cover
Contact Name
Lut Dora
Contact Email
info@sttkalvari.ac.id
Phone
+6285398639223
Journal Mail Official
info@sttkalvari.ac.id
Editorial Address
Perum Banua Asri 1 Blok O,, Buha, Kec. Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27989860     EISSN : 27989771     DOI : 10.53814
Core Subject : Religion, Education,
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen dengan Nomor ISSN: 2798-9771 (Online), 2798-9860 (Print). Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado yaitu Bulan Januari dan Juli. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ELEOS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Agama Kristen
Articles 52 Documents
Strategi Pelayanan Gereja: Suatu Upaya Pertumbuhan Jemaat di Masa Pandemi Covid-19 Lado, Gatsper Anderius
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.11

Abstract

Abstract: Church stewardship needs to be arranged using a service strategy that is constantly being upgraded so as not to create a sense of saturation in the ministry both as a servant and as a congregation served. The ministry strategy carried out by the church is also to address various conditions that are being faced by the church today, especially in the post-Covid-19 Pandemi. This research uses qualitative research methods that are library research. The results of the review related to this topic how the strategy of aagr church ministry created the growth of the congregation during the Pandemi can be started by increasing the intensity of the pajaan word of God, through communion, close, praying, diakonia especially through the leadership of the shepherd. This application will have an impact on increasing the quantity and quality of the congregation as the early congregations became the mecca in the growth of the church.Abstrak: Penatalayanan gereja perlu ditata dengan menggunakan strategi pelayanan yang terus di-upgrade sehingga tidak menciptakan rasa kejenuhan dalam pelayanan baik sebagai pelayan maupun sebagai jemaat yang dilayani. Strategi pelayanan yang dilakukan oleh gereja juga untuk menyikapi berbagai kondisi yang sedang dihadapi oleh gereja saat ini, secara khusus di masa pasca Pandemi covid 19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research). Hasil ulasan terkait topik ini bagaimana strategi pelayanan gereja agar tercipta pengajaran pertumbuhan jemaat dimasa pandemi dapat dimulai dengan makin meningkatkan intensitas pengajaran firman Allah, melakukan persekutuan yang erat, berdoa, diakonia terlebih melalui kepemimpinan gembala. Penerapan ini akan berdampak pada peningkatan kuantitas dan kualitas jemaat sebagaimana jemaat mula-mula yang menjadi kiblat dalam pertumbuhan gereja.
Syarat-syarat menjadi Manusia Baru di dalam Kristus menurut Bapa-bapa Philokalia Maritaisi Hia
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.12

