cover
Contact Name
Apriana Vinasyiam
Contact Email
akuakultur.indonesia@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
akuakultur.indonesia@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuakultur Indonesia
ISSN : 14125269     EISSN : 23546700     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Akuakultur Indonesia (JAI) merupakan salah satu sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil penelitian serta kemajuan iptek dalam bidang akuakultur yang dikelola oleh Departemen Budidaya Perairan, FPIK–IPB. Sejak tahun 2005 penerbitan jurnal dilakukan 2 kali per tahun setiap bulan Januari dan Juli. Jumlah naskah yang diterbitkan per tahun relatif konsisten yaitu 23–30 naskah per tahun atau minimal 200 halaman.
Arjuna Subject : -
Articles 569 Documents
Requirement of n-6 and n-3 Fatty Acid in Broodstock Diets on Reproductive Performance of Green catfish, Hemibagrus nemurus Blkr. Utiah, Adharto; Junior, M. Zairin; Mokoginta, I.; Affandi, R.; Sumantadinata, K.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.829 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.7-15

Abstract

This experiment was conducted to determine the optimum dietary level of n-6 and n-3 fatty acids on reproduction performance of green catfish. Four experimental diets with different level of n-6 and n-3 fatty acid (diet A: 0.77% n-6 fatty acid, 0.07% n-3 fatty acid; diet B: 1.56%,0.10 %; diet C: 1.74%, 0.13 % and diet D: 2%, 0.28%) were used in this experiment during seven month. Diets given twice every day in the morning and evening. The 28 broodstock used in this research with density every waring seven broodstock. Samples of eggs were analyzed for fatty acid composition. The diameter of eggs, fecundity, hatching rate of the eggs, survival rate and percentage of abnormal larvae were determined. Results showed that different dietary level of n-6 and n-3 fatty acids of the broodstock significantly affect the reproductive performance especially fecundity and hatching rate of eggs. The maximum fecundity, egg diameter, and hatching rate were produced broodstock fed on 1.56% n-6 fatty acid and 0.10 % n-3 fatty acid in diet by at the level of 12.29% lipid. Keywords : n-6 and n-3 fatty acids, reproduction performance, green catfish, Hemibagrus nemurus.   Abstrak Penelitian ini dilakukan pada berbagai level asam lemak n-6 dan n-3 dalam pakan untuk melihat pengaruhnya terhadap penampilan reproduksi dari ikan baung. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan.  Empat jenis pakan  digunakan dalam percobaan ini dengan perbedaan kandungan asam lemak n-6 dan n-3 (pakan A: 0,77% asam lemak n-6, 0,56% asam lemak n-3; pakan B: 1,56%, 0,78%; pakan C: 1,74%, 1,00% and pakan D: 2,03%, 1,82%). Dalam penelitian ini 28 ekor induk digunakan dan ditebarkan kedalam waring dengan kepadatan 7 ekor tiap waring. Pakan diberikan pagi dan sore hari secara at satiation.  Sampel telur dan larva dianalisa komposisi asam lemak. Penampilan reproduksi yang diamati adalah diameter telur, fekunditas, derajat penetasan telur, derajat kelangsungan hidup larva dan persentase larva abnormal. Hasil penilitian menunjukan bahwa perbedaan kandungan asam lemak n-6 dan n-3 dalam pakan berpengaruh pada komposisi asam lemak n-6 dan n-3 telur dan juga memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penampilan reproduksinya khusus pada fekunditas dan derajat penetasan telur. Lama waktu matang yang dicapai oleh tiap induk relatif sama antar perlakuan.  Fekunditas, diameter telur, derajat penetasan telur dan derajat kelangsungan hidup larva tertinggi diperoleh pada induk yang memperoleh pakan yang mengandung 1,56% asam lemak n-6 dan 0,78% asam lemak n-3. Kata kunci:  Asam lemak n-6 and n-3, penampilan reproduksi, ikan baung, Hemibagrus nemurus.
Effect of Estradiol-17β Injection on Gonad Development of White Shrimp (Litopenaeus vannamei) Tarsim, .; Junior, M. Zairin; Riani, E.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.021 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.17-25

Abstract

The methods for hormonal control of shrimp reproduction are very limited, and only eyestalk ablation is used to induce ovarian development and spawning in shrimp farming. The occurrence of vertebrate-type steroid hormones in crustaceans have been reported, however, their physiological role are not sufficiently understood. The present study analyzed the effect of estradiol-17β injection on gonad development of white shrimp, Litopenaeus vannamei. The estradiol-17β dose 0.10 μg/g body weight were used. The treatments consisted of control, single injection (day 0) and double injection (day 0 and 6). The females broodstock were cultured for 12 days. The result showed that estradiol-17β had positive effect on gonad development. The gonado somatic index (GSI) and oocytes diameter in treatment larger than the control. Double injection had highest effect with ∆GSI and oocytes diameter was 0.453 and 23.97 µm, respectively. The only oocytes previtelogenesis was found in gonad. It indicated that estradiol-17β important to induce endogenous vitellogenesis. Gonad development probably affected by gonad inhibiting hormone in the eyestalk. It was inhibited oocyte maturation. The polypeptide sub unit was observed in vitellin of ovari by SDS-PAGE. The molecular weights of approximately 95, 98, 109 and two units higher than 118 kDa of protein marker. Keywords: Gonad, estradiol-17β, oocyte, Litopenaeus vannamei ABSTRAK Teknologi reproduksi dalam pembenihan udang belum mengalami perkembangan yang signifikan. Pada umumnya untuk mempercepat kematangan gonad induk udang digunakan teknik ablasi. Mekanisme dan peranan hormon pada proses reproduksi udang belum banyak diketahui. Keberadaan hormon steroid pada krustase telah dikemukaan oleh beberapa peneliti, tetapi peranannya belum banyak diketahui. Pada penelitian ini dikaji pengaruh penyuntikan hormon estradiol-17β pada perkembangan gonad induk udang putih (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini menggunakan dosis 0,10 μg/g bobot tubuh dengan perlakuan penyuntikan tunggal (hari ke-0) dan ganda (hari ke-0 dan ke-6). Sebagai pembanding dilakukan uji tanpa perlakuan (kontrol). Untuk melihat respon perkembangan gonad, pemeliharaan induk dilakukan selama 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estradiol-17β berpengaruh positif pada perkembangan gonad. Gonado somatic index (GSI) dan rata-rata diameter oosit pada perlakuan relative lebih tinggi dibandingkan kontrol. Penyuntikan ganda memberikan pengaruh paling besar dengan peningkatan GSI sebesar 0,453 dan rata-rata diameter oosit 23,97 µm. Oosit pada gonad hanya mampu berkembang hingga tahap previtelogenesis. Hal ini menunjukkan bahwa estradiol-17β berperang dalam vitelogenesis endogenous. Keberadaan hormon penghambat perkembangan yang dihasilkan tangkai mata diduga menyebabkan oosit tidak dapat mencapai matang. Analisis SDS-PAGE menunjukkan bahwa protein kuning telur pada gonad terdapat 5 sub unit dengan perkiraan bobot 95, 98, 109 kDa dan dua unit >118 kDa. Kata kunci: Gonad, estradiol-17β, oosit, Litopenaeus vannamei
Study of the Influence Hormone LHRH-a and 17a-MT of Hemocytology on Orange Spot Grouper Broodstock, Epinephelus coioides Johnny, F.; Priyono, A.; Roza, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.331 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.27-35

