cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 186 Documents
WHISTLING-AN: PERANCANGAN SULING BARU SEBAGAI MEDIUM KARYA KOMPOSISI KARAWITAN Prabowo, Dhanar Dwi; Ardana, I Ketut; Marsudi, Marsudi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10748

Abstract

Whistling-an merupakan karya yang terwujud karena keresahan penulis dalam membuat karya komposisi musik dengan medium suling yang kadang kala menemukan masalah ketika menggunakan suling karawitan. Masalah yang dialami penulis saat menggunakan suling karawitan dalam karya komposisi musik diantaranya adalah keterbatasan rentang nada karena suling pada tradisi karawitan umumya memiliki rentang nada yang terbatas. Teknik permainan suling karawitan terkadang terbatas pada pola-pola tradisi. Hal ini dapat membatasi ekspresi musikal yang diinginkan dalam komposisi. Masalah selanjutnya yaitu perihal karakter bunyi dari suling karawitan yang kadang kurang memenuhi kebutuhan musikal dari karya komposisi musik yang diciptakan. Untuk mengatasi masalahmasalah tersebut penulis melakukan beberapa hal diantaranya yaitu membuat suling baru dengan melakukan perekayasaan untuk menjangkau nada-nada yang diinginkan, memberikan inovasi pada teknik permainan suling serta melakukan eksplorasi bunyi agar dapat mencapai pola dan ekspresi musikal yang dibutuhkan pada karya-karya komposisi. Pengalaman empiris digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, karena penulis terjun langsung dalam dunia pembuatan suling maupun memainkannya, maka perihal pembuatan suling penulis dihadapkan dengan medium penelitian secara langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah Practice as Researtch through Performance (Praktik sebagai Penelitian melalui Pertunjukan). Metode ini merupakan langkah praktik yang dilakukan untuk mendapatkan data terbaik tentang karya yang akan diciptakan (Kershaw, 2009). Membuat suling baru dari hasil rekayasa dapat dilakukan dengan cara melakukan eksplorasi serta eksperimen. Percobaan yang dilakukan anatara lain yaitu mengubah bentuk lubang tiup, percobaan pada panjang dan diameter suling, memindah lubang nada, menambah maupun mengurangi lubang nada, mengubah teknik membunyikannya, memasukan kaidah dari suling di luar tradisi karawitan serta melakukan eksplorasi bunyi. Rekayasa yang dilakukan berdampak pada teknik, nada dan karakteristik bunyi yang dihasilkan oleh suling baru tersebut. Menurut penulis Whistling-an lebih cocok disajikan secara instrumental, karena lebih fokus kepada bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh suling bambu. Dukungan tata panggung yang bertema alam serta dipadukan oleh properti berbahan dasar bambu maupun kayu digunakan untuk mengemas karya ini. Pada penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: Pengetahuan tentang pembuatan serta rekayasa pada suling bambu menjadi rujukan para peneliti selanjutnya apabila ingin membuat inovasi baru untuk tujuan pengayaan instrumen musik. Diharapkan nantinya ditemukan teori khusus untuk membahas permasalahan tersebut. Dari penelitian ini diharapkan para seniman dapat mencari peluang dan menyempurnakannya. WHISTLING-AN: DESIGNING A NEW FLUTE AS A MEDIUM FOR KARAWITAN COMPOSITION WORKThe work "Whistling-an" emerged from the writer's concern in creating music using the karawitan flute. The flute in this tradition faces issues such as limited pitch range and being confined to traditional patterns, hindering expression in composition. Additionally, the sound character of the karawitan flute often doesn't align with the musical needs of the composition. The writer found a solution through various steps. They crafted a new flute through engineering, achieving the desired pitches. Exploration of playing techniques and sounds ensued, involving altering the shape of the blowing hole, the