cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Pola Penggunaan Gawai pada Anak dengan Gangguan Bahasa Ekspresif di RSUD Al-Ihsan Bandung Mayka Adisti Yunus; R. Anita Indriyanti; Miranti Kania Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11187

Abstract

Abstract. Based on data from the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), children generally spend about eight hours a day watching digital screens. The World Health Organization (WHO) recommends screen time of no more than one hour for children between the ages of two and four. Language disorders are often associated with high screen time. This study aims to determine the description of demographic characteristics and patterns of device use in children with expressive language disorders at Al Ihsan Bandung Hospital. This study is descriptive in nature with research subjects of children who have expressive language disorders at Al Ihsan Hospital who meet the inclusion criteria. The results of this study indicate that most pediatric patients with language disorders at Al-Ihsan Bandung Hospital in 2023 are children who use 2 types of devices (46.7%) with the most frequently used device is television (100%) and the duration of use is included in the long category (>60 minutes) (93.3%). All children with expressive language disorders at Al-Ihsan Bandung Hospital have a history of excessive device use. The higher the use of devices in children will affect the development of language in children. Abstrak. Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak umumnya menghabiskan waktu sekitar delapan jam sehari untuk menonton layar digital. World Health Organization (WHO) merekomendasikan screen time tidak lebih dari satu jam untuk anak antara usia dua dan empat tahun. Gangguan berbahasa sering kali dikaitkan dengan screen time yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi dan pola penggunaan gawai pada anak dengan gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al Ihsan Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan subjek penelitian anak yang memiliki gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al Ihsan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien anak dengan gangguan bahasa di RSUD Al-Ihsan Bandung Tahun 2023 adalah anak yang menggunakan 2 jenis gawai (46.7%) dengan gawai yang paling sering digunakan adalah televisi (100%) dan durasi penggunaan termasuk dalam kategori lama (>60 menit) (93.3%). Seluruh anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al-Ihsan Bandung memiliki riwayat penggunaan gawai yang berlebihan. Semakin tingginya penggunaan gawai pada anak maka akan mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak.
Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Stres Akademik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba Yesi Novita; Caecielia Makaginsar; Meta Maulida Damayanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11193

Abstract

Abstract. Medical students who have just entered the educational level at the university often encounter many changes compared to their time in high school (SMA), making them susceptible to academic stress. Achievement motivation is beneficial in reducing academic stress among students. This study aims to determine the relationship between achievement motivation and academic stress among students in the Faculty of Medicine at the Islamic University of Bandung. The research methods used is descriptive analysis, with a cross sectional observational design and the data analysis used is univariate and bivariate analysis with chi-square. The sampling in this study used random sampling technique, and a total of 118 students were obtained who met the inclusion criteria. The results of research using SPSS software show that the majority of respondents have a moderate level of achievement motivation, accounting for 87.3%, and a very severe level of academic stress, accounting for 36.4%. Statistical analysis resulted in a contingency coefficient (CC) value of 0.529 with a p-value of 0.001 (P<0.05), indicating a significant positive relationship between achievement motivation and academic stress. The conclusion of this study indicates that the higher the achievement motivation, the higher the academic stress among students; conversely, the lower the achievement motivation, the lower the academic stress among first-year students in the Faculty of Medicine at the Islamic University of Bandung. The high achievement motivation in students is caused by their desire to obtain good grades, requiring greater effort to realize these aspirations. This is what contributes to the increase in academic stress among students. Abstrak. Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang baru memasuki tingkat pendidikan di universitas, mendapati banyak perubahan dibandingkan waktu di Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga rawan terkena stres. Motivasi berprestasi bermanfaat untuk mengurangi stres akademik mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan motivasi berprestasi dan stres akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan desain observasional jenis cross sectional dan analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling dan didapat sampel sebanyak 118 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian dengan analisis menggunakan software SPSS menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat motivasi berprestasi sedang sebanyak 87,3% dan tingkat stres akademik sangat berat sebanyak 36,4%. Hasil analisis statistik diperoleh nilai koefisien kontingensi (CC) sebesar 0,529 dengan p-value sebesar 0,001 (P<0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan stres akademik. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi stres akademik mahasiswa, demikian pula sebaliknya semakin rendah motivasi berprestasi maka semakin rendah stres akademik mahasiswa angkatan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Motivasi berprestasi yang tinggi pada mahasiswa disebabkan karena keinginan mahasiswa untuk memperoleh nilai yang baik, sehingga perlu usaha yang lebih keras dalam mewujudkan keinginan dari mahasiswa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan stres akademik mahasiswa menjadi ikut meningkat.
Peranan Anemia pada Kehamilan terhadap Berat Bayi Lahir Rendah Debi Diantika; Jusuf Sulaeman Effendi; Mira Dyani Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11209

