cover
Contact Name
Erlita Pramitaningrum
Contact Email
majalah2@atk.ac.id
Phone
+628112855885
Journal Mail Official
majalah2@atk.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Wirdjono Prodjodikoro, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul, D.I.Yogyakarta
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
ISSN : 14117703     EISSN : 27462625     DOI : https://doi.org/10.58533/bptkspk.v22i1
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit mencakup beberapa topik mengenai penyamakan kulit (enzim terapan, kimia terapan dan kimia lingkungan), produk samping kulit, teknologi karet, teknologi plastik, pengembangan mesin produksi, teknologi sepatu, dan pengembangan produk kulit yang diterbitkan oleh Politeknik ATK Yogyakarta, Indonesia. Jurnal ini juga mencakup penelitian-penelitian dari multidisiplin ilmu yang lain yang terkait dengan teknologi kulit, karet dan plastik.
Articles 174 Documents
Peningkatan Kualitas Kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator) Wet Blue melalui Proses Pasca Penyamakan Laili Rachmawati; Nais Pinta Adetya; Fadzkurisma Robbika
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.708 KB)

Abstract

Intisari Salah satu jenis kulit reptil yang banyak diperdagangkan di Indonesia adalah kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator). Biawak jenis ini memiliki ukuran tubuh yang besar, sehingga berpotensi dimanfaatkan kulitnya untuk dijadikan sebagai bahan baku produk kulit samak. Perdagangan kulit masih didominasi oleh kulit wet blue, yaitu kulit setengah jadi yang belum diproses lebih lanjut dan cenderung berpotensi untuk mengalamai kerusakan. Proses pasca penyamakan merupakan proses yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kulit wet blue biawak menjadi kulit yang siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk. Tahapan utama proses pasca tanning kulit biawak wet blue jenis Air Asia (Varanus salvator) menjadi kulit biawak crust untuk bahan baku dompet adalah netralisasi, retanning, dyeing dan fatliquoring. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ukuran lebar kulit sebesar 9,79%, kenaikan % cacat kulit sebesar 5,15%, peningkatan daya terima terhadap pegangan kulit dari angka 2,19 menjadi 7,77 serta peningkatan daya terima terhadap warna kulit dari angka 4,13 menjadi 7,61. Disimpulkan bahwa proses pasca penyamakan mampu merubah kulit biawak wet blue menjadi kulit crust sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk.
ANALISIS CACAT HASIL JAHITAN PADA PRODUKSI SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN PETA KENDALI P Jamila; Wawan Budi Setyawan; Ramadhanti Estik Rahayu
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.41 KB)

Abstract

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas produk adalah peta kendali. Peta kendali adalah metode statistik untuk melihat apakah cacat yang terjadi masih terkendali atau di luar kendali (out of control). Salah satu proses dalam produksi sarung tangan adalah proses perakitan (proses menjahit semua komponen sarung tangan). Pada hasil proses stitching produksi sarung tangan di PT XYZ masih ditemukan beberapa produk cacat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah cacat yang terjadi tersebut terkendali atau di luar kendali dengan menggunakan peta kendali P (p-chart) serta memberikan usulan perbaikan. Peta kendali P digunakan untuk banyaknya kesalahan dalam satu unit produk baik untuk jumlah sampel tetap maupun bervariasi/tidak tetap. Berdasarkan dari jumlah sampel yang diamati dan hasil Pareto chart untuk cacat yang paling dominan pada hasil jahitan adalah cacat jahitan meleset (11%) dan jahitan miring (16%). Selanjutnya pada kedua cacat tersebut dilakukan analisis menggunakan peta kendali p dengan hasil yaitu cacat meleset masih terkendali (semua titik cacat berada di bawah batas kendali atas/Upper Control Limit (UCL)) sedangkan untuk cacat jahitan miring ditemukan 1 titik cacat di luar kendali sehingga perlu dilakukan perbaikan. Faktor penyebab jahitan miring dikarenakan teknik menjahit yang kurang tepat dan tidak ada gambar pada Standard Operating Procedure (SOP) proses aradachi. Usulan dalam upaya untuk meminimalisir cacat yang terjadi pada proses stitching yaitu perbaikan teknik proses jahit dan melengkapi SOP proses aradachi.
PENERAPAN ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) PADA TATA LETAK FASILITAS PENGEMASAN DI PT ADI SATRIA ABADI YOGYAKARTA Najunda Septianing Arini; Jamila; Erlita Pramitaningrum
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.494 KB)