Abstract

An experiment to study the influence of the chronic hormone LHRH-a and 17a-MT on haematology orange spot grouper, Epinephelus coioides broodstock was conducted at Gondol Research Institute for Mariculture, Bali.  Fish weights were ranged 4.7-10.4 kg (female) and 10.4-17.8 kg (male).  The females broodstock was treated by hormone 17a-MT with dosage 50 mg/kg body weight, and males was by hormone LHRH-a with dosage 50 and 100 mg/kg body weight.  Fish were kept on two concrete tank contained 100 m3 sea water and 2 meters depth and density 15 fishes/tank,  male ratio and female was 1 : 2.  Hormone treatment was peformed every two months until six months culture.  Blood were collected before treatment by hormone and every two months.  Hemocytology parameters measured were hematocrit, hemoglobin, total erythrocyte, and total leucocyte.  Result of the average indicator of hemacytology to influence on haemological parameters. Keywords:  Epinephelus coioides, chronic hormone, hemocytology, orange spot grouper broodstock.   ABSTRAK Suatu percobaan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh  hormon LHRH-a dan 17a-MT terhadap keragaan hemositologi induk ikan kerapu lumpur, Epinephelus coioides telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali.  Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan kerapu lumpur kelamin betina dengan bobot antara 4,7-10,4 kg dan induk kelamin jantan dengan bobot antara 10,4-17,8 kg.  Ikan uji dipelihara dalam bak beton volume 100 m3 dengan kepadatan 15 ekor/bak, dilengkapi aerasi dan pergantian air sistim mengalir.  Induk kelamin betina diberikan perlakuan implantasi pelet hormon LHRH-a dosis 50 mg/kg bobot, dan induk kelamin jantan dengan hormon 17a-MT dosis 50 dan 100 mg/kg bobot ikan.  Implantasi dilakukan setiap 2 bulan, pada awal percobaan (sebelum perlakuan hormon/bulan ke-0), bulan ke-2, bulan ke-4, dan bulan ke-6 dilakukan sampling darah untuk pengujian keragaan hemositologi, meliputi; persentase hematokrit, kadar nilai hemoglobin, jumlah total eritrosit, dan jumlah total leukosit.   Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan hormon LHRH-a pada induk ikan kerapu lumpur kelamin betina dan hormon 17a-MT pada induk ikan kerapu lumpur kelamin jantan berpengaruh terhadap keragaan hemositologi. Kata kunci:  Epinephelus coioides,  hemositologi, hormon kronik, induk ikan kerapu lumpur
The Effect of Growth Regulator Substance in Cultural Media PHM on Protein Content of Chlorella sp. Lewaru, M.W.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.619 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.37-42

Abstract

In developing fish cultivation, it is better to make an effort to support a sustainable larva availability with the high quality and quantity. This is due that the larva stadium is a susceptible phase and the most critical condition in a whole fish life cycle. Hence, in obtaining a life cycle sequence and high quality of the fish, the most important thing to do is providing natural foods of the fish. One of them is Chlorella sp, this species has the size which is suitable to the orifice of the larva and it contains high nutrient such as protein. This research aims to investigate the effect of adding a growth regulator substance in cultural PHM media on the protein content of Chlorella sp.  The method used in this research was experimental laboratory using a completely random design which comprised of five treatments with triplicates per treatment. Treatments A (PHM + PSB 0.005 mL/L), B (PHM + PSB 0.01 mL/L), C (PHM + PSB 0.015 mL/L), D (PHM + PSB 0.02 mL/L), and K (PHM without PSB). Parameters observed and analysed were growth and protein content of Chlorella sp. During the study, parameters of the water quality measured were temperature (0C), pH, ammoniak, nitrit, and nitrat. The results of the study showed that adding a growth regulator Penshibao (PSB) in the media with various doses gave significant effects (P
Addition of Vitamin C on Diet to Improve Immunity on Tiger Grouper, Epinephelus fuscoguttatus to Infection Viral Nervous Necrosis Johnny, F.; Mahardika, K.; Giri, I.N.A.; Roza, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.15 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.43-53

Abstract

An attempt with a purpose to improve the fish seed immunity tiger grouper, Epinephelus fuscoguttatus to infection viral nervous necrosis (VNN) with addition of vitamin C have been done in Gondol Research Institute for Mariculture, Bali.  Fish seed tiger grouper counted 400 fishes with wight between 35-55 disperse gram into 4 polycarbonate tanks volume of 1000 litres with density of 100 fish/tank.  Each tank is equipped with flow-through water system and aeration.  Experimental diets were formulated to have the same nutrients content except of vitamin C stable form (L-ascorbyl-2-Phosphate-Magnesium) with different dose, that is 0; 300; 600; 1.200 mg/kg diet was added to each formula.  Experimental diets were prepared as dry pellet using freeze dryer Fish fed experimental diets twice everyday during 60 day. After 20, 40, and 60 days after treatment test to challange with VNN. Perception of test fish immunities parameter done to phagocytic activity (PA), make of phagocytic index (PI) and lysozyme activity (LA). Attempt result indicated that addition of vitamin C in diet dose between 600-1,200 mg/kg after 60 treatment day yield highest survival rate, PA and LA compared to other treatments. Keywords:  Immunity, tiger grouper, viral nervous necrosis, vitamin C   ABSTRAK Suatu percobaan dengan tujuan meningkatkan imunitas benih ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus terhadap infeksi viral nervous necrosis (VNN) dengan penambahan vitamin C telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali.  Benih ikan kerapu macan sebanyak 400 ekor dengan bobot antara 35-55 gram ditebar ke dalam 4 buah  bak polikarbonat volume 1000 liter dengan kepadatan 100 ekor/bak, menggunakan sistem air laut mengalir dan diaerasi. Ikan diberi pakan percobaan 2 kali sehari dan dipelihara selama 60 hari.  Formulasi pakan percobaan diatur mempunyai kandungan nutrien yang sama kecuali kandungan vitamin C.  Pada formula pakan ditambahkan vitamin C bentuk stabil (L-ascorbyl-2-Phosphate-Magnesium) dengan dosis berbeda, yaitu 0; 300; 600; 1.200 mg/kg pakan.  Pakan dibuat dalam bentuk pelet dan dikeringkan menggunakan "freeze dryer". Setelah 20, 40, dan 60 hari setelah perlakuan dilakukan uji tantang dengan VNN. Pengamatan parameter imunitas ikan uji dilakukan terhadap aktivitas fagositik (PA), indeks fagositik (PI) dan aktivitas lisosim (LA).  Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dalam pakan dosis antara 600-1.200 mg/kg setelah 60 hari perlakuan menghasilkan sintasan, PA dan LA tertinggi. Kata kunci:  Imunitas, kerapu macan, viral nervous necrosis, vitamin C
Effect of Dietary Protein Level and Protein to Energi Ratio on the Growth of Swimming Crab Portunus pelagicus Serang, A. Malik; Suprayudi, M. Agus; Jusadi, D.; Mokoginta, I.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.619 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.55-63

