cover
Contact Name
Boby Rahman
Contact Email
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Phone
+6285233945781
Journal Mail Official
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Editorial Address
Jl Kaligawe Raya Km 4, Gedung Fakultas Teknik Lantai 2 Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, 50112
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Ruang
ISSN : -     EISSN : 28277678     DOI : http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2
Core Subject : Social, Engineering,
Articles written for the Jurnal Kajian Ruang, covering the results of thoughts and research results relating to the field of study urban and regional planning directly or indirectly. 1) Spatial planning 2) Remote Sensing 3) Urban Design 4) Transportation 5) Infrastructure 6) Environmental Studies 7) Socio-Economic Area and City 8) Rural Planning 9) Disaster Mitigation 10) Islamic City
Articles 79 Documents
Analisis Penyebab, Dampak, dan Penanganan Contract Change Order Pada Proyek Pembangunan Jalan Poros Karadiri Mukmin, Niki Afidah; Adi, Henny Pratiwi; Poedjiastoeti, Hermin
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44300

Abstract

ABSTRAKPerubahan dalam proyek konstruksi selama pelaksanaan tidak dapat dihindari, termasuk perubahan desain, material, durasi pekerjaan, dan keterlambatan pembayaran. Studi ini menganalisis faktor penyebab contract change order (CCO), dampaknya terhadap proyek Jalan Poros Karadiri, serta strategi mitigasi untuk mengurangi dampak terhadap biaya, mutu, dan waktu. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang lebih berfokus pada faktor individual seperti desain atau administrasi, penelitian ini mengintegrasikan analisis SWOT untuk mengidentifikasi masalah CCO secara lebih komprehensif. Data diperoleh dari wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama CCO adalah desain yang kurang matang dari konsultan perencana, terutama dalam mempertimbangkan kondisi existing di lapangan. Akibatnya, biaya proyek meningkat 1,5%, terjadi keterlambatan 62,5%, dan kualitas administrasi proyek menurun 36% akibat denda keterlambatan. Temuan ini memberikan implikasi bagi pengelola proyek dan pemangku kebijakan. Untuk mengurangi risiko CCO, perlu dilakukan perencanaan lebih matang dengan evaluasi menyeluruh terhadap dokumen sebelum tender, serta pengawasan ketat dalam pelaksanaan proyek. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif CCO.Kata Kunci: Contract Change Order, proyek, konstruksi ABSTRACTChanges in construction projects during implementation are inevitable, including design modifications, material changes, work duration adjustments, and payment delays. This study analyzes the factors causing contract change orders (CCO), their impact on the Poros Karadiri Road project, and mitigation strategies to minimize their effects on cost, quality, and time. Unlike previous studies that focused more on individual factors such as design or administration, this research integrates SWOT analysis to comprehensively identify CCO issues. Data was obtained through semi-structured interviews and analyzed quantitatively. The findings indicate that the primary cause of CCO is the inadequate planning by design consultants, particularly in considering the existing field conditions. As a result, project costs increased by 1.5%, delays reached 62.5%, and project administrative quality declined by 36% due to late penalties. These findings have significant implications for project managers and policymakers. To reduce the risk of CCO, more thorough planning is required, including comprehensive document evaluation before the tender process, along with strict supervision during project execution. This strategy is expected to enhance efficiency and mitigate the negative impacts of CCO.Keywords: Contract Change Order, construction project, risk mitigation.
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Kumaini, Atika Hayatullah; Karmilah, Mila
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44112