Abstract

Abstract. Based on data from the Indonesian Central Bureau of Statistics, the incidence of anemia among pregnant women in Indonesia is 48.9%. Anemia in pregnancy has the effect of increasing the risk of low birth weight, affecting the delay and inhibition of growth and physical and mental development of children. Low birth weight is a significant determinant of infant mortality and morbidity, leading to short and long-term consequences in later life. This study aims to determine the role of anemia in pregnancy with low birth weight at Al-Ihsan Hospital. This type of research is observational analysis with cross-sectional research method and analyzed using chi-square test. The sample determination used purposive sampling with a total of 350 respondents. The results showed that there was a significant relationship between anemia pregnant women and low birth weight babies at Al-Ihsan Bandung Hospital. Abstrak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia yaitu sebanyak 48,9%. Anemia pada kehamilan berdampak meningkatkan resiko berat bayi lahir rendah, berpengaruh pada keterlambatan dan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak. Berat bayi lahir rendah menjadi faktor determinan yang signifikan untuk kematian bayi, dan morbiditas, yang menyebabkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan anemia pada kehamian dengan berat bayi lahir rendah di RSUD Al-Ihsan. Jenis penelitian ini adalah analisis observasional dengan metode penelitian menggunakan cross-sectional dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 350 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna ibu hamil anemia dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Al-Ihsan Bandung.
Gambaran Faktor Risiko Status Gizi dan Riwayat Kejang Keluarga pada Anak Kejang Demam di RS Al Islam Bandung periode 2021–2022 Andika Ilham Rahmadi Prianza; Herry Garna; Buti Azfiani Azhali
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11226

Abstract

Abstract. Febrile seizures are seizures in children aged 6-60 months (peak 12–18 months) and are triggered by a body temperature of 38°C (100.4°F) or higher, which is not the result of CNS infection or metabolic imbalance, and occurs without a previous history of febrile seizures. Febrile seizures have various risk factors, one of which can be seen from nutritional status and family history of seizures. This study aims to determine the risk factors for nutritional status and family history of seizures in children with febrile seizures at Al Islam Hospital Bandung for the 2021-2022 period. Researchers used descriptive methods with total sampling techniques in sampling and calculated the frequency distribution. The population selected in this study were inpatients/outpatients/polyclinics/ICU pediatric patients aged 6 months-5 years who were diagnosed with febrile seizures based on medical record data. With the sampling technique, namely total sampling, the number of research samples obtained was 184 children. The results of this study are: (1) The nutritional status of children with febrile seizures mostly had normal nutritional status (-2 to 2) as much as 52.2%, underweight nutritional status (-3 to <-2) as much as 24.5%, very underweight nutritional status (<-3) as much as 22.3%, and obese nutritional status (>2) as much as 1.0%; (2) Most children with febrile seizures did not have a family history of seizures compared to having a family history of seizures (77.7% versus 22.3%). Abstrak. Kejang demam adalah kejang pada anak usia 6–60 bulan (puncaknya 12–18 bulan) dan dicetus oleh suhu badan 38°C (100,4 ° F) atau lebih tinggi, yang bukan merupakan hasil infeksi SSP atau ketidakseimbangan metabolisme, dan terjadi tanpa adanya riwayat kejang demam sebelumnya. Kejang demam memiliki faktor risiko yang bervariasi salah satunya dapat dilihat dari status gizi dan riwayat kejang keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko status gizi dan riwayat kejang keluarga pada anak kejang demam di RS Al Islam Bandung periode 2021–2022. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling dalam pengambilan sampel dan dihitung distribusi frekuensinya. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pasien anak rawat inap/jalan/poliklinik/IGD usia 6 bulan–5 tahun yang didiagnosis kejang demam berdasarkan data rekam medik. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 184 anak. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Status gizi anak kejang demam sebagian besar memiliki status gizi normal (-2 s.d. 2) sebanyak 52,2%, status gizi kurus (-3 s.d. <-2) sebanyak 24,5%, status gizi sangat kurus (<-3) sebanyak 22,3%, dan status gizi gemuk (>2) sebanyak 1,0%; (2) Sebagian besar anak kejang demam tidak mempunyai riwayat kejang keluarga dibanding dengan mempunyai riwayat kejang dalam keluarga (77,7% versus 22,3%).
Hubungan Antara Faktor Sosioekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Cimahi Tengah Dhania Dwintantika; Ratna Dewi Indi Astuti; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11236

Abstract

Abstract. Toddlers are short if the z-score is below -2SD and very short if -3SD. Central Cimahi District is the area with the largest stunting rate in the city of Cimahi. The purpose of the study was to determine the relationship between socioeconomic factors and the incidence of stunting in toddlers in Central Cimahi. This study is a quantitative study, with observational analytical methods using a comparative cross sectional design. The number of samples was 30 for cases and 30 for control using a 2-proportion difference test taken through purposive sampling. Data was taken by giving a questionnaire containing 18 questions. Research site at Posyandu Karang Mekar in March – November 2023. Inclusion criteria included families with children younger than 5 years old and parents willing to be the subjects of the study. Exclusion criteria include children who have disorders such as congenital defects in organs and children who have chronic diseases. Data analysis of this study used Chi-square. The results showed maternal education (p=0.033), father's job (p=0.037), mother's job (p=0.020), father's income (p=0.015), and mother's income (p=0.021). In conclusion, there is a relationship between the mother's education level, father's job, mother's job, father's income and mother's income with the incidence of stunting in Central Cimahi. Family socioeconomic factors have an important role in the incidence of stunting. Abstrak. Balita pendek jika z-score di bawah -2SD dan sangat pendek jika -3SD. Kecamatan Cimahi Tengah merupakan daerah dengan angka stunting terbesar di kota Cimahi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor sosioekonomi dengan kejadian stunting pada balita di Cimahi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode analitik observasional menggunakan desain cross sectional comparative. Jumlah sampel sebanyak 30 untuk kasus dan 30 untuk kontrol menggunakan uji beda 2 proporsi yang diambil melalui purposive sampling. Data diambil dengan cara memberikan kuesioner berisi 18 pertanyaan. Tempat penelitian di Posyandu Karang Mekar pada bulan Maret – November 2023. Kriteria inklusi meliputi keluarga yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun dan orangtua yang bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi meliputi anak yang memiliki kelainan seperti cacat bawaan pada organ tubuh dan anak yang memiliki penyakit kronis. Analisis data penelitian ini menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan ibu (p=0,033), pekerjaan ayah (p=0,037), pekerjaan ibu (p=0,020), pendapatan ayah (p=0,015), dan pendapatan ibu (p=0,021). Simpulan, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendapatan ayah dan pendapatan ibu dengan kejadian stunting di Cimahi Tengah. Faktor sosioekonomi keluarga memiliki peran peran penting terhadap kejadian stunting.
Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran Berdasarkan 6 Minute Walk Test M. Azhari Hakim; Rizky Suganda Prawiradilaga; Sadiah Achmad
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11254

Abstract

Abstract. Physical fitness is a person's ability to carry out their daily activities efficiently without producing significant fatigue. Physical fitness is important for medical students to carry out their daily activities that have a busy schedule. This study aims to determine the relationship between nutritional status with fitness level. This study used observational analytic quantitative research with a cross-sectional design. The subjects in this study were active students of the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung in the academic year 2022-2023 as many as 87 people aged 20 to 29 years. Nutritional status data were obtained from anthropometric measurements in the form of body mass indeks and measuring fitness levels using the six minute walk test. Statistical tests used the Spearman correlation test. The results showed that there was a statistically significant relationship between body mass index and fitness level (p=0.013). This result may be due to many other factors that can affect fitness levels such as adequate rest, smoking status, health status, and so on. Abstrak. Kebugaran jasmani ialah kemampuan seseorang dalam melaksanakan aktivitas hariannya dengan efisien tanpa menghasilkan kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani penting bagi mahasiswa kedokteran untuk menjalankan aktivitas hariannya yang memiliki jadwal yang padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain cross-sectional. Subjek pada penelitian ini mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2022-2023 sebanyak 87 orang berusia 20 sampai 29 tahun. Data status gizi diperoleh dari pengukuran antropometri berupa indeks massa tubuh dan pengukuran tingkat kebugaran menggunakan six minute walk test. Uji statistik menggunakan uji spearman correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran (p=0.013). Hasil ini dapat disebabkan karena banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran seperti kecukupan istirahat, status merokok, status kesehatan, dan sebagainya.
Peran Aktivitas Fisik pada Kejadian Persalinan Normal Nazmi Abiyah; Yulianto, Fajar Awalia; Budiman
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11261

