cover
Contact Name
Lut Dora
Contact Email
info@sttkalvari.ac.id
Phone
+6285398639223
Journal Mail Official
info@sttkalvari.ac.id
Editorial Address
Perum Banua Asri 1 Blok O,, Buha, Kec. Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27989860     EISSN : 27989771     DOI : 10.53814
Core Subject : Religion, Education,
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen dengan Nomor ISSN: 2798-9771 (Online), 2798-9860 (Print). Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado yaitu Bulan Januari dan Juli. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ELEOS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Agama Kristen
Articles 52 Documents
Kemurahan Hati dalam Bingkai Kasih Kristus: Analisa Historis Kritis Roma 12:20 Sianipar, Ronald; Tetelepta, Hendrik Bernadus; Harefa, Otieli; Paat, Vicky BGD
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.156

Abstract

Abstract: This study aims to present the hermeneutics of Romans 12:20 concerning Paul's teaching to the Roman church about loving one's enemies. The research highlights the thematic shift in Romans 12, from the doctrinal discussions in the previous eleven chapters to the implementation of doctrine in daily life, with an emphasis on attitudes toward others, including enemies, in the context of the socio-political tensions in Rome at that time. The author employs the historical-critical hermeneutical method to analyze key terms in Romans 12 and the book of Romans, while also considering the socio-political context of the time. The findings of this study reveal that Romans 12:20 parallels Proverbs 25:21-22, reflecting the influence of Jewish tradition in Paul's teaching about loving enemies. This concept is highly relevant in the context of the complex social, political, and religious pluralism in Rome, underscoring the importance of theological and ethical guidance in Christian life. These findings also offer insights for applying the principle of loving enemies in the context of the contemporary church and Christian society, serving as a guide in addressing similar social and political tensions. Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk mempresentasikan hermeneutika Roma 12:20 mengenai pengajaran Paulus kepada jemaat Roma tentang mengasihi musuh. Penelitian ini menyoroti pergeseran tema dalam teks Roma 12, dari doktrin yang dibahas dalam 11 pasal sebelumnya, ke implementasi doktrin dalam kehidupan sehari-hari, dengan penekanan pada sikap terhadap sesama, termasuk musuh, dalam konteks ketegangan sosial-politik Roma pada masa itu. Penulis menggunakan metode hermeneutika historis-kritis untuk menganalisis kata kunci dalam perikop Roma 12 dan kitab Roma, serta memperhatikan konteks sosial-politik pada waktu itu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Roma 12:20 memiliki paralel dengan Amsal 25:21-22, yang mencerminkan pengaruh tradisi Yahudi dalam pengajaran Paulus tentang mengasihi musuh. Konsep ini sangat relevan dalam konteks kompleksitas struktur sosial, politik, dan pluralitas agama di Roma, serta menekankan pentingnya panduan teologis dan etika dalam kehidupan Kristen. Temuan ini juga memberikan wawasan bagi penerapan prinsip mengasihi musuh dalam konteks gereja dan masyarakat Kristen masa kini, sebagai pedoman dalam menghadapi ketegangan sosial dan politik yang serupa.
Gembala Sidang sebagai Pembela Kemanusiaan: Peran Etis Teologis Kristen dalam Menanggapi Isu HAM dan Tanggung Jawab Sosial Arifianto, Yonatan Alex; Sumual, Elisa Nimbo; Rahayu, Yohana Fajar
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.159