length, diameter of the flute, and adjusting the number of holes. The research heavily drew from the writer's firsthand experience in crafting and using the flute. The research methodology employed was Practice as Research through Performance. The writer adopted an experimental approach by modifying different aspects of the flute. This engineering impacted the technique, pitch, and sound characteristics of the new flute. The piece is better suited for instrumental presentation, focusing on the tones of the bamboo flute. The use of a nature-themed stage setup with bamboo and wood props supports the piece. This research encourages subsequent researchers to innovate in bamboo flute instrumentations. It is hoped that a specialized theory will emerge to address this issue. May this research inspire artists for further exploration.
Metode Pembelajaran Tari Kreasi pada Kelas Anak Usia Dini di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta Lutfi Sari Dewi; Sarjiwo Sarjiwo; Ujang Nendra Pratama
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru untuk menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai pembelajaran. Pengajar Tari Sahabat Anak di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran yang digunakan dalam memberikan materi tari kreasi pada kelas anak usia dini dengan materi Tari Sahabat Anak di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran pada Tari Sahabat Anak di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta, dengan subjek penelitian ketua sanggar, pelatih, dan orang tua peserta didik. Teknik dalam pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik validasi data menggunakan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang dicapai melalui reduksi data, penyajian data dalam bentuk naratif atau deskriptif, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pembelajaran Tari Sahabat Anak di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode drill/latihan. Penggunaan metode pembelajaran membuat peserta didik mampu melakukan Tari Sahabat Anak.Kata kunci: Metode Pembelajaran, Tari Kreasi, Pembelajaran Tari, Anak Usia DiniCreative Dance Learning Methods in Early Childhood Classes at Kinanti Sekar Art Studio YogyakartaLearning method used by teachers to fulfill their functions and is a tool to achieve learning. Sahabat Anak Dance Teacher at Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta, uses learning methods in adaptation with the abilities of students. The purpose of this study is to describe the learning methods used in providing creative dance materials in early childhood classes with material on Sahabat Anak Dance at the Kinanti Sekar Art Studio Yogyakarta. The type of research used is qualitative research. The object of this study is learning at the Sahabat Anak Dance at the Kinanti Sekar Art Studio Yogyakarta, with the subject of the study, the head of the studio, the trainer, and the parents of students. The data collection techniques include observation, interviews, and documentation, the data validation techniques use triangulation methods and data analysis is implement by reducing data, presenting data in the form of narratives or descriptions, and verifying data. The results showed that the learning of Sahabat Anak Dance at Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta used lecture methods, demonstration methods, and drill / practice methods. Hereby prove that the use of learning methods is able to make students proficient in performing the Sahabat Anak Dance.Keywords: Learning Method, Creative Dance, Dance Learning, Childhood Activities
Analisis Film Tiga Dara Tahun 1956 Karya Usmar Ismail: Pandangan Politiknya dan Kajian Unsur Male Gaze Marella, Arisanti; Kuardhani, Hirwan; Yudiaryani, Yudiaryani
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12067

