cover
Contact Name
Firman Malewa
Contact Email
firman_999@iainpalopo.ac.id
Phone
+628114121449
Journal Mail Official
admin@jurnaldidaktika.org
Editorial Address
Office: Microteaching Building 1st Floor State Islamic Institute of Palopo (IAIN Palopo), Jl. Agatis, , South Sulawesi, Indonesia, 91914
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Didaktika: Jurnal Kependidikan
ISSN : 23021330     EISSN : 27454312     DOI : 10.58230
Core Subject : Education,
Material Development Testing, Assessment, & Evaluation Teacher Professional Development Learning Activities Education Policy Learning Facilities & Infrastructures
Articles 58 Documents
Search results for , issue "Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan" : 58 Documents clear
Model Pendidikan Inklusif dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa Nina Ariesta; Harsono; Eko Supriyanto
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2077

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi model pendidikan inklusif dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa di SMAN 1 Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Penelitian ini difokuskan pada enam siswa berkebutuhan khusus (ABK), yang terdiri dari tiga siswa perempuan dan tiga siswa laki-laki dengan tantangan yang beragam, meliputi disabilitas fisik, kesulitan konsentrasi belajar, dan disleksia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui wawancara dengan guru, ABK, orangtua ABK, observasi terhadap proses pembelajaran, serta dokumentasi terkait kegiatan dan kebijakan sekolah. Data yang terkumpul dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola yang muncul terkait dengan pengembangan jiwa kewirausahaan pada siswa ABK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi pelatihan kewirausahaan berbasis keterampilan praktis, seperti pembuatan kerajinan tangan bernilai jual, berhasil meningkatkan kemampuan kewirausahaan siswa. Selain keterampilan teknis, program ini juga berkontribusi pada pengembangan rasa percaya diri dan kemandirian siswa ABK, yang dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam mempromosikan dan menjual produk. Meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan kebutuhan untuk pelatihan lebih lanjut bagi guru, model pendidikan inklusif ini terbukti efektif dalam memberikan kesempatan yang setara bagi siswa ABK untuk mengembangkan potensi mereka dalam bidang kewirausahaan. Penelitian ini menyarankan bahwa model ini dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain untuk mendukung pengembangan jiwa kewirausahaan pada siswa berkebutuhan khusus, dengan memperhatikan kebutuhan spesifik mereka serta memperkuat kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
LKPD Berbasis Modifikasi Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPAS Topik A Bagian Tubuh Tumbuhan Anisa Andriani; Syahrial; Bunga Ayu Wulandari
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2086

Abstract

Pada saat ini penerapan kurikulum merdeka menekankan pada peserta didik untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model Problem based learning yang di bantu dengan LKPD dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis problem based learning pada pembelajaran IPAS materi Tubuh tumbuhan. Subjek validasi penelitian yaitu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan menggunakan model R&D dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Selanjutnya Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara berstruktur, pencatatan dokumen, dan kuesioner/angket. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitan lembar kerja peserta didik (LKPD) topik A Tubuh tumbuhan meggunakan model problem based learning mendapatkan kualifikasi sangat baik sehingga dapat meningkatkan keefektifitasan proses pembelajaran peserta didik dan memenuhi kriteria kelayakan untuk digunakan guru sebagai bahan ajar sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.
Aktivitas Bermain Peran Sebagai Upaya Penguatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa Internasional Putri Dwi Astuti; Hary Soedarto Harjono; Priyanto
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan metode bermain peran dalam penguatan keterampilan berbicara mahasiswa internasional, khususnya mahasiswa Thailand yang belajar bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi. Fokus utama penelitian ini adalah pengembangan keterampilan berbicara yang meliputi kelancaran, pengucapan, intonasi, dan penggunaan kalimat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta melibatkan empat mahasiswa Thailand yang memiliki tingkat kelancaran berbicara bahasa Indonesia yang cukup, namun masih mengalami kesulitan dalam pengucapan dan pemahaman kosakata. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, rekaman audio/video, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bermain peran efektif dalam membantu mahasiswa meningkatkan pengucapan, intonasi, kelancaran berbicara, serta pemilihan kata dan struktur kalimat. Aktivitas bermain peran memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan interaktif, serta memperkuat pemahaman mahasiswa tentang penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi nyata. Temuan ini mengindikasikan bahwa penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat mengatasi tantangan kebahasaan yang dihadapi oleh mahasiswa internasional. Selain itu, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan teori pembelajaran berbasis peran dan dapat digunakan sebagai referensi untuk praktik pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih efektif.
Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Behavioral Intention Mahasiswa dalam Menggunakan Moodle untuk Pembelajaran Bahasa Jerman Yola Maulani; Pepen Permana; Irma Permatawati
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2102

