cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 585 Documents
Pengaruh Pemberian Astaxanthin Terhadap Aktivitas Spesifik Enzim Glutation Peroksidase Jaringan Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Formaldehid Secara Oral ., Meliani Fransiska Andita
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.875 KB)

Abstract

Latar Belakang: Di Indonesia, formaldehid merupakan aldehida yangbanyak ditemukan sebagai bahan pengawet makanan. Formaldehid dapatmeningkatkan radikal bebas hingga menyebabkan stress oksidatif yangdapat merusak hepar. Antioksidan seperti astaxanthin diperlukan untukmenangkal radikal bebas. Astaxanthin diharapkan meningkatkan aktivitasspesifik antioksidan enzimatik glutation peroksidase (GPx). Tujuan:Mengetahui pengaruh astaxanthin terhadap aktivitas spsesifik enzim GPxjaringan hepar tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yangdiberi formaldehid secara oral. Metodologi: Penelitian eksperimentalmurni dengan rancangan posttest-only control group design. Penelitian inimenggunakan 30 tikus dibagi 5 kelompok: kelompok kontrol normal;kelompok kontrol negatif hanya diberikan induksi formaldehid; Kelompokdosis 1 diberikan astaxanthin 12 mg/hari; kelompok dosis 2 diberikanastaxanthin 24 mg/hari; kelompok dosis 3 diberikan astaxanthin 48mg/hari. Jaringan hepar diuji dengan reagen khusus aktivitas spesifikenzim GPx kemudian data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallisdilanjutkan dengan Mann-whitney. Hasil: Aktivitas spesifik kelompokkontrol normal 108,21 U/mg, kelompok negatif 62,83 U/mg, dosis 12mg/hari 122,48 U/mg, dosis 24 mg/Hari 152,88 U/mg, dosis 48 mg/Hari175,18 U/mg. Dosis 12 mg/Hari lebih tinggi aktivitas spesifik enzim GPxnyadibandingkan kelompok kontrol. Pada uji Mann-whitney dosis 24mg/Hari dan 48 mg/Hari menunjukkan aktivitas spesifik yang berbedabermakna dibandingkan kelompok kontrol normal (p≤ 0,05). Aktivitasspesifik dosis 12 mg/Hari tidak berbeda bermakna dengan kelompokkontrol normal (p>0,05). Kesimpulan: Astaxanthin dapat berperansebagai antioksidan dengan meningkatkan aktivitas spsesifik enzim GPxjaringan hepar. Dosis terbaik terdapat pada kelompok dosis 12 mg/hari.Kata Kunci: Antioksidan, astaxanthin, formaldehid, aktivitas spesifikenzim glutation peroksidase, GPx
EFEKTIVITAS PENYULUHAN HIGIENE DAN SANITASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN YANG DIKELOLA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK ., Faisal Abdullah
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.553 KB)

Abstract

Latar Belakang: Higiene sanitasi makanan diperlukan untuk melindungimakanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular  penyakit.Praktik higiene dan sanitasi makanan yang  tidak baik memungkinkantercemarnya  atau terkontaminasi makanan yang merupakan sumberpenyakit bagi manusia. Penjamah makanan merupakan kuncikeberhasilan dalam  pengolahan makanan yang aman dan sehat. Tujuan:Mengetahui pengaruh penyuluhan higiene dan sanitasi terhadappeningkatan pengetahuan sikap dan perilaku penjamah makanan di kantinpengelola Universitas Tanjungpura Pontianak. Metodologi: Penelitian inimerupakan penelitian quasi eksperimental dengan menggunakanrancangan one group pretest-postest design. Jumlah sampel 29responden dengan menggunakan teknik Accidental sampling.Pengumpulan data dengan memberikan kuesioner pretest, dan posttest.Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Berdasarkan ujiwilcoxon diperoleh nilai significancy (sig) tingkat pengetahuan sebesar0,000 (p<005), nilai significancy (sig) tingkat sikap sebesar 0,000 (p<0,05),dan nilai significancy (sig) tingkat perilaku sebesar 0,000 (p<0,05).Kesimpulan: Penyuluhan higiene dan sanitasi makanan efektif untukmeningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penjamah makanan.Kata kunci: Penyuluhan higiene dan sanitasi, pengetahuan, sikap, perilaku, penjamah makanan.
PERSEPSI PENGELOLA PONDOK PESANTREN WALISONGO KECAMATAN PONTIANAK KOTA TERHADAP PENANGANAN KASUS SKABIES TAHUN 2017 ., Ahmad Dian Setiawan
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.05 KB)