Abstract

Abstract: Not many people really understand how to get a real new person. Most people think that it is easy to get a fresh start, namely to do baptism. Jesus Christ is the only person who can regenerate humans. The new birth is a gift from God that is channeled through the atoning work of the Lord Christ on the cross and is universal (Rom. 3:23-24). It is not enough to be born again by baptism, but it is necessary to experience repentance for sins. Repentance and baptism were done to put off the old man. Getting a new human does not mean that there is nothing more to do, but that new people need to be maintained and. Because, the devil will continue to try to thwart all human efforts in achieving new humans. Therefore, humans need to fight the devil by praying without stopping, watching and doing good. Those are the absolute conditions that must be done in order to get a new birth. The method used by the author in this research is literature, using philo- cal books as the primary source, and the research will be analyzed by interacting with Bible verses, the views of church fathers and theological journals related to the topic. The results of the study show that God has given salvation as His gift through the work of redemption but because of free will, humans prefer to commit sins in life in that salvation. So the conditions in obtaining this new human are a condition in which humans apply salvation in life. So that human life becomes like Christ.Abstrak: Tidak banyak orang yang memahami dengan benar bagaimana memperoleh manusia baru yang sesungguhnya. Kebanyakan orang berpikir bahwa untuk mendapatkan permulaan baru mudah yaitu melakukan baptisan. Yesus Kristus adalah satu-satunya pribadi yang dapat melahirbarukan manusia. Lahir baru merupakan anugerah Allah yang disalurkan melalui karya penebusan Tuhan Kristus di atas kayu salib dan bersifat universal (Rm.3:23-24). Untuk memperoleh kelahiran baru tidak cukup dengan pembaptisan tetapi perlu mengalami pertobatan akan dosa. Pertobatan dan baptisan dilakukan untuk menanggalkan manusia lama. Memperoleh manusia baru bukan berarti tidak ada lagi yang perlu dikerjakan tetapi manusia baru perlu terus dipertahankan, karena iblis akan terus mencoba menggagalkan segala usaha manusia dalam mencapai manusia baru. Oleh karena itu manusia perlu melawan iblis dengan cara berdoa tanpa henti, berjaga-jaga serta melakukan kebajikan. Itulah syarat-syarat mutlak yang harus dilakukan agar dapat memperoleh kelahiran baru. Metode yang digunakan penulis dalam penelitiaan ini adalah metode pustaka, menggunakan buku philokalia sebagai sumber primer, dan penelitian akan dianalisis dengan berinteraksi pada ayat-ayat Alkitab, pandangan bapa-bapa gereja dan jurnal teologi yang terkait topik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan telah diberikan Allah sebagai anugerah-Nya melalui karya penebusan tetapi karena adanya kehendak bebas, manusia lebih memilih untuk melakukan dosa pada hidup dalam keselamatan tersebut. Maka syarat-syarat dalam memperoleh manusia baru ini merupakan suatu kondisi dimana manusia menerapkan keselamatan dalam kehidupan. Sehingga kehidupan manusia menjadi serupa dengan Kristus.
Peran Orang Tua dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter Kristus pada Era Digital Ekoprodjo, Hermansjah Thi; Joswanto, Andreas; Simon
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.13

Abstract

Abstract: The purpose of writing a journal is to find out how the role of parents in inculcating the value of Christ in the digital era. The main task of parents in inculcating the value of Christ's character is to help children to understand the character of the Lord Jesus through the truth of His words. So that they become like Christ. It is important for parents to understand their role in educating children to have the character of Christ, so that children will become a picture of who they are. As parents, we must be able to provide teaching about the cultivation of Christ's character values ​​in the digital era. Thus, the values ​​of Christ's character taught by parents will have a positive influence on children who receive teachings about these values, Christ, even they will have them. Christ-centered truth values, this will affect the change in children's character, so that growth, intellectual and spiritual become balanced even this does not make self-satisfaction but can be used to serve others in this digital era.Abstrak: Tujuan penulisan jurnal ini untuk mendiskusikan bagaimana peran orang tua dalam penanaman nilai karakter Kristus pada era digital. Tugas utama orang tua terhadap penanaman nilai karakter Kristus adalah menolong anak agar dapat memahami karakter Tuhan Yesus Kristus melalui kebenaran firman-Nya, agar mereka menjadi serupa dengan Kristus. Orang tua perlu memahami peran mereka dalam mendidik anak agar memiliki karakter Kristus, dengan demikian anak akan menjadi gambaran Kristus dimanapun mereka berada. Sebagai orang tua harus mampu dalam memberikan pengajaran tentang penanaman nilai-nilai karakter Kristus di era digital. Dengan demikian nilai karakter Kristus yang diajarkan oleh orang tua akan membawa pengaruh positif bagi anak yang mendapatkan pengajaran tentang nilai-nilai Kristus tersebut, bahkan mereka akan memiliki nilai-nilai kebenaran yang berpusat kepada Kristus. Sehingga berpengaruh bagi perubahan karakter anak, pertumbuhan, intelektual dan spiritual menjadi seimbang bahkan hal ini tidak menjadikan puas diri tetapi bisa dipakai untuk melayani orang lain pada era digital ini.
Studi Komparatif Teologi Paulus berdasarkan Surat Roma dengan Teologi Yakobus berdasarkan Surat Yakobus tentang Keselamatan Sugiono, Sugiono; Dompas, Befly Harly
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.22

