan proses distilasi dan filtrasi menggunakan arang aktif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa asap cair dari cangkang kemiri memiliki pH lebih tinggi (pH=3) disbanding asap cair dari tempurung kelapa dan bonggol jagung. Rendemen asap cair terbanyak terdapat pada bahan baku cangkang kemiri sebesar 0,68%. Asap cair yang dihasilkan dari tempurung kelapa dan bonggol jagung berwarna kuning, sedangkan asap cair dari cangkang kemiri berwarna putih. Selain itu, asap cair yang dihasilkan dari ketiga bahan baku tersebut tidak terdapat bahan terapung sebagai pengotor. Asap cair cangkang kemiri memiliki kandungan senyawa asam asetat tertinggi dibandingkan tempurung kelapa dan bonggol jagung, yakni sebesar 63,84%. Adapun asap cair bonggol jagung memiliki kandungan senyawa fenol paling tinggi, yakni 100%. Kualitas asap cais secara keseluruhan mendekati standar SNI 8985:2021 yang merupakan standar mutu asap cair.
Efektivitas Teknologi Biopori dengan Pengolahan Sampah Organik untuk Meningkatkan Laju Infiltrasi Tanah Badu, Risti Ristianingsih; Lukum, Wahidin; Tahir, Muhammad Rachmad; SM, Farid
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1260

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur mengakibatkan kurangnya lahan resapan air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas lubang resapan biopori terhadap laju infiltrasi tanah dengan menggunakan proses pengomposan sampah organik yang berasal dari rumah tangga. Manfaat penelitian ini untuk mengurangi kerusakan lingkungan dengan membuat ruang resapan air hujan. Teknologi biopori memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk meningkatkan laju resapan pada genangan air. Metode yang digunakan yaitu pembuatan lubang biopori menggunakan pipa PVC 4 inch dan sampah yang digunakan yaitu sampah organik yang dari rumah warga seperti sayur-sayuran, buah-buah, dan daun kering. Dilakukan pengukuran pada laju infiltrasi genangan air saat hujan dan pengujian parameter pH, temperatur, dan kadar air pada kompos sampah organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi adalah 3 cm/jam, 7,3 cm/jam, 4,5 cm/jam, dan 7 cm/jam, sedangkan kompos pada sampel A memiliki nilai pH, temperatur dan kadar air lebih stabil dan cepat matang dibandingkan sampel lainnya.
Spasial Luas Tanam Padi Sawah Irigasi Berdasarkan Citra Satelit Optis Koto, Arthur Gani; Koto, Helmi Alinurgi; Dangkua, Talha
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1268

Abstract

Sawah merupakan pertanian lahan basah yang dalam beberapa fase pertumbuhannya memerlukan penggenangan. Fase penggenangan pada sawah irigasi dapat dengan mudah dikenali secara visual dibanding lahan pertanian lainnya dari data citra satelit penginderaan jauh optis. Di Gorontalo, riset-riset terakit padi dan sawah telah banyak dilakukan. Hal ini ditunjukkan dari data Google Scholar Tahun 2017-2021 dengan keywords “gorontalo” dan “sawah” pada aplikasi Publish or Perish. Namun riset-riset tersebut masih berkutat pada tema non data penginderaan jauh. Kabupaten Gorontalo yang memiliki lahan sawah irigasi selayaknya banyak dilakukan penelitian dengan memanfaatkan data penginderaan jauh. Hal ini karena data penginderaan jauh dapat menghasilkan informasi secara cepat, waktu singkat, dan tingkat akurasi yang dapat diterima hingga 85%. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas tanam padi sawah irigasi berdasarkan citra satelit digital penginderaan jauh optis di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo. Data yang digunakan yaitu citra landsat 8 perekaman 5 April 2022 path/row 113/59 dengan tutupan awan di daratan sebesar 15,48 %. Digunakan pula data primer untuk mengecek dilapangan hasil interpretasi citra. Metode penelitian yaitu mengolah citra landsat berbasis cloud computing memanfaatkan platform Google Earth Engine (GEE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa platform GEE dapat digunakan sebagai suatu pengolahan data penginderaan jauh untuk menurunkan informasi luasan lahan sawah irigasi.
Uji Hedonik Pada Tingkat Kemanisan Permen Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Rangkuti, Bella Triana; Padang, Sheila Saharani Br; Dawolo, Stephania Anasthasha; Zahari, Muhammad Pari; Romauli, Nauas Domu Marihot; Hasibuan, Asmaul Habib
JTPG (Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v9i1.1325

