cover
Contact Name
Riana Nurhayati
Contact Email
riana_nurhayati@uny.ac.id
Phone
+6282223111133
Journal Mail Official
herwin89@uny.ac.id
Editorial Address
Jalan Colombo No 1, Karangmalang, Sleman DI Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
FOUNDASIA
ISSN : 14122316     EISSN : 27462307     DOI : https://doi.org/10.21831/foundasia
Core Subject : Education, Social,
FOUNDASIA is an open access, and peer-reviewed journal. FOUNDASIA will publish the selected articles under the Attribution-Share Alike 4.0 International Creative Commons license. The results of research and analysis contained in the journal accommodate manuscripts on foundations of education include: philosophy of education, socio-anthropology of education, educational psychology, educational economics, educational history, political education, and comparative education.
Articles 106 Documents
Civic education di Negara Korea Selatan dan Inggris Fatikha Fauziah
FOUNDASIA Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v10i2.27926

Abstract

Pendidikan diyakini berperan penting dalam memajukan peradaban bangsa. Hampir setiap negara menanamkan kewarganegaraan melalui pendidikan dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh perkembangan sejarah, ekonomi, identitas nasional, dan budaya setiap negara. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pendidikan kewarganegaraan di Korea Selatan dan Inggris dengan menggali atribut yang melatarbelakanginya. Kedua negara dipilih karena memiliki kesebandingan yakni maju dalam bidang industry. Hasil telaah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kurikulum pendidikan kewarganegaraan di kedua negara. Inti dari pendidikan kewarganegaraan (civic virtue) di Korea Selatan berasal dari budaya dan keyaninan, yakni budaya konfusianisme dan agama leluhur. Sedangkan, inti pendidikan kewarganegaraan di Inggris berasal dari sejarah dan ideologinya. Kata kunci: Pendidikan kewarganegaraan, Korea Selatan, Inggris
PENDIDIKAN POLITIK NASIONALIS RELIGIUS PURWASTUTI, LUSILA ANDRIANI
FOUNDASIA Vol. 2 No. 10 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v2i10.5836

Abstract

Daftar panjang berbagai kerusuhan yang bernuansa SARA, separatisme, dan konflik horizontal menjadi cacatan sejarah suram bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak awal kernerdekaan sampai saat ini. Salah satu penyebab dari masalah tersebut, selain terjadinya ketidakadilan dalam praktik kehidupan bernegara, adalah pemahaman yang kurang terhadap dasar negara Indonesia Pancasila yang berciri nasionalis-religius. Pencarian formulasi sudah dimulai sejak para bapak bangsa berusaha menetapkan dasar negara yang hendak dipakai oleh negara Indonesia yang akan merdeka. Pemahaman yang mendalam terhadap ciri negara yang nasionalis-religius dapat dilakukan melalui pendidikan politik pada masyarakat. Pendidikan politik yang berbasis nilai nasionalis-religius disosialisasikan dan ditransformasikan baik kepada masyarakat umum maupun sekolah pada tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Penanaman nilai-nilai cinta tanah air, bela negara persatuan, cinta kasih, perdamaian. toleransi, kepedulian, keimanan, ketaqwaan, dan kesucian menjadi tanggung jawab semua guru/dosen. Strategi pendidikan politik yang digunakan di sekolah adalah pendekatan komprehensif, yang meliputi: perbaikan kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama. Pendidikan IPS dan Kewarganegaraan di tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan pendekatan pembelajaran yang induktif partisipatif. Kerjasama dapat dilakukan dengan orang tua murid, ulama, dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan ,nilai-nilai nasionalis-religius dalam kehidupan nyata, terutama dengan menjadi teladan bagi para peserta didik.
PERLUNYA REAKTUALISASI PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH MARZUKI, MARZUKI
FOUNDASIA Vol. 2 No. 3 (2003)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v2i3.6524

Abstract

We deserve to thank God und hmv been proud to the fast growing of religious activities within the social life recently. However, unfortunately, crimes or criminalities are growing fast in the society, from drunkhard, thief, robbery, adultery, deceit, corruption till the raping and killing as well as the conflict among religious followers. If the causal (actor is the religious education it self the religious education needs to be actualized, or in the other word there is necessary any reactualitation of religious education. Those factors, one by one, need to he anticipated. From the educational perspective, effort to be undertaken are the improvement of our religious education quality concerning its material, teaching method teachers, environment, etc. From this point, the other causal factors would be able to be gradually overcome.
Manajemen kultur sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 2 Brebes Evi Rovikoh Indah Saputri
FOUNDASIA Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v10i1.27313