Abstract

The extending of protein and energy of the Swimming crab should be on certain limit that could be give maximum growth. The objective of this research are to determine of the protein level and optimum energy ratio of protein (C/P) at rajungan (Portunus pelagicus). The Crab-5 (C-5) stage used in the experiment, maintained in the topless (volume of 2 liters), with density of 1 crab/glass. There were seven of the experimental diets namely A (protein of 30%; C/P of 8 kkal), B (30%; 9.5), C (35%; 8), D (35%; 9.5), E (40%; 8), F (40%; 9.5) and G (45%; 8) with extending of food are 5 time of daily. Complete randomize design with 2 of factor and 3 of replication use in the experiment. The results of this experiment showed that interaction of the protein level and the energy ratio of protein is influence to the growth rate of daily and retention of lipid. The D is the best in give of the growth rate of daily, the consumption of food, the retention of protein, and the frequency of moulting (P
Effectiveness of hCMV, mEF1a and mAct promoters on driving of foreign gene expression in transgenic zebrafish Alimuddin, .; Yoshizaki, G.; Carman, O.; Takeuchi, T.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.782 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.65-77

Abstract

Highly unsaturated fatty acids (HUFA), especially eicosapentaenoic acid (EPA) and docosahexaenoic acid (DHA) have long been recognized for its beneficial effect for human health and development.   The D6 fatty acid desaturase is generally considered to be the rate-limiting factor in HUFA biosynthesis.  Here, as the first step of study, we conducted experiment to select an appropriate construct that allows higher expression levels of masu salmon (Oncorhynchus masou) D6-desaturase gene in zebrafish (Danio rerio) in order to increase its activity for synthesizing EPA/DHA.  Salmon D6-desaturase cDNA (sD6) was separately ligated with human cytomegalovirus (hCMV), medaka elongation factor 1a (mEF1a) and medaka b-actin (mAct) promoters.  The resulted construct was designated as hCMV-sD6, mEF1a-sD6 and mAct-sD6, respectively.  Each of the constructs in circular DNA form was microinjected into 1-cell stage embryos at a concentration of 30mg/ml. Transgenic individuals were identified by polymerase chain reaction (PCR) and their expression levels were analyzed by reverse transcription PCR.  The first (F1) and second (F2) generation was produced by crossing the transgenic founder F0 and F1, respectively, with wild-type fish.  The results showed that the highest transient gene expression level was obtained from the mAct-D6 construct, followed respectively by EF1a-D6 and hCMV-D6 construct. The transmission rate of transgene into F1 generation was 4.2%-44.1%, and into F2 was followed the Mendellian segregation pattern.   Expression of transgene in F2 generation was varied between strains regarding as the mosaics of F0 fish.  Now, a transgenic system to study the modification of fatty acid biosynthesis pathways in fish was established.  Further investigations are to produce fish containing higher levels of EPA and DHA. Keywords: desaturase, nutraceutical fatty acid, transgenic, zebrafish, masu salmon   Abstrak Promoter merupakan regulator yang menentukan tempat, waktu dan tingkat ekspresi gen.  Pada penelitian ini, kami melakukan seleksi kontruksi plasmid yang tepat yang menghasilkan tingkat ekspresi yang tinggi dari gen D6-desaturase-like ikan masu salmon (Oncorhynchus masou) yang ditransfer ke ikan zebra (Danio rerio) untuk meningkatkan kemampuannya dalam mensintesa EPA/DHA.  cDNA D6-desaturase-like (OmD6FAD) dari ikan salmon masu diligasi secara terpisah dengan promoter dari cytomegalovirus manusia (hCMV), elongation factor 1a (mEF1a) dan b-actin (mbAct) dari ikan medaka, untuk membuat konstruksi plasmid yang berturut-turut disebut sebagai hCMV-OmD6FAD, mEF1a- OmD6FAD dan mbAct-OmD6FAD. Konstruksi tersebut dengan konsentrasi 30mg/ml disuntikkan ke embrio pada saat fase satu sel. Individu transgenik diidentifikasi menggunakan PCR dan tingkat ekspresi transgen dianalisa dengan RT-PCR.   