Abstract

Daun kelapa sawit memiliki beberapa manfaat, meskipun tidak sepopuler atau sebanyak manfaat dari buahnya. Pada penelitian ini, dimanfaatkan daun kelapa sawit sebagai bahan tambahan dalam pembuatan permen daun kelapa sawit untuk mengoptimalisasikan penggunaan daun kelapa sawit yang diolah menjadi makanan. Dilakukan uji kesukaan panelis menggunakan pengujian organoleptik untuk mengetahui tingkat kemanisan permen yang diminati pelanggan. Sebanyak 30 panelis tidak terlatih diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaan terhadap permen kelapa sawit yang disajikan dengan menggunakan skala 1 (satu) sampai 5 (lima): (1) Sangat tidak suka, (2) Tidak suka, (3) Netral, (4) Suka dan (5) Sangat suka. Diantara panelis terdiri dari 25 laki-laki dan 5 wanita dengan interval usia diantara 17 – 23 tahun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Panelis lebih mengutamakan rasa manis permen daun kelapa sawit yang menggunakan konsentrasi gula 300gr dengan kode sampel 333 untuk semua pengulangan. Rata-rata semua panelis memberikan skala tertinggi untuk parameter warna, aroma, tekstur dan rasa. Warna merupakan salah satu penentuan produk salah satu ciri khas dalam permen daun kelapa sawit dimana warna pada kode 322 merupakan warna yang paling netral, tidak terlalu pucat dan tidak terlalu kecoklatan. Hal ini disebabkan oleh kadar gula yang normal pada perlakuan 322 dengan konsentrasi sebanyak 50%.
Perancangan Sistem Peringatan Dini dan Monitoring pada Saluran Irigasi Berbasis Mikrokontroller Pakaya, Renaldi; Mustofa, Mustofa; Staddal, Iqrima
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v9i1.1335

Abstract

Sungai merupakan salah satu siklus hdrologi dan ekosistem yang sangat penting bagi keberlangsungan makluk hidup. Keberlangusngan ekosistem sungai tetap terjaga jika proses monitoring dan evaluasi air sungai dilakukan secara berkala. Penelitian ini bertujuan merancang sistem peringatan dini dan monitoring Sungai Bone. Sistem ini dirancang melalui tahapan perancangan sistem mekanik dan pengujian. Pengujian dilakukan melalui uji fungsi alat dan pengujian pada lokasi sungai. Indikator yang didukur adalah derajat keasaman, debit aliran, dan ketinggian air. Sistem ini dilengkapi dengan sensor pH, sensor debit aliran, dan sensor ultasonik. Nilai masing-masing indikator dapat dilihat dari pembacaan sistem pada layar LCD. Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan lampu LED (hijau, kuning, merah) sebagai media yang dapat memberikan data level ketinggian air. Informasi tentang ketinggian air akan memberikan data berkaitan peringatan siaga I, II dan III. Jika indikator lampu menunjukkan siaga III, maka akan diteruskan ke suara speaker sebagai indikator peringatan kemungkinan terjadi banjir. Hasil pengujian diperoleh bahwa Sungai Bone memiliki pH = 7,32-7,34. Kondisi ini menunjukkan bahwa air berada pada keadaan netral dan masih layak untuk digunakan oleh masyarakat, baik untuk keperluan rumah tangga maupun pertanian. Adapun debit aliran Sungai Bone pada bagian hulu, tengah dan hilir masing-masing sebesar 24 ml/s, 10 ml/s, dan 4 ml/s. Selain itu, ketinggian air pada bagian hulu, tengah dan hilir masing-masing sebesar 81 cm, 148 cm, dan 134 cm. Kondisi ini mengindikasikan bahwa air masih berada pada status aman (siaga I).
Pengaruh Penyimpanan pada Suhu Ruang dan Suhu Dingin terhadap Karakter Fisik Pisang Dahlan, Sakinah Ahyani; Saman, Widya Rahmawaty; Limonu, Marleni; Panggi, Husain; Amelia, Dwi Cahyani
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v9i1.1342

Abstract

Penyimpanan produk pertanian berupa pisang dapat dilakukan untuk mencegah penurunan kualitas sebelum pemasaran, mencegah pasokan berlebihan ke pasar, dan memperpanjang periode pemasaran komoditas pisang. Umumnya pisang mengalami kerusakan akibat pola respirasi yang terjadi pada setiap produk pangan khususnya komoditi hortikultura yang diakibatkan oleh pematangan sel terutama setelah komoditi tersebut dipanen. Penanganan pascapanen pada komoditi buah segar membutuhkan teknik yang baik mengingat buahan segar merupakan produk yang lebih sensitif dibandingkan produk lain, karena nilai kadar air yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu ruangan dan suhu dingin terhadap karakteristik fisik pisang Barangan, pisang Uli, pisang Kepok, dan pisang Goroho. Penelitian ini dianalisis dengan metode deskriptif menggunakan 4 jenis pisang yang berbeda selama penyimpanan 10 hari pada 2 suhu yang berbeda yaitu suhu dingin dan suhu ruangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah karakteristik fisik seperti penampilan visual pisang pada suhu penyimpanan ruangan mengalami penurunan warna lebih cepat dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu dingin. Hasil lainnya adalah penurunan berat pisang yang disimpan pada suhu ruangan diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan pisang yang disimpan pada suhu dingin. Data mengenai diameter pisang menunjukkan bahwa yang disimpan pada suhu ruangan menurun lebih rendah dibandingkan pada suhu dingin. Perubahan rasa pisang yang disimpan pada suhu ruangan lebih cepat dibandingkan pada suhu dingin.
Rancang Bangun Mesin Penggiling Jagung Kombinasi Mekanik Manual dan Motor Penggerak Murad, Hafiz; Haluti, Siradjuddin; Liputo, Burhan; Akuba, Syamsu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v9i1.1364