Abstract

Tiga Dara merupakan sebuah film tahun 1956 yang disutradarai oleh Usmar Ismail, yang menceritakan tentang kisah asmara tiga bersaudara perempuan. Film telah dikenal sebagai media hiburan sejak jaman dahulu, film memiliki sejarah yang berpengaruh dalam kemajuan film di Indonesia. Pengaruh patriarki jaman dahulu sangat kental yang dapat menciptakan pandangan pria dalam industri film baik pengkaryaan di balik layar dan di depan layar. Penelitian ini menggunakan teori film yang di bagi menjadi dua yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Teori male gaze merupakan teori yang dicetuskan oleh Laura Mulvey. Male gaze muncul karena adanya pandangan mengenai sudut pandang pria dalam dunia film, tatapan pria muncul karena pengaruh patriarki yang melihat kekuasaan pria sehingga terlihat penggambaran mengenai perempuan dalam film. Film Tiga Dara menjadi contoh film yang dibuat sebagian besar pengkaryaan di depan maupun di balik layar yang di dominasi oleh pria yang akan berpengaruh dalam pandangan pria terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan pria dalam film Tiga Dara. Analysis of the 1956 film Tiga Dara by Usmar Ismail: political views and study of male gaze element.Tiga Dara is a 1956 film directed by Usmar Ismail, Tiga Dara tells the story of the romance journey of three sisters, film has been known as an entertainment medium since antiquity, film has an influential history in the progress of film in Indonesia. The influence of patriarchy in the past is very thick which can create a male view in the film industry both behind the scenes and in front of the screen. This research uses film theory which is divided into two, namely narrative elements and cinematic elements The male gaze theory is a theory coined by Laura Mulvey, the male gaze arises because of the view of the male point of view in the world of film, the male gaze arises because of the influence of patriarchy that sees male power so that there are depictions of women in the film. Tiga Dara is an example of a movie that was made mostly in front of and behind the scenes dominated by men, which will affect men's views on women. This study aims to look at men's views in Tiga Dara movie
Jejapanan: Pengembangan Pola Musikal pada Ricikan Kenong Japan R Pamungkas Ponco Bayu Sakti; Raharja Raharja; I Ketut Ardana
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ricikan kenong japan adalah salah satu ricikan yang terdapat pada gendhing gaya Yogyakarta khususnya pada penyajian gendhing soran. Ricikan kenong japan ditabuh pada teknik tabuhannya yang keras sehingga menampilkan rasa gagah wibawa dan agung. Berawal dari ketertarikan pada karakter musikal dan teknik tabuhan pada ricikan kenong japan, penulis membuat karya komposisi yang berjudul Jejapanan. Karya komposisi jejapanan ini merupakan sebuah karya komposisi karawitan yang mengembangkan pola musikal pada ricikan kenong japan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana mewujudkan karya komposisi dengan mengetahui pengertian ricikan kenong japan dan bagian-bagian organnya, serta interpretasinya ke dalam bentuk komposisi Jejapanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Practice as Researtch through Performance (Praktik sebagai Penelitian melalui Pertunjukan) yang terdiri dari pra garap, garap, dan pasca garap. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ricikan kenong japan menghasilkan karakteristik bunyi yang berbeda, berbagai pola ditabuh pada ricikan kenong japan yang memberikan kesan musikal dalam bentuk sajian karya komposisi. Dalam konsep pengkaryaannya, komposisi ini menggunakan empat ricikan kenong japan yang ada di jurusan karawitan dengan larasan yang berbeda-beda. Selain itu, komposisi ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal untuk bermain ricikan lebih mengutamakan ritmiknya, bagian kedua menggunakan imitasi kendangan, dan bagian terakhir menggunakan vokal bersama.  