Abstract

PT Adi Satria Abadi Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri produk kulit jadi yaitu berupa sarung tangan golf. Di perusahaan tersebut, departemen packing merupakan bagian paling akhir dari proses produksi sarung tangan sebelum akhirnya produk dikirim ke buyer. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan permasalahan yaitu saat pengambilan komponen material packing atau disebut juga dengan proses persiapan pengemasan. Pada proses ini, pemindahan dan pencarian komponen material packing membutuhkan waktu yang lama sehingga mengakibatkan terjadinya pemborosan waktu. Selain itu, pada proses tersebut juga terjadi kesalahan pada kesesuaian size material packing dengan sarung tangan yang akan dikemas. Faktor penyebab lamanya waktu pemindahan dan pencarian komponen material disebabkan oleh penempatan material yang disusun dengan menggabungkan dua fasilitas dalam satu area. Untuk faktor penyebab ketidaksesuaian size sarung tangan dengan size material adalah metode atau urutan prosedur packing. Usulan perbaikan masalah adalah dengan memperbaiki tata letak yaitu memisahkan area penyimpanan karton siap kirim dan area penyimpanan material agar meminimalkan waktu pada saat pencarian material. Area penyimpanan material diletakkan dekat dengan meja packing karena sesuai dengan analisis berdasarkan Activity Relationship Chart (ARC) bahwa kedua area tersebut masuk dalam kategori mutlak, yakni jarak antara fasilitas harus saling berdekatan. Usulan perbaikan tata letak berpengaruh terhadap waktu dan kecepatan persiapan pengemasan. Waktu yang dibutuhkan pada saat persiapan pengemasan akan lebih sedikit dibandingkan tata letak awal. Waktu pada usulan layout terhitung lebih cepat (14,2 detik) dibandingkan waktu yang dibutuhkan pada layout awal (80 detik). Hasil penerapan ARC pada perbaikan tata letak fasilitas departemen packing bertujuan untuk mengetahui jarak perpindahan guna meminimalkan material handling dan derajat hubungan aktivitas produksi yang berlangsung sehingga dapat menghasilkan usulan tata letak fasilitas yang lebih efektif dan efisien.
Sintetis Karbon Aktif dari Limbah Ampas Tebu dengan Aktivasi Kimia menggunakan ZnCl2 Atiqa Rahmawati; Fadzkurisma Robbika
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.939 KB)

Abstract

Ampas tebu merupakan suatu limbah atau residu dari proses penggilingan tebu yang telah diambil niranya. Ketersediaan ampas tebu berdasarkan data dari P3GI sekitar 2991 juta ton pertahun. Sedangkan ampas tebu dari PG Madukismo Yogyakarta menghasilkan sekitar 1400 ton perhari. Salah satu pemanfaatan ampas tebu yaitu digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Adsorben karbon aktif berbahan baku biomassa seperti ampas tebu dapat digunakan sebagai adsorben untuk penyerapan limbah cair, zat warna, dan juga logam berat. Tujuan dari penelitian ini yaitu pemanfaatan limbah ampas tebu untuk dijadikan karbon aktif dengan aktivasi secara kimia. Proses aktivasi secara kimia dalam penelitian menggunakan ZnCl2. Penggunaan ZnCl2 dikarenakan dapat meningkatkan permukaan pori, dapat menghambat pelepasan tar selama karbonasi dan mendukung reaksi kondensasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan proses perendaman karbon dalam larutan ZnCl2 dengan konsentrasi 10%, 30%, dan 50% selama 24 jam. Hasil penelitian sintetis karbon aktif dengan aktivasi kimia memberikan hasil konsentrasi aktivator yang memberikan nilai bilangan iodin tertinggi yaitu pada konsentrasi 10% ZnCl2. Hasil uji bilangan iod pada AC10, AC30, dan AC50 memberikan hasil sebesar 999,972; 988,234; dan 979,034 mg/g berturut - turut, dimana hasil bilangan iod tersebut telah memenuhi SNI 06-3739-1995 tentang arang aktif teknis yang menyebutkan nilai bilangan iod minimum 750 mg/g. Hasil uji kadar air pada karbon aktif yaitu pada AC10 sebesar 7,04%; AC30 7,73%, dan AC50 8,48%. Hasil tersebut juga memberikan hasil yang sesuai dengan SNI 06-3739-1995 yang menyebutkan bahwa kadar air maksimal untuk karbon aktif serbuk sebesar 15%.
Pengaruh Waktu Pemanasan terhadap Kesesuaian Warna dan Tebal Kulit Sintetis berbasis Polivinil Klorida Ahmad Faisal Rosadi; Muh. Wahyu Syabani
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.023 KB)

