cover
Contact Name
Anna Kusumawati
Contact Email
ank@polteklpp.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
ank@polteklpp.ac.id
Editorial Address
Jl. Urip Sumoharjo No.1, Klitren, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55222
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP)
Published by Politeknik LPP
ISSN : 2549144X     EISSN : 28290062     DOI : 10.54387
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Pengelolaan Perkebunan menerima naskah artikel yang berhubungan dengan pengelolaan agroindustri perkebunan meliputi bidang budidaya tanaman, industri pengolahan, perawatan mesin industri dan akuntansi bidang perkebunan.
Articles 36 Documents
Evaluasi Kinerja Stasiun Penguapan Ditinjau dari Efisiensi Penggunaan Uap di PT. PG Rajawali II, Unit PG. Sindang Laut Cirebon Rika Wulandari; Lestari Hetalesi Saputri
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.2

Abstract

The evaporation station has an important role in the sugar factory. This station aims to concentrate the sugar solution until it reaches its saturation point (± 60% Brix), so that the process of forming sugar crystals at the cooking station becomes easier. However, the evaporation station also contributes to the highest sucrose inversion compared other stations. Sugar solution (sucrose) is resistant to high temperatures, long periods of time, and low pH. Therefore, it is necessary to evaluate the evaporation station. To reduce the risk of sucrose inversion in the evaporation station, the sugar solution is heated in a pressure vessel (vacuum). Vacuum conditions can lower the boiling point of juice. Performance evaluation of evaporation station is measured by the total temperature drop (ΣΔT). The temperature drop is influenced by the distribution of pressure and temperature in evaporation, as well as the evaporation rate. The values of the parameters are compared with the literatures. The standard for the value of ΣΔT is 40, while the standard evaporation rate for the quadruple effect evaporation system with bleeding is 26 kg/(m2.hour). The results of the evaluation show that the highest ΣΔT value is 40.96 and the evaporation rate is 24.5 kg/(m2.hour), so it can be concluded that the operational condition of the evaporation station at PG Sindang Laut Cirebon is quite good. The evaporation system is also quite efficient. However, the evaporation rate is still categorized as inefficient
Respon pertumbuhan bibit tebu pada pemberian pupuk organik cair asal nasi basi Andrea Surya Priyatma; Rina Ekawati
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.505 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan dosis dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC) asal limbah nasi basi terhadap bibit tebu asal budchip. Penelitian dilaksanakan di Kebun Praktek Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah perbedaan dosis POC asal limbah nasi basi yang terdiri dari lima perlakuan, yaitu: kontrol, 40, 60, 80, dan 100 mL. Faktor kedua adalah waktu pemberian POC nasi basi yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu: 1 kali (0 Minggu Setelah Tanam/MST), 2 kali , 3 kali, dan 4 kali. Terdapat 20 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 60 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian POC asal limbah nasi basi dan frekuensi waktu pemberian POC yang berbeda terhadap semua peubah pengamatan, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar dan komponen biomassa tanaman (bobot basah dan kering tajuk dan akar). Pemberian POC asal limbah nasi basi dengan dosis yang berbeda secara tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan panjang akar bibit tebu. Frekuensi waktu pemberian POC yang berbeda secara tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun bibit tebu asal budchip. Pemberian 60 mL/tanaman POC nasi basi menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, diameter batang yang lebih besar, dan panjang akar yang terpanjang dibandingkan perlakuan kontrol.
Pengaruh Sifat Kimia Tanah terhadap Produktivitas Tebu (Saccharum officinarum L.) Mohammad Sujai Mualif; Anna Kusumawati
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sifat kimia tanah terhadap produktivitas tanaman tebu. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dan metode analisa dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi, korelasi dan ANOVA.  Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil sampel tanah pada 4 lokasi penelitian, beserta dengan tinggi tanaman dan diameter batang. Produktivitas tebu didapatkan dari data sekunder PG. Madukismo. Pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan diameter batang tebu tertinggi didapatkan pada Lokasi II dan memberikan produktivitas tebu tertinggi dibandingkan dengan lokasi penelitian lain meskipun tidak berbeda nyata. Produktivitas tanaman tebu dipengaruhi oleh keragaan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan diameter batang. Sifat tanah terutama pH, bahan organik, kandungan hara P dan K tersedia memiliki hubungan yang cukup kuat dan positif terhadap produktivitas tanaman tebu yang ditanam. Pemberian tambahan hara atau pengelolaan lahan sebaiknya dilakukan spesifik lokasi agar menghasilkan hasil yang optimal.
Stevia rebaudiana Bertoni M. Under Stress Condition: An Environmental Case Dian Pratama Putra; Prasanto Bimantio; Amallia Ferhat; Nanda Satya Nugraha
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.6

Abstract

The importance of sugar makes every household life must have these sweeteners to meet daily needs. Stevia has several advantages including the level of sweetness that reaches 100-200 the sweetness of sugar cane and low calorie so safe to be consumed by diabetics and obesity. The possibilities of plants to grow on soil properties and fertility become an important issue in agricultural cultivation systems. In the case study conducted, this study looked at 4 behaviors that characterize the relationship between soil and Stevia, the relation was: (1) the condition of the soil and plants when water is lacking, (2) the condition of plants lacking nutrients, (3) differences in the type of soil and (4) conditions that contradict the growing conditions of Stevia. Data taken included: soil moisture content, soil NPK element content, plant and soil appearance descriptively and plant stevioxide content under stress conditions. The result stevia under stress conditions must be watered as much as 250 ml/day if below that the plant will wither in 1 week and if more than that the plant will experience root rot. Stevia which lacks nutrition when under stress will flower 1 month faster than usual, a condition where there are nutrients but high temperatures will trigger the wilt of stevia stems even though it has been watered 250 ml/day. This study also looked at the reaction of plants to different types of soil, where soils with more Stevia clay texture produce more leaves than those planted on sandy-textured soils. 
Pengaruh free cash flow, operating cash flow dan devidend payout ratio terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunan di indonesia Suwandhi Suwandhi; Dyah Puspasari
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.7

Abstract

Informasi dari pihak manajemen sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan investasi bagi investor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh free cash flow, operating cash flow, dan dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari return saham. Untuk menjelaskan pengaruh tersebut, metode pengumpulan data menggunakan sampel penelitian perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2015, 2016, dan 2017 yang mempublikasikan laporan keuangannya serta membagikan dividen pada periode tahun tersebut. Pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda (moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Free Cash Flow dan Operating Cash Flow terhadap Nilai Perusahaan pada peruhaan perkebunan di Indonesia, serta ada pengaruh yang signifikan antara Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para praktisi untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Bagi akademisi untuk menjelaskan bagaimana pengaruh Free Cash Flow,  Operating Cash Flow, Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan.
Pendugaan laju run off dan infiltrasi dengan rainfall simulator sederhana pada berbagai kondisi tanah Andisol di perkebunan teh Restu Wulansari; Erdiansyah Rezamela; Augusthyne Chrismonera N.P.L
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.9

Abstract

Many tea plantations are planted on several slopes, this has the potential for soil erosion.  Eroded soil will cause a decrease in soil fertility and tea plant productivity. The ability of the soil in tea plantations needs to be tested against the run-off rate in laboratory experiments using a tool called a simple rainfall simulator (simulation of artificial rain). The study used a factorial randomized block design consisting of 2 factors, factor 1 (soil media) and factor 2 (rainfall) with 3 replications. Observation parameters are run off rate and infiltration volume. The results showed that the interaction of soil media with rainfall significantly affected the run off rate. Rainfall intensity >100 mm with andisol soil + manure showed a run off rate of 77% higher than andisol soil. The less land cover on the soil media, the higher the run off rate. In the treatment of andisol soil + manure gave the lowest infiltration volume. The denser the land cover vegetation and organic matter content, the more effective it is in protecting the soil surface from erosion because it can increase water absorption by the soil.
Pemanfaatan Gulma Senduduk (Melastoma malabathricum) sebagai Bioherbisida untuk Pengendalian Gulma secara Pra Tumbuh Vira Irma Sari; Renaldi Ramadhan
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.08 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.10

Abstract

Gulma senduduk adalah salah satu gulma dominan yang ditemukan di areal budidaya tanaman, sehingga juga menyebabkan limbah gulma meningkat. Pemanfaatan limbah gulma ini perlu dilakukan agar limbah tidak mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Penggunaan herbisida yang umumnya digunakan mulai dikurangi karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Bioherbisida pra tumbuh menjadi alternatif pengendalian gulma preventif yang ramah lingkungan dan mampu mematikan biji-biji gulma yang akan berkecambah. Gulma senduduk mengandung senyawa alelokimia yang dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alternatif bioherbisida, melihat pengaruhnya terhadap daya tumbuh gulma dan kondisi fisik tanah, serta mengetahui jenis gulma yang tumbuh di areal budidaya. Penelitian dilaksanakan di areal percobaan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, mulai bulan Januari sampai Februari. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 4 perlakuan yaitu PO (Kontrol), P1 (Herbisida 1%), P2 (Bioherbisida 1 liter), dan P3 (Bioherbisida 2 liter). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% maka dilanjutkan dengan Uji Tuckey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma senduduk belum dapat dijadikan alternatif bahan pembuatan bioherbisida, karena belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap daya tumbuh gulma. Pemberian bioherbisida tidak memberikan perubahan atau kerusakan pada kondisi tanah di areal budidaya. Gulma yang ditemukan di areal pengamatan adalah Asystasia intrusa. 
Karakteristik sifat fisik andisols typic melanudands pada beberapa kemiringan lereng di perkebunan teh gambung, Jawa barat Restu Wulansari; Eko Pranoto; Jonathan Saragih
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.988 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.11