Abstract

Abstracts: Human rights and social justice issues are increasingly dominating global attention, with major challenges in the form of discrimination, economic inequality, and political oppression.  Therefore, the role of pastors as spiritual and moral leaders is essential in guiding Christians to fight for human rights. And socially responsible as part of the value of being a blessing and light of the world. Because the teachings of Christianity and the biblical value of respect for human dignity and worth have great potential to be translated into concrete social action for peacemakers. This article aims at the role of pastors in supporting human rights and social responsibility through religious teachings. Which can be translated by pastors in a broader social context, especially in the face of contemporary social issues and increasingly pressing human rights issues. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that pastors play an important role in educating people about social justice and human rights, as well as mobilising social actions that support more just social change. This is expressed in knowing the nature and principles of biblical shepherd values. So that the role of shepherds in the defence of human rights and the value of shepherd social responsibility in the contemporary context can integrate religious teachings in social practices that serve as a moral foundation for more just and humane social actions. Abstrak: Isu hak asasi manusia dan keadilan sosial semakin mendominasi perhatian global, dengan tantangan besar berupa diskriminasi, ketidaksetaraan ekonomi, dan penindasan politik.  Oleh sebab itu diperlukan peran gembala sebagai pemimpin rohani dan moral sangat urgnet  dalam membimbing kekristenan untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Dan bertanggung jawab secara sosial sebagai bagian dari nilai menjadi berkat dan terang dunia. Sebab ajaran kekristenan dan nilai alkitabiah dalam penghargaan terhadap martabat dan harkat manusia, memiliki potensi besar untuk diterjemahkan menjadi aksi sosial yang konkret bagi jemaat pembawa damai. Artikel ini memiliki tujuan peran gembala dalam mendukung hak asasi manusia dan tanggung jawab sosial melalui ajaran agama. Yang mana hal itu dapat diterjemahkan oleh gembala dalam konteks sosial yang lebih luas, terutama dalam menghadapi isu-isu sosial kontemporer dan masalah hak asasi manusia yang semakin mendesak. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka maka dapat disimpulkan bahwa gembala berperan dalam mengedukasi umat tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia, serta menggerakkan aksi-aksi sosial yang mendukung perubahan sosial yang lebih adil.  Hal ini dinyatakan dalam mengetahui akan hakikat dan prinsip nilai gembala dalam alkitabiah. Sehingga peran gembala dalam pembelaan hak asasi manusia dan nilai tanggung jawab sosial gembala dalam konteks kontemporer yang dapat mengintegrasi ajaran agama dalam praktik sosial yang berfungsi sebagai landasan moral bagi tindakan sosial yang lebih adil dan berperikemanusiaan.
Kajian Filosofis tentang Peranan Guru PAK:: Tinjauan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis Tanama, Yulia Jayanti; Supit, Sugijanti; Wariki, Valentino; Monica Halawa, Agnes
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2025): Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v5i1.200

Abstract

Abstract: Teachers play an important role in the success of learning, which requires philosophy. However, philosophy is considered unimportant and boring, and is not visible in dealing with educational issues. This study aims to analyze the role of Christian Religious Education teachers from an ontological, epistemological, and axiological perspective to provide a comprehensive and in-depth understanding of the nature, sources of knowledge, and values inherent in the role of teachers. The method used in this study is literature research through the process of collection, analysis, and synthesis. The results of this study are that the role of Christian Religious Education teachers ontologically is as the image of God, servants and instruments of God, and a calling in life. Epistemologically, the role of Christian Religious Education teachers is as guides, facilitators, and interpreters. Axiologically, the role of Christian Religious Education teachers is as planters of Christian values, role models, and character builders. Abstrak: Guru memegang peranan penting untuk menyukseskan suatu pembelajaran dalam perjalanannya membutuhkan filsafat. Tetapi filsafat dianggap tidak penting dan membosankan serta tidak terlihatnya dalam menangani masalah pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi untuk memberikan pemahaman secara menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat, sumber pengetahuan, serta nilai yang melekat pada peran guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian literatur melalui proses pengumpulan, analisis, dan sintesis. Hasil penelitian ini adalah peran guru Pendidikan Agama Kristen secara ontologi sebagai imago dei, pelayan dan alat Tuhan, serta panggilan hidup. Secara epistemologis, peran guru Pendidikan Agama Kristen sebagai pembimbing, fasilitator, dan pengarah serta penafsir. Secara aksiologi, peran guru Pendidikan Agama Kristen sebagai penanam nilai-nilai Kristiani, teladan, dan pembentuk karakter.
Reboisasi sebagai Ekspresi Spiritualitas:: Inisiatif Iman Koperasi Bukit Asri Sentosa dalam Pemulihan Bukit Kendeng Telaumbanua, Agus Arda Setiawan; Rui, Kristina Kaita; Leiwakabessy, Marchel Anthony; Ina, Rosita Tamu; Blitariyanti, Theodora
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2025): Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v5i1.215