Abstract

Kulit sintetis pada saat ini semakin banyak digunakan karena memiliki kelebihan proses yang lebih mudah dan biaya produksi rendah. Pembuatannya bahan ini secara umum melibatkan proses pelapisan dan pemanasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemanasan terhadap kesesuaian warna dan tebal kulit sintetis berbahan baku polivinil klorida. Kulit sintetis dibuat menggunakan bahan polimer PVC dengan penambahan aditif plasticizer DOP, filler kalsium karbonat, stabilizer, blowing agent azodicarbonamide dan pigmen. Pencampuran bahan menggunakan laboratory two roll mill pada suhu 160oC sedangkan pemanasan dilakukan pada oven drying dengan suhu 220oC. Ketebalan kulit sintetis divariasikan antara 0.5-2.4 mm dengan selisih tiap sampelnya 0.1 mm, sedangkan warna dibandingkan dengan referensi. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan warna dan tebal yang diinginkan kemudian dicatat. Hasil penelitian menunjukan jika waktu pemanasan yang terlalu lama dapat menyebabkan terjadi reaksi dehidroklorinasi sehingga warna kulit sintetis menjadi lebih gelap. Sedangkan kulit sintetis yang lebih tebal akan membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama. Akan tetapi perlu diperhatikan juga bahwa waktu pemanasan juga berhubungan dengan reaksi dekomposisi azodicarbonamide yang menghasilkan gas dan turut mempengaruhi ketebalan sampel.
Pengaruh Geothermal Silica terhadap Ketahanan Pelarut dari Komposit Karet Ditinjau dari Karakteristik Swelling dan Crosslink Density Muh. Wahyu Syabani; Mertza Fitra Agustian; Wisnu Pambudi; Suharyanto; Warmiati; Muhammad Ikhwan
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.315 KB)