Abstract

Abstract. This literature study was conducted to collect literature on the role of physical activity in the normal labour. In this context physical activity plays a central role due to its influence on the labor process. Lack of physical activity in pregnant women can adversely affect the process of pregnancy or the baby in the womb because physical activity can facilitate the delivery of CO2 into the muscles of the uterus so that it becomes strong which leading to spontaneous childbirth and reducing the risk of abnormal labour. This research was conducted using description observational methods with a cross sectional approach. Abstrak. Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan literatur mengenai peranan aktivitas fisik pada kejadian persalinan normal. Dalam konteks ini aktivitas fisik memegang peranan penting karena pengaruhnya terhadap proses persalinan. Kurangnya aktivitas fisik pada ibu hamil dapat berdampak buruk terhadap proses kehamilan ataupun pada bayi dalam kandungannya karena aktivitas fisik dapat memperlancar hantaran CO2 kedalam otot-otot rahim sehingga menjadi kuat yang membuat bayi lahir secara spontan sehingga menurunkan risiko terjadinya persalinan yang tidak normal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasional deskriptif pendekatan case control.
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan ASI Lanjutan dengan Status Gizi pada Anak Usia 2 Tahun di Puskesmas Cimahi Selatan Ahnaf Yemina Putri; Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11272

Abstract

Abstract. The nutritional status of children aged less than five years in Indonesia is quite high. Nutritional status is influenced by nutritional intake and socioeconomic factors. Exclusive breastfeeding is one of the indicators of nutritional fulfillment. In Indonesia, exclusive breastfeeding still does not meet the national target and there is no further research on continued breastfeeding. In addition, WHO recommends breastfeeding for the first two years of life. The purpose of this study was to look at the picture, analyze the relationship between exclusive breastfeeding and continued breastfeeding with nutritional status, and analyze the difference in body weight of children who received exclusive breastfeeding and continued breastfeeding for up to 2 years. This study was an observational analytic with a cross sectional approach. The calculation method used to determine the relationship was the Chi square test and to determine the difference was the Mann-Whitney U test. The subjects of this study were children aged 2 years old (24-25 months) in the weighing period of February 2023 at the South Cimahi Health Center with a total subject of 74 children. The results showed that there was no significant relationship between exclusive breastfeeding classified into exclusive breastfeeding and not exclusive breastfeeding with nutritional status classified into poor nutrition and good nutrition (P=0.156). The results of this study also showed no association between continued breastfeeding until the age of 2 years classified into continued breastfeeding until 2 years and not continued breastfeeding (P=0.156). Abstrak. Permasalahan status gizi pada anak usia kurang dari lima tahun di Indonesia cukup tinggi. Masalah status gizi dipengaruhi oleh faktor asupan nutrisi dan sosioekonomi. Pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu indikator dalam pemenuhan gizi. Di Indonesia, pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target nasional dan pemberian ASI lanjutan tidak terdapat adanya penelitian lebih lanjut. Selain itu, WHO merekomendasikan untuk memberikan ASI selama dua tahun pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan lanjutan dengan status gizi pada anak usia 2 tahun. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan hubungan adalah uji Chi square. Subjek penelitian ini adalah anak usia 2 tahun (24-25 bulan) pada bulan penimbangan periode Februari 2023 di Puskesmas Cimahi Selatan dengan jumlah subjek 74 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif yang digolongkan menjadi ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif dengan status gizi yang digolongkan menjadi gizi buruk dan gizi baik (P=0,156). Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara pemberian ASI lanjutan hingga usia 2 tahun yang digolongkan menjadi ASI lanjutan hingga 2 tahun dan tidak ASI lanjutan hingga 2 tahun dengan status gizi (P=0,746). Hal tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain yang menentukan status gizi anak yang tidak di teliti dalam penelitian ini. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah makanan pendamping ASI.
Gambaran Frekuensi Kualitas Tidur dan Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Ghin Ghin Anugrah; Ike Rahmawaty Alie; Sadeli Masria
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11288