Hasil menunjukkan bahwa tingkat ekspresi sementara yang tertinggi dari gen asing adalah diperoleh dari konstruksi mbAct-OmD6FAD, diikuti selanjutnya oleh EF1a-OmD6FAD dan hCMV- OmD6FAD. Transgen telah ditransmisikan ke ikan generasi F2 dengan mengikuti pola segregasi Mendel. Tingkat ekspresi transgen yang tinggi pada jaringan ikan F2 yang diperiksa telah diperoleh.  Dengan demikian, sebuah sistem transgenik untuk memodifikasi biosistesa asam lemak pada ikan telah dikembangkan.  Kata kunci: promoter, desaturase asam lemak, transgenik, ikan zebra, ikan salmon masu
Density of bacteria in Limnodrilus sp. culture fertilized by fermented chicken manure Hadiroseyani, Y.; Nurjariah, .; Wahjuningrum, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.423 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.79-87

Abstract

Culture of Limnodrilus sp. is now developed to control continuously supply.  Culture medium of Limnodrilus sp. consists of mud and organic waste.  Routinely fertilization is needed to keep enough nutrition.  One of organic fertilizer used in Limnodrilus sp. culture is chicken manure.  This fertilizer contains high levels of N, low-priced and easy to obtain.  This study was conducted to determine Limnodrilus sp. density in the substrate fertilizer by fermented chicken manure and Limnodrilus sp. growth. Mud and chicken manure in ratio of 1:1 was applied to container of 100×20×15 cm3.  Fertilization was carried out 2 times daily at the dose of chicken manure 130, 160 and 190 g/container.  The result of study showed that density of bacteria tends to decrease during experiment.  Highest density (11,948 individuals/m2) and biomass (14.65 g/ m2) of bacteria was obtained by 190 g of chicken manure fertilization. Keywords: blood worm, Limnodrilus sp., bacteria, chicken manure, fermentation   ABSTRAK Budidaya cacing Limnodrilus sp., kini sedang dikembangkan untuk menyediakan cacing secara terkontrol dan kontinyu. Media hidup cacing terdiri dari lumpur dan limbah organik. Untuk menjaga persediaan makanan dalam media pemeliharaan, dilakukan pemupukan secara berkala. Salah satu pupuk organik yang digunakan dalam budidaya cacing adalah kotoran ayam karena mengandung unsur N yang lebih tinggi, mudah didapat dan murah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri pada substrat media budidaya cacing yang dipupuk dengan kotoran ayam hasil fermentasi serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan cacing. Substrat yang digunakan berupa lumpur dan kotoran ayam dengan perbandingan 1:1 dan ditempatkan dalam wadah berukuran dimensi 100×20×15 cm3. Pemupukan setiap dua hari menggunakan kotoran ayam hasil fermentasi dengan dosis 130, 160 dan 190 g/wadah menghasilkan perkembangan kelimpahan bakteri yang cenderung menurun selama masa pemeliharaan. Peningkatan kelimpahan bakteri diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan cacing sehingga tercapai populasi dan biomassa tertinggi pada hari ke-20 yang masing-masing mencapai 11.948 ind/m2 dan 14,65 g/m2.   Kata kunci: Cacing, Limnodrilus sp., bakteri, kotoran ayam dan fermentasi
Utilization of Catfish Body Fat in the Diet of Tilapia Oreochromis niloticus Setiawati, Mia; Nuraeni, C.; Jusadi, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.518 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.89-95