Jajapanan: Development of Musical Patterns in Ricikan Kenong JapanRicikan kenong japan is one of the instrumen found in gendhing with Yogyakart’s style, especially in the representation of gendhing soran. The ricikan kenong japan is played with a loud technique that presents a sense of dignity and majesty. Started from the interest in the musical character and techniques of the ricikan kenong japan, the writer created a work entitled Jejapanan. Jejapanan is a musical composition work that develops musical patterns on ricikan kenong japan. The purpose of this research is to find out how to create a work by knowing the meaning of ricikan kenong japan and its parts, as well as its interpretation into the form of Jejapanan composition. The method used in this research is Practice as Research through Performance, which consists of pre-work, work, and post-work. Through this research, it can be concluded that ricikan kenong japan produces different sound characteristics, and the various patterns beaten on ricikan kenong japan give a musical impression in the form of compositional. In the work concept, this composition uses four ricikan kenong japan in the karawitan departement with different tunings. In addition, to play this instrumen, it is also divided into three parts, namely the initial part prioritizes the rhythm, the second part uses kendangan imitation, and the last part uses join vocals.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TARI NAWUNG SEKAR DI YPBSM Daneswari, Sri Galuh; Djatmiko, Gandung; Pratama, Ujang Nendra
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10540

Abstract

Tujuan pada penelitian ini mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Tari Nawung Sekar agar dapat dilakukan di kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan desain/jenis studi kasus. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh di bidang seni yang mengakibatkan penurunan karakter serta minat peserta didik untuk belajar tari klasik berkurang. Terutama pada anak-anak sekarang yang menjadi sasaran dalam perkembangan zaman saat ini. Hasil penelitian ini ditemukannya 8 nilai-nilai pendidikan karakter dalam Tari Nawung Sekar meliputi nilai religius, toleransi, disiplin, kerja keras, cinta damai, rasa ingin tahu, cinta tanah air, dan mandiri. Nilai tersebut dapat dijadikan pedoman untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan karakter sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk anak-anak dalam mengembangkan karakter serta mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Penanaman pendidikan karakter dapat diwujudkan di pembelajaran seni tari salah satunya Tari Nawung Sekar. Tarian tersebut diajarkan di YPBSM (Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa). YPBSM mengajarkan Tari Nawung Sekar memiliki 2 kata nawung artinya kegiatan dan sekar artinya bunga. Tarian tersebut diajarkan untuk anak-anak putri mulai dari umur 5-13 tahun.kata kunci: nilai-nilai, pendidikan karakter, Tari Nawung Sekar, YPBSMThe purpose of this study is to describe the values of character education in the Nawung Sekar Dance so that students can practice them in everyday life. This study used a qualitative research method, with a case study design/type. The problem behind this research is that the development of the current era is very influential in the field of art which results in a decrease in the character and interest of students to learn classical dance. Especially in today's children who are being targeted in the current development of the era. The results of this study found 8 values of character education in the Nawung Sekar Dance including religious values, tolerance, discipline, hard work, love of peace, curiosity, love of the motherland, and independence. These values can be used as guidelines to be applied in everyday life. Thus character education is urgently needed as an effort for children to develop character and create a cultured nation through the cultivation of character education values. The cultivation of character education can be realized in dance learning, one of which is the Nawung Sekar Dance. The dance is taught at YPBSM (Pamulangan Beksa Sas Minta Mardawa Foundation). YPBSM taught the Nawung Sekar dance to have 2 words, nawung meaning activity and sekar meaning flower. The dance is taught to girls from the age of 5-13 years.keywords: values, education character, dance Nawung Sekar, YPBSM
Lagu Karya A. T. Mahmud Sebagai Materi Pembelajaran Gitar Klasik Di Antonio School of Music Zulkifli, Zulkifli; Ismudiati, Endang; Artanto, Mei
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10866