Abstract

Abstract. Sleep is defined as a condition when the body experiences active unconsciousness. When sleeping, the brain experiences a phase of relative rest. However, the brain remains reactive to internal stimuli. Sleep needs that are not met will cause psychological and physical disorders. Physical fitness is an individual's ability to carry out daily activities with physical exertion without causing excessive fatigue and still having the energy to spend time relaxing or doing urgent work. Students who have a good level of fitness will be able to carry out daily activities well and can even improve in carrying out these activities. The aim of this research was to determine the frequency of sleep quality and fitness level of students at the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung. This research was conducted using quantitative analysis methods and a cross sectional approach using total sampling technique. Data collection was carried out using the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to assess sleep quality and the Harvard Step Test method to measure fitness level. The research results were tested using Spearman test analysis obtained from 42 students of the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University. The research results showed that there were 11 respondents with good sleep quality (26.2%) and 32 respondents with poor sleep quality (73.8%). The most subjects were those with very poor fitness levels with 17 subjects (40.5%) and 2 subjects with good fitness levels (4.8%). Abstrak. Tidur didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika tubuh mengalami ketidaksadaran aktif. Ketika tidur, otak mengalami fase istirahat relatif. Meskipun, otak tetap reaktif pada suatu rangsangan internal. Kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi akan menimbulkan gangguan psikologi juga fisik. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seorang individu beraktivitas sehari-hari dengan pembebanan fisik tanpa menimbulkan rasa lelah yang berlebih dan tetap memiliki tenaga untuk mengisi waktu santay atau melakukan pekerjaan mendadak. Mahasiswa yang memiliki tingkat kebugaran baik akan mampu menjalan kegiatan sehari-hari dengan baik bahkan dapat terjadi peningkatan dalam menjalani kegiatan tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui frekuensi kualitas tidur dan tingkat kebugaran mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kuantitatif dan pendekatan cross sectional menggunakan teknik pemilihan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur dan metode Harvard Step Test untuk mengukur tingkat kebugaran. Hasil penelitian diuji menggunakan analisis uji Spearman didapatkan dari 42 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Hasil penelitian menunjukan responden dengan kualitas tidur baik berjumlah 11 orang (26,2 %) dan responden dengan kualitas tidur buruk berjumlah 32 orang (73,8%). Subjek paling banyak adalah dengan tingkat kebugaran kurang sekali dengan jumlah subjek sebanyak 17 orang (40,5%) dan subjek dengan tingkat kebugaran baik berjumlah 2 orang (4,8%).
Korelasi Sikap Profesional Dokter dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya Tahun 2023 Nadia Putri Meiliyana; Mia Kusmiati; Raden Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11289

Abstract

Abstract. A doctor who is responsible for providing health services to the community must have a competent attitude, uphold professional ethics, intellectual skills, understand health law, and be committed to community service and professional ethics to maintain his practice. What shows the professional qualities of a doctor are people, work and answering questions, communication and empathy, compassion and kindness. Each hospital truly strives to provide the best value in terms of patient satisfaction, measured based on aspects of expertise, responsiveness, assurance, compassion and what is seen. This research aims to determine the correlation between the professional quality of doctors and patient satisfaction at the Jasa Kartini Tasikmalaya Hospital. Observational research and correlation between risk factors and effects (cross sectional) with sampling using systematic sampling of 161 people obtained through distributing questionnaires was used as the type of research this time. In this study the independent variable is the doctor's expertise while the dependent variable is patient satisfaction. Data analysis uses Spearman rank. The survey results show that the expertise of doctors at Jasa Kartini Tasikmalaya Hospital is at average criteria and the level of patient satisfaction is in the full range. The results of Spearman's analysis showed that there was a significant relationship between doctor expertise and patient satisfaction (p=0.000<0.05). Hospitals are advised to improve the expertise of doctors to improve services and increase patient satisfaction. Abstrak. Seorang dokter yang bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus mempunyai sikap kompeten, menjunjung etika profesi, keterampilan intelektual, memahami hukum kesehatan, dan komitmen terhadap pelayanan masyarakat dan etika profesi untuk mempertahankan praktiknya. Yang menunjukkan kualitas profesional dokter adalah manusia, pekerjaan dan menjawab pertanyaan, komunikasi dan empati, kasih sayang dan kebaikan. Setiap rumah sakit benar-benar berupaya untuk memberikan nilai terbaik dalam hal kepuasan pasien, diukur berdasarkan aspek keahlian, daya tanggap, jaminan, kasih sayang dan apa yang dilihat. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui korelasi kualitas profesional dokter terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Riset observasional dan korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek (cross sectional) dengan pengambilan sampel menggunakan sistematik sampling sebanyak 161 orang yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner digunakan sebagai jenis penelitian kali ini. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah keahlian dokter sedangkan variabel dependennya adalah kepuasan pasien. Analisis data menggunakan rank spearman. Hasil survei menunjukkan bahwa keahlian dokter RS ​​Jasa Kartini Tasikmalaya berada pada kriteria rata-rata dan tingkat kepuasan pasien berada pada kisaran penuh. Hasil analisis Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian dokter dengan kepuasan pasien (p=0,000<0,05). Rumah sakit disarankan untuk meningkatkan keahlian dokter untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan kepuasan pasien.