Abstract

Abstract: Environmental degradation, particularly deforestation, is a global ecological issue that even touches on the spiritual dimension of human life. In Indonesia, this phenomenon is also occurring in the Kendeng Mountains, specifically in Dukuh Gower, where uncontrolled human activities have caused significant forest degradation. This article examines the implementation of spiritual mandates through a reforestation program carried out by the Bukit Asri Sentosa Cooperative (BAS) in Dukuh Gower, Central Java. The research approach is qualitative-descriptive using a case study method, employing interview techniques and field documentation. The research findings indicate that the BAS Cooperative's reforestation program not only serves as an ecological effort to mitigate floods and environmental damage but also as an expression of members' faith in the form of responsibility toward God's creation, by the Cultural Mandate (Genesis 1:26-28). Despite facing various challenges, such as funding and social resistance, the program has yielded initial positive impacts and holds significant potential to become a model for faith-based conservation in other regions. Abstrak: Kerusakan lingkungan, khususnya penggundulan hutan, merupakan persoalan ekologis yang terjadi secara global bahkan menyentuh dimensi spiritual kehidupan manusia. Di Indonesia, fenomena ini juga terjadi di kawasan Pegunungan Kendeng, tepatnya di Dukuh Gower, di mana aktivitas manusia yang tidak terkendali telah menyebabkan degradasi hutan secara signifikan. Artikel ini meneliti implementasi mandat spiritual melalui program reboisasi yang dijalankan oleh Koperasi Bukit Asri Sentosa (BAS) di Dukuh Gower, Jawa Tengah. Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan metode studi kasus, menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program reboisasi oleh Koperasi BAS tidak hanya berfungsi sebagai upaya ekologis untuk menanggulangi banjir dan kerusakan lingkungan, tetapi juga sebagai ekspresi iman anggota dalam bentuk tanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan sesuai dengan Mandat Budaya (Kejadian 1:26-28). Meski masih menghadapi berbagai tantangan, seperti pendanaan dan resistensi sosial, program ini telah memberikan dampak awal yang positif dan memiliki potensi besar untuk menjadi model konservasi berbasis iman di wilayah lain.
Perang Komentar dan Kekerasan Simbolik di Era Digital: : Formulasi Teologi Perdamaian sebagai Kerangka Etis dalam Pendidikan Agama Kristen Kontekstual Sumual, Elisa Nimbo; Arifianto, Yonatan Alex; Rahayu, Yohana Fajar
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2025): Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v5i1.240

Abstract

Abstract: The development of digital technology has created new social spaces that not only expand access to communication but also give rise to a form of non-physical violence known as symbolic violence. In this context, comment wars on social media have become one of the manifestations of digital conflict, characterised by hate speech, stigmatisation, and polarisation of opinions. Unfortunately, this symbolic violence has received little attention in theological discourse or contemporary Christian religious education. The increasing phenomenon of digital verbal conflicts among students and religious communities indicates an ethical void that requires a theological and educational response. This study aims to formulate and examine a theology of peace that can be integrated into Christian religious education. Using a descriptive qualitative method with a social media analysis approach and literature review, it can be concluded that the paradigm related to the nature of symbolic violence in digital comment wars is important. So that the principles of peace theology in biblical values can be actualised in Christian Religious Education as an instrument of digital peace ethics. And, of course, as a formulation of an ethical framework for peace theology in the context of digital Christian education. Christian religious education has strategic potential as a means of character formation for peace in the digital age. Thus, this ethical framework is expected to strengthen the role of the church and school in creating a fair and humane digital culture. Abstrak: Perkembangan teknologi digital telah menciptakan ruang sosial baru yang tidak hanya memperluas akses komunikasi, tetapi juga memunculkan bentuk kekerasan non-fisik yang dikenal sebagai kekerasan simbolik. Dalam konteks ini, perang komentar di media sosial menjadi salah satu manifestasi konflik digital yang sarat dengan ujaran kebencian, stigmatisasi, dan polarisasi opini. Sayangnya, kekerasan simbolik ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam diskursus teologis maupun pendidikan agama Kristen kontemporer. Fenomena meningkatnya konflik verbal digital di kalangan peserta didik dan umat beragama menandakan adanya kekosongan etis yang perlu direspons secara teologis dan edukatif. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan dan mengkaji teologi perdamaian yang dapat diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama Kristen. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisi media sosial dan studi pustaka. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya paradigma terkait hakikat kekerasan simbolik dalam perang komentar digital. Supaya prinsip-prinsip teologi perdamaian dalam nilai alkitabiah dapat diaktualisasikan dalam pendidikan agama Kristen sebagai instrumen etika perdamaian digital. dan tentunya sebagai formulasi kerangka etis teologi perdamaian untuk konteks pendidikan kristen digital. Pendidikan Agama Kristen memiliki potensi strategis sebagai sarana pembentukan karakter damai di era digital. Dengan demikian, kerangka etis ini diharapkan mampu memperkuat peran gereja dan sekolah dalam menciptakan budaya digital yang adil dan manusiawi.
Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar Nikolaos, Nikolaos; Arifianto, Yonatan Alex; Triposa, Reni
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i2.73