Abstract

AbstrakEkosistem mangrove memiliki peran penting dalam mencegah abrasi, mendukung keanekaragaman hayati, dan menetralisir polutan. Namun, tekanan pembangunan dan aktivitas manusia seperti reklamasi dan pencemaran industri telah menyebabkan degradasi lingkungan. Salah satu pendekatan untuk menjaga kelestarian mangrove adalah melalui ekowisata berbasis masyarakat. Penelitian ini menganalisis tingkat dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata hutan mangrove di Desa Tapak, Kelurahan Tugurejo. Dengan metode deskriptif kuantitatif, keterlibatan masyarakat diukur menggunakan kuesioner berbasis skala Likert dan dianalisis dengan teori partisipasi Arnstein. Studi ini memperkenalkan pendekatan kuantitatif dalam mengukur partisipasi masyarakat dalam ekowisata, memberikan pemetaan yang lebih objektif dibandingkan penelitian sebelumnya yang bersifat kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berperan dalam operasional wisata, pengelolaan lingkungan, dan program edukasi. Berdasarkan model Arnstein, keterlibatan mereka mencapai tingkat partnership, di mana masyarakat memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dengan dukungan pemerintah. Secara kebijakan, temuan ini dapat menjadi dasar dalam merancang insentif ekonomi dan program edukasi lingkungan guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam ekowisata. Pemerintah dan organisasi lokal dapat memperkuat kapasitas komunitas melalui pelatihan serta skema kemitraan dengan pelaku usaha wisata agar pengelolaan ekowisata lebih berkelanjutan. Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam studi partisipasi masyarakat dengan memetakan keterlibatan warga dalam ekowisata berbasis teori Arnstein, memberikan kontribusi terhadap strategi pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.Kata Kunci: ekosistem mangrove, partisipasi masyarakat, pengelolaan lingkungan, Desa Tapak, ekowisata pesisir AbstractThe mangrove ecosystem plays a crucial role in preventing coastal abrasion, supporting biodiversity, and neutralizing pollutants. However, development pressures and human activities such as land reclamation and industrial pollution have led to environmental degradation. One approach to conserving mangroves is through community-based ecotourism. This study analyzes the level and forms of community participation in the management of mangrove ecotourism in Desa Tapak, Kelurahan Tugurejo. Using a quantitative descriptive method, community involvement was measured through a Likert-scale questionnaire and analyzed using Arnstein's ladder of participation. This study introduces a quantitative approach to measuring community participation in ecotourism, providing a more objective mapping compared to previous qualitative-based studies. The findings indicate that the community plays a role in tourism operations, environmental management, and educational programs. Based on Arnstein’s model, their involvement has reached the partnership level, where the community influences decision-making with government support. From a policy perspective, these findings can serve as a basis for designing economic incentives and environmental education programs to enhance community engagement in ecotourism. The government and local organizations can strengthen community capacity through training programs and partnership schemes with tourism businesses to ensure more sustainable ecotourism management. This study fills a research gap in community participation studies by mapping local involvement in mangrove ecotourism using Arnstein’s theory, contributing to the development of community-based environmental management strategies.Keywords: mangrove ecosystem, community participation, environmental management, Tapak Village, coastal ecotourism.
Kajian Persebaran Fungsi Bangunan Ekonomi di Kota Lama Semarang Kusuma, Tiara Nusaenda; Puspita, Ardiana Yuli; Yuliani, Eppy; Hadi, Tjoek Soeroso
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44113

Abstract

ABSTRAKKota Lama Semarang merupakan kawasan heritage yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata ekonomi. Namun, distribusi ekonomi di kawasan ini masih belum merata, dengan konsentrasi aktivitas ekonomi hanya pada titik-titik tertentu, sementara banyak bangunan yang tidak berfungsi optimal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran fungsi bangunan ekonomi di Kota Lama Semarang guna memahami dinamika perubahan ruang ekonomi pasca-revitalisasi kawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif spasial dengan pendekatan rasionalistik, mengidentifikasi persebaran bangunan ekonomi melalui observasi dan pemetaan berbasis GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan fungsi bangunan sebesar 21% dari non-ekonomi menjadi ekonomi, dengan persebaran aktivitas perdagangan dan jasa paling terkonsentrasi di blok O (18%), sementara blok J memiliki tingkat aktivitas ekonomi yang rendah. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya memetakan persebaran bangunan, studi ini mengkaji dampak perubahan fungsi bangunan terhadap distribusi ekonomi di Kota Lama Semarang. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam perumusan kebijakan zonasi guna mengoptimalkan distribusi ekonomi di kawasan heritage, dengan mempertimbangkan keterjangkauan, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Penerapan skema insentif ekonomi, peningkatan aksesibilitas, serta regulasi alih fungsi bangunan berbasis keberlanjutan perlu dipertimbangkan dalam kebijakan tata ruang Kota Lama Semarang.Kata Kunci: persebaran ekonomi, alih fungsi bangunan, Kota Lama Semarang, tata ruang kawasan heritage.  ABSTRACTKota Lama Semarang is a heritage area with significant potential as a tourism-driven economic hub. However, economic distribution in this area remains uneven, with economic activities concentrated in specific locations while many buildings remain underutilized. This study aims to analyze the spatial distribution of economic building functions in Kota Lama Semarang to understand the dynamics of economic space transformation following the area’s revitalization. This research employs a qualitative spatial descriptive method with a rationalistic approach, identifying the distribution of economic buildings through observation and GIS-based mapping. The findings indicate that 21% of buildings have undergone functional transformation from non-economic to economic use, with commercial and service activities most concentrated in Block O (18%), while Block J exhibits lower economic activity levels. Unlike previous studies that merely mapped building distributions, this research examines the impact of functional changes on economic distribution in Kota Lama Semarang. The study’s findings can serve as a reference for zoning policy formulation to optimize economic distribution in heritage areas, considering factors such as affordability, accessibility, and tourism appeal. The implementation of economic incentives, improved accessibility, and sustainable building function regulations should be considered in the spatial planning policies for Kota Lama Semarang.Keywords: economic distribution, building function transformation, Kota Lama Semarang, heritage area spatial planning.
Identifikasi Dampak Revitalisasi Alun-Alun Klaten Hardi, Resty Aprila; Fitriani, Fitriani
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44092