Abstract

Latar belakang: Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis dan produknya.  Scabies merupakan manifestasi klinis yang disebabkan oleh penetrasi kutu parasit obligat pada manusia, Sarcoptes scabies var. hominis ke dalam lapisan epidermis. Skabies menyerang seluruh lapisan masyarakat, dimana wanita dan anak-anak lebih banyak terinfeksi. Penyakit ini umumnya cenderung banyak ditemukan pada area urban,  khususnya pada area padat penduduk. Skabies adalah penyakit kulit yang sering dijumpai di kalangan santri di pondok pesantren. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran persepsi pengelola pondok pesantren terhadap penanganan kasus skabies di pondok pesantren Walisongo Kecamatan Pontianak Kota. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari  orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan. Penelitian ini juga bersifat deskriptif kualitatif yang diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula apa yang melatarbelakangi responden berperilaku (berpikir, berperasaan, dan bertindak). Kesimpulan: Seluruh informan beranggapan bahwa penyakit skabies merupakan penyakit yang sudah sangat biasa terjadi dikalangan santri dan sebagian santri yang pernah tinggal di pondok pesantren pasti pernah mengalami penyakit skabies. Selain itu juga informan beranggapan bahwa penyakit skabies merupakan penyakit yang tidak berbahaya hanya saja penyakit tersebut sangat mengganggu aktifitas bagi penderitanya.
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DENGAN USIA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2014 ., Kresna Adhi Nugraha
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.62 KB)

Abstract

Latar belakang: Abortus spontan adalah berakhirnya kehamilan tanpatindakan mekanis atau medis sebelum janin mampu bertahan hidup padausia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.Abortus spontan memiliki komplikasi berupa perdarahan atau infeksi yangdapat menyebabkan kematian. Lebih dari 80% abortus spontan terjadipada 12 minggu pertama kehamilan dan setelah itu angka tersebut cepatmenurun. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kejadian abortus spontandengan usia kehamilan di RSUD dr. Soedarso Pontianak Metodologi:Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian crosssectional dan menggunakan uji Chi-Square. Pemilihan sampel dilakukanmenggunakan metode total sampling dan diperoleh dari rekam medik.Hasil: Rerata umur subjek pada penelitian adalah 27,46 tahun, gravidaterbanyak pada subjek penelitian adalah 2, dan abortus spontan pada usiakehamilan 5-10 minggu sebanyak 35 orang, usia kehamilan 11-15 minggusebanyak 38 orang, usia kehamilan 16-20 minggu sebanyak 22 orang.Tidak terdapat hubungan antara kejadian abortus spontan dengan usiakehamilan (p=0,226). Kesimpulan: Kejadian abortus spontan tidakberhubungan dengan usia kehamilan di RSUD dr. Soedarso Pontianaktahun 2014.Kata kunci: Abortus Spontan, Usia Kehamilan
Gambaran Histologis Korteks Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Pasca Penghentian Pajanan Monosudium Glutamat per Oral ., Aulia Candra
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.831 KB)