Abstract

Abstract: Terms in the field of Theology that are often discussed or even take place in discussions about theological studies are theological topics regarding the doctrine of salvation. The aim of this research is to compare Paul's theology based on Romans with the theology of James in the letter of James about salvation by looking for differences and similarities. The research method used by the researcher in this study is a qualitative method with a comparative descriptive analysis approach and exegesis. The results that can be obtained in the description of the discussion regarding the comparative study of the theology of Paul and James on salvation are: The difference; Paul is emphasizing and defending his theology that humans are justified or saved only through faith in Jesus Christ and not doing the works of the law (Romans 2:28). However, James is asserting that true faith is a living and saving faith, which can be seen in a real action in everyday life so that faith becomes more perfect (James 2:22). While the equations are; The views of salvation according to Paul and James also have something in common, namely that they both emphasize that the salvation of believers is only in Jesus.Abstrak: Istilah dalam bidang ilmu Teologi yang kerap diperbincangkan atau bahkan mengambil tempat dalam diskusi mengenai kajian teologi adalah topik teologis mengenai doktrin tentang keselamatan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah bagaimana mengkomparasikan teologi Paulus berdasarkan Surat Roma dengan teologi Yakobus dalam surat Yakobus tentang keselamatan dengan cara mencari perbedaan dan kesamaannya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif komparatif dan eksegesa. Hasil yang dapat diperoleh dalam diskripsi pembahasan mengenai studi komparasi teologi Paulus dan Yakobus tentang keselamatan ialah: Perbedaanya; Paulus sedang menekankan dan mempertahankan teologinya yaitu manusia dibenarkan atau diselamatkan hanya melalui iman kepada Yesus Kristus dan bukan melakukan perbuatan hukum taurat (Roma 2:28) Sedangkan Yakobus menegaskan teologinya kepada orang-orang kristen Yahudi yang mengatakan bahwa pengakuan iman saja sudah cukup. Akan tetapi Yakobus sedang menegaskan bahwa iman yang sejati adalah iman yg hidup dan menyelamatkan, yang dapat terlihat dalam suatu tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga iman itu menjadi semakin sempurna (Yakobus 2:22). Sedangkan Persamaannya ialah; Pandangan tentang keselamatan menurut Paulus dan Yakobus juga memiliki kesamaan yaitu keduanya sama-sama menekankan bahwa keselamatan orang percaya hanya di dalam Yesus.
Metode Pengembalaan melalui Pendekatan Lintas Budaya Sinaga, Janes; Simanjuntak, Rimon Jonas; Sinambela, Juita Lusiana
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.24

Abstract

Abstract: The purpose of this research is that every pastor pays attention to how to approach members of his congregation, especially a cross-cultural approach, so that it is easier to provide the best service if you are familiar with the culture of the congregation being served. Each region has a different culture. And a minister of God or pastor in ministry is often placed in a place that is different from its culture and customs. For success in the ministry of a Pastor it is necessary to study and understand the local culture and customs. This approach through cultural understanding will make it easier for God's ministers to win the hearts of the local population and adapt the preaching of the gospel to the culture of the local community. The approach through understanding the local culture as well as the local language, makes it easier to communicate the truth of God's word. This study uses a qualitative method that describes the importance of a cross-cultural approach in pastoral care, with the hope that the service will be more pleasing to the members it serves.Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah agar setiap gembala memperhatikan cara pendekatan kepada anggota jemaatnya, terutama pendekatan lintas budaya, sehingga lebih mudah untuk memberikan pelayanan yang terbaik apabila mengenal dengan baik budaya jemaat yang dilayani. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda. Dan seorang pelayan Tuhan atau pendeta dalam pelayanan sering ditempatkan di suatu tempat yang berbeda dengan budaya dan adat istiadatnya. Untuk keberhasilan dalam pelayanan seorang Pendeta adalah perlu untuk mempelajari serta memahami budaya serta adat istiadat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya ini akan memudahkan para pelayan Tuhan untuk memenangkan hati penduduk setempat serta menyesuaikan pengabaran Injil dengan budaya masyarakat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya lokal dan juga bahasa lokal, memudahkan untuk mengkomunikasikan kebenaran firman Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang memaparkan pentingnya pendekatan lintas budaya dalam pelayanan penggembalaan, sehingga tercipta sebuah pelayanan yang berkenan kepada anggota yang dilayaninya.
Pendidikan Agama Kristen dalam Masyarakat Majemuk:: Mencerminkan Hidup Humanis di tengah-tengah Pluralisme Gulo, Rezeki Putra; Zai, Erwin; Harefa, Agusmawarni
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.32

