cover
Contact Name
L. Hendri Nuriskandar
Contact Email
jurnalstisdarussalam@gmail.com
Phone
+6282340765650
Journal Mail Official
jurnalstisdarussalam@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sukarno – Hatta Bermi, Desa Babussalam Kec. Gerung Kab. Lombok Barat – Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Location
Kab. lombok barat,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Al-Muqaronah:Jurnal Perbandingan Madzhab dan Hukum
ISSN : 29629640     EISSN : 29639891     DOI : https://doi.org/10.59259
Core Subject : Humanities, Social,
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Madzhab adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Perbandingan Mazhab, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darussalam Bermi sejak tahun 2022 (versi online). Jurnal ilmiah ini mengkhususkan pada kajian pemikiran hukum Islam atau perbandingan hukum umum yang memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan pemikiran di bidang hukum, baik hukum umum (positif) maupun hukum Islam. Keberadaan Al-Muqaronah tentunya sangat penting dalam menggali, memperkaya, dan mengembangkan pemikiran dan teori hukum baik itu Hukum Islam maupun Positif.. Dengan demikian, Al-Muqaronah akan memberikan kontribusi positif dalam memperkaya khazanah pemikiran di bidang hukum, baik hukum Islam maupun hukum positif. Jurnal ini berupaya menyajikan berbagai hasil penelitian terkini, baik konseptual-doktrinal maupun empiris, di lapangan. Redaksi “Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Madzhab” menyambut baik kontribusi berupa artikel yang akan diterbitkan setelah melalui mekanisme seleksi naskah, double-blind peer-review, dan proses editing. Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan MAdzhab dan Hukum terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Redaksi mengundang para ahli hukum Islam, ulama, peneliti dan ahli hukum untuk menulis atau menyebarluaskan hasil penelitian yang berkaitan dengan isu-isu hukum Islam serta hukum positif. Artikel tidak mencerminkan opini editorial.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 43 Documents
PEMILIHAN PEMIMPIN DALAM ISLAM DAN KONSEP POLITIK PROFETIK Hamdi, Muh. Rizal
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 2 No. 2 (2023): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v2i2.15

Abstract

Persoalan pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan sosial masyarakat. Kepimpinan berkaitan dengan hubungan manusiawi (hablum minannas). Kepemimpinan merupakan gejala sosial, yang berlangsung sebagai interaksi antarmanusia di dalam kelompoknya, baik kelompok besar atau kelompok kecil. Pergolakan politik Islam dalam hal menentukan pemimpin terjadi ketika Rasulullah meninggal dunia pada tahun 632 M. Umat Islam dihadapkan pada kenyataan untuk menetukan pengganti Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam. Dalam situasi seperti ini maka dipandang sangat perlu diselenggarakannya musyawarah untuk menentukan pemimpin umat. Kepemimpinan profetik merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan, dengan pola yang dilaksanakan nabi (prophet). Kekuatan kepemimpinan profetik terletak pada kondisi spiritualitas pemimpin. Artinya, seorang pemimpin profetik adalah seorang yang telah selesai memimpin dirinya. Sehingga, upaya mempengaruhi orang lain, merupakan proses leading by example atau memimpin dengan keteladanan. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan normative. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa Dalam ajaran Islam, istilah kepemimpinan dikenal dengan kata imamah, sedangkan kata yang terkait dengan kepemimpinan dan berkonotasi pemimpin dalam Islam ada 7 (tujuh) macam, yaitu: khalifah, malik, wali, ‘amir, ra’in, sultan, rais, serta ulil ‘amri. Politik Propetik terdapat tiga nilai penting yang dijadikan sebagai pijakan atau pijakan yang sekaligus menjadi unsur-unsur yang akan membentuk karakter paradigmatiknya, yaitu; humanisasi, liberasi dan transendensi.
NILAI SOLIDARITAS MASYARAKAT SUKU SASAK DALAM MENJALANKAN TRADISI MAULID NABI DI DESA SESAIT, KECAMATAN KAYANGAN, KABUPATEN LOMBOK UTARA. Nurhalifah, Nurhalifah
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 2 No. 2 (2023): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v2i1.16