Abstract

Salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa adalah mengembangkan kultur sekolah. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan manajemen kultur sekolah di SMAN 2 Brebes sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang meliputi kultur berprestasi, berkarakter, dan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kultur sekolah dilakukan dengan mengembangkan kultur berprestasi, berkarakter, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kultur Berprestasi dilaksanakan  dengan kompetisi akademik, non-akademik, keikutsertaan lomba, pembelajaran efektif. Kultur berkarakter dilaksanakan dengan 18 nilai karakater yang harus dimiliki oleh warga sekolah serta kegiatan pembiasaan. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan meliputi kegiatan wajib dan pilihan. Upaya tersebut dilandasi oleh keinginan sekolah untuk berprestasi dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat bahwa sekolah mampu mencetak siswa yang berprestasi dan menjadi kebanggaan.Kata kunci: Manajemen, Kultur sekolah, Mutu pendidikan
RESPECT: PENDIDIKAN UNTUK MENCEGAH KEKERASAN DI SKOTLANDIA HAJAROH, MAMI
FOUNDASIA Vol. 1 No. 9 (2008)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v1i9.5870

Abstract

Strategi Nasional Untuk Kekerasan dalam Keluarga di Scotlandia mengimplementasikan Strategi Pencegahan (Prevention Strategy), baik secara lokal maupun nasional Elemen-elemen kunci dari Prevention Strategy adalah: 1) Meningkatkan kesadaran publik (Public Awareness Raising); 2) Pendidikan (Education). 3) Pelatihan (Training); 4) Layanan untuk perempuan, anak-anak dan pemuda (Service,for women, children and young people); 5) Legislasi (legislation); 6) Strategi Tempat Kerja (workplace strategies); 7) Bekerja dengan Iaki-laki yang menggunakan kekerasan (Work with men who use violence). Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan 'Respect" bagi guru. Pelatihan ini tentang cara bagaimana mengajarkan kesetaraan pada anak. Target curriculum dalam pelatihan antara lain: 1) Komitmen untuk belajar; 2) menghargai dan menjaga diri; 3) menghargai dan menjaga orang lain; dan 4) tanggung jawab social. Konsep dari Skotlandia ini dapat diambil nilai-nilai dan prinsip pendidikannya untuk diimplemantasikan di Indonesia. Pelatihan terhadap guru dan calon guru tentang "pcmbclajaran yang menghargai" (respect) dapat diberikan agar guru dan calon guru memiliki "sense of respect" yang menjadi bagian dari diri yang tercermin dalam setiap perilaku guru baik di kelas maupun di dalam kelas. Selanjutnya, guru melatih dan membiasakan perilaku anak didiknya untuk memiliki "sense of respect" terhadap teman-teman dan lingkungan sehingga generasi kita menjadi generasi yang sanggup mengubah kekerasan menjadi perdamaian.
KANDUNGAN NILAI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA TENTANG AKSI-INTERAKSI ORGANISME SUYATI, SUYATI
FOUNDASIA Vol. 1 No. 6 (2005)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v1i6.6328

Abstract

Learning is an activity to prepare learners to develop their potentials so that they are able to live the life. For the learning to take place to the optimunt a good preparation and a good plan are necessary in order that learning materials, including their carry-over effects are meaningful and prepare learners' life. The carry-over effects of the learning of organism action ­interaction at senior high schools are related to the necessity of conducting education with individual and social values. Individual values such as persistence, hard work, courage, creativity, logic, activeness and productiveness, tolerance, and intelligence determine the choice. Social values imply that in society there are different types of human being with different characteristics. Therefore, it is necessary jor human beings to know and understand each other to create a balance in order to attain ideals in life.
PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEARIFAN LOKAL PARA BURUH MIGRAN DI HONG KONG Rukiyati, Rukiyati; Hajaroh, Mami; Purwastuti, Lusila Andriani
FOUNDASIA Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v9i1.26162

Abstract

Para buruh migran yang bekerja di Hong Kong perlu diberi motivasi dan wawasan keindonesiaan dan rasa nasionalisme agar mereka bekerja dengan tekun tetapi mempunyai target yang jelas untuk kembali ke tanah air. Pemberian motivasi dan wawasan dilakukan dengan media kearifan lokal Indonesia berupa pengenalan kembali dan menyanyikan lagu-lagu tradisional, dan  lagu wajib serta memasak makanan tradisional Indonesia. Peserta pelatihan ini adalah para buruh migran yang tergabung dalam organisasi nirlaba TCKLC Hong Kong sebanyak 25 orang, kesemuanya perempuan. Metode PPM yang digunakan adalah ceramah singkat, diskusi, penugasan, praktik, dan bernyanyi. Hasil kegiatan PPM menunjukkan para buruh migran sangat senang menerima pelatihan penanaman nilai-nilai nasionalisme melalui kearifan lokal. Diperoleh kesadaran dari para buruh migran bahwa walaupun di Hong Kong mereka mendapatkan penghasilan yang cukup besar, tetapi tetap merasa sebagai kurang bermartabat, kurang terhormat. Setelah pelatihan,para buruh migran merasa sangat termotivasi untuk pulang ke tanah air dengan  rencana yang jelas untuk pekerjaan dan kegiatannya masing-masing. Bekal dari Hong Kong berupa uang akan dimanfaatkan untuk usaha dan sekolah,  sedangkan bekal ilmu akan digunakan untuk bekerja menjadi guru di daerahnya masing-masing. Lima bulan setelah pelatihan, diperoleh informasi sebagian buruh migran yang telah selesai masa kontraknya benar-benar telah kembali ke tanah air dan bekerja sesuai rencana ketika pelatihan. Ada yang menjadi guru PAUD, guru bahasa Inggris, melanjutkan pendidikan, dan ada pula yang berwirausaha. Kata kunci: Nilai nasionalisme, buruh migran, kearifan lokal
Perekayasaan sistem pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Bambang Hermanto
FOUNDASIA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v11i2.26933

Abstract

Artikel ini menganalisis kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatanpendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untukmenghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, danglobal sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, danberkesinambungan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis media dan studiliteratur.Teknik pengumpulan data yang digunakan berasal dari data primer yang berupa observasi atas fenomena yang terjadi dan data sekunder berupa dokumentasi yang valid.  Hasil analisis menunjukkan bahwa Penerapan sistem pendidikan nasional yang baik dan mencerahkan bagi peserta didik tidak denganmeliberalkan sistem pendidikan, tetapimembangun pemikiran bahwa tidak selalu pemerintah, orang tua dan guru lebih tahu yang terbaik bagi peserta didik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi perlu melakukanreformasisecara komprehensifterkaitdenganpelaksanaansistem pendidikannasionaldengancarayangefisien,transparan,dan akuntabel. Pendidikan harus mendapatkanperhatian yang serius bagi setiap bangsa,karena dengan pendidikan akan dapatdilihat maju mundurnya suatu bangsa.Tentu saja bangsa Indonesia tidak ingin hidup terbelakang akibat aspek pendidikantidak mendapat porsi yang cukup dengan beriringnya berbagai kemajuan di bidanglain. Sehingga penting suatu perekayasaan sistem pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Kata kunci: Perekayasaan, Kehidupan Bangsa, Mencerdaskan, Sistem Pendidikan Nasional
FlLSAFAT PENGEMBANGAN KURIKULUM GHUFRON, ANIK
FOUNDASIA Vol. 1 No. 9 (2008)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v1i9.5863

Abstract

Aliran filsafat pendidikan manakah yang dijadikan landasan dalam pcngembangan kurikulum yang berlaku secara resmi di Indonesia? Secara teori, scmua pihak sepakat bahwa kurikulum resmi yang berlaku di Indonesia dikembangkan berlandaskan aliran filsafat tertentu. Namun, jika melihat reality implcmentasi kurikulum di kolas terkesan bertentangan dan bahkan bertentangan dengan yang diteorikan. Seolah-olah implementasi kurikulum lepas dari desainnya. Kita sepakat jika filsafat pendidikan dapat dipakai sebagai landasan pengembangan kurikulum, terutama untuk kepentingan menentukan frame of reference tentang rumusan tujuan pendidikan, hakekat pembelajaran, dan sistem penilaian. Apapun desain dan model pengembangan kurikulum yang berlaku di sekolah hares memiliki landasan filosofi guna optimalisasi implcmcntasi kurikulum. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat dipakai sebagai landasan pengembangan kurikulum. antara lain; perenialism, esensialism, progresivism, dan rekonstruksionism. Dari beberapa aliran filsafat tersebut, nampaknya kira perlu memutuskan bahwa Pancasila harus dijadikan landasan filosofi dalam pengembangan kurikulum.
PERGESERAN MAKNA PAHLAWAN DI KALANGAN REMAJA:: SEBUAH TA NTA NG AN PENDIDIKAN EFIANINGRUM, ARIEFA
FOUNDASIA Vol. 1 No. 6 (2005)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v1i6.6322

Abstract

The rapid development of Information and Communication Technology has cultural implications in society. The agenda setting theory, states that media determine people's way of thinking. The agenda setting theory states that media determine people's way of thinking. Due to the strong penetration of media, configures have begun to replace old ones. Media continuously offer a new status, making the popularity oj contemporary heroes more and more significant. As a reference group, heroes are figures with whom the young generation identify themselves. A hero with its conventional meaning is alwavs changing. Formerly, a hero was a figure with an exceptionally charming personality. Nowadays. media have a role to set new objects that the puhhe admire through pseudo-heroism. This is called the involution of the meaning qf heroism. Such a phenomenon becomes a challenge in the field of education to re-actualize the meaning ofa real hero, namely a conscientious hero.

Page 2 of 11 | Total Record : 106