Abstract

Gitar klasik merupakan salah satu instrumen yang cukup populer di kalangan anak-anak dan remaja khususnya di Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kursus-kursus musik yang mengajarkan instrumen ini. Antonio School of Music merupakan salah satu kursus musik yang mengajarkan instrumen ini kepada siswanya. Pembelajaran gitar klasik di Antonio School of Music saat ini memiliki banyak materi yang bisa digunakan untuk latihan siswa. Salah satunya dengan menggunakan lagu karya A.T. Mahmud seperti lagu Pelangi dan Bintang Kejora sebagai pengembangan materi pembelajaran. Pengembangan materi ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar khususnya saat bermain akord pada gitar klasik dengan format permainan duet dimana pengajar memainkan iringan dan siswa memainkan melodi secara bergantian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan lewat observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengenai penggembangan materi tambahan terkait pembelajaran siswa dengan lagu karya A.T. Mahmud, siswa dalam latihannya sudah bisa bermain akord C, F, G, Am, Dm, dan iringan arpeggio dengan baik. Penggunaan lagu A.T. Mahmud ini sebagai pengembangan materi pembelajaran gitar klasik juga bisa dikatakan mempermudah siswa selama proses pembelajarannya ketika bermain akord dasar dan iringan arpeggio dikarenakan lagu tersebut merupakan lagu yang sederhana dan sudah familiar bagi siswa. Song by A.T. Mahmud as Learning Material for Classical Guitar at the Antonio School of Music  Classical guitar is one of the most popular instruments among children and teenagers, especially in Yogyakarta. This can be seen from the number of music courses that teach this instrument. Antonio School of Music is one of the music courses that teaches this instrument to its students. Classical guitar learning at Antonio School of Music currently has many materials that can be used for student practice. One of them is by using A.T. Mahmud's songs such as Pelangi and Bintang Kejora as the development of learning materials. The development of this material aims to assist students in learning, especially when playing chords on the classical guitar with a duet game format where the teacher plays the accompaniment and students play the melody alternately. This research uses a qualitative research method with a case study approach. Data collection was done through observation, interview, and documentation. The results of this study regarding the development of additional material related to student learning with songs by A.T. Mahmud, students in their practice can already play chords C, F, G, Am, Dm, and arpeggio accompaniment well. The use of A.T. Mahmud's song as a development of classical guitar learning material can also be said to facilitate students during the learning process when playing basic chords and arpeggio accompaniment because the song is a simple and familiar song for students. 
Aswacitta: Perjalanan Kontrol Nafsu dalam Penari Jaranan Sandur Zulkarnain Yanizar Firdaus; Raja Alfirafindra; Erlina Pantja Sulistijaningtijas
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Aswacitta” diciptakan dan dibentuk menjadi koreografi utuh dengan didasari oleh rangsang gerak dan idesional. Rangsang gerak didapatkan dari mengamati motif-motif dalam kesenian Sandur Bojonegoro lebih khusus adegan Jaranan Sandur, selain rangsang gerakan karya ini juga menggunakan rangsang gagasan yakni dari pemaknaan Jaranan Sandur sebagai penggambaran simbol nafsu dalam diri manusia, dipentaskan di awal pertunjukan Sandur sebagai pengingat untuk setiap manusia ketika akan memulai pertunjukan Sandur terlebih dahulu mengontrol nafsu dalam diri manusia, rangsang gagasan ini juga menjadi tema dalam karya tari ini berupa perjalanan kontrol nafsu dalam diri penari Jaranan Sandur.Karya tari ini akan diciptakan dalam bentuk koreografi kelompok berdurasi 27 Menit, mengulas tentang perjalanan kontrol nafsu dalam diri penari Jaranan Sandur dengan menggunakan dasar pengembangan gerak-gerak Sandur Bojonegoro didukung dengan visualisasi artistik sebagai simbol agar makna dan tujuan dari karya ini dapat tersampaikan, karya tari ini menggunakan acuan sumber-sumber tertulis salah satunya, Alma Hawkins dengan bukunya Moving From Within dan narasumber Jaranan Sandur memperkuat sumber acuan dalam berkarya.Karya tari “Aswacitta” disajikan oleh 8 penari, dengan format live performence dengan iringan musik live yang menggunakan tipe tari dramatik. Motif dalam kesenian Sandur Bojonegoro lebih khusus adegan Jaranan Sandur yakni Ukel Gejug, Anjerbabah awe-awe, Tanjak Njaran, Ngegol, Ndegar, Ngledhot, dan juga motif-motif Jawa Timuran gagrag Mataraman menjadi bekal penata untuk menyusun karya ini.Aswacitta: The Journey of Lust Control in the Jaranan Sandur Dancer"Aswacitta" was created and formed into a whole choreography based on motion and ideational excitatory. motion excitatory is obtained from observing motion motifs in Sandur Bojonegoro Performence, specifically the Jaranan Sandur scene, in addition to movements excitatory this dancework also uses ideas excitatory, from the meaning of Jaranan Sandur as a symbol of lust in each human being, staged at the beginning of the Sandur performance as a reminder to every human being when before to start the Sandur performance first controls the lust in each human being, this idea is also the theme in this dance work, namely the journey of lust control in the Jaranan Sandur dancer.This dance work was created in the form of group choreography with a duration of 27 minutes, telling about the journey of controlling the lust of Jaranan Sandur dancer using the basis of the development of Sandur Bojonegoro's movements supported by artistic visualization as a symbol so that the meaning and purpose of this dance work can be conveyed, this dance work uses references to written sources, one of which is, Alma Hawkins with his book Moving From Within and the results of interviews of resource Jaranan Sandur's person to strengthen the source of reference in dance work.The dance work "Aswacitta" is presented by 8 dancers, with a live performence format with live music accompaniment using a dramatic dance type. The motifs in the Sandur Bojonegoro Performence are more specifically Jaranan Sandur scenes, namely Ukel Gejug, Anjerbabah awe-awe, Tanjak Njaran, Ngegol, Ndegar, Ngledhot, and also East Javanese motifs gagrag Mataraman as a provision for the choreographer to formed this dance work.
Musik Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelompok Peminatan MIPA Firman, Salabila Nararya; Bramantyo, Triyono; Warsono, Warsono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12282