Abstract

Abstract: The aim of this research is to analyze the application of the project-based learning model to increase the creativity of elementary school students. This research uses a descriptive qualitative method with a literature and narrative study approach. So it can be concluded that the project-based learning model in increasing the creativity of students in elementary schools found that teachers must understand and have an understanding of learning strategies because project-based learning is a student-centered approach where students actively develop their knowledge through practice and application of ideas. new. Students engage in problem-solving projects that are important for future employment through research, hypothesis, discussion and testing of new ideas. And of course what is expected is that teachers must also prepare various forms and ways of delivering material even though in general teachers have ways and patterns of teaching in the classroom and outside the classroom. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kreativitas siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dan naratif.  Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan kreativitas nara didik pada Sekolah Dasar ditemukan guru harus memahami dan memiliki Pengertian tentang strategi pembelajaran sebab Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa di mana siswa secara aktif mengembangkan pengetahuannya melalui praktik dan penerapan ide-ide baru. Siswa terlibat dalam proyek pemecahan masalah yang penting untuk pekerjaan masa depan melalui penelitian, hipotesis, diskusi dan pengujian ide-ide baru. Dan tentunya yang diharapkan bahwa guru juga harus menyiapkan berbagai bentuk dan cara menyampaikan materi meskipun pada umunya guru memiliki cara dan pola mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. 
Peran Orang Tua dalam Mengoptimalkan Kecerdasan serta Kehidupan Spiritual Anak Menurut Amsal 1:7 Udam, Geissler; Baskoro, Paulus Kunto
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i2.74

Abstract

Abstract: The role of parents is very important in a child growth perioed, both spiritually and physically. Often Christian families are not serious about educating their children. Currently, many families focus more on work and ignore their children’s education. Children’ education is handed overe to household assistants of children grow up on their own without God’s direction. In fact, the role of parents is very important fos children’s spiritual growth, especially in children’s intelligence and maturity. Because children are the successors of the family, church and nation. Educational attiention to children is very important. The author uses the basis of the Book of Proverbs as part of examining the role of parents in educating children. This research was conducted using descriptive qualitative methods. Namely research that focuses on exploring data from library soutces. The aim of this research is First, to explain how important the role of parent is in children’s education. Second, examine the role of parents in educating children according to The Book of Proverbs. Third, implementing the role of parents for today’s children in optimizing children’s intelligence and spiritual life. Abstrak: Peranan orang tua sangatlah penting dalam masa pertumbuhan seorang anak, baik dalam pertumbuhan secara rohani dan jasmani. Seringkali keluarga Kristen tidak serius dalam mendidik anak mereka. Saat ini banyak keluarga lebih befokus kepada pekerjaan dan mengabaikan pendidikan anak. Pendidikan anak diserahkan kepada asisten rumah tangga atau anak-anak bertumbuh sendiri tanpa arahan orang Tuhan. Padahal peran orang tua, sangat penting bagi pertumbuhan kerohanian anak, terutama dalam kecerdasan dan kedewasaan anak. Sebab anak adalah penerus keluarga, gereja dan bangsa. Perhatian pendidikan kepada anak sangat penting. Penulis menggunakan dasar Kitab Amsal sebagai bagian mengkaji peranan orang tua dalam mendidik anak. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskritif. Yaitu penelitian yang berfokus menggali data dari sumber-sumber pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, menjelaskan betapa penting peranan orang tua dalam pendidikan anak. Kedua, mengkaji peranan orang tua dalam mendidik anak menurut Kitab Amsal. Ketiga, mengimplementasikan peranan orang tua bagi anak-anak masa kini dalam mengoptimalkan kecerdasan dan kehidupan spiritual anak.
Strategi Penginjilan yang Aplikatif pada Masyarakat Penganut Politeisme berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16-34 Dyna R D, Hildegardis; PAP, Yonas; Simon, Simon
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i2.77