Abstract

Revitalisasi Alun-Alun Klaten merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Kabupaten Klaten untuk meningkatkan kualitas ruang publik dan memperindah kawasan pusat kota sebagai representasi wajah kota. Sebagai ruang terbuka publik yang penting, Alun-Alun Klaten memiliki peran strategis dalam kehidupan sosial masyarakat, baik sebagai tempat berkumpul, beristirahat, maupun melaksanakan kegiatan budaya dan sosial. Sebelum revitalisasi, kawasan ini tidak memiliki fasilitas yang memadai dan cenderung berfungsi sebagai area parkir atau ruang terbuka tanpa tujuan jelas. Dengan tujuan memperbaiki kondisi tersebut, revitalisasi dilakukan untuk menciptakan ruang yang lebih nyaman, aman, dan ramah bagi berbagai kalangan, serta menjadikan Alun-Alun Klaten sebagai ikon wisata kota yang menarik bagi pengunjung lokal maupun luar daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dampak revitalisasi terhadap ruang terbuka publik, khususnya yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau, ruang komunal, dan area pedagang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dengan pihak terkait, dan pembagian kuesioner kepada pengunjung alun-alun. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik untuk menggambarkan fenomena yang terjadi dan dampak dari revitalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi Alun-alun Klaten memberikan dampak positif terhadap kenyamanan dan daya tarik kawasan tersebut, meningkatkan interaksi sosial masyarakat, serta mendukung pengembangan ekonomi lokal. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang perlu diperbaiki untuk memaksimalkan fungsi ruang publik ini sebagai tempat berkumpul yang aman dan nyaman. Temuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut agar Alun-alun Klaten dapat menjadi ruang publik yang lebih optimal, sekaligus menciptakan citra Kabupaten Klaten yang lebih modern dan inklusif.
Model Teknologi Rumah Instan Baja Ringan Sebagai Alternatif Gudang Proyek Yang Praktis Dan Ekonomis Arifin, Nur; Wibowo, Kartono; Ni’am, M Faiqun
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44328

Abstract

AbstrakGudang proyek memiliki peran krusial dalam mendukung kelancaran konstruksi, terutama dalam manajemen material agar proyek berjalan efisien dari segi waktu dan biaya. Namun, metode konvensional dalam pembangunan gudang proyek sering kali tidak optimal karena durasi pengerjaan yang lama dan biaya tinggi. Studi ini menawarkan alternatif model gudang proyek berbasis teknologi rumah instan dengan struktur baja ringan yang lebih cepat dibangun dan lebih ekonomis dibandingkan metode konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis aspek mutu, biaya, dan waktu pembangunan gudang proyek. Data diperoleh melalui analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) serta kajian terhadap kombinasi material yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model gudang dengan struktur baja ringan, atap galvalum spandek, dan dinding GRC 6 mm memiliki efisiensi tertinggi dengan biaya konstruksi Rp 1.220.586,67 per meter persegi. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang lebih fokus pada penerapan baja ringan dalam proyek hunian modular, penelitian ini menekankan efisiensi baja ringan dalam gudang proyek, yang masih jarang dikaji. Studi ini berkontribusi dalam menghadirkan solusi konstruksi yang lebih adaptif dan hemat biaya bagi industri konstruksi. Implikasi kebijakan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi rumah instan berbasis baja ringan dapat menjadi bagian dari strategi percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya dalam konteks pengelolaan tata ruang wilayah untuk mendukung ketersediaan fasilitas penyimpanan material yang lebih efisien. Oleh karena itu, integrasi teknologi ini dalam standar perencanaan gudang proyek dalam sistem tata ruang perkotaan dan wilayah direkomendasikan guna meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan penggunaan lahan, serta mengurangi pemborosan sumber daya dalam industri konstruksi.Kata Kunci : Baja Ringan, gudang proyek, biaya AbstractProject warehouses play a crucial role in ensuring smooth construction processes, particularly in material management to enhance time and cost efficiency. However, conventional methods of project warehouse construction are often suboptimal due to prolonged construction durations and high costs. This study proposes an alternative project warehouse model based on instant house technology with a lightweight steel structure, which offers faster construction and greater cost efficiency than conventional methods.This research employs a quantitative and descriptive qualitative approach to analyze the quality, cost, and time aspects of project warehouse construction. Data were obtained through unit price analysis (AHSP) and an evaluation of optimal material combinations. The findings indicate that a warehouse model with a lightweight steel structure, galvalume spandex roofing, and 6 mm GRC wall panels provides the highest efficiency, with a construction cost of Rp 1,220,586.67 per square meter. Unlike previous studies that primarily focused on the application of lightweight steel in modular housing projects, this research highlights its efficiency in project warehouse construction, an area that remains underexplored. This study contributes to the construction industry by presenting a more adaptive and cost-effective structural solution. The policy implications of this study indicate that the application of lightweight steel-based instant house technology can be part of the strategy to accelerate infrastructure development, especially in the context of maintaining regional spatial planning to support the availability of more efficient material storage facilities. Therefore, the integration of this technology into project warehouse planning standards in urban and regional spatial planning systems is recommended to increase efficiency, optimize land use, and reduce waste of resources in industrial construction.Keyword : light steel, project warehouse, cost
Proses Inventarisasi Aset pada Sistem Irigasi di Daerah Irigasi Rawa (DIR) Terantang Permana, Herry Ade; wahyudi, Slamet Imam; Niam, Moh Faiqun
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44196

Abstract

The inventory of irrigation infrastructure assets is a crucial step in water resource management, particularly in peatland irrigation areas with unique characteristics. However, the implementation of asset inventory in the Terantang Peatland Irrigation Area still faces various challenges, including technological limitations, human resource constraints, and discrepancies between administrative records and actual field conditions. This study aims to analyze the irrigation asset inventory process, identify challenges encountered, and formulate strategies for improving the asset recording system. A qualitative descriptive approach with a case study method was employed in the Terantang peatland irrigation area. Data were collected through field surveys, interviews with the River Basin Agency and Water User Farmer Association members, and policy document analysis. The findings indicate that asset recording is still conducted manually and is not yet integrated into a digital system, leading to delays in data updates. The main challenges in asset inventory include limited human resources, difficult area accessibility, and a lack of coordination among stakeholders. The study underscores the need for innovation in inventory methods, particularly by adopting Geographic Information System (GIS) technology and drones to enhance recording accuracy. Strengthening human resource capacity and optimizing inter-agency coordination is essential to ensure a more efficient and transparent asset recording system. The study highlights the importance of reforming irrigation asset management systems to support the sustainability of irrigation infrastructure in peatland areas.
Perencanaan Pengembangan Aset Fasilitas Berdasarkan Quality Of Urban Open Spaces Pada Alun-Alun Leles Angestiwi, Tiafahmi; Purwihartuti, Koernia; Fauzi, Arya Dahlan Akhmad
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i2.46301

Abstract

ABSTRAKAlun-Alun Leles salah satu Ruang Terbuka Publik dalam pengelompokan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) yang memiliki berbagai aset fasilitas, berdasarkan penelitian sebelumnya Alun-Alun tersebut sudah tidak representatif sebagai Ruang Terbuka Publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah proyek perencanaan pengembangan. Proyek ini bertujuan untuk merancang pengembangan aset fasilitas berdasarkan dimensi User and activities, Acces and linkage, Comfort and Image, Sociability serta menghitung estimasi biaya untuk pengembangan Alun-Alun Leles. Landasan teori yang di gunakan yaitu Quality of Urban Open Spaces. Metode yang diterapkan dalam proyek ini adalah metode deskriptif, dengan mengandalkan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan benchmarking. Adapun teknik analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kuantitatif. Hasil proyek ini meliputi: (1) rencana pengembangan aset berupa pembongkaran, pembangunan, dan pengadaan. Berdasarkan dimensi user and activities pada area berdagang , fasilitas olahraga, dan toilet. Dimensi access and linkage pada akses masuk serta area jalur pejalan kaki. Dimensi comfort and linkage pada fasilitas tempat duduk, penerangan, tempat sampah, serta set tempat sampah. Pada dimensi sociability rencana pengembangan pada area lapangan upacara dan alat bermain anak; (2) Estimasi rencana pengembangan sebesar Rp.7.920.217.000.- pada tahun 2025. Adapun rincian biaya pembongkaran sebesar Rp.50.227.000, biaya pembangunan sebesar Rp.4.414.300.000 serta pengadaan fasilitas Rp.3.354.690.000. Rencana pengembangan yang dirancang dapat meningkatkan kualitas fungsi alun-alun sebagai ruang publik terutama sebagai aktivitas sosial budaya melalui penyediaan fasilitas inklusif serta memberikan kesan positif kepada seluruh penggunanya berdasarkan prinsip Quality of Urban Open Space.Kata Kunci: Perencanaan Pengembangan Aset Fasilitas, Alun-Alun, Ruang Terbuka Publik, Quality of Urban Open Spaces                                                                    ABSTRACT                 Alun-alun Leles is one of the Public Open Spaces categorized as Non-Green Open Space (RTNH) that contains various facility assets. Based on previous research, the square is no longer representative as a Public Open Space that can be fully utilized by the community. Therefore, a development planning project needs to be carried out.This project aims to design the development of facility assets based on the dimensions of User and Activities, Access and Linkage, Comfort and Image, Sociability, as well as to estimate the cost for the development of Leles Town Square. The theoretical foundation used is the Quality of Urban Open Spaces. The method applied in this project is the descriptive method, relying on primary and secondary data obtained through observation, interviews, documentation studies, and benchmarking. Data analysis techniques employ both quantitative and qualitative approaches. The results of this project include: i) Development plan of assets in the form of demolition, construction, and procurement User and Activities dimension: development of trading areas, sports facilities, and toilets. Access and Linkage dimension: improvement of entrance access and pedestrian pathways. Comfort and Image dimension: development of seating facilities, lighting, trash bins, and trash bin sets. Sociability dimension: development of the ceremonial field and children’s playground equipment. ii) Estimated development cost of IDR 7,920,217,000 in 2025, consisting of: Demolition cost: IDR 50,227,000, Construction cost: IDR 4,414,300,000 and facility procurement: IDR 3,354,690,000. The proposed development plan can enhance the quality and function of the town square as a public space, particularly as a venue for socio-cultural activities, through the provision of inclusive facilities and by creating a positive impression for all its users based on the principles of Quality of Urban Open Space.Keyword : Facility Asset Development Planning, Alun-Alun Leles, Public Open Space, Quality of Urban Open Spaces 
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH 12 LANTAI chamzawi, chamzawi; wibowo, kartono; sumirin, sumirin
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i2.45178

Abstract

ABSTRAK Pembangunan Gedung Perkuliahan sebagai bagian dari Proyek Infrastruktur sering menghadapi tantangan Efisiensi Biaya dan Waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Value Engineering (VE) sebagai pendekatan sistematis dalam mengurangi biaya proyek Pembangunan Gedung Kuliah 12 lantai dengan luas total 24.000 m² dan nilai anggaran sebesar Rp.164.668.171.695,00. Fokus penelitian ini adalah pada pekerjaan struktur, khususnya elemen Plat Lantai yang dinilai memiliki potensi penghematan tertinggi tanpa mengganggu sistem struktur utama bangunan. Metode penelitian meliputi analisis dokumen proyek, wawancara, serta kajian terhadap alternatif desain berbasis VE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Hollow Core Slab (HCS) sebagai pengganti Plat Beton Bertulang Konvensional dapat mengurangi biaya sebesar Rp3.492.288.479,00 atau 18,14% dari desain awal, serta mempercepat waktu pelaksanaan hingga 53 hari atau 21,03%. Penelitian ini merekomendasikan penerapan VE secara sistematis pada proyek konstruksi serupa untuk mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan efisiensi proyek. Penelitian ini memberikan kontribusi keilmuan pada wawasan praktis dan teoretis mengenai penerapan VE dalam konteks proyek pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk implikasi terhadap regulasi dan praktik konstruksi lokal. Mengevaluasi efisiensi penggunaan Hollow Core Slab (HCS) sebagai alternatif elemen plat lantai dalam proyek gedung pendidikan tinggi bertingkat tinggi di Indonesia.  Temuan ini selaras dengan prinsip tata ruang yang mengedepankan optimalisasi penggunaan lahan dan efisiensi ruang vertikal, khususnya di kawasan perkotaan padat, sehingga dapat menjadi referensi dalam penyusunan kebijakan zonasi pendidikan berbasis konstruksi berkelanjutanKata Kunci: Value Engineering, Efisiensi Biaya, Efisiensi Waktu, Proyek Konstruksi, Hollow Core Slab ABSTRACTThe construction of university buildings, as part of infrastructure development projects, often encounters challenges related to cost and time efficiency. This study aims to analyze the application of Value Engineering (VE) as a systematic approach to reduce the overall budget of a 12-story university building project with a total floor area of 24,000 m² and a budget of IDR 164,668,171,695. The research focuses on the structural works, particularly the floor slab component, which is considered to have the highest potential for savings without compromising the integrity of the main structural system. The methodology involves project document analysis, interviews, and evaluation of VE-based alternative designs. The findings reveal that substituting the conventional reinforced concrete slab with a Hollow Core Slab (HCS) can reduce costs by IDR 3,492,288,479 or 18,14% of the original design and shorten the construction duration by up to 53 days or 21.03%. This study recommends the systematic application of VE in similar construction projects to optimize resource utilization and improve project efficiency. The research offers both practical and theoretical contributions to the discourse on VE implementation in higher education building projects in Indonesia, including implications for national construction regulations and practices. It also evaluates the efficiency of HCS as an alternative floor slab system in high-rise educational facilities. These findings align with spatial planning principles that emphasize optimal land use and vertical space efficiency, especially in dense urban areas, and may serve as a reference for developing sustainable, construction-based zoning policies for educational areas.Keywords: Value Engineering, Cost Efficiency, Time Efficiency, Construction Project, Hollow Core Slab
Analisis Aktivitas Industri dan Konsekuensinya Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi (Studi Kasus di Kecamatan Bua, Luwu) Faradillah, Nursyamsi Ardy; Syam AS, Nur; Handayani, Risma; Risnawati, Risnawati
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i2.47513

Abstract

ABSTRACTIndustry is one of the key sectors contributing to regional development and growth. The expansion and intensification of industrial activities inevitably affect the surrounding environment. This study aims to examine the level of spatial activity around the industry and to assess both the positive and negative impacts of industrial activities on the physical environment, social, and economic conditions. A quantitative descriptive method was employed, combining spatial analysis using GIS and Likert-scale assessments. The findings indicate that the level of spatial activity development between 2021 and 2024 is categorized as moderate, with a growth rate of 3.95%. The impacts of industrial activities on the surrounding environment were recorded at 69.65% for the social dimension, 75.63% for the economic dimension, and 53.66% for the environmental dimension. Overall, the industrial impacts were categorized as moderate, with an average of 66.31%. The positive impacts include increased employment opportunities and household income, rising land values, local economic growth through the emergence of small businesses, improved public infrastructure, enhanced social interaction, and a greater sense of security in the community. On the other hand, negative impacts consist of air pollution, noise disturbance, and concerns over potential long-term environmental degradation. The policy implications of this study highlight the need to balance economic growth, social cohesion, and environmental sustainability in order to achieve sustainable development.Keywords: Industrial Impact, Land Use Change, Socio-Economic impacts, Environmental Sustainability ABSTRAKIndustri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu wilayah. Perkembangan dan peningkatan aktivitas sektor industri akan berdampak terhadap lingkungan disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas ruang di sekitar industri dan dampak aktivitas indusri baik dampak positif maupun negatif berdasarkan kondisi fisik lingkungan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial GIS dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan aktivitas ruang dari tahun 2021-2024 tergolong sedang dengan persentase 3,95%. Dampak aktivitas industri terhadap lingkungan sekitar pada aspek sosial sebesar 69,65%, aspek ekonomi sebesar 75,63% dan aspek lingkungan sebesar 53,66%. Secara keseluruhan dampak aktivitas industri tersebut dikategorikan sedang dengan persentase 66,31%. Aktivtas industri tersebut memberikan dampak positif diantaranya meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat, meningkatnya harga lahan, pertumbuhan ekonomi lokal melalui munculnya usaha baru, perbaikan infrastruktur umum, tumbuhnya interaksi sosial yang lebih dinamis dan peningkatan rasa aman disekitar industri. Sedangkan dampak negatifnya mencakup pencemaran udara dan kebisingan yang dirasakan oleh sebagian besar responden. Selain itu, adanya kekhawatiran degradasi lingkungan jangka panjang. Implikasi kebijakan dalam penelitian ini menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, keharmonisan sosial, dan keberlanjutan lingkungan guna mencapai pembangunan berkelanjutan. Kata kunci: Dampak Industri, Perubahan Tata Guna Lahan, Dampak Sosial Ekonomi, Keberlanjutan Lingkungan
Implementasi Analisis Perencanaan Kebutuhan dan Penataan Ruang Parkir di RSUD Gambiran Kota Kediri Suwandrianto, Dedik; Adi, Henny Pratiwi; Poedjiastoeti, Hermin
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i2.45424

