cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 186 Documents
Perfect Ear pada Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Seni Musik Calista, Anindita Risna; Widodo, Tri Wahyu; Sakti, Reza Ginandha
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan aplikasi Perfect Ear dalam pembelajaran seni musik dan mengatasi kendala kurangnya pemahaman siswa terhadap teori musik dasar serta rendahnya minat belajar dalam bidang seni musik di SMAN 1 Talun Kabupaten Blitar. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran musik yang inovatif serta pemanfaatan teknologi yang mendukung pembelajaran musik yang lebih efektif dan interaktif. Metode penelitian yang digunakan adalah uji Kuantitatif Eksperimen dengan desain One Group Pretest-Post Test, yang bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh positif dari penggunaan aplikasi Perfect Ear. Selain itu penelitian ini menganalisis minat siswa dalam pembelajaran seni musik melalui kuesioner ulasan pengguna. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam prestasi belajar siswa berdasarkan perbandingan nilai Pre-Test dan Post Test, dengan rata-rata sebesar 85,43 yang melebihi nilai ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi Perfect Ear memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman teori musik dasar siswa. Secara keseluruhan, aplikasi Perfect Ear dapat dianggap sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan pembelajaran musik dengan memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik dan berarti bagi siswa. Penelitian ini memiliki batasan dalam menggali pengaruh jangka panjang pemanfaatan aplikasi Perfect Ear pada siswa, sehingga penelitian lanjutan diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan kontribusi dalam evaluasi dan pengembangan metode pembelajaran musik yang inovatif untuk mendukung pembelajaran musik yang lebih efektif. Perfect Ear on Students' Interest and Learning Outcomes in Music StudiesThis study aims to examine the influence of using the Perfect Ear application in music education and address the challenges of students' lack of understanding of basic music theory and low interest in the field of music at SMAN 1 Talun Kabupaten Blitar. The research is anticipated to aid in the creation of innovative approaches to teaching music as well as the application of technology to assist more efficient and engaging music education. In order to assess the beneficial impacts of the application, a quantitative experimental design with a one-group pretest-posttest technique was used in the research. Through a user review questionnaire, the research also assesses students’ interest in music education. The results indicate positive feedback from users of the Perfect Ear application. Moreover, there is a significant improvement in students' learning outcomes based on the comparison of Pre-Test and Post-Test scores, with an average of 85.43, surpassing the minimum passing grade. The study reveals that the use of the Perfect Ear application has a significant and positive influence on students' understanding of basic music theory. Overall, the Perfect Ear application can be considered an effective tool to enhance music education by providing engaging and meaningful learning experiences for students. However, the study is limited in exploring the long-term effects of utilizing the Perfect Ear application, warranting further research to gain a comprehensive understanding and contribute to the evaluation and development of innovative music teaching methods that support more effective music education.
Efek Substitusi Akor Dan Tangga Nada Pentatonik Pada Mood Dalam Piano Jazz Andiananta, Ivan; Adriaan, Josias; Setiarini, Agnes Tika
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12039

Abstract

Penelitian ini berjudul "Efek Substitusi Akor Dan Tangga Nada Pentatonik Pada Mood Dalam Piano Jazz". Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik improvisasi piano jazz dengan cara menggunakan substitusi akor dan tangga nada pentatonik sebagai bahan eksplorasi. Penggunaan substitusi akor sangat membantu dalam mengembangkan improvisasi sehingga dapat menambah nuansa baru. Penulis memilih lagu Are You Happy karya Yohan Kim untuk digunakan sebagai sarana eksplorasi yang representatif. Dalam menerapkan improvisasi tangga nada pentatonik, penulis menggunakan akor yang sudah disubstitusi sebagai acuan dan pondasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tahapan pengumpulan data yang terdiri dari observasi, studi dokumentasi, dan wawancara, kemudian analisis data yang didukung oleh metode eksplorasi dan penarikan kesimpulan. Dari proses penelitian dan penyajian yang sudah dilakukan, penulis menerapkan tangga nada pentatonik serta akor substitusi ke