Abstract

Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG), salah satu penyedap rasa yang berperan dalam rasa umami. Penggunaan melebihi ambang batas menyebabkan kerusakan ginjal. Metode. Desain penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan menggunakan 27 tikus yang dibagi 9 kelompok. Sampel dipilih dengan metode simple random sampling. Tikus kemudian dimatikan secara bertahap pada hari ke-29, ke-43 dan ke-57. Lalu, tikus dibedah dan diambil organ ginjalnya untuk pembuatan preparat ginjal dengan pewarnaan H&E. Variabel data adalah jumlah korpuskulum ginjal dan tubulus proksimal yang rusak maupun normal. Data diamati dengan perbesaran lensa objektif 10x untuk korpuskulum ginjal dan perbesaran 40x untuk tubulus proksimal. Data dianalisa menggunakan one-way anova dilanjutkan LSD dan Kruskal Wallis Test dilanjutkan Mann-Whitney Test dengan program SPSS 20.0. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah tubulus proksimal normal dan rusak pada seluruh kelompok perlakuan (P) (p≥0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah korpuskulum ginjal normal pada seluruh kelompok perlakuan (P) (p≥0,05). Terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah korpuskulum ginjal rusak pada seluruh kelompok perlakuan (P) (p<0,05). Kesimpulan: Pajanan MSG menyebabkan kerusakan tubulus proksimal dan korpuskulum ginjal serta terjadi regenerasi setelah 14 hari penghentian pajanan MSG.
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KOM YOS SUDARSO PONTIANAK TAHUN 2015 ., Anis Komala
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.179 KB)

Abstract

Latar Belakang. Puskesmas dalam alur pelayanan kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat primer sebelum pasien mendapatkan rujukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai layanan kesehatan sekunder dari pola pelayanan kesehatan berbasis BPJS Kesehatan. Tujuan. Mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak tahun 2015. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah pasien peserta BPJS Kesehatan Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak sebanyak 99 orang. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan dari 99 responden, 84 orang (84,8%) menyatakan Puas (skor >75%), dan 15 orang (15,2%) menyatakan Cukup Puas (skor 45-75%). Kesimpulan. Tingkat kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak Tahun 2015 dikategorikan Puas (skor rata-rata 85,80%). Kata Kunci. Puskesmas, pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan
PENGARUH KADAR GULA DARAH SAAT MASUK RUMAH SAKIT TERHADAP KEJADIAN MORTALITAS PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL NON DIABETIK DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK ., Nada Yuliandha
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.906 KB)

Abstract

Latar Belakang. Stroke perdarahan intraserebral (PIS) memiliki tingkat mortalitas yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis stroke lainnya, sehingga faktor-faktor yang dapat memperburuk perjalanan penyakit ini mulai banyak diteliti. Kadar gula darah saat masuk disebutkan sebagai salah satu prediktor keluaran yang buruk pada stroke PIS non diabetik pada banyak penelitian. Namun, hubungannya dengan kejadian mortalitas pasien stroke PIS masih belum jelas, terutama di Indonesia. Tujuan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kadar gula darah saat masuk rumah sakit terhadap kejadian mortalitas pada pasien stroke PIS non diabetik. Metodologi. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Jumlah sampel didapatkan sebanyak 98 pasien dengan diagnosa stroke PIS yang memenuhi kriteria inklusi di RSUD dr. Soedarso Pontianak, yang kemudian dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan gula darah saat masuk rumah sakit ≥150mg/dL dan <150mg/dL. Data diperoleh dari penelusuran rekam medis. Hasil dan Kesimpulan. Ditemukan bahwa kadar gula darah saat masuk rumah sakit ≥150mg/dL (p<0,001) memiliki pengaruh yang bermakna dengan kejadian mortalitas stroke PIS non diabetik, dan pasien yang datang dengan keadaan ini, memiliki probabilitas 90% untuk mengalami mortalitas. Keadaan hiperglikemia reaktif segera setelah kejadian stroke  PIS merupakan bentuk respon stres oleh tubuh yang dapat menyebabkan serangkaian kerusakan sekunder sel-sel saraf di otak melalui mekanisme disregulasi metabolik, edema perihematom, dan pembentukan mediator inflamasi.
Uji Aktivitas Antibakteri dan Antifungal Ekstrak Etanol Rimpang Acorus sp. ., Nera Umilia Purwanti
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.124 KB)

Abstract

Latar Belakang. Jeringau merah atau Acorus calamus sp merupakan tumbuhan liar  yang hidup di tanah basah dan lembab. Rimpang jeringau merah secara empiris digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai pengobatan pada demam berdarah dan menurut Saman et al. (2013) menyatakan bahwa secara tradisional digunakan sebagai obat sakit perut dan penyakit kulit. Metode. Penelitian dilakukan dengan mengukur zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli serta jamur Malassezia furfur menggunakan media agar padat dengan mengukur zona hambat yang terbentuk pada daerah cakram yang berisi sampel ekstrak etanol jeringau merah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% serta antibiotik yaitu amoksisilin dan ketokonazol. Hasil. Terdapat zona hambat yang terbesar terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi sampel 100% sebesar 24,32 mm, sedangkan pada bakteri Eschericia coli sebesar 12,06 mm dan pada jamur Malassezia furfur tidak terdapat zona hambat yang terbentuk. Kesimpulan. Zona Hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli oleh ekstrak etanol jeringau merah lebih baik daripada antibiotik
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KOTA PONTIANAK ., Diska Astarini
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.133 KB)