Abstract

ABSTRAKRSUD Gambiran Kota Kediri mengalami peningkatan jumlah pengunjung, pasien, dan staf yang berdampak pada kebutuhan ruang parkir, khususnya kendaraan roda empat. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan antara kapasitas parkir eksisting dan volume kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan parkir dan menilai efisiensi penataan ruang guna merumuskan solusi perbaikan yang tepat. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan studi kasus. Data diperoleh melalui survei primer terhadap volume, durasi, indeks parkir, dan turn over kendaraan, serta data sekunder dari sistem parkir otomatis dan denah area parkir. Analisis dilakukan berdasarkan perhitungan Satuan Ruang Parkir (SRP) dan evaluasi efisiensi tata letak. Selama empat bulan pengamatan, tercatat volume harian rata-rata kendaraan roda dua sebanyak 1.020 unit dan roda empat 153 unit. Kapasitas parkir sepeda motor sebanyak 490 petak dinilai mencukupi dengan indeks parkir maksimum 4,5 dan turn over 0,81. Namun, kapasitas parkir mobil sebanyak 194 petak tidak memadai, dengan indeks parkir 7,5 dan turn over 1,54, terutama pada jam sibuk pukul 07.00–10.00 dan 15.00–18.00. Rekomendasi mencakup penambahan 192 petak mobil di lahan kosong sisi barat, penataan ulang layout dengan pola 45°, serta pembangunan gedung parkir bertingkat. Strategi ini diproyeksikan meningkatkan efisiensi ruang parkir hingga 30% dan mencukupi kebutuhan hingga tahun 2030. Penelitian ini berkontribusi dalam perencanaan transportasi fasilitas publik dengan mengusulkan pendekatan kuantitatif berbasis SRP dan tingkat perputaran parkir untuk meningkatkan efisiensi ruang parkir di kawasan padat lalu lintas.Kata Kunci: Efisiensi, Parkir, Penataan, Sattuan Ruang Parkir (SRP), Turn Over ABSTRACTRSUD Gambiran Kota Kediri has experienced an increase in the number of visitors, patients, and staff which has an impact on the need for parking spaces, especially four-wheeled vehicles. This condition causes an imbalance between existing parking capacity and vehicle volume. This study aims to analyze parking demand and assess the efficiency of spatial arrangement in order to formulate appropriate improvement solutions. The method used is descriptive quantitative approach with case study. Data was obtained through a primary survey of volume, duration, parking index, and vehicle turnover, as well as secondary data from automated parking systems and parking area plans. Analysis was conducted based on the calculation of Parking Space Units (SRP) and evaluation of layout efficiency. During the four months of observation, the average daily volume of two-wheeled vehicles was 1,020 units and 153 units of four-wheeled vehicles. The motorcycle parking capacity of 490 plots is considered sufficient with a maximum parking index of 4.5 and turnover of 0.81. However, the car parking capacity of 194 plots is inadequate, with a parking index of 7.5 and a turnover of 1.54, especially during the peak hours of 07.00-10.00 and 15.00-18.00. Recommendations include the addition of 192 car plots in the vacant lot on the west side, rearrangement of the layout with a 45° pattern, and construction of a multi-storey parking structure. This strategy is projected to increase parking space efficiency by 30% and meet demand until 2030.Keywords: Efficiency, Parking, Arrangement, Parking Space Units (PSU), Turn Over