dalam improvisasi lagu Are You Happy karya Yohan Kim. Penulis berhasil menghadirkan ‘mood’ yang berbeda, unik dan baru dengan menerapkan improvisasi tangga nada pentatonik dan mensubstitusi akor improvisasi. Penerapan Tritone substitusi di akor ii dan V7 dalam improvisasi lagu tersebut bisa memberi pilihan tangga nada pentatonik dan bisa mengembangkan mood dalam berimprovisasi. Penerapan substitusi akor ke dalam improvisasi menggunakan tangga nada pentatonik dengan berbagai macam variasinya mampu menghasilkan mood yang berbeda.Kata kunci: Pentatonik, substitusi akor, improvisasi AbstractThis research is titled "The Effects of Chord Substitution and Pentatonic Scale on Mood in Jazz Piano." The aim of this study is to develop jazz piano improvisation techniques by using chord substitutions and the pentatonic scale as exploration materials. The use of chord substitution is highly beneficial in enhancing improvisation, adding new nuances to the music. The author chose the song "Are You Happy" by Yohan Kim as a representative tool for exploration. When applying pentatonic scale improvisation, the author used substituted chords as references and foundations.The research methodology employed in this study is qualitative research, involving data collection stages such as observation, documentary study, and interviews. Data analysis is supported by exploration methods and drawing conclusions. Through the research process and presentation, the author applied the pentatonic scale and chord substitutions to the improvisation of the song "Are You Happy" by Yohan Kim. The author successfully introduced a different, unique, and new mood by applying pentatonic scale improvisation and chord substitutions. The implementation of Tritone substitution in the ii and V7 chords in the improvisation of the song provides options for pentatonic scales and contributes to mood development in improvisation. The application of chord substitution in improvisation using the pentatonic scale, with its various variations, can generate different moodsKeywords: pentatonic, subtitution acord, improvisation
Peran Fingering Pada Teknik Pizzicato Dan Harmonics Dalam Reinterpretasi Karya Maurice Ravel Anugrah Zigana Sani; R Taryadi; Djohan Salim
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran fingering pada teknik pizzicato dan harmonics dalam upaya reinterpretasi terhadap repertoar Tzigane karya Maurice Ravel. Sering kita jumpai bahwa solois menerapkan penjarian yang berbeda dari penjarian yang sudah ditentukan dalam partitur. Tidak hanya itu, perbedaan juga terjadi antara solois yang satu dan yang lainnya meskipun memainkan karya yang sama. Penelitian ini menggunakan teori yang meliputi fingering, pizzicato, harmonic dan interpretasi yang nantinya akan membantu dalam proses realisasi pada dinamika, warna suara dan artikulasi sebagai bentuk dari reinterpretasi seorang solois.  Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus yang digunakan adalah teknik pizzicato dan harmonics pada repertoar Tzigane karya Maurice Ravel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fingering pada teknik pizzicato mempengaruhi keberhasilan solois dalam merealisasikan reinterpretasi melalui teknik. Sedangkan fingering pada teknik harmonics dapat mendukung solois dalam merubah atau menguatkan kesan musikal tertentu berdasarkan rancangan reinterpretasi (blueprint).Kata kunci : fingering, pizzicato, harmonics, reinterpretasi, Maurice Ravel. ABSTRACTThe Role Of Fingering In Pizzicato And Harmonics Techniques In Reinterpretation Of Maurice Ravel's WorksThe purpose of this study was determine the role of fingering in the pizzicato technique and harmonics in an effort to reinterpret Maurice Ravel's Tzigane repertoire. We often find that the soloist applies fingering that is different from the fingering that has been determined in the scores. Not only that, differences also occur between one soloist and another even though they play the same work. This Study used the theory that includes fingering, pizzicato, harmonics and interpretation, which will help the process of realizing dynamics, timbre and articulation as a form of reinterpretation by a soloist. The research method used is a qualitative method with a case study approach. The case used is the pizzicato technique and harmonics in Maurice Ravel's Tzigane repertoire. The results of the study show that fingering in the pizzicato technique influences the success of the soloist in realizing reinterpretation through technique. Meanwhile, fingering in harmonics techniques can support soloists in changing or strengthening certain musical impressions based on reinterpretation designs (blueprints).Keywords: fingering, pizzicato, harmonics, reinterpretation, Maurice Ravel.