Abstract

Integrasi teknologi dalam pendidikan telah mendorong penggunaan Learning Management System (LMS) untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, termasuk dalam pengajaran bahasa asing. Studi ini mengkaji pengaruh persepsi kebergunaan (perceived usefulness) terhadap niat perilaku (behavioral intention) mahasiswa terhadap Moodle dalam perkuliahan bahasa Jerman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain explanatory survey, melibatkan 246 mahasiswa yang telah menggunakan Virtuelles Klassenzimmer (VKZ), sebuah LMS berbasis Moodle di Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dan dianalisis menggunakan uji korelasi serta regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kebergunaan berpengaruh signifikan terhadap niat mahasiswa dalam menggunakan Moodle dengan kontribusi sebesar 34,9% (R² = 0,349; β = 0,679). Temuan ini menegaskan relevansi Technology Acceptance Model (TAM) dalam konteks pembelajaran bahasa, serta memberikan wawasan bagi institusi pendidikan dalam meningkatkan adopsi LMS guna mendukung pembelajaran digital yang lebih efektif.
Students’ Attitudes and Behavioral Intentions in Using Moodle for German Language Learning: A TAM-Based Study Astrid Dyah Retno Saputri; Pepen Permana; Irma Permatawati
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2108

Abstract

This study aims to examine how how students in the German Language Education Program at Universitas Pendidikan Indonesia perceive and intend to use Moodle as a learning platform. A quantitative approach was employed, utilizing a survey based on the Technology Acceptance Model (TAM) to assess students' attitudes and behavioral intentions toward Moodle. The questionnaire assessed students' attitudes and behavioral intentions using a 4-point Likert scale, and the data were analyzed using Spearman's rho correlation. The findings revealed that students showed a generally positive attitude towards Moodle, with an average score of 3.62, indicating their recognition of the platform’s utility and its potential to engage them in the learning process. Moodle features such as discussion forums, quizzes, and multimedia materials were identified as key contributors to enhancing the learning experience. Moreover, students demonstrated strong behavioral intentions to continue using Moodle, with an average score of 3.57. Spearman’s rho analysis revealed a significant positive correlation between students’ attitudes and their behavioral intentions (r = 0.679). These findings support the TAM assumption that individuals' attitudes significantly influence their willingness to adopt technology. While this study is limited to the German Language Education Program, the results offer valuable insights for optimizing technology-based learning platforms. Further qualitative research is suggested to gain deeper insights into students’ learning experiences with Moodle.
Pengembangan Game Edukasi Berbasis Kahoot Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Untuk Pengembangan Keterampilan Kolaborasi Siswa Madrasah Aliyah Millata Izzah Aulia Sani; Mukhamad Murdiono
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2112