Abstract

Penelitian ini berangkat dari Nilai Solidaritas Masyarakat dalam menjalankan tradisi Maulid nabi Muhammad SAW di Dusun Sentul, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Dusun Sentu, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara yang masih Mempertahankan Tradisi Maulid Nabi Muhammmad SAW sebagai wujud rasa syukur dari Masyarakat kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas atas kelahiran Nabi Muhammmad SAW, di mana Masyarakat suku sasak yang ada di Dusun Sentul masih menjalankan tradisi maulid nabi sebagai warisan Nenek Moyang terdahulu atau Para Leluhur yang mewariskanya ke Generasi sekarang. Tujuan pokok penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang terjadinya Nilai Solidaritas Masyarakat suku sasak dalam tradisi Maulid nabi Muhammad SAW di Dusun Sentu, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Maulid nabi Muhammad SAW di Dusun Sentul. Dalam penelitian tentang Nilai Solidaritas Masyarakat suku sasak dalam Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW, penulis mengacu pada teori solidaritas sosial Emile Durkheim. Solidaritas sosial mekanis cenderung terjadi pada masyarakat desa, sedangkan solidaritas organis cenderung terjadi pada masyarakat kota. Dalam Penelitian ini menggunakan Solidaritas Mekanis adalah Solidaritas Sosial yang berkembang pada masyarakat yang masih sangat sederhana, bersahaja atau primitip.
TRANSAKSI PEMBAYARAN ELEKTRONIK (NON TUNAI) PERSPEKTIF ULAMA INDONESIA DAN FILSAFAT HUKUM ISLAM Suryapati, Suryapati
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 2 No. 1 (2023): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v2i1.17

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pendapat ulama mengenai transaksi pembayaran elektronik atau non-tunai. Transaksi pembayaran dengan menggunakan dompet digital masih tergolong baru, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tidak bisa dipungkiri ulama berbeda pendapat mengenai kebolehan transaksi pembayaran secara elektronik, yang menjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama yaitu mengenai akad didalam transaksi elektronik khususnya akad dari pihak pengguna dengan pihak penerbit, sebagian ulama berependapat akad yang digunakan adalah akad wadi’ah sedangkan ulama yang lain berpendapat akad yang digunakan adalah akad qardh.  Fokus dari tulisan ini, mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana pendapat ulama mengenai pembayaran elektronik? dan apa saja faktor penyebab ulama berbeda pendapat mengenai pembayaran elektronik perspektif filsafat hukum Islam?, adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan serta menggunakan pendekatan normatif dan filosofis.  Hasil dari penenelitian ini menunjukan bahwa ulama memberikan pendapat yang berbeda mengenai masalah transaksi pembayaran seccara elektronik, ada sebagian ulama yang sepakat, karena pembayaran elektronik merupakan evolusi dari pembayaran konvensional, pembayaran secara elektronik samahalnya dengan melakukan pembayaaran secara langsung, fungsinya untuk melakukan pembayaran barang maupun jasa, hanya saja melalui media digital. Namun, sebagian ulama yang lain tidak sepakat karena dalam transaksi pembayaran secara elektronik mengandung unsur riba. Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai masalah transaksi pembayaran secara elektronik sangat lumrah terjadi mengingat transaksi pembayara elektronik merupakan suatu jenis transaksi baru dan merupakan suatu kasus muamalah kontemporer, adapun faktor penyebab terjadinya perbedaan pendapat ulama ada dua yaitu, tidak adanya informasi adanya hadis dan tidak adanya dalil mengenai masalah tersebut, sehingga para ulama mencoba memberikan pendapat sesuai dengan keilmuan dan pola pikirnya masing-masing.  
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI HEWAN TERNAK SAPI DENGAN TRIK KECURANGAN DI DESA BERAIM KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH Suryapati, Suryapati; Adnan, Idul; Hamdi, Muh. Rizal; Muzawir, Muzawir
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i1.18