Hop: Interpretasi Suwuk Dalam Komposisi Karawitan wisesa, Wiku; Jatilinuar, Setya Rahdiyatmi Kurnia; Suhardjono, Suhardjono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10727

Abstract

Pada suatu urutan atau struktur penyajian gending dalam karawitan jawa terdapat istilah yaitu suwuk. Suwuk merupakan bagian terakhir pada struktur penyajian gending yang berfungsi untuk menghentikan lagu atau gending. Selain itu juga merupakan kode atau aksen yang disepakati untuk menghentikan lagu. Suwuk ini memiliki pola kendhangan yang menonjol yang merupakan pola kendhangan yang berbeda dari kendhangan gendingnya, pola tersebut seperti kode yang diberikan oleh ricikan pamurba irama kepada ricikan lain sebagai tanda untuk berhenti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah practice as research trough performance (Praktik sebagai Penelitian melalui Pertunjukan), yang terdiri dari pra garap (observasi, studi Pustaka, wawancara, diskografi, analisis sumber terkait), garap (instrumentasi, tafsir garap, ekplorasi, penotasian, tahap latihan, presentasi musikal), dan pasca garap. Karya ini menggunakan medium tradisi dan idiom baru. Tujuan karya ini adalah menafsirkan dan mengembangkan kendhangan suwuk ladrang, ketawang, lancaran dan bubaran dalam karya komposisi karawitan. Karya komposisi “Hop” merupakan karya komposisi karawitan yang mengambil subtansi dasar karawitan tradisi sebagai ide dasar penciptaan komposisi karawitan. Karya ini menginterpretasi dan mengembangakan kendhangan suwuk sebagai tema penciptaan dengan mengolah unsur musikal seperti melodi, ritme, dan dinamika.HOP: INTERPRETATION OF SUWUK IN KARAWITAN COMPOSITION In a sequence or structure for the presentation of gending in Javanese karawitan, there is a term, namely suwuk. Suwuk is the last part of the musical presentation structure which functions to stop the song or piece. Besides that, it is also the agreed code or accent to stop the song. This suwuk has a prominent kendhangan pattern which is a different kendhangan pattern from the kendhangan gending, this pattern is like the code given by ricikan pamurba rhythm to other rickan as a sign to stop. The method used in this study is practice as research through performance (Practice as Research through Performance), which consists of pre-work (observation, literature study, interviews, discography, analysis of related sources), work on (instrumentation, interpretation, exploration, notation , rehearsal stages, musical presentations), and post-work. This work uses the medium of tradition and new idioms. The purpose of this work is to interpret and develop the kendhangan suwuk ladrang, ketawang, smoothness and dissolution in musical composition works. The compositional work "Hop" is a musical composition work that takes the basic substance of traditional karawitan as the basic idea for the creation of musical compositions. This work interprets and develops kendhangan suwuk as a theme of creation by processing musical elements such as melody, rhythm and dynamics.