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model ADDIE yang terdiri dari lima tahap: analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Penelitian dilakukan di MA Mazra'atul Ulum Paciran dengan validasi produk oleh pakar media, ahli materi, dan guru. Uji coba dilakukan dalam kelompok kecil (4 siswa) dan kelompok besar (24 siswa). Instrumen pengumpulan data meliputi lembar validasi dan kuesioner siswa. Analisis data menggunakan uji normalitas, homogenitas, Uji T Sampel Berpasangan, dan linieritas. Hasil analisis Paired Sample T-Test menunjukkan p-value sebesar 0,000 (<0,05), yang membuktikan bahwa penggunaan Kahoot secara signifikan meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa. Temuan ini mencerminkan bahwa integrasi media digital interaktif seperti Kahoot dalam proses pembelajaran tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa secara individual, tetapi juga memperkuat dinamika kerja sama antar siswa. Dalam konteks teori kolaborasi, penggunaan Kahoot mendorong terjadinya interaksi sosial, tanggung jawab bersama, dan pengambilan keputusan kelompok yang menjadi inti dari keterampilan kolaboratif. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan berpusat pada siswa dalam mewujudkan kompetensi abad ke-21, khususnya dalam membentuk karakter kolaboratif yang adaptif dan komunikatif. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa permainan edukatif berbasis Kahoot terbukti efektif sebagai media pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa secara signifikan, dan berpotensi menjadi strategi pembelajaran inovatif dalam pendidikan Pancasila di tingkat menengah.
Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya dan Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Terhadap Akhlak Siswa Arivan Mahendra; Abu Mansur; Muhammad Win Afgani
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2117

Abstract

Sekolah memiliki peran penting dalam membentuk akhlak siswa, terutama melalui pengaruh teman sebaya dan penerapan tata tertib sekolah. Permasalahan yang ditemukan di SMA Negeri 1 Tiga Dihaji menunjukkan adanya indikasi perilaku kurang baik di kalangan siswa, seperti kurangnya kesopanan dan pelanggaran tata tertib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap akhlak siswa, menganalisis seberapa besar pengaruh pelaksanaan tata tertib sekolah terhadap akhlak siswa, serta menguji pengaruh kedua variabel tersebut secara simultan terhadap akhlak siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam pengembangan kajian pendidikan karakter, serta menjadi referensi bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa melalui pengelolaan lingkungan sosial dan disiplin sekolah yang lebih efektif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan ex post facto. Sampel penelitian terdiri dari 142 siswa yang dipilih menggunakan teknik sensus. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, dan dokumentasi, lalu dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergaulan teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap akhlak siswa dengan nilai signifikansi 0,048 < 0,05 dan kontribusi sebesar 29,9%. Pelaksanaan tata tertib sekolah juga berpengaruh signifikan terhadap akhlak siswa dengan nilai signifikansi 0,037 < 0,05 dan kontribusi sebesar 15,1%. Secara simultan, kedua variabel ini memiliki pengaruh terhadap akhlak siswa dengan nilai Fhitung 8,730 lebih besar dari Ftabel 3,06 dan tingkat signifikansi 0,011 < 0,05. Koefisien determinasi (R²) menunjukkan bahwa pergaulan teman sebaya dan pelaksanaan tata tertib sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 37,4% terhadap akhlak siswa, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pergaulan teman sebaya yang positif dan penerapan tata tertib sekolah yang konsisten dapat membantu membentuk akhlak siswa yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi efektif dalam membangun lingkungan pergaulan yang baik dan menegakkan tata tertib sekolah secara optimal.
Sosiologi Kritis dan Transformasi Pendidikan: Menggugat Ketidaksetaraan Gender di Indonesia Fritz Hotman Syahmahita Damanik; Oman Sukmana; Wahyudi Winarjo
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2142