Abstract

Jagung merupakan tanaman komoditas masyarakat Gorontalo. Di beberapa tempat jagung dimanfaatkan sebagai makanan pokok dan bahan tambahan makanan ternak unggas dan ruminansia. Pengolahan jagung sebelum dimanfaatkan umumnya digiling secara manual. Hal ini tentu memerlukan tenaga dan waktu yang besar. Oleh karena itu perlu adanya teknologi sebagai solusi permasalahan tersebut. Penelitian ini dimaksudkan merancang mesin penggiling jagung dengan harapan agar lebih efisien, menghemat waktu dan tenaga. Mesin ini dirancang dengan kombinasi sistem mekanik manual dan menggunakan motor penggerak. Proses perancangan mesin ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama desain gambar dan penjelasan pada setiap komponen. Tahap keddua adalah penyediaan alat dan bahan yang digunakan. Tahap ketiga, fabrikasi dan pembuatan mesin penggiling jagung. Tahap keempat, uji fungsi dan perbaikan. Tahap akhir adalah penerapan mesin penggiling jagung dan pengambilan data. Mesin ini memiliki rangka yang terbuat dari besi siku 49mmx33mmx3mm. Tenaga penggerak pada mesin ini dirancang dalam dua metode, yaitu manual dan menggunakan motor penggerak. Sistem penggerak pada mesin ini meliputi puli, V-belt, poros, bantalan, pasak, dan pisau penggiling. Adapun jenis motor yang digunakan adalah motor bensin 5.5 PK dengan putarn 2800 RPM. Sedangkan poros penggiling pada mesin ini memiliki diameter 50.8 mm. Mesin penggiling menggunakan motor penggerak memiliki kapasitas produksi yang lebih besar dibandingkan menggunakan manual. Kapasitas produksi menggunakan sistem manual dan motor penggerak masing-masing sebesar 18.69 kg/jam dan 38.46 kg/jam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan motor penggerak dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga 105.78%.
Optimalisasi Alat Pengiris dan Penggiling Bawang Merah Mamonto, Chandra; Antu, Evi Sunarti; Liputo, Burhan
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v9i1.1367

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu produk pertanian yang banyak penggunaannya, terutama sebagai bumbu dapur dan bahan tambahan pada berbagai jenis makanan. Pengolahan bawang merah umumnya diiris atau diulek. Sebagai bumbu dapur, proses ini tentu tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi saat pengolahannya. Namun, akan berbeda jika bawang merah diproduksi dalam jumlah besar seperti pembuatan bawang goreng. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat mendukung sekaligus sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas. Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan mesin pengiris dan penggiling bawang merah dengan menggunakan dua sistem kerja, manual dan otomatis. Optimalisasi mesin ini difokuskan pada pisau pengiris dan penggiling melalui modifikasi mesin sebelumnya. Perancangan dan fabrikasi mesin dilakukan melalui tahapan desain, penyediaan alat dan bahan, pembuatan komponen, fabrikasi komponen, dan pengujian alat. Mesin pengiris dan penggiling bawang merah memiliki beberapa komponen utama, yaitu corong input bawang merah, sistem transmisi pengiris dan penggiling, dan corong output. Mesin ini menggunakan motor listrik ¼ HP. Mesin pengiris dan penggiling bawang merah memiliki tinggi dan lebar masing-masing 500 mm dan 250 mm. Pengujian mesin dilakukan sebanyak 3 kali dengan kecepatan putar dan berat bawang merah masing-masing 2800 rpm dan 300 gr untuk proses pengirisan. Adapun berat bawang merah untuk proses penggilingan sebanyak 200 gr. Berdasarkan hasil pengujian diketahui proses pengirisan dan penggilingan bawang merah masing-masing memerlukan waktu rata-rata 48,1 detik dan 47,42 detik. Hal ini menunjukkan bahwa berat bawang merah berbanding lurus dengan waktu yang digunakan selama pemrosesan. Kapasitas rata-rata mesin untuk proses pengirisan dan penggilingan masing-masing sebesar 22,45 kg/jam dan 15,18 kg/jam.

Page 10 of 11 | Total Record : 110