“600 Meter” Komposisi untuk Formasi Combo Band: Sebuah Inspirasi dari Mengendarai Mesin Motor 2 Stroke Nugraha, Vernanda Pratama Prasetya; Sutaryo, Haris Natanael; Susanto, Hadi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10520

Abstract

Pada penelitian ini, penulis melakukan eksplorasi komposisi musik dengan pendekatan melalui aspke-aspek kehidupan yang sering dijumpai yaitu motor mesin 2 stroke. Penulis menyusun elemen musik dari inspirasi menjadi sebuah komposisi musik Thrash Metal sebagai proses penyampaian visualisasi. Kajian pada penelitian ini menggunakan beberapa sumber buku untuk mendukung penelitian ini. Penulis menggunakan metode penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Nuansa tegang diciptakan menggunakan teknik pemilihan harmoni menggunakan akor triad lalu menambahkan nada extension di beberapa akor, pattern ritme banyak menggunakan teknik traditional blast dan inverse skank bleast yang payung besarnya adalah teknik blast beat pada drum, dan menerapkan riff dengan ritme yang konstan pada gitar.Kata kunci: Visual, Nuansa, Adrenalin, 2 stroke ““600 METER”: Composition for Combo Band Formation: An Inspiration from Riding a 2 Stroke Motorcycle EngineIn this study, the author conducted an exploration of music composition by approaching through aspects of life that are often found, namely motorcycles that have 2-stroke engine specifications. Compiling musical elements from inspiration into a Thrash Metal music composition as a process of delivering visualization. The author uses descriptive qualitative research methods. The tense nuance are created using harmony selection techniques using triad chords and then adding extension tones in several chords, many rhythm patterns using traditional blast techniques and inverse skank bleast whose big umbrella is the blast beat technique on the drums, and applying riffs with a constant rhythm on the guitar.Keywords: Visuals, Feel, Adrenaline, 2 strokes
Efektivitas Metode Analisis Struktural Dalam Interpretasi Musik Abad 19 (Studi Kasus : Suite For Piano FP.19 Karya Francis Poulenc) Refael Refael; Asep Hidayat Wirayudha; Mardian Bagus Prakosa
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengemukakan pentingnya interpretasi bagi seorang pemain serta membuktikan efektifitas metode pendekatan analisis struktural dalam mendapatkan interpretasi dalam  memainkan Suite For Piano FP.19 karya Francis Poulenc. Penulis  menggunakan teori analisis struktural dari buku The Musician’s Way - A Guide to Practice, Performance and wellness karya Gerald Klickstein dan buku penunjang  yang memperkuat teori analisis struktural ini yaitu Musical Performance – A Guide to Understanding karya John Rink. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode studi kasus adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan pada ilmu sosial dimana penulis mengamati secara khusus sebuah objek sebagai suatu kasus yang akan diteliti dan dibahas secara menyeluruh.Dalam tugas akhir ini objek yang akan diamati adalah analisis struktural dalam interpretasi teks musik pada karya Suite For Piano FP.19 karya Francis Poulenc. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah penulis dapat membuktikan bahwa metode analisis struktural dapat menjadi metode pendekatan yang efektif dalam memperoleh interpretasi teks musik secara lebih detail dan akurat secara tekstual dalam karya karya Suite For Piano FP.19 karya Francis Poulenc. Sehingga penulis juga dapat menyimpulkan bahwa kemampuan seorang pemain untuk melakukan proses interpretasi teks musik melalui metode analisis struktural ini merupakan hal yang sangat penting yang pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi dan dapat memperkaya proses kreatif seorang pemain dalam menginterpretasikan suatu karya. The Effectiveness of Structural Analysis Methods in 19th Century Music Interpretation (Case Study: Suite For Piano FP.19 by Francis Poulenc)The purpose of this research is to explain the importance of interpretation for a performer and to prove the effectiveness of the structural analysis approach in obtaining interpretation in playing Francis Poulenc's Suite For Piano FP.19. The author uses the theory of structural analysis from the book The Musician's Way - A Guide to Practice, Performance and Wellness by Gerald Klickstein and a supporting book that strengthens the theory of structural analysis, namely Musical Performance - A Guide to Understanding by John Rink. The research method used in this study is a qualitative research method with a case study approach. The case study method is a research method based on social science where the author specifically observes an object as a case that will be thoroughly researched and discussed. In this final project the object to be observed is structural analysis in the interpretation of musical texts in Suite For Piano works. FP.19 by Francis Poulenc. The results and conclusions of this study are that the authors can prove that the structural analysis method can be an effective approach in obtaining a more detailed and textually accurate interpretation of musical texts in the work of Suite For Piano FP.19 by Francis Poulenc. So that the writer can also conclude that the ability of a performer to carry out the process of interpreting musical texts through this structural analysis method is very important which in further research can be developed even more broadly and can enrich the creative process of a performer in interpreting a work.