Abstract

Andisols merupakan tanah yang dominan di tanami di perkebunan teh dengan ciri terdapat di dataran tinggi, areal berbukit dengan curah hujan tinggi dan mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Pemahaman yang baik tentang karakteristik tanah di perkebunan teh menjadi kunci untuk menjaga produktivitas teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi sifat fisika tanah pada beberapa kemiringan lereng. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung pada dua pedon dengan koordinat pedon SI (07o08’23.28’’LS-107o29’58,99’BT) dan SII (07o08’22.28’’LS-107o29’59,60’’BT). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified sampling, berdasarkan dua kelas kemiringan yang berbeda (8-15% dan 15-30%). Bahan tanah diambil dari tiap-tiap horison pada semua pedon dan dianalisis sifat fisika tanah. Tekstur tanah pada kedua seri pedon ini adalah bertekstur lempung berpasir dan lempung liat berpasir pada masing-masing horison A dan Bw1. Warna tanah pada kedua pedon adalah coklat kehitaman-coklat gelap. Kedua pedon mempunyai epipedon umbrik, horizon kambik, bahan induk dari batuan andesit, fisiografi lereng vulkanik, rejim temperatur isohipertermik, rejim suhu udik (subordo udand) dan penggunaan lahan berupa tanaman teh dan kina. Profil tanah SI dan SII termasuk ke dalam ordo Andisols dengan subgroup Typic Melanudands.
Analisis kebangkrutan dan mitigasi risiko pada perusahaan perkebunan Aries Budi Widodo; Mahagiyani Mahagiyani
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.061 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.13

Abstract

Analisis kebangkrutan memberikan gambaran masa depan dari perusahaan dengan melihat kinerja masa lampau pada laporan keuangan. kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Sedangkan kesulitan keuangan (financial distress) adalah kondisi likuiditas perusahaan yang terganggu yang menjadi awal kebangkrutan. Faktor penyebab kegagalan usaha perusahaan pada prinsipnya dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu factor internal dan eksternal (Bambang Riyanto,1995). Selain itu, jika dilihat dari analisis kebangkrutan maka factor penyebab kebangkrutan diantaranya adalah: pendapatan yang tidak terpenuhi, biaya yang tinggi sehingga target laba tidak tercapai, tingkat liabilitas tinggi sehingga menjadi beban perusahaan serta asset yang belum optimal dalam mendukung perolehan pendapatan perusahaan. Agar perusahaan dapat menghindarkan diri dari zona kebangkrutan dan juga potensi bencana yang akan muncul maka perusahaan harus melakukan mitigasi pada factor-faktor penyebab kebangkrutan. Sehingga diharapkan kontinuitas perusahaan tetap terjaga dan perusahaan akan going concern.
Pemanfaatan Senyawa Alelokimia dari Gulma Kirinyu (Chromolaena odorata) sebagai Pupuk Organik Cair untuk Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pembibitan Awal Vira Irma Sari; Muhammad Nuril Anwar; Ratih Rahhutami
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.214 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.14

Abstract

Senyawa alelokimia yang terdapat pada gulma umumny dimanfaatkan sebagai biopestisida, namun dengan penggunaan dosis dan konsentrasi yang tepat senyawa tersebut dapat juga dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Potensi tersebut dapat diaplikasikan pada bibit kelapa sawit masa pembibitan awal (pre nursery) karena bibit memerlukan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya. Gulma kirinyu merupakan salah satu gulma dominan di perkebunan kelapa sawit dan mengandung senyawa alelokimia yang tinggi. Keberadaan gulma kirinyu yang melimpah akan sangat baik bila dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair untuk bibit kelapa sawit.   Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alternatif pupuk organik cair serta pengaruhnya terhadap morfologi dan fisiologi bibit kelapa sawit, serta mengetahui kandungan senyawa alelokimia pada pupuk organik cair kirinyu. Penelitian dilaksanakan di areal percobaan Kecamatan Cibitung, Bekasi, mulai bulan November 2020  sampai Maret 2021. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5 perlakuan yaitu PO (Kontrol, tanpa pemberian POC), P1 (POC 5 ml/bibit), P2 (POC 10 ml/bibit),  P3 (POC 15 ml/bibit), dan P4 (POC 20 ml/bibit). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% maka dilanjutkan dengan Uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC kirinyu belum dapat dijadikan alternatif bahan pembuatan pupuk organik cair, karena belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua variabel morfologi dan fisiologi bibit kelapa sawit. Senyawa alelokimia yang terkandung dalam POC dan dosis yang diberikan masih tergolong rendah sehingga belum maksimal mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit. Senyawa alelokimia yang terkandung dalam POC adalah flavonoid 0,144% dan tanin 0,244%.

Page 1 of 4 | Total Record : 36