Abstract

Karet jenis poliisoprena, styrene butadiene rubber dan polybutadiene rubber dapat menghasilkan produk karet dengan karakteristik mekanik yang baik dan berbiaya rendah. Akan tetapi, jenis karet tersebut tidak memiliki ketahanan terhadap minyak yang baik. Penggunaan filler dapat memperbaiki kelemahan ini dengan memberikan interaksi antara filler dan karet sehingga memperbaiki struktur jejaring karetnya. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penggunaan as-given geothermal silica (AGS) dan silika komersial dalam jumlah tertentu sebagai filler terhadap nilai swelling dan crosslink density kompon karet. Vulkanisat karet disiapkan menggunakan alat two roll mill dan press molding. Sampel diuji swelling menggunakan dua jenis pelarut pada suhu yang berbeda, yaitu n-Pentana pada suhu kamar dan oli pada suhu 100oC. Nilai crosslink density didekati dengan tiga metode yaitu perhitungan modulus, pendekatan sarkawi dan persamaan flory-rehner. Hasil penelitian menunjukan jika vulkanisat karet yang diperkuat dengan AGS memiliki nilai crosslink density yang lebih tinggi dibandingkan chemisil. Sampel komposit memiliki ketahanan yang baik pada pelarut n-Pentana pada suhu kamar. Akan tetapi, kedua vulkanisat menunjukan nilai swelling yang tinggi saat berkontak dengan oil pada suhu 100oC.
ANALISA KINERJA MESIN JAHIT MANUAL DAN MESIN JAHIT OTOMATIS PADA JAHIT KOMPONEN UPPER SEPATU (STUDI KASUS DI PT XYZ) Wawan Budi Setyawan; Nurwantoro
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.396 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi mesin dalam proses jahit produksi upper sepatu yang didasarkan atas studi kasus di PT XYZ. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi tentang proses jahit komponen sepatu terkait lama proses jahit yang dilakukan, wawancara langsung pada operator terkait proses jahit. Data tambahan diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai sumber terkait dari hasil penelitian sebelumnya. Komponen upper sepatu yang diamati meliputi proses jahit penyambungan quarter, pemasangan strap 1, pemasangan strap 2, pemasangan ornamen toe cap dan pemasangan tongue ke upper. Data waktu yang di ambil adalah dengan mengukur lamanya rerata waktu yang dibutuhkan menjahit komponen tersebut diawal yang dijahit menggunakan mesin jahit otomatis dan mesin jahit manual, dan di hitung dengan pengukur waktu stopwatch . Data penelitian dianalisis menggunakan metode analisis data deskriptif berupa tabel dan grafik perhitungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai efektivitas penggunaan mesin jahit otomatis dibandingkan dengan mesin jahit manual adalah lebih baik dan lebih cepat dan melebihi target yang dirtetapkan perhari. Nilai efektifitas mesin jahit otomatis dalam proses jahit komponen upper sepatu untuk penyambungan quarter mempunyai efektivitas 124%, untuk pemasangn komponen strap 1 164%, untuk pemasangan strap 2 189 %, kemudian pemasangan ornament toe cap 109 % dan pemasangan tongue ke upper sebanyak 129%.
Efektivitas Bahan Pembantu Agen Fiksasi dalam Proses Pewarnaan Kulit Wijayanti; Elis Nurbalia; Nais Pinta Adetya; Tutik Maryati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.075 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bahan pembantu agen fiksasi dalam proses pewarnaaan kulit. Bahan pembantu agen fiksasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah chromosal B, Al2(SO4)3, dan produk paten. Proses pewarnaan yang dilakukan adalah dengan metode normal dyeing dan sandwich dyeing. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keefektifan bahan pembantu fiksasi adalah ketahanan warna terhadap keringat, ketahanan warna terhadap pencucian, dan konsentrasi zat warna yang terikat di kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu chromosal B memiliki ketahanan terhadap keringat yang lebih rendah daripada fiksasi dengan asam formiat, Al2(SO4)3, dan bahan paten. Sementara itu, kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu Al2(SO4)3 dan bahan paten memiliki ketahanan pencucian yang paling rendah yang ditunjukkan dengan nilai Grey Scale 4/5 dan 3 pada bagian grain dan flesh. Hasil penelitian yang diperoleh dengan persentase zat warna yang terikat ke kulit paling banyak adalah dengan metode sandwich dyeing dengan agen fiksasi asam format. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi zat warna yang terlepas ke dalam larutan adalah 712 mg/L sehingga yang terikat di kulit sekitar 76,27 %.
Pengolahan Limbah Jerigen menjadi Bijih Plastik Daur Ulang untuk Bahan Baku Produksi di Workshop Plastik Politeknik ATK Yogyakarta Muhammad Ikhwan
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.624 KB)