Abstract

Teenagers, especially high school students, often face distractions while studying. The unrestricted use of social media also affects their study concentration. Additionally, pressures from various sources and the transition from being a student to a university student add to the burden of responsibilities. As a result, most students experience sustained stress, negatively impacting their academic performance. To address this, students seek media to enhance their study concentration, and one commonly used medium is music. Music is believed to improve study concentration, subsequently positively influencing academic outcomes. Research indicates that the use of music has a particularly positive impact on the STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) study group. Compared to other study groups, students majoring in STEM tend to achieve better results in using music as a tool to enhance study concentration. It is noted that the STEM study group experienced an average increase of 7 points from the pre-test to the post-test, while other study groups had an average increase of 6 points.
PERAN INTERVAL MINOR-MAYOR DALAM EKSPLORASI TEKNIK DOUBLE STOP PADA GITAR ELEKTRIK Hendro Parulian Sinaga; Agoeng Prasetyo
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan teknik double stop dan mengetahui peran interval dalam ekplorasi teknik double stop tersebut, dengan menggunakan interval tertentu sangat membantu dalam mengembangkan melodi improvisasi dan memainkan tema lagu sehingga menambah nuansa baru dalam memainkannya. Untuk itu penulis menerapkan notasi interval teknik double stop di lagu Kyoto Jam karya Mateus Asato dengan harapan bisa digunakan sebagai sarana eksplorasi dan informasi mengenai notasi interval. Definisi, teori, maupun konsep tentang eksplorasi improvisasi ini diperlukan beberapa sumber referensi yang dapat dijadikan acuan. Studi eksplorasi merupakan penelitian yang berangkat dari beberapa rasional dan petunjuk untuk mengidentifikasi masalah yang mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar pada keputusan-keputusan, program-program, proses implementasi, dan perubahan organisasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode studi kasus adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan pada ilmu sosial dimana penulis mengamati secara khusus sebuah objek sebagai suatu kasus yang akan diteliti dan dibahas secara menyeluruh. Hasil dari proses penyajian yang sudah penulis lakukan adalah penulis berhasil merealisasikan proses penyajian yang sudah penulis rancang ke dalam praktik memainkan karya Mateus Asato yang berjudul “Kyoto Jam”. Penulis berhasil menerapkan dengan baik teknik double stop yang telah dipetakan melalui landasan teori yang pertama dan kemudian direalisasikan ke dalam tema lagu dan improvisasi. Hal ini membuktikan bahwa metode eksperimen ini merupakan metode yang efektif dalam menerapkan teknik double stop pada lagu “Kyoto Jam” karya Mateus Asato sehingga penerapan teknik tersebut menjadi optimal sesuai dengan hasil eksplorasi penulis.Kata kunci : interval, double stop, eksplorasi Role Of The Minor-Major Interval In Double Stop Technical Exploration On The Electric GuitarThe purpose of this research is to apply the double stop technique and find out the role of intervals in the exploration of the double stop technique, using certain intervals is very helpful in developing improvised melodies and playing the theme of the song so as to add new nuances to playing it. For this reason, the author applies the double stop technique of interval notation to the song Kyoto Jam by Mateus Asato with the hope that it can be used as a means of exploration and information about interval notation. This definition, theory, and concept of improvisational exploration requires several reference sources that can be used as a reference. Exploratory study is research that departs from several rationales and directions to identify problems that include a number of events that revolve around decisions, programs, implementation processes, and organizational changes. The research method used in this study is a qualitative research method with acase study approach. The case study method is a research method based on social science in which the author specifically observes an object as a case to be thoroughly researched and discussed. The result of the presentation process that the writer has done is that the writer has succeeded in realizing the presentation process that the writer has designed into the practice of playing Mateus Asato's work entitled "Kyoto Jam". The author has successfully applied the double stop technique which has been mapped through the first theoretical foundation and then realized into the theme song and improvisation. This proves that this experimental method is an effective method in applying the double stop technique to the song "Kyoto Jam" by Mateus Asato so that the application of the technique becomes optimal in accordance with the results of the author's exploration. Keywords: interval, double stop, exploration, electric guitar 
Pengaruh Penggunaan Teknik Mix Voice Terhadap Timbre Putri, Imelda Trisa; Setiarini, Agnes Tika; Raharjo, Rahmat
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10398

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membantu seorang vokalis dan pendengarnya memahami pengaruh teknik mix voice terhadap timbre dengan memberikan contoh dalam lagu yang berjudul “Sial” karya Mahalini dan melakukan wawancara terhadap narasumber. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu dengan metode kualitatif deskriptif. Teknik mix voice memiliki potensi untuk mempengaruhi timbre penyanyi. Tentu sangat dibutuhkan latihan yang melibatkan penggabungan antara chest voice dan head voice agar tercipta mekanisme yang dapat merubah karakteristik timbre suara penyanyi. Teknik mix voice memberi pengalaman subjektif yang berbeda bagi pendengar dan penyanyi itu sendiri. Teknik mix voice akan mempengaruhi timbre atau warna suara secara signifikan jika tidak dipraktekan dengan baik, terlalu memaksa, otot tegang, dan latihan dengan cara yang tidak benar. Teknik mix voice dapat memberikan perubahan pada kualitas suara, kekuatan suara, keberanian, kelembutan, dan kejelasan suara sesuai dengan karakteristik timbre. Sangat penting dalam menggunakan teknik mix voice ini dengan bijaksana dan mencari pelatih vokal yang berpengalaman untuk menghindari dampak tidak baik terhadap timbre atau warna suara.

Page 9 of 19 | Total Record : 186