Abstract

Latar Belakang: Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit infeksiyang mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman denganpasangan yang terinfeksi ataupun mereka yang kerap berganti-ganti pasanganseksual. Peningkatan kasus IMS yang terjadi pada kelompok resiko tinggi, sepertipada wanita pekerja seks (WPS) terjadi sedemikian cepat. Adanya informasimengenai yang dapat meningkatkan pengetahuan WPS tentang IMS sehingga dapatmencegah mereka tertular IMS.Tujuan. mengetahui  hubungan antara tingkatpengetahuan WPS tentang IMS dengan kejadian IMS pada WPS di kota Pontianak.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional denganpendekatan cross-sectional. Data diambil secara consecutive sampling. Datadidapatkan dari 84 WPS yang diukur tingkat pengetahuannya mengenai IMS denganmenggunakan kuesioner dan untuk mendiagnosis IMS diperlukan pemeriksaan fisikdan laboratorium. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (menggunakan Uji ChiSquare). Hasil penelitian. Terdapat hubungan bermakna antara tingkatpengetahuan tentang IMS dengan kejadian IMS (p=0,000). Hasil dari studi inimenunjukkan 48,8 % responden memiliki tingkat pengetahuan tentang IMS dalamkategori baik. 56% responden terdiagnosis negatif IMS berdasarkan pemeriksaanfisik dan laboratorium. Kesimpulan. Kejadian IMS pada WPS di Kota Pontianakdipengaruhi oleh tingkat pengetahuan WPS tentang IMS,
Uji Efek Antiinflamasi Kombinasi Astaxanthin dan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn) pada Tikus Putih Galur Wistar ., Risci Intan Parmita
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.33 KB)

Abstract

     Latar Belakang. Inflamasi merupakan suatu respon terhadap cedera atau perusakan jaringan yang bertujuan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik. Respon inflamasi yang berlebihan dapat menimbulkan suatu penyakit. Astaxanthin dan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) masing-masing berpotensi sebagai antiinflamasi. Kombinasi keduanya diharapkan memiliki efek sinergis antiinflamasi. Metode. Penelitian ini bersifat eksperimental murni menggunakan 30 ekor tikus putih galur Wistar sebagai hewan uji yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 diberikan kombinasi astaxanthin 0,108 mg/hari dan ekstrak kulit manggis 800 mg/kgBB/hari; kelompok 2 diberikan kombinasi astaxanthin 0,216 mg/hari dan ekstrak kulit manggis 800 mg/kgBB/hari; kelompok 3 diberikan kombinasi astaxanthin 0,432 mg/hari dan ekstrak kulit manggis 800 mg/kgBB/hari; kelompok kontrol positif diberikan celecoxib 18 mg/kgBB/hari; dan kelompok kontrol negatif diberikan CMC 1 mL. Uji statistik menggunakan SPSS versi 23.0. Hasil. Terjadi penurunan hitung jenis neutrofil yang signifikan (LSD p<0,05) pada jam ke-12 kelompok dosis 1, 2, dan 3 jika dibandingkan kelompok kontrol negatif. Kesimpulan. Kombinasi astaxanthin dan ekstrak kulit manggis memiliki efek antiinflamasi yang ditandai dengan penurunan hitung jenis neutrofil. Dosis efektif dijumpai pada kelompok 1.

Page 7 of 59 | Total Record : 585


Filter by Year

2013 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 5, No 3a (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 3b (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 2b (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2a (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 4 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 3, No 4 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 1, No 4 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa PSPD FK UNTAN Tahun 2014 Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Publikasi Mahasiswa PSPD FK UNTAN Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura More Issue