Garap Ricikan Rebab Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda Prastowo Aji; Teguh Teguh; Suhardjono Suhardjono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skripsi dengan judul “Garap Rebab Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda” membahas mengenai tafsir garap rebab pada gending yang terkait. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian untuk mencari kemungkinan pengembangan dengan gending yang tadinya disajikan dengan garap soran menjadi sajian gending dengan garap lirihan. Kemudian penulis menggunakan pola garap kendhangan ciblon yang sebelumnya gending berlaras pelog pathet lima belum pernah ditemukan dengan garap kendhangan ciblon pada bagian dhawah.Sebelum proses penggarapan penulis mencari referensi melalui jurnal “Garap Rebab Gending Laras Pelog Pathet Lima”. Proses penggarapan yang dilakukan adalah menafsir ambah-ambahan balungan gending, menafsir pathet, menafsir rebaban. Penulis juga berperan sebagai penyaji memainkan ricikan rebab sebagai pamurba lagu pada gending ini.Setelah dilakukan penelitian, ambah-ambahan, pathet Gending Jatipurno sangat bervariasi, Gending Jatipurno merupakan gending berlaras pelog pathet lima.Terdapat banyak gending dalam karawitan gaya Yogyakarta, salah satunya Gending Jatipurno Laras Pelog PathetLimaKendhanganSarayuda yang penulis tarik kesimpulan dari beberapa pendapat narasumber Gending Jatipurno bukan termasuk gending srambahan atau tidak populer dikalangan masyarakat. Proses Penggarapan yang dilakukan tidak lepas dari teori-teori karawitan dari peneliti terdahulu. gending merupakan bahan atau sarana garap dan penggarap merupakan penentu garap. Dalam buku Bothekan Karawitan II: Garap, tulisan Rahayu Supanggah dijelaskan bahwa “garap adalah kreativitas dalam (kesenian) tradisi. Terwujudnya naskah skripsi ini menandakan bahwa penulis telah berhasil menafsir rebaban Gending Jatipurno Laras PelogPathetLimaKendhanganSarayuda berdasarkan hasil tafsir ambah-ambahan, tafsir padhang ulihan dan tafsir pathet. Tafsir garap rebab yang ada pada penelitian ini merupakan salah satu hasil tafsir, sehingga dapat terjadi tafsir lain dari penggarap lainnya.(Working on the Rebab Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda)The thesis with the title "Working on the Rebab Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda" discusses the interpretation of working on the fiddle on related pieces. In this case the author conducted research to look for the possibility of developing a piece of music that was previously presented by working on soran to become a piece of music by working on songs. Then the author uses the pattern of working on the ciblon kendhangan, which previously had never been found with pelog pathet five-barreled gending by working on the ciblon kendhangan in the dhawah section. Prior to the cultivation process the author looked for references through the journal "Working on Rebab Gending Laras Pelog Pathet Lima". The process of cultivation that is carried out is interpreting the balungan musical additions, interpreting pathet, interpreting rebaban. The author also plays the role of presenter playing the fiddle ricikan as pamurba of the song in this piece. After doing research, the pathet of Gending Jatipurno is very varied, Gending Jatipurno is a five-barreled pelog song. There are many pieces in Yogyakarta style karawitan, one of which is Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda, which the author draws conclusions from several sources' opinions. Gending Jatipurno is not a srambahan piece or is not popular among the public. The cultivation process carried out cannot be separated from karawitan theories from previous researchers. music is the material or means of cultivation and the cultivator is the determinant of the work. In the book Bothekan Karawitan II: Garap, written by Rahayu Supanggah, it is explained that "working is creativity in (art) traditions. The realization of this thesis manuscript indicates that the author has succeeded in interpreting the Gending Jatipurno Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda rebaban based on the results of the ambah-ambahan interpretations, the padhang ulihan interpretations and the pathet interpretations. The interpretation of working on the rebab in this study is one of the results of the interpretation, so that other interpretations can occur from other cultivators.
IMPLEMENTASI NILAI GOTONG ROYONG DAN KEDISIPLINAN PADA PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER SENI KARAWITAN Safitri, Apsari Eka; Probosini, Agustina Ratri; Indrawati, Antonia
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10567

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menerapkan dan mendeskripsikan implementasi nilai gotong royong dan kedisiplinan pada kegiatan  ekstrakurikuler seni karawitan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan pada kondisi alamiah sebagaimana adanya dengan objek penelitian penerapan nilai gotong royong dan kedisiplinan pada pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan di SMP PGRI Semanu. Subjek penelitiannya anggota ekstrakurikuler seni karawitan dan pelatihya. Pengumpulan data didapatkan dari observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi lalu divalidasi menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang disajikan dengan teks bersifat naratif dan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian dalam implementasi nilai gotong royong dan  kedisiplinan pada kegiatan ekstrakurikuler seni karakter adalah perubahan sikap menjadi lebih baik yang ditunjukkan siswa dalam keseharian di sekolah seperti disiplin waktu, konsisten dalam menabuh gamelan, duduk bersila saat menabuh gamelan, mencatat pada buku catatan saat pelatih memberikan materi, membersihkan balai dusun. Nilai gotong royong adalah rukun dengan sesama teman, saling bekerjasama,  saling membantu, mengusung gamelan, dan tabuhan gamelan saling berkaitan.kata kunci: nilai gotong royong, nilai kedisiplinan, ekstrakurikuler seni karawitan.The purpose of this research is for apply and describe the implementation oftogetherness value and the dicipline karawitan extraculicular. This research isusing descriptive and qualitative method that did in nature condition researchobject in apply the togetherness and the disiplin on extraculicular activity in SMPPGRI Semanu. The Subject of the research is the extraculicular member and thecoach. We get the collect data from observation, interview, study the activity and documentation. Then the validation is using the technic of tryangulation lesson. The analysis data is using descriptive and qualitative analysis that served with the narrative text and using the Case Study research. this research isimplementation from togetherness value and the disiplin on the extraculicureactivity is the changes of be have to be better and then the student daily activityat school like time management, consistency in playing di instrumen, How to sitdown when playing the instrument, writing the of the coach explanation and then. Clean Up the place after doing the extraculicular activity, to be kind to everyone, keep the Team work, help each other to take the instrument and keep the consistency of the instrument Rhythm. keywoard: Mutual cooperation value, Disciplinary value, Extracurricular, Musical art. 
PEMBUATAN GAMELAN MOULDING JENIS BONANG BARUNG DI PT. YPTI KALASAN YOGYAKARTA Rahman, Nur Setyo; Jatilinuar, Setya Rahdiyatmi Kurnia; Marsudi, Marsudi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10717

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pembuatan Gamelan Moulding Jenis Bonang Barung. Gamelan moulding adalah gamelan yang menggunakan teknik moulding (cor) dalam pembuatannya sehingga memiliki rangkaian khusus pada proses pembuatan maupun pelarasan yang berbeda dengan gamelan pada umumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan dan pelarasan bonang barung moulding di PT. YPTI Kalasan Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Data penelitian didapatkan dari observasi dan praktik langsung di lapangan maupun wawancara dengan narasumber. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dan dideskripsikan secara rinci. Hasil penelitian ini antara lain 1) bonang barung moulding di PT. YPTI menunjukkan produktivitas dan efisiensi dalam pembuatan gamelan, baik dari aspek bahan maupun waktu; 2) bahan yang digunakan untuk membuat bonang barung moulding berupa perunggu dan kuningan dengan ketebalan 3ml; 3) pembuatan gamelan moulding jenis bonang barung di PT. YPTI menggunakan teknik cor atau gravity casting yang didukung penggunaan alat modern; 4) metode dalam pelarasan bonang barung hanya diatur ketebalannya menggunakan gerinda untuk meninggikan maupun merendahkan disesuaikan frekuensi nada yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui nadanya frekuensi sebagai tolak ukur melalui proses perekaman terlebih dahulu.MAKING OF BONANG BARUNG GAMELAN MOULDING AT PT. YPTI KALASAN YOGYAKARTAThis research is entitled "Making Gamelan Molding Bonang Barung Type. Gamelan molding is a gamelan that uses molding techniques (casting) in its manufacture so that it has a special sequence in the manufacturing process and tuning that is different from gamelan in general. Based on this background, this study aims to