cover
Contact Name
Noor Indahwati
Contact Email
fkip.unigres@gmail.com
Phone
+6281233164633
Journal Mail Official
noorindahwati@gmail.com
Editorial Address
Jl. Arif Rahman Hakim No. 2 B Gresik Jawa Timur Indonesia
Location
Kab. gresik,
Jawa timur
INDONESIA
Jendela Pendidikan
Published by Universitas Gresik
ISSN : 20894554     EISSN : 26223635     DOI : -
Core Subject : Education,
Naskah berisi bahasan teori ,artikel, atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kajian humaniora, sains, dan pengajaran atau pendidikan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 361 Documents
Pendidikan Anti-Bullying di Sekolah Menengah: Pendekatan Holistik melalui Proyek Profil Pelajar Pancasila Sandi, Budi
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 15 No 1 (2025): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v15i1.3152

Abstract

Fenomena bullying di sekolah menengah masih menjadi permasalahan serius yang berdampak pada kesehatan mental, iklim sekolah, dan kualitas pembelajaran siswa. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa intervensi berbasis karakter efektif dalam mengurangi perilaku agresif, namun masih jarang dikaitkan secara langsung dengan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pendekatan holistik pendidikan anti-bullying melalui P5 di sekolah menengah, dengan fokus pada integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan karakter siswa. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan tiga sekolah menengah yang telah melaksanakan P5 minimal satu tahun. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan signifikan kasus bullying yang dilaporkan siswa, dari 35% menjadi 12%, peningkatan skor empati dari 2,8 menjadi 4,1 (skala 1–5), serta peningkatan kepuasan iklim sekolah dari 60% menjadi 85%. Dimensi gotong royong dan beriman serta berakhlak mulia terbukti berperan dominan dalam membentuk perilaku prososial siswa. Temuan ini menguatkan teori pendidikan karakter dan sejalan dengan rekomendasi UNESCO tentang pencegahan kekerasan berbasis pendidikan. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi sekolah untuk mengintegrasikan tema anti-bullying dalam setiap proyek P5 dan merekomendasikan penguatan kebijakan pendidikan nasional yang mendukung terciptanya sekolah yang aman dan inklusif.pendidikan anti-bullying
Model Pendidikan Inklusif Berbasis Teknologi untuk Memperkuat Akses Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Daerah 3T Solikhah, Mar'atus
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 15 No 1 (2025): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v15i1.3153

Abstract

Pendidikan inklusif merupakan salah satu upaya strategis dalam mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia, khususnya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang menghadapi keterbatasan infrastruktur, tenaga pendidik, serta sarana pendukung pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pendidikan inklusif berbasis teknologi yang dapat memperkuat akses pendidikan bagi ABK di daerah 3T melalui analisis kesiapan guru, ketersediaan infrastruktur, serta kesesuaian perangkat teknologi dengan kebutuhan peserta didik. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan guru, kepala sekolah, orang tua, dan siswa ABK sebagai partisipan, serta mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap teknologi asistif berada pada kategori tinggi (76%), namun keterampilan teknis masih terbatas (68%) dan ketersediaan infrastruktur rendah (55%). Selain itu, kebutuhan terhadap perangkat asistif mencapai 82%, tetapi kesesuaian perangkat dengan kebutuhan anak baru 56%, meskipun integrasi teknologi dalam kurikulum sudah cukup kuat (83%). Temuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara kesiapan sumber daya manusia dengan sarana fisik, sehingga solusi yang ditawarkan meliputi peningkatan penyediaan perangkat asistif, pelatihan berkelanjutan bagi guru, serta kolaborasi multi-stakeholder untuk mendukung keberlanjutan implementasi. Penelitian ini berimplikasi pada penguatan kebijakan pendidikan inklusif berbasis teknologi dan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Integrasi Kurikulum Merdeka dengan Pendidikan Digital Ethics: Strategi Menjawab Tantangan Era AI di Indonesia Komarudin, Komarudin
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 15 No 1 (2025): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v15i1.3154

Abstract

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah membawa dampak signifikan terhadap dunia pendidikan, termasuk di Indonesia, sekaligus menghadirkan tantangan etis yang perlu diantisipasi sejak dini. Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas, kebebasan belajar, dan pembentukan karakter memberikan peluang strategis untuk mengintegrasikan pendidikan etika digital dalam membekali siswa menghadapi kompleksitas era digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi integrasi Kurikulum Merdeka dengan pendidikan etika digital serta menganalisis relevansinya dengan tantangan dan kebutuhan etis di era AI. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus pada tiga sekolah menengah di Jawa Barat, melibatkan 9 guru, 3 konselor, dan 30 siswa melalui wawancara, observasi, dan kuesioner terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi etika digital berdampak positif terhadap kesadaran siswa, dengan peningkatan rata-rata skor persepsi hingga 3,8, perubahan perilaku digital yang lebih bertanggung jawab, serta kepuasan siswa terhadap iklim sekolah yang lebih etis (4,0). Namun, ditemukan kesenjangan antara sekolah di perkotaan dan pedesaan akibat keterbatasan infrastruktur dan kompetensi guru. Penelitian ini menegaskan bahwa kompetensi guru, ketersediaan modul ajar standar, serta dukungan kebijakan dan infrastruktur merupakan faktor kunci keberhasilan. Temuan ini memberikan kontribusi akademis terhadap literatur integrasi etika digital dalam pendidikan nasional, serta implikasi praktis bagi pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam membangun generasi yang cerdas sekaligus beretika di era AI.
Implementasi Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru pada Era Kurikulum Merdeka di Sekolah Menengah Pertama Nurjanah, Aisyah
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 1 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i1.3155

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru sekolah menengah pertama pada era Kurikulum Merdeka. Latar belakang penelitian ini didasari oleh tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi, asesmen diagnostik, dan strategi pembelajaran inovatif sesuai tuntutan kurikulum baru. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan 12 guru, 1 kepala sekolah, dan 1 pengawas sebagai informan kunci. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik berdampak signifikan pada peningkatan kompetensi pedagogik guru, terutama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Partisipasi siswa juga meningkat dari 55% sebelum supervisi menjadi 82% setelah supervisi. Temuan ini mengindikasikan bahwa supervisi akademik bukan hanya berfungsi sebagai alat kontrol, tetapi juga sebagai sarana pembinaan profesional yang mampu mendorong keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi kepala sekolah, pengawas, dan pemangku kebijakan untuk memperkuat sistem supervisi akademik yang lebih kolaboratif, meskipun penelitian masih terbatas pada lingkup satu sekolah.
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Gresik Marlina, Nina Siti
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 1 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i1.3156

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Gresik. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Gresik, dengan sampel 150 guru yang dipilih menggunakan teknik proportional random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner skala Likert yang mengukur dimensi kepemimpinan transformasional (motivasi inspiratif, stimulasi intelektual, pertimbangan individual, dan keteladanan) serta indikator kinerja guru (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tanggung jawab profesional). Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan uji validitas, reliabilitas, serta uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dengan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,62. Dimensi motivasi inspiratif terbukti menjadi faktor paling dominan dalam mendorong peningkatan kinerja guru, diikuti oleh stimulasi intelektual, keteladanan, dan pertimbangan individual. Peningkatan kinerja guru terlihat pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, serta tanggung jawab profesional dengan rata-rata kenaikan sebesar 14%. Temuan ini mengindikasikan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Implikasi praktis penelitian ini adalah perlunya program pengembangan kepemimpinan yang menekankan pada keterampilan transformasional kepala sekolah, sehingga dapat mendorong motivasi, kreativitas, dan profesionalisme guru. Penelitian ini juga menyarankan perluasan studi dengan variabel lain seperti lingkungan kerja dan motivasi intrinsik untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan di SMA Negeri pada Masa Pasca-Pandemi COVID-19 Komarudin, Komarudin
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 1 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i1.3157

Abstract

Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap mutu layanan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah menengah atas. Pada masa pasca-pandemi, sekolah dituntut untuk menerapkan strategi manajemen yang adaptif agar kualitas pembelajaran dapat dipulihkan sekaligus partisipasi seluruh pemangku kepentingan semakin diperkuat. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di SMA Negeri. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, dengan informan yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan MBS difokuskan pada tiga bidang utama, yaitu pemulihan mutu pembelajaran, penguatan literasi digital, serta peningkatan keterlibatan orang tua. Partisipasi stakeholder meningkat signifikan, di mana kepala sekolah berperan sebagai penggerak utama, guru terlibat dalam perencanaan kurikulum dan supervisi internal, siswa memperoleh layanan pembelajaran lebih interaktif, dan komite sekolah berkontribusi dalam dukungan pendanaan serta advokasi. Temuan ini memperlihatkan bahwa MBS mampu memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi dalam pengelolaan pendidikan di SMA Negeri pada era normal baru. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa MBS relevan sebagai strategi adaptif untuk menjawab tantangan pendidikan pasca-pandemi. Implikasi praktis meliputi perlunya memperkuat kepemimpinan partisipatif, mengembangkan literasi digital secara berkelanjutan, dan menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua. Namun, penelitian ini terbatas pada cakupan lokasi dan dominasi pendekatan kualitatif, sehingga disarankan penelitian lanjutan dengan cakupan lebih luas dan metode campuran.
Peran Birokrasi Pendidikan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Negeri Syafii, Akhmad
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 2 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i2.3158

Abstract

Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan pendidikan terbaru di Indonesia yang menekankan fleksibilitas, diferensiasi pembelajaran, serta penguatan Profil Pelajar Pancasila. Namun, implementasi kurikulum ini di sekolah negeri tidak hanya ditentukan oleh kesiapan guru dan siswa, melainkan juga oleh peran birokrasi pendidikan sebagai penghubung kebijakan pusat dan pelaksana di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran birokrasi pendidikan dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah negeri, khususnya pada aspek regulasi, koordinasi, supervisi, partisipasi stakeholder, kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta ketersediaan anggaran. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap dinas pendidikan, kepala sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa birokrasi berperan signifikan dalam aspek regulasi (78%), koordinasi pusat-daerah (72%), dan partisipasi stakeholder (74%), namun masih lemah pada aspek anggaran (65%) dan kapasitas SDM birokrasi (63%). Temuan ini memperlihatkan bahwa birokrasi lebih dominan berperan sebagai fasilitator kebijakan dibandingkan sebagai inovator. Oleh karena itu, diperlukan strategi penguatan kapasitas birokrasi, penerapan performance-based budgeting, serta reformasi supervisi agar lebih substantif dan berbasis data. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada birokrasi pendidikan yang adaptif, kolaboratif, dan inovatif sehingga kebijakan dapat berjalan efektif, relevan, dan berkelanjutan.
Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Literasi Digital dalam Menguatkan Profil Pelajar Pancasila di Era Society 5.0 Nurajizah, Eva
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 2 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i2.3159

Abstract

Era Society 5.0 menuntut dunia pendidikan untuk beradaptasi melalui integrasi teknologi digital ke dalam kurikulum agar mampu menghasilkan generasi yang kritis, kreatif, dan berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Kurikulum Merdeka hadir sebagai kebijakan pendidikan nasional yang memberi fleksibilitas dalam proses belajar, namun keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh literasi digital sebagai bekal utama siswa menghadapi tantangan global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi implementasi Kurikulum Merdeka berbasis literasi digital dalam memperkuat dimensi Profil Pelajar Pancasila, mencakup aspek bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus multipel, melibatkan tiga sekolah menengah di Jawa Barat dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap literasi digital tergolong tinggi (78%) dan keterlibatan siswa dalam proyek digital mencapai 72%, dengan capaian terbaik pada dimensi bernalar kritis (74%) dan kreatif (70%). Namun, dimensi gotong royong (65%) dan berkebinekaan global (60%) masih relatif rendah, dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur dan resistensi sebagian guru. Temuan ini menegaskan bahwa strategi integratif berbasis kolaborasi lintas sekolah dan penguatan capacity building guru menjadi kunci untuk optimalisasi. Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi teoritis dalam literatur pendidikan serta rekomendasi praktis bagi guru dan pembuat kebijakan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka berbasis literasi digital secara inklusif dan berkelanjutan.
Peran Pendidikan Karakter dalam Mencegah Krisis Moral Generasi Z pada Era Disrupsi Digital Dirgantara, Tarsa
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 2 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i2.3160

Abstract

Era disrupsi digital membawa tantangan serius terhadap moralitas generasi Z yang rentan terpapar perilaku menyimpang di ruang maya, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan perundungan siber. Kondisi ini menegaskan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya preventif dalam menjaga integritas generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan karakter dalam mencegah krisis moral generasi Z dengan menekankan relevansi nilai karakter di lingkungan digital. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus di Kota Cirebon, melibatkan 30 siswa, 5 guru, dan 2 konselor yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model interaktif Miles, Huberman, & Saldaña. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% siswa menilai pendidikan karakter efektif mengurangi perilaku menyimpang digital, 71% menyatakan pendidikan karakter menumbuhkan empati, 68% menyebut peningkatan etika komunikasi daring, dan 63% menilai relevansi materi pendidikan karakter digital masih cukup tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendidikan karakter berperan signifikan dalam membentuk moral generasi Z, namun perlu diadaptasi lebih kontekstual dengan realitas digital. Diskusi penelitian menegaskan pentingnya integrasi pendidikan karakter dengan literasi digital, pembelajaran berbasis proyek, dan konseling individual untuk memperkuat moral knowing, moral feeling, dan moral action. Implikasi praktisnya adalah perlunya kolaborasi antara sekolah, konselor, dan keluarga dalam membangun strategi pendidikan karakter yang adaptif terhadap ekosistem digital.
Inovasi Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Nasir, Mohamad
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 2 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i2.3161

Abstract

Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan telah membuka peluang baru bagi inovasi pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, khususnya keterampilan berpikir kritis siswa sekolah menengah. Latar belakang penelitian ini berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan analisis, evaluasi, dan inferensi siswa dalam menghadapi tantangan era digital yang menuntut literasi kritis. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi efektivitas pembelajaran berbasis AI adaptif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dibandingkan metode pembelajaran konvensional. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuasi-eksperimen dengan melibatkan 120 siswa sekolah menengah yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen (pembelajaran berbasis AI) dan kelompok kontrol (pembelajaran konvensional). Instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir kritis, observasi, serta dokumentasi, sementara analisis data dilakukan menggunakan uji t dua sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan signifikan pada skor keterampilan berpikir kritis dari 65 menjadi 82, sedangkan kelompok kontrol hanya meningkat dari 66 menjadi 70. Analisis dimensi berpikir kritis memperlihatkan bahwa aspek analisis, evaluasi, dan inferensi mengalami peningkatan lebih besar pada kelompok eksperimen. Temuan ini mengindikasikan bahwa AI adaptif, melalui scaffolding dan real-time feedback, efektif dalam mendorong siswa berpikir lebih mendalam dan reflektif. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi guru dan pembuat kebijakan untuk mengintegrasikan AI secara pedagogis dalam kurikulum, sehingga dapat memperkuat kompetensi kritis siswa dalam menghadapi dinamika global.