Abstract

Kehidupan sehari-hari dalam melakukan aktfitas jual beli merupakan hal yang diharuskan oleh Allah swt. Dalam aktivitas Jual beli termasuk dalam kegiatan Muamalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam hidup. Terutama bagaimana cara menyikapi sistem perekonomian yang menaungi peranan penting dalam dunia bisnis. Sebagai agama yang mampu mengikuti perkambangan zaman yang diyakini Islam mampu menjawab segala permasalahan yang timbul dikehidupan sosial.Berkaitan dengan hal tersebut dalam melakukan jual beli harus memenuhi syarat-syarat jual beli salah satunya berkaitan dengan objek atau barang yang diperjual belikan.seseorang diperbolehkan melaksanakan transaksi terhadap barang yang dilakukan karena menjadi acuan dalam bermuamalah. Praktik jual beli hewan ternak yang dilakukan oleh masyarakat desa beraim merupakan kegiatan yang mempunyai unsur kecurangan karena dalam praktiknya banyak kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan oleh penjual atau saudagar.Dalam Hukum islam tentu tisdak boleh dan sangat dilarang orang-orang yang melakukan praktik jual beli dengan cara yang curang atau tidak jujur karena Allah Swt tidak menyukai orang-orang munafik, dan barang siapa yang jujur maka Allah Swt akan selalu memebrikan keberkahan buatnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan normative sosiologis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan library research, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah data reduction, data display, conclution drawing. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam melakukan praktik jual beli hewan ternak sapi di Desa beraim saudagar telah melakukan praktik kecurangan dengan melakukan trik-trik kecurangan diantaranya adalah; Serdong atau yang disebut meminumkan hewan ternak sapi dengan air dicampur dedak, mengkikr tanduk dan menutupi kecacatan hewan ternak tersebut.
KONSEP WASATHIYAH: PENAFSIRAN ATAS QS. 2:143 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA Hidayat, Lalu Fathoni; Firdaus2, Andrian
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 2 No. 1 (2023): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v2i1.19

Abstract

Islam Wasathiyah masih menjadi salah satu isu yang populer untuk dikaji dewasa ini. Isu ini berkembang sebagai counter atas semakin melunjaknya wacana radikalisme dan terosisme agama di tengah masyarakat. Wasathiyah sebagai konsep ajaran yang bertujuan untuk menghasilkan ummat yang memiliki sifat-sifat moderat dalam setiap lini kehidupan. Sifat-sifat tersebut misalnya tawasuth, tawazun, dan tasamuh. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengungkap konsep washatiyah dengan melakukan penafsiran terhadap QS. 2:143 berdasarkan tinjauan hermeneutika ma’na cum maghza. Kajian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan paradigma dekonstruktivis. Peninjauan kembali penafsiran QS. 2:143 dilakukan dengan menggunakan analisis tekstual-literal (kajian gramatikal bahasa) yang dipadukan dengan analisis kontekstual (kajian historis mikro dan makro). Kedua tinjauan tersebut dilakukan untuk menemukan makna signifikansi fenomenal historis dan dinamis terhadap penafsiran QS. 2:143. Adapun sumber literatur yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir, gramatikal bahasa, dan historis sebagai sumber data dalam kajian ini. Hasil temuan menunjukan bahwa QS. 2:143 wasahtiyah merupakan karakteristik dari agama Islam, agama yang tidak mengajarkan pemahaman-pemahaman yang ekstrimis. Pun Islam memberikan batasan tertentu terhadap pemikiran yang radikal dan liberal yang membiarkan akal bekerja lepas dari kontrol hati dalam praktiknya. Sehingga dalam hal ini wacana wasathiyah adalah untuk menunjukkan posisi Islam sebagai agama yang kaya akan metodologis serta memperhatikan sisi-sisi keseimbangan di dalamnya, tidak hanya dalam perilaku sosial, tetapi juga dalam praktik periberibadatan, berakidah, dan bermu’amalah.
KOMUNIKASI MURID DENGAN GURU DALAM KITAB TA’LIMUL MUT’ALIM (KARYA IMAM BURHANUDDN AZ-ZARNUJI) DALAM PERSFEKTIF KOMUNIKASI ISLAM Apriadi, Roni; Supardi , Supardi; Hardiyatullah, Hardiyatullah; Saputra, Wawan
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i1.20

Abstract

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang paling urgen dalam kehidupan manusi, baik itu secara verbal maupun non verbal, karena bagaimanapun untuk menyampaikan gagasan serta idenya manusia sangat memrlukan yang Namanya komunikasi. Terlebih bagi seorang santri atau murud Ketika mecari ilmu pengetahuan maka sangat dianjurkan untuk berkomunikasi dengan memerhatikan etika berkomunikasi terhadap gurunya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan (library research), adalah salah satu bentuk metode yang menekankan pada pustaka sebagai suatu objek studi. Tujuan dari penelitan ini adalah unuk mengetahui bagamana seharusnya etik seorang santri atau seorang murid Ketika melakukan komunikasi dengan guruunya,, yang telah di jelaskan oleh Imