cover
Contact Name
Lut Dora
Contact Email
info@sttkalvari.ac.id
Phone
+6285398639223
Journal Mail Official
info@sttkalvari.ac.id
Editorial Address
Perum Banua Asri 1 Blok O,, Buha, Kec. Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27989860     EISSN : 27989771     DOI : 10.53814
Core Subject : Religion, Education,
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen dengan Nomor ISSN: 2798-9771 (Online), 2798-9860 (Print). Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado yaitu Bulan Januari dan Juli. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ELEOS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Agama Kristen
Articles 52 Documents
Pengkaderan Timotius oleh Paulus dalam Memimpin Jemaat dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini Yulianto, Auw Tammy; Cahyadi, Tjiong Eric
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.45

Abstract

Abstract: A strong church needs a strong leader who is ready to face challenges and solve problems. However, when regeneration occurs, there is often turmoil because the new leader does not have the ability to lead or continue the baton of leadership. This can be caused by the insufficient mentoring so the new leader has not been ready to lead. How should the mentoring be carried out? What things need to be prepared? In this paper, the author used a qualitative descriptive method with a literature study approach to find out how effective mentoring should be carried out using Paul's role model in preparing Timothy to become the leader of the congregation. The results of this study show that mentoring is indispensable in a church organization to get reliable leaders.Abstrak: Gereja yang kuat membutuhkan pemimpin yang tangguh yang siap untuk menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah. Namun ketika terjadi regenerasi, seringkali terjadi gejolak karena pemimpin yang baru tidak memiliki kemampuan untuk memimpin atau meneruskan tongkat estafet kepemimpinan. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak adanya kaderisasi yang memadai sehingga pemimpin yang baru tidak siap untuk memimpin. Bagaimana seharusnya kaderisasi dilakukan? Hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan? Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi Pustaka untuk menemukan bagaimana kaderisasi yang efektif dengan menggunakan role model Paulus dalam menyiapkan Timotius menjadi pemimpin jemaat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kaderisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi gereja untuk mendapatkan pemimpin yang handal.
Konsep Doa Puja Yesus menurut Kallistos Ware: Sebuah Doa Tanpa Henti Lawolo, Aprianus
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.54

Abstract

Abstract: Prayer is one of the important spiritual aspects of human life, especially for Christians. However, humans will only pray to Allah when they have urgent and important needs. Then, humans will expect Allah's help. That way, it is difficult for humans to always be in touch with God at all times. The purpose of this study is to explain what the true power of the Jesus puja prayer is and why it is an important part of the Christian faith based on a book written by Kallistos Ware of Diokleia. The method used by the author in this research is a literature study with a descriptive qualitative approach where the book "The Power of the Name of Jesus Prayer in Orthodox Spirituality" is the main book in this study. The author also interacts with other texts such as journals, books, and the writings of church fathers. The results of this study indicate that the Jesus prayer can be performed at any time, whether it is a daily routine or in difficult conditions by someone. This prayer helps humans to always have a relationship with God without being limited by one's activities or activities and guides humans to achieve salvation or likeness with God (theosis).Abstrak: Doa adalah salah satu aspek spiritualitas yang penting dari kehidupan manusia khususnya orang Kristen. Tetapi, manusia hanya akan berdoa kepada Allah ketika mereka memiliki kebutuhan yang mendesak dan penting barulah manusia mengharapkan pertolongan Allah. Dengan begitu, manusia sulit untuk bisa selalu berhubungan dengan Allah setiap saat. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bagaimana kuasa doa puja Yesus yang sebenarnya dan mengapa doa tersebut menjadi bagian yang penting terhadap orang Kristen berdasarkan buku yang ditulis oleh Kallistos Ware dari Diokleia. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif dimana buku “The Power of the Name the Jesus Prayer in Orthodox spirituality” menjadi buku utama dalam penelitian ini. Penulis juga melakukan interaksi dengan teks-teks lainnya seperti Jurnal, buku, dan tulisan-tulisan bapa gereja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa doa puja Yesus dapat dilakukan setiap saat baik itu rutinitas sehari-hari atau dalam kondisi sulit oleh seseorang, doa ini menolong manusia untuk selalu menjalin hubungan kepada Allah tanpa terbatas oleh aktivitas atau kegiatan seseorang serta menuntun manusia mencapai keselamatan atau keserupaan dengan Allah (theosis).
Mendalami Makna Tafsir Yusuf terhadap Mimpi Firaun dari Bingkai Kaum Pentakostal Manurung, Kosma
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.60

Abstract

Abstract: The dream of Pharaoh, the ruler of the world at that time, turns out to be the way in for a young man named Joseph to fulfill God's purpose in his life. Yusuf, who was a teenager from a shepherd family, was in the process of becoming the second most powerful person in a superpower country and the most advanced in civilization at that time and in that very place Joseph saw the dream that God had placed fulfilled, through the entrance telling the dream of Pharaoh, the ruler of the world at that time. This study examines the deeper meaning of Joseph's interpretation of Pharaoh's dream in Genesis 41 from the perspective of the Pentecostals. The selection of qualitative methods with the approach of text analysis and literature review is expected to be able to provide a strong, systematic, and careful explanation of the story of Joseph's life as described in the Bible, an analysis of Pharaoh's dream interpretation in Genesis 41, and the meaning of the Pentecostal frame regarding this story. It was concluded that for Pentecostals, the interpretation of Pharaoh's dream by Joseph is a story which shows that God designed the most perfect, Joseph who lived God's purpose, divine solution, and God's means to fulfill his purpose in Joseph's life. Abstrak: Mimpi Firaun sang penguasa dunia waktu itu ternyata merupakan jalan masuk seorang anak muda bernama Yusuf untuk mengenapi tujuan Allah dalam hidupnya. Yusuf yang tadinya seorang remaja dari keluarga pengembala, berproses menjadi orang kedua paling berkuasa di sebuah negara adidaya serta paling maju peradabannya waktu itu dan di tempat itu juga Yusuf melihat mimpi yang Allah taruh tergenapi, melalui pintu masuk berupa menafsirkan mimpi Firaun sang penguasa dunia waktu itu. Penelitian ini berupaya mendalami makna tafsir Yusuf terhadap mimpi Firaun di Kejadian 41 dari bingkai kaum Pentakostal. Pemilihan metode kualitatif dengan pendekatan analisis teks dan kajian literatur diharapkan mampu memberikan penjelasan yang kuat, sistimatik, dan cermat terhadap kisah kehidupan Yusuf yang digambarkan Alkitab, analisis tafsir mimpi Firaun di Kejadian 41, dan pemaknaan dari bingkai kaum Pentakostal terkait kisah ini. Disimpulkan bahwa bagi kaum Pentakostal tafsir mimpi Firaun oleh Yusuf ini merupakan sebuah kisah yang menunjukkan bahwa Allah perancang maha sempurna, Yusuf yang menghidupi tujuan Tuhan, solusi ilahi, serta sarana Allah untuk mengenapi mengenapi tujuanNya dalam hidup Yusuf.
Gereja Toraja Menghadapi Perubahan Budaya Digital dan Pandemi Covid 19 Tonapa, Asmen
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.61

Abstract

Abstract: This research is based on the reality of the development of digital culture which has given rise to a new culture of worship, namely virtual worship. The purpose of this research is to find a new perspective on how to worship virtually, especially at the Toraja Church. How is the solemnity/reverence of the people in worship and do the people encounter God's presence in online worship? and what is the new model of worship and how is the ecclesiology of the church in a new culture. This research uses qualitative methods in the form of interviews and studies from experts as well as studies of various scientific writings in the fields of technological and cultural change, the digital world and the impact of virtual worship on the image of God. The results of this study indicate that the new culture of convergence brings changes in worship from centralization to decentralization.Abstrak: Penelitian ini didasarkan pada realitas perkembangan budaya digital yang memunculkan budaya baru dalam cara beribadah yakni ibadah virtual. Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan perspektif baru dalam cara beribadah secara virtual khusunya di Gereja Toraja. Bagaimana kekhusyukan/kehidmatan umat dalam beribadah dan apakah umat menjumpai kehadiran Allah dalam ibadah online? dan bagaimana model ibadah yang baru serta bagaimana eklesiologi gereja dalam budaya baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa wawancara dan Kajian-kajian dari para pakar serta kajian atas berbagai tulisan ilmiah di bidang perubahan teknologi dan budaya, dunia digital dan dampak ibadah virtual bagi gambaran tentang Tuhan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya baru konvergensi membawa perubahan beribadah dari sentralisasi ke desentralisasi.
Reflektif Penderitaan Ayub Sebagai Resiliensi Iman Kristen: Membangun Pondasi Kekristenan Arifianto, Yonatan Alex
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.63

Abstract

Abstract: The story of Job in the Bible depicts a person who has a life of good character and fears God but experiences physical and spiritual suffering and distress, despite experiencing Job's suffering he is found to remain faithful to follow God. Even though he didn't understand all the things he was going through, he was still willing to be patient and persevere, Amidst his illness, losing all his possessions and being abandoned by his family and friends. But Job still expressed his faith that God was his helper. The purpose of this writing is to be able to inspire faith and belief in Job's suffering as a reflection of the resilience of the Christian Faith in building the foundations of present-day Christianity. Using descriptive qualitative research methods with a literature study approach, it can be concluded that the existence of suffering as part of the life of true believers is a reflection of what Job experienced, namely suffering as the resilience of Christian faith: efforts to build Christian foundations are: First, Christianity is able to provide a definition and is able to understand as the correct paradigm of Job and his suffering. Furthermore, believers can face the challenges of Christian faith and suffering in the present era where they see and emulate Job's suffering, both perseverance and faith as a reflection of Job's example for the resilience of today's Christian faith. Abstrak: Kisah Ayub di dalam Alkitab yang menggambarkan seorang pribadi yang memiliki kehidupan yang berkarakter baik dan takut akan Allah namun mengalami penderitaan dan kesusahan jasmani maupun rohani, walaupun mengalami penderitaan Ayub didapati tetap setia mengikut Tuhan. Sekalipun ia tidak mengerti semua hal yang ia alami, tetapi dia masih mau sabar dan bertekun, Di tengah kondisinya yang sakit, kehilangan semua harta benda dan ditinggal oleh keluarga dan teman-temannya. Namun Ayub tetapi menyatakan imanya Bahwa Tuhan adalah penolongnya. Tujuan penulisan ini untuk dapat menggugah iman dan kepercayaan orang percaya dari penderitaan Ayub. Sehingga sebagai reflektif akan resiliensi Iman Kristen dalam membangun pondasi kekristenan masa kini.Mengunakan metode penelitian kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature. Maka Hasil temuan penelitian pada artikel adalah adanya penderitaan sebagai bagian dari kehidupan orang percaya sejatinya menjadi reflektif atas apa yang dialami oleh Ayub yaitu penderitaan sebagai resiliensi iman kristen: upaya membangun pondasi kekristenan adalah: Pertama kekristenan mampu memberikan definisi dan mampu memahami sebagai paradigma yang benar tentang Ayub dan penderitaannya. Selanjutnya orang percaya dapat menghadapi tantangan iman Kristen dan penderitaan di era masa kini dimana melihat dan meneladani penderitaan Ayub baik ketekunan dan Iman sebagai refleksi keteladanan Ayub bagi resiliensi iman kristen masa kini.
Menerapkan Pendekatan Konsep Multikultural dalam Pekabaran Injil Indrayani, Sagung Intan; Suhariono, Agus; Simon, Simon
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.64

Abstract

Abstract: This topic aimed to investigate the contextual approaches to evangelism in multicultural conditions, as well as their relevance in the context of multicultural society today. The authors conducted research on evangelism using practical methods in a pluralistic and multicultural society. Practical meant through social, cultural and hospitality approaches. The delivery of good news was carried out in accordance with God's Great Commission, showing more of an image of friendship, which was kind, embraced diversity and humble in differences. The research method used in this article was descriptive qualitative, through literature study, theological analysis. The result of this research was a deeper understanding of how evangelism could adapt to cultural and religious diversity. In addition, this article was expected to provide practical insights for preachers and missionaries working amongst multicultural societies.Abstrak: Topik ini bertujuan untuk menyelidiki pendekatan kontekstual dalam pekabaran Injil dalam kondisi multikultural, serta relevansinya dalam konteks masyarakat multikultural saat ini. Penulis melakukan penelitian terhadap pekabaran Injil dengan metode praktis di tengah masyarakat yang majemuk dan multikultural. Praktis yang dimaksud adalah melalui pendekatan sosial, kebudayaan dan keramah-tamahan. Penyampaian kabar baik dilaksanakan sesuai dengan mengemban Amanat Agung Allah, lebih menunjukkan citra persahabatan, yang ramah dan arahnya merangkul keragaman, rendah hati dalam perbedaan. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah kualitatif deskriptif, melalui studi literatur, analisis teologis. Hasil penelitian ini adalah adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana pekabaran Injil dapat beradaptasi dengan keberagaman budaya dan agama. Selain itu, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis bagi para pengkhotbah dan misionaris yang bekerja di tengah masyarakat multikultural.
Pendidikan Kristen di Tengah Pluralitas Agama dan Persatuan Pancasila Refialy, Debbie; Nuban, Eliazer
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i1.65

Abstract

Abstract: Indonesia is a plural country. The plurality of the Indonesian people must be seen as a unique nation that must be grateful for. One of the things that shows that Indonesia is a plural country is its diversity in religions. Religious plurality can be unique but can also become one of source of conflict. So called because of its nature that touches one’s most basic beliefs and many conflicts that occur in Indonesia, one of the causes is due to religion. In this regard, the aim of this research is to describe the role of Christian Education in the midst of religious plurality and Pancasila unity. The research method used in this research is a qualitative research method, in which by collecting data through literature studies, the results obtained are, first, through Christian education, awareness of differences must be built. Second, through Christian education, awareness of the importance of Pancasila unity must be built. Third, Christian education must have a dimension for plurality. Abstrak: Indonesia adalah negara yang plural. Pluralitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus dipandang sebagai keunikan bangsa yang harus disyukuri. Salah satu hal yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang plural adalah agamanya yang beragam. Pluralitas agama dapat menjadi sebuah keunikan tetapi juga dapat menjadi salah satu sumber konflik. Disebut demikian karena sifatnya yang menyentuh keyakinan paling asasi seseorang dan banyak konflik yang terjadi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah karena agama. Berkenaan dengan hal ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran pendidikan Kristen di tengah pluralitas agama dan persatuan Pancasila. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, di mana dengan cara mengumpulkan data melalui studi literatur, maka hasil yang diperoleh adalah adalah pertama, melalui pendidikan Kristen kesadaran akan adanya perbedaan harus dibangun. Kedua, melalui pendidikan Kristen, kesadaran akan pentingnya persatuan Pancasila harus dibangun. Ketiga, pendidikan Kristen harus memiliki dimensi bagi kemajemukan.
Manusia dan Allah: Analisis 1 Korintus 11:12 tentang Hubungan dan Kebergantungan pada Sang Pencipta Gulo, Junidar; Zega, Abad Jaya
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.142

Abstract

Abstract: This study explores the complexity of the human-God relationship through a comprehensive theological analysis of 1 Corinthians 11:12. The research employs a qualitative method with a systematic theological analysis approach. The objective is to analyze the theological significance of 1 Corinthians 11:12 and identify its implications in the dynamics of modern life, which is increasingly complex and individualistic. The research problem focuses on a conceptual exploration of how the principle of human dependence on God can be implemented to address contemporary challenges. The study's novelty lies in its integrative approach, which synergizes spiritual and social dimensions, offering a new perspective that goes beyond traditional interpretations. The findings reveal that 1 Corinthians 11:12 presents a fundamental concept of human dependence on God that is multidimensional. Rather than signifying weakness, it represents a dynamic condition designed to lead humans toward a complete and meaningful life, with strong relevance in the context of modern society. Abstrak: Penelitian ini mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia dan Allah melalui analisis teologis komprehensif terhadap 1 Korintus 11:12. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis teologis yang sistematis. Penelitian bertujuan menganalisis signifikansi makna teologis 1 Korintus 11:12 dan mengidentifikasi implikasinya dalam dinamika kehidupan modern yang kompleks dan individualistik. Permasalahan penelitian difokuskan pada eksplorasi konseptual tentang bagaimana prinsip kebergantungan manusia kepada Allah dapat diimplementasikan dalam menghadapi tantangan zaman kontemporer. Novelty penelitian terletak pada pendekatan integratif yang mensinergikan dimensi spiritual dan sosial, menawarkan perspektif baru yang melampaui interpretasi tradisional. Hasil penelitian secara signifikan mengungkapkan bahwa 1 Korintus 11:12 menghadirkan konsep fundamental kebergantungan manusia kepada Allah yang bersifat multidimensional, tidak bermakna kelemahan, melainkan kondisi dinamis yang dirancang untuk membawa manusia menuju kehidupan utuh dan bermakna, dengan relevansi yang sangat kuat dalam konteks masyarakat modern.
Spiritualitas Keugaharian sebagai upaya Mengatasi Budaya Konsumerisme yang Merusak Lingkungan di Era Tren Fast Fashion Mettang, Marta
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.144