Abstract

Abstract: Evangelism must be done correctly and peacefully to its listeners. To realize this, an effective strategy is needed so that the gospel is delivered without debate with different beliefs. The apostle Paul, a highly educated, insightful, and communicative Pharisee, was chosen by God to spread the gospel to the Gentiles. In his mission, Paul preached the gospel to Athens, a place where scholars and various fisuf sects were born. The purpose of writing this article is to provide insight to Christians on how to conduct effective evangelism in communities that have different religions or creeds. The method used in this writing is qualitative-descriptive with a scientific review of the literature. The findings in this article describe that Paul conveyed the gospel message through an inscription seen on an altar of idolatry. This opportunity was used by Paul to introduce the philosophers of Jesus Christ and how to worship the true God. As a result, some members of the Areopagus Court joined him and believed in Jesus. What Paul did was part of an evangelistic strategy that was applicable in the field in carrying out the mission of the Great Commission. Abstrak: Penginjilan harus dilakukan secara benar dan damai kepada para pendengarnya. Untuk merealisasikan hal itu, diperlukan strategi yang efektif agar injil tersampaikan tanpa perdebatan dengan kepercayaan yang berbeda. Rasul Paulus, seorang Farisi yang memiliki latar pendidikan yang tinggi, berwawasan luas, dan komunikatif dipilih Tuhan untuk menyebarkan Injil ke bangsa-bangsa non-Yahudi. Dalam misinya, Paulus mengabarkan Injil ke Athena, sebuah tempat dimana kaum terpelajar dan berbagai aliran fisuf dilahirkan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan wawasan kepada orang Kristen dalam melakukan penginjilan yang efektif pada masyarakat yang memiliki agama atau aliran kepercayaan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kualitatif-deskriptif dengan kajian ilmiah literatur. Temuan dalam artikel ini menguraikan bahwa Paulus menyampaikan pesan Injil melalui sebuah tulisan yang dilihat pada sebuah mezbah penyembahan berhala. Kesempatan ini dipakai Paulus untuk mengenalkan tentang Yesus Kristus dan bagaimana menyembah kepada Allah yang benar kepada para filsuf aliran epikurios dan stoa. Dampaknya adanya beberapa anggota Mahkamah Areopagus yang menggabungkan diri dengannya dan percaya kepada Yesus. Apa yang dilakukan Paulus bagian dari strategi penginjilan yang aplikatif di lapangan dalam menjalankan misi Amanat Agung.
Signifikansi Tata Liturgi terhadap Keterlibatan Umat Menghadirkan Pembaharuan Hidup di Generasi Masa Kini Rusmanto, Ayub; Gozaly, Ricky; Naftali, Joseph
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i2.80