determine the process of making and adjusting bonang barung molding at PT. YPTI Kalasan Yogyakarta. The research method used is qualitative research with a descriptive analysis approach. Research data were obtained from direct observation and practice in the field as well as interviews with informants. The data obtained is then analyzed and described in detail. The results of this study include 1) bonang barung molding at PT. YPTI shows productivity and efficiency in making gamelan, both from the material and time aspects; 2) the materials used to make bonang barung molding are bronze and brass with a thickness of 3 ml; 3) making gamelan molding of the bonang barung type at PT. YPTI uses cast or gravity casting techniques supported by the use of modern tools; 4) the method of tuning the bonang barung is only to adjust the thickness using a grinder to raise or lower it according to a predetermined tone frequency. To find out the tone frequency as a benchmark through the recording process first. YPTI uses cast or gravity casting techniques supported by the use of modern tools; 4) the method of tuning the bonang barung is only to adjust the thickness using a grinder to raise or lower it according to a predetermined tone frequency. To find out the tone frequency as a benchmark through the recording process first. YPTI uses cast or gravity casting techniques supported by the use of modern tools; 4) the method of tuning the bonang barung is only to adjust the thickness using a grinder to raise or lower it according to a predetermined tone frequency. To find out the tone frequency as a benchmark through the recording process first. This research is expected to be able to provide benefits to the wider community regarding how to process waste into goods that have a myriad of benefits.
Nilai Pendidikan Karakter Religius Tari Ratoeh Jaroe pada Ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta Suci Aprilia Ritonga; Dilla Octavianingrum; Nur Iswantara
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MAN 1 Yogyakarta ialah salah satu sekolah yang mempunyai ekstrakurikuler tari, mempelajari Tari Ratoeh Jaroe yang  merupakan tarian bernuansa islami. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter religius Tari Ratoeh Jaroe pada ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta. Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data memakai teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan pokok pembahasan. Teknik validasi pada penelitian ini memakai triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Sumber data pada penelitian ini adalah pelatih tari, peserta didik, dan penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler tari. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan tahap reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pendidikan karakter religius Tari Ratoeh Jaroe pada ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta terdapat pada tata busana yang mencerminkan cara berpakaian muslimah, syair bernuansa islami, dan empat ragam gerak yaitu: 1) Saleum, 2) Shallallahu, 3) Aamiin, dan 4) Alam Semesta. Unsur-unsur religius Islam pada Tari Ratoeh Jaroe terdiri dari: 1) Akidah, 2) Syariah, dan 3) Akhlak. Adapun fungsi Tari Ratoeh Jaroe sebagai media dakwah bernafaskan Islam.Kata kunci: Pembelajaran Tari, Pendidikan Karakter, EkstrakurikulerThe Value of Religious Character Education in The Ratoeh Jaroe Dance in Extracurricular MAN 1 YogyakartaMAN 1 Yogyakarta is one of the schools which has a dance extracurricular activity, studies the Ratoeh Jaroe Dance which is a dance with Islamic nuances. Therefore, this study aims to describe the value of religious character education in the Ratoeh Jaroe Dance in extracurricular MAN 1 Yogyakarta. This study used a qualitative descriptive research method. Furthermore, data collection techniques used observation techniques, interviews, and documentation related to the subject matter. The validation technique in this study used source triangulation and technique triangulation. Meanwhile, the data sources in this study were dance trainers, students, and those in charge of dance extracurricular activities. In addition, the data obtained were analyzed with the stages of reduction, presentation, and drawing conclusions. The result of this study shows that the value of religious character education in the Ratoeh Jaroe Dance in extracurricular MAN 1 Yogyakarta has the dress code which reflects the way Muslim women dress, verse with Islamic nuances, and four kinds of movements, namely: 1) Saleum, 2) Shallallahu, 3) Aamiin , and 4) the Universe. Meanwhile, islamic religious elements in the Ratoeh Jaroe Dance consist of: 1) Aqidah, 2) Sharia, and 3) Morals. In addition, the function of the Ratoeh Jaroe Dance is that as a medium of Islamic preaching.Keywords: Dance Learning, Character Education, Extracurricular

Page 10 of 19 | Total Record : 186