Abstract

Abstract: The Fast Fashion trend with its fast turnover and mass production and marketed at low prices has led to a culture of consumerism which in turn hurts the environment. This research offers the concept of keugaharian spirituality as an effort to overcome the culture of consumerism that damages the environment in the era of fast fashion trends. To obtain accurate data, the author uses a descriptive type of qualitative research method and collects data from various literature sources that have a relationship with the topic of discussion, such as fast fashion and its impact on consumerist culture which has a bad impact on the environment as well as the topic of keugaharian spirituality related to its role in overcoming consumerism culture and reducing its adverse impact on the environment. The results of the study show that keugaharian spirituality can help overcome the consumerist culture that damages the environment in the era of fast fashion trends. Thus, keugaharian spirituality is a concept that needs to be applied to behave wisely following the fast fashion trend for the sustainability of planet Earth. Abstrak: Tren Fast Fashion dengan pergantiannya yang cepat dan produksi yang massal serta dipasarkan dengan harga yang murah menyebabkan budaya konsumerisme yang pada gilirannya membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Penelitian ini menawarkan konsep spritualitas keugahari sebagai upaya untuk mengatasi budaya konsumerisme yang merusak lingkungan di era tren fast fashion. Demi memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif tipe deskriptif dan mengumpulkan data dari berbagai sumber literatur yang memiliki hubungan dengan topik pembahasan, seperti fast fashion dan pengarunya bagi budaya konsumeristas yang berdampak buruk bagi lingkungan serta topik tentang spritualitas keugaharian terkait peranannya dalam mengatasi budaya konsumerisme dan mengurangi dampak buruknya pada lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas keugahari dapat membantu mengatasi budaya konsumerisme yang merusak lingkungan di era tren fast fashion. Dengan demikian, spritualitas keugaharian merupakan konsep yang perlu diterapkan untuk berperilaku bijak mengikuti trend fast fashion demi keberlanjutan planet bumi.
Menelusuri Kitab Taurat melalui Dua Perspektif: Sosio-Politis dan Theokrasi-Teologis Padan, Stefanus; Masinambow, Yornan
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.153

Abstract

Abstract: This article explores the Torah through two perspectives, namely socio-political and theocratic-theological, using a literature study approach. Socio-politically, the Torah is understood as a historical document that reflects the social and political context of ancient Israel, while the theocratic-theological perspective sees it as a divine revelation that governs moral and spiritual life. The research methodology involves a literature analysis of academic sources related to the history, social structure, and theological values in the Torah. The results of the discussion show that these two approaches complement each other in providing a comprehensive understanding of the Torah, both as legal guidance and divine revelation. The article concludes that combining the two perspectives can enrich the theological discourse and relevance of the Torah in the modern context. Abstrak: Artikel ini mengeksplorasi Kitab Torah melalui dua perspektif, yaitu sosio-politis dan teokrasi-teologis, dengan pendekatan studi kepustakaan. Secara sosio-politis, Kitab Torah dipahami sebagai dokumen historis yang mencerminkan konteks sosial dan politik bangsa Israel kuno, sementara perspektif teokrasi-teologis melihatnya sebagai wahyu ilahi yang mengatur kehidupan moral dan spiritual serta merupakan bagian dari karya keselamatan Allah. Metodologi penelitian melibatkan analisis literatur dari sumber-sumber akademis terkait sejarah, struktur sosial, dan nilai-nilai teologis dalam Torah. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kedua pendekatan ini saling melengkapi dalam memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai Torah, baik sebagai pedoman hukum maupun wahyu ilahi. Artikel ini menyimpulkan bahwa penggabungan kedua perspektif dapat memperkaya diskursus teologis dan relevansi Torah dalam konteks modern.