Abstract

This experiment was conducted to evaluate the effect of catfish body fat in the diet on the growth of tilapia Oreochromis niloticus. Twenty fishes with an initial body weight of 5.0±0.03 g were cultured in 100-ℓ rectangular aquaria for 58 days. The fishes were fed on the diet contained lipid from catfish at a dosage of either 0, 1.5, 3, 4.5 or 6%. The results showed that lipid dosage in the diet insignificantly affected feed efficiency, (73.25-81.96%), protein retention (45.57-51.56%), daily growth rate (4.05-4.29%), and survival rate of fish (98.33-100%). However, n-3 fatty acids of fish muscle elevated as the dosage of body fat of catfish in the diet increased. Therefore, it can be concluded that lipid from catfish can be used as a fat source in the diet of tilapia. Keywords: lipid, tilapia, Oreochromis niloticus Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan lemak patin dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan nila Oreochromis niloticus. Dua puluh ekor ikan nila dengan bobot rata-rata 5±0,03 g ditebar ke dalam akuarium 60x50x40 cm. Ikan dipelihara selama 58 hari. Selama masa budidaya, ikan diberi lima jenis pakan berkadar protein 28% yang mengandung lemak patin pada kadar 0, 1,5, 3, 4,5 atau 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan lemak patin pada pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai efisiensi pakan (73,25-81,96%), retensi protein (45,57-51,56%), laju pertumbuhan harian (4,05-4,29%) dan kelangsungan hidup ikan (98,33-100%). Namun, semakin meningkatnya kandungan lemak patin di dalam pakan berakibat pada semakin tingginya kandungan asam lemak n-3 di dalam daging ikan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lemak patin dapat digunakan sebagai sumber lemak tambahan dalam pakan buatan ikan nila. Kata kunci: lemak, ikan nila, Oreochromis niloticus
Finansial Analysis of Wanayasa Tilapia Culture in Mekarsari Farmer Group Diatin, I.; Sobari, Moch. P.; Irianni, I.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.57 KB) | DOI: 10.19027/jai.6.97-102

Abstract

This research aims to discover the general overview of the Nila Wanayasa's seeding business which conduct by Mekarsari's Conductors Group in Tanjungsari Village, to analyze the business' rent, to analyze the investment eligibility and to analyze the sensitivity of the price fluctuation of production factors, in this case is feed.  The business eligibility and its sensitivity judged by investment criteria i.e. NPV, Net B/C, and IRR.  The result shows the NPV is IDR 225,116,401.83, Net B/C is 19.38, and IRR is 707%.  The sensitivity analysis which using the switching value methods shows that the business is eligible to be continued with increasing price of feed until 800.917%, because of the NPV is zero, Net B/C is 1, and IRR is equal to the rate.  Keywords:  financial analysis, NPV, Net B/C, IRR, Nila Wanayasa's Culture   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekonomi usaha budidaya ikan nila Wanayasa yang dilakukan oleh kelompok tani Mekarsari, Desa Tanjungsari, Purwakarta.  Kriteria kelayakan usaha dan faktor sensitivitas yang diamati meliputi NPV, B/C net, dan IRR.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NPV adalah sebesar Rp 225.116.401,83, B/C net sebesar 19,38, dan IRR 707%.  Analisa sensitivitas menggunakan metode "switching value" menunjukkan bahwa usaha petani layak dilanjutkan sampai harga pakan meningkat  800,92%, karena nilai NPV adalah nol, B/C net 1, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Kata kunci:  analisis finansial, NPV, B/C, IRR, Nila Wanayasa

Filter by Year

2002 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 2 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 1 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 2 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 2 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 1 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 2 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 2 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 1 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 2 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 1 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 2 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 1 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 2 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 1 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 2 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 1 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 2 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 2 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 1 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 12 No. 2 (2013): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 12 No. 1 (2013): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 11 No. 2 (2012): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 11 No. 1 (2012): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 2 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 2 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 2 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 1 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 2 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 1 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 2 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 2 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 1 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 4 No. 2 (2005): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 4 No. 1 (2005): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 3 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 2 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 1 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 2 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 1 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 3 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 1 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia More Issue