Abstract

Abstract: Liturgy is a procedure of worship agreed upon and carried out by the church with the aim of worship in the church running smoothly and structured. The significance of liturgy in Christianity manifests God's encounter with the people so that the role of the church in facilitating the liturgy of worship involves the people presenting the renewal of the life of today's generation. The renewal of the lives of the younger generation as concrete evidence is carried out in worship to celebrate and be grateful for the work of salvation that God has done. Ironically, some churches today do not carry out liturgy well. The church does not facilitate well the "encounter" of God with the people through the liturgy of worship. Traditional churches maintain rigid liturgies, which do not suit the tastes of today's generation. The church also prefers seniors to be involved in the ministry. This results in people not feeling God's presence when they worship. This is experienced by today's generation so that they do not experience life renewal. Thus, the researcher focuses on researching the significance of the liturgy in the involvement of the people to bring renewal to the lives of today's generation. This paper aims to find out the impact of the liturgy and the involvement of the people to bring renewal to the lives of today's generation. The writing method used is a qualitative method using a survey. The results show that liturgy and the involvement of the people play an important role in the renewal of the lives of today's generation. Abstrak: Liturgi adalah tata cara ibadah yang disepakati dan dilakukan oleh gereja dengan tujuan peribadahan di gereja berjalan lancar dan terstruktur. Signifikansi liturgi dalam kekristenan memanifestasikan perjumpaan Allah dengan umat sehingga peran gereja dalam memfasilitasi liturgi ibadah melibatkan umat menghadirkan pembaharuan hidup generasi masa kini. Pembahruan hidup generasi muda sebagai bukti nyata dilakukan dalam ibadah untuk merayakan dan mensyukuri karya keselamatan yang Allah lakukan. Ironisnya, beberapa gereja masa kini tidak menjalankan liturgi dengan baik. Gereja tidak memfasilitasi dengan baik dalam “perjumpaan” Allah dengan umat melalui liturgi ibadah. Gereja tradisional tetap kokoh mempertahankan liturgi kaku, yang tidak sesuai dengan selera generasi masa kini. Gereja juga lebih memilih para senior untuk terlibat dalam pelayanan. Hal ini menyebabkan umat tidak merasakan hadirat Allah ketika beribadah. Hal ini dialami oleh generasi masa kini sehingga tidak mengalami pembaharuan hidup. Dengan demikian, peneliti berfokus pada penelitian signifikansi liturgi keterlibatan umat menghadirkan pembaharuan hidup generasi masa kini. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari liturgi dan keterlibatan umat untuk menghadirkan pembaharuan hidup generasi masa kini. Metode penulisan yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa liturgi dan keterlibatan umat, berperan penting dalam pembaharuan hidup generasi masa kini.
Potret Solusi Alkitab bagi Generasi Z Penderita Sindrom Fear of Missing Out Setyobekti, Andreas Budi; Wariki, Valentino; Anu, Kezya Jesika Maria
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v3i2.82

Abstract

Abstract: There are two factors that influence FoMO in generation Z consisting of internal factors and external factors. Internal is found to have a low psychological need for relatedness and self. Meanwhile externals include transparency of social media information, age, social upmanship, and conditions of relative deprivation. Efforts to handle FoMO in generation Z based on a Biblical perspective are to use assistance or mentoring to generation Z who are FoMO. The method used in this research is qualitative. The approach taken is a literature study. Through this approach, researchers examine existing literature sources in order to obtain a logical thinking construct regarding FoMO. The Bible consistently shows how God cares for His people from generation to generation. This consistency of God's providence also applies to generation Z, especially those who experience FoMO. The essence of the Lord's Prayer is a form of God's openness in presenting His providence holistically to all believers from generation to generation. Abstrak: Ada dua faktor yang mempengaruhi FoMO pada generasi Z terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Internal adalah ditemukan rendahnya kebutuhan psikologis akan relatedness dan self. Sementara ekstenal meliputi transparansi informasi media sosial, usia, social-upmanship, dan kondisi deprivasi relative. Upaya penanganan FoMO pada generasi Z berdasarkan perspektif Alkitab adalah menggunakan pendampingan atau mentoring kepada generasi Z yang FoMO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah studi pustaka. Melalui pendekatan ini peneliti mengkaji dari sumber literatur yang ada agar diperoleh konstruk berpikir yang logis berkenaan dengan FoMO. Alkitab secara konsisten memperlihatkan cara Allah memelihara umat-Nya dari generasi ke generasi. Konsistensi providensia Allah ini pun berlaku bagi generasi Z terkhusus mereka yang mengalami FoMO. Esensi Doa Bapa Kami merupakan salah satu bentuk keterbukaan Allah dalam menyajikan providensianya secara holistik bagi seluruh orang percaya dari generasi ke generasi.