Abstract

Abstract: The life of religious communities today has been faced with a situation that is quite astonishing and crucial. This condition is often caused by the failure of some religious people to create a humanist civilization in the midst of pluralism. In addition, this tension is often caused by the fanaticism of religious people who are too radical so that it raises intolerant attitudes between religious people. The position of Christian education as a minority in the midst of the majority has new challenges and demands. Indeed, every Christian can be a humanist figure in the midst of pluralism. Intolerant attitude is a lifestyle that needs to be avoided by every Christian. This research uses a qualitative method with a literature approach. This effort aims to offer ideas on the rise of religious fanaticism today. The author's final conclusion about PAK in a pluralistic society is that Humanist Christian education is needed by every Christian today in the face of religious fanaticism.Abstrak: Kehidupan umat beragama dewasa ini telah diperhadapkan dengan situasi yang cukup mencengangkan dan krusial. Kondisi ini tidak jarang diakibatkan oleh gagalnya sebagian umat beragama menciptakan peradaban humanis di tengah-tengah pluralisme. Selain itu, ketegangan ini kerapkali diakibatkan oleh fanatisme umat beragama yang terlalu radikal sehingga memunculkan sikap intoleran antara umat beragama. Kedudukan pendidikan Agama Kristen sebagai minoritas di tengah-tengah mayoritas mendapat tantangan dan tuntutan baru. Sejatinya setiap orang Kristen dapat menjadi figur humanis di tengah-tengah pluralisme. Sikap intoleran merupakan pola hidup yang perlu dihindari oleh setiap orang Kristen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Usaha ini bertujuan untuk menawarkan gagasan terhadap maraknya fanatisme umat beragama dewasa ini. Kesimpulan akhir dari penulis tentang PAK dalam masyarakat majemuk adalah pendidikan Agama Kristen Humanis sangat diperlukan oleh setiap orang Kristen masa kini dalam menghadapi fanatisme terhadap agama.
Peran Pemimpin Gereja dalam Mempersiapkan Jemaat menuju Gerenasi Emas 2045 Ginting, Kaleb; Dora, Lut
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.41

Abstract

Abstract: The role of leaders in the church or Christian leaders is a very important thing to prepare the congregation for the golden generation because the church must also participate in realizing what the government declared golden Indonesia in 2045. The author describes in this paper that a Christian leader plays a role in preparing the congregation for the golden generation where church leaders must have good characters if they want to be effective leaders. A leader must have the foresight to achieve the same goal.  The method used in this writing was the literature study method.    By collecting data and with thematic approach, it was used to understand the role of leadership especially the Christian leadership from various sources consisted of books, scientific journal articles.   The result was leaders gave an impact on the people they lead. Leaders who are able to set an example in character and have a vision can be the answer in preparing the congregation for the golden generation of 2045.Abstrak: Peran pemimpin dalam gereja atau pemimpin Kristen merupakan satu hal yang sangat penting untuk mempersiapkan jemaat menuju generasi emas, karena gereja juga harus ikut serta dalam mewujudkan yang dicanangkan pemerintah di tahun 2045 Indonesia emas. Penulis mendeskripsikan dalam tulisan ini bahwa seorang pemimpin Kristen berperan untuk mempersiapkan jemaat menuju generasi emas di mana pemimpin gereja harus memiliki karakter yang baik apabila ia ingin menjadi pemimpin yang efektif. Seorang pemimpin harus memiliki pandangan ke depan untuk dapat dibawa pada tujuan yang sama. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode studi literatur atau metode studi pustaka. Dengan mengumpulkan data dan dengan pendekatan tematis digunakan untuk memahami peran kepemimpinan terutama pemimpin Kristen dari berbagai sumber mengenai sumber buku, jurnal artikel ilmiah. Hasilnya pemimpin memberi dampak terhadap orang-orang yang dipimpin. Pemimpin yang mampu memberi keteladanan dalam karakter dan punya visi dapat menjadi jawaban dalam mempersiapkan jemaat menuju generasi emas 2045.
Pengambilan Keputusan Etis Pastoral terhadap masalah Perceraian Hamba Tuhan Dias Markes, Karlitu
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.42

Abstract

Abstract: This research is based on the reality of divorce which does not only occur in lay congregations, but has reached the household life of God's servants. The purpose of this research is to find a new perspective in ethical decision-making regarding divorce cases of God's servants as individuals who are called, ordained and used to guide God's people. what is the real essence of Christian marriage and divorce? How to make ethical decisions on divorce problems of God's servants? This study uses a qualitative method with a literature review approach, namely the elaboration of several literatures related to ethical decision-making regarding the divorce of God's servants. The results of this study are that Biblically, marriage ordained by God is a Biblical marriage that breathes the principle of monogamy, namely the marriage of one man to one woman. God basically blesses marriage but hates divorce. Therefore a true servant of God will never compromise on a divorce decision for any reason.Abstrak: Penelitian ini didasarkan pada realitas perceraian yang tidak hanya terjadi dalam keluarga jemaat awam, melainkan sudah sampai pada kehidupan rumah tangga hamba Tuhan. tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan perspektif yang baru dalam pengambilan keputusan etis terhadap kasus perceraian hamba Tuhan sebagai pribadi yang dipanggila, ditetapkan dan dipakai untuk menuntun umat Tuhan. apa sesungguhnya hakekat dari perkawianan Kristen dan perceraian? Bagaimana pengambilan keputusan etis terhadap masalah perceraian hamba Tuhan? penelitian ini menggunkan metode kualitatif dengan pendekatan Literatur review yakni elaborasi beberapa literatur yang berkaitan dengan pengambilan keputusan etis terhadapa perceraian hamba Tuhan. Hasil dari penelitian ini ialah  Secara Alkitabiah pernikahan yang ditetapkan oleh Allah merupakan pernikahan Alkitabiah yang bernafaskan prinsip monogami yakni pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Allah pada dasarnya memberkati pernikahan tetapi membenci perceraian. Oleh karena itu seorang hamba Tuhan sejati tidak akan pernah berkompromi dengan keputusan perceraian dengan alasan apapun.
Kebenaran: Keadilan dan Kejujuran menurut Mazmur 111 Purba, Jhon Leonardo Presley; Widodo, Priyantoro
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.43

Abstract

Abstract: Truth is not just a conception of idealism in the mind but also a real and concrete experience in human life. As seen in the text of Psalm 111, the psalmist writes of praise and his real experience of God's truth. Using a descriptive-qualitative approach with literature study methods and hermeneutic exegesis, this study aims to understand the real and concrete meaning of God's truth, which is manifested in the form of justice and integrity as contained in the text of Psalm 111. The results of this study conclude that based on the text and context of Psalm 111, we get the theological concept of God's truth, which is manifested in real and concrete justice and integrity in the spiritual and actual experience of human life through God's righteous, just, straight, honest, and wise actions toward humans. This has anthropological implications for human actions that are right, fair, straight, honest, and wise horizontally towards others, which the psalmist stated concretely through his caring attitude towards the poor and being willing to give or share with fellow human beings in his day. These attitudes and actions are imitations of God's character. Right attitudes and actions in the form of justice and integrity are absolute and universal, so they are relevant to be applied horizontally in today's human life, especially for believers who have faith in Christ. As the New Testament emphasizes the transformation and renewal of man into the image and likeness of God through faith in Christ and the likeness of Christ's character, so today's believers must care for the poor, be willing to share with others in need, and have integrity in their horizontal relationships with others.Abstrak: Kebenaran bukan hanya sekedar konsepsi idealisme dalam pikiran tapi juga pengalaman nyata dan konkrit dalam kehidupan manusia. Sebagaimana tampak dalam teks Mazmur 111, pemazmur menuliskan pujian dan pengalamannya yang nyata atas kebenaran Tuhan. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature dan hermeneutik-eksegeses, penelitian ini bertujuan untuk memahami makna kebenaran Tuhan yang rill dan konkrit yang termanifestasi dalam wujud keadilan dan kejujuran sebagaimana yang terdapat dalam teks Mazmur 111. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan teks dan konteks Mazmur 111 didapatkan konsep teologis kebenaran Tuhan yang diwujudkan dalam keadilan dan kejujuran yang nyata dan konkrit dalam pengalaman spiritual dan aktual hidup manusia melalui tindakan-tindakan benar, adil, lurus, jujur, dan bijaksana Tuhan kepada manusia. Hal ini berimplikasi secara antropologis terhadap tindakan-tindakan manusia yang benar, adil, lurus, jujur, dan bijaksana secara horizontal terhadap sesamanya yang dinyatakannya secara konkrit oleh pemazmur melalui sikap peduli terhadap orang miskin dan rela memberi/berbagi dengan sesama manusia pada zamanya. Sikap dan tindakan ini merupakan peniruan atas karakter Tuhan. Sikap dan tindakan benar dalam wujud adil dan jujur ini bersifat absolut dan universal sehingga relevan diterapkan secara horizontal dalam kehidupan manusia masa kini, khususnya orang percaya yang beriman kepada Kristus. Sebagaimana Perjanjian Baru menekankan transformasi dan pembaharuan manusia menuju gambar dan keserupaan dengan Allah melalui iman kepada Kristus dan keserupaan dengan karakter Kristus, karenanya orang percaya masa kini harus perduli terhadap orang miskin, rela berbagi dengan sesama yang membutuhkan dan jujur/berintegritas dalam hubungan horizontal dengan sesamanya.
Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Kristen bagi Peserta Didik di Era Disrupsi Masinambow, Yornan; Meyva Polii
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2023): PAK dan Teologi 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i2.44

Abstract

Abstract: The purpose of this article is to discuss and analyze the leadership role of Christian religious education teachers for students in the era of disruption. It has become a reality that the era of disruption is marked by rapid technological developments that affect various aspects of human life, one of which is education. This paper emphasizes how Christian education teachers through their leadership can play a role in developing themselves from students in the era of disruption. By using a qualitative approach through literature studies, as well as conducting descriptive analysis supported by various kinds of relevant literature, it can complement the aspects studied. As a result, the leadership role of Christian education teachers needs to provide participatory learning concepts and praxis in terms of spirituality, humanism, and character. Of course, these three aspects must be owned and lived first by Christian education teachers, which are then implemented for students in each learning process.Abstrak: Tujuan dari artikel ini adalah membahas serta menganalisa tentang peran kepemimpinan guru pendidikan agama Kristen bagi peserta didik di era disrupsi. Telah menjadi realitas bahwa era disrupsi ditandai dengan perkembangan teknologi yang bergerak pesat serta memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia salah satunya melalui pendidikan. Tulisan ini menekankan bagaimana guru pendidikan agama Kristen melalui kepemimpinannya mampu berperan mengembangkan diri dari peserta didik di era disrupsi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kepustakaan, serta melakukan analisis deskriptif yang didukung dengan berbagai macam literatur yang relevan, dapat melengkapi aspek yang dikaji. Hasilnya, peran kepemimpinan guru pendidikan agama Kristen perlu memberikan konsep serta praksis pembelajaran yang bersifat partisipasional dalam aspek spiritualitas, humanistik, dan berkarakter. Ketiga aspek tersebut perlu dimiliki dan dihidupi terlebih dahulu oleh guru pendidikan agama Kristen, yang kemudian diimplementasikan bagi peserta didik dalam setiap proses pembelajaran.