Abstract

Ketidaksetaraan gender dalam pendidikan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang berakar pada norma sosial, kurikulum, dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung sistem edukasi yang inklusif. Pendidikan, yang seharusnya menjadi alat transformasi sosial, seringkali justru mereproduksi bias yang menghambat akses dan kesempatan setara antara perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis studi literatur, dengan kerangka teori sosiologi kritis, termasuk teori reproduksi sosial Bourdieu dan konsep hegemoni Gramsci, untuk menganalisis bagaimana struktur sosial patriarkal dan bias institusional terinternalisasi dalam praktik pendidikan. Data empiris menunjukkan bahwa partisipasi perempuan di pendidikan tinggi mencapai sekitar 57%, namun hanya 20%–30% yang terlibat secara aktif dalam bidang STEM, yang mengindikasikan kesenjangan signifikan dalam pendistribusian kesempatan akademik. Selain itu, penelitian mengenai stereotip dalam profesi guru pendidikan anak usia dini mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil (kurang dari 40%) calon pendidik laki-laki yang menembus pasar kerja, memperkuat anggapan bahwa profesi tersebut lebih cocok untuk perempuan. Temuan-temuan tersebut diperkuat oleh analisis kritis kebijakan kesetaraan gender yang menunjukkan bahwa implementasi konstitusional untuk melindungi hak-hak gender masih terhambat oleh budaya pendidikan yang cenderung membenarkan ketimpangan. Lebih lanjut, analisis diskursus di sekolah-sekolah mengindikasikan bahwa hanya sekitar 25% institusi yang melaksanakan pelatihan guru berbasis gender secara rutin, sedangkan kurangnya inovasi kurikulum yang responsif gender membuat stereotip sosial tetap bertahan.
Analisis Strategi Manajemen Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Society 5.0 Agus Gunawan; Een Masdariah; Eti Kurniawati; Reni Suwenti
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2146

Abstract

Penelitian ini mengkaji strategi manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi era Society 5.0 melalui pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur. Era Society 5.0 yang menuntut integrasi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan Islam untuk bertransformasi. Sumber data penelitian terdiri dari buku, jurnal ilmiah, dan dokumen kebijakan terkait manajemen pendidikan Islam dan Society 5.0 dalam rentang waktu 2022-2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen pendidikan Islam di era Society 5.0 masih berada pada tahap pengembangan awal dengan variasi signifikan antar lembaga. Kesenjangan digital, keterbatasan kompetensi SDM, dan infrastruktur teknologi menjadi tantangan utama dalam transformasi digital. Penelitian mengidentifikasi empat strategi kunci dalam manajemen pendidikan Islam: perencanaan strategis berbasis teknologi, pengorganisasian adaptif, pelaksanaan sistematis, dan pengawasan terintegrasi digital. Framework manajemen yang diusulkan menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Islam dalam sistem manajemen digital, kolaborasi multi-stakeholder, dan pengembangan kompetensi berkelanjutan. Studi ini berkontribusi pada pengembangan model manajemen pendidikan Islam yang adaptif terhadap era Society 5.0 dengan tetap mempertahankan karakteristik dan prinsip-prinsip pendidikan Islam.
Curriculum in the Eyes of Future Educators: A Metaphor Analysis from First-Year Pre-Service Science Teachers Charlos Falentino; Evanita Mutang; Abdul Hakim; Nurul Fitriyah Sulaeman; Atin Nuryadin
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2153

Abstract

First-year science pre-service teachers are a vital future generation dealing with various education systems, not least of which is the curriculum. This study aims to understand how first-year science pre-service teachers perceive the curriculum. This qualitative study probes those conceptions through metaphor analysis of responses from 104 Indonesian first‑year science pre‑service teachers. Participants supplied a single metaphor and a brief rationale; 57 unique metaphors survived screening and were grouped into five conceptual categories—Guidance, Foundation, Dynamism & Adaptability, Essential & Sustaining, and Complexity & Challenge. The most frequent metaphors included water, map, and sun, signalling an overall optimistic and functional view of the curriculum. While most metaphors framed the curriculum positively—as an indispensable guide or life‑support system—some acknowledged its intricacy and the effort required to navigate it. Findings suggest that optimism may stem from limited first‑hand experience with curriculum implementation, contrasting with practising teachers who often regard curriculum change as problematic. The implications of this study for teacher education programs include the need to foster critical and practical curriculum literacy from the start of training. In addition, by mapping how pre-service science teachers in Indonesia structure their curriculum, this study provides teacher education programs with a concrete reference point to prepare them for the tumultuous curriculum changes they will face as professional teachers.