Abstract

Proses pengolahan limbah jerigen 5L menjadi bijih plastik daur ulang memberikan manfaat tidak hanya mengurangi timbunan limbah tetapi juga dapat menghemat biaya pada produksi selanjutnya. Daur ulang sampah plastik jenis High Density Polyethylene (HDPE) dapat dilakukan dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi sederhana dan modal yang tidak terlalu tinggi. Pada praktikum yang dilaksanakan di Workshop Plastik Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan mesin Blow Molding dihasilkan produk berupa Jerigen 5L. Dari sebagian produk Jerigen yang dihasilkan terdapat defek yang ditemukan sehingga produk tersebut masuk kedalam produk yang tidak lulus uji kualitas atau limbah. Limbah yang dihasilkan semakin lama semakin menumpuk sehingga apabila tidak diproses akan menjadi timbunan limbah. Tujuan penelitian ini memanfaatkan limbah jerigen 5L untuk dijadikan bijih plastik daur ulang sebagai bahan baku untuk proses produksi selanjutnya dengan mesin Blow Molding. Manfaat penelitian ini menambah kontribusi Pranata Laboratorium Pendidikan dalam mengelola limbah laboratorium menjadi suatu produk yang lebih bermanfaat serta menciptakan nilai ekonomis dari limbah yang diolah. Metode penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif, peralatan yang digunakan mesin crusher, gunting dan timbangan. Proses pengolahan limbah jerigen 5L diawali dengan dengan memotong jerigen menjadi beberapa bagian sehingga lebih mudah saat proses penimbangan dan pencacahan dengan mesin crusher.Selanjutnya bahan baku yang telah di gunting tersebut, ditimbang dan dicatat beratnya menggunakan timbangan digital dan dimasukan ke mesin crusher untuk dilakukan pencacahan sehingga di dapat hasil berupa bijih plastik HDPE daur ulang. Bijih plastik HDPE daur ulang yang diperoleh ditimbang untuk mengetahui berat akhirnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh hasil bahwa bijih plastik HDPE daur ulang yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sehingga dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan baku pada proses produksi berikutnya dengan mesin Blow Molding.
EKSPLORASI KULIT KAYU LANTUNG DENGAN METODE DESIGN THINKING UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK UMKM LANTUNG BENGKULU Mochammad Charis Hidayahtullah; Eka Legya Frannita; Yuafni; Sugiyanto; Naimah Putri; Fauzi Ashari; Latifah Listyalina; Wahyu Ratnaningsih
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 2 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1354.292 KB) | DOI: 10.58533/bptkspk.v21i2.170

Abstract

Indonesia is one of the countries that have contributed to the apparel, leather, and textile industry in the international market. Not only that, but Indonesian MSME handicrafts are also one of the commodities that can increase the country's foreign exchange, one of which is the lantung bark craft from Bengkulu. However, the creative industry is constantly facing competition with the entry of cheap products from China that get easy access with the increasing e-commerce technology. Providing value for the Lantung Bengkulu MSME products to compete locally and globally, one of the steps is to apply the Design Thinking Method and take the distinctive character of the stylized Serawai Tribe Weaving in the exploration process. The results of this study have obtained data that 47 Bengkulu women consumers as much as 89.4% like the results of the re-design and exploration of lantung shoes that have been designed. In determining the selling price of MSME Lantung Bengkulu should also set a price range of Rp. 110.000 to Rp. 500.000 because it corresponds to the purchasing power of female consumers in Bengkulu. The results of this study directly contribute to providing product value to the typical Bengkulu Lantung MSMEs. The Design Thinking method has been successfully increasing the value of the Lantung Bengkulu MSME products, this method can be applied to similar research to develop local MSMEs in Indonesia.

Filter by Year

2013 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 23 No 1 (2024): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 22 No 2 (2023): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 22 No 1 (2023): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 2 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 2 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 1 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 19 No 2 (2020): BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU DAN PRODUK KULIT Vol 19 No 1 (2020): BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU DAN PRODUK KULIT Vol 18 No 1 (2019): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 17 No 2 (2018): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 17 No 1 (2018): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 16 No 2 (2017): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 16 No 1 (2017): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 15 No 2 (2016): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 15 No 1 (2016): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 14 No 2 (2015): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 14 No 1 (2015): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 13 No 2 (2014): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 13 No 1 (2014): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 12 No 2 (2013): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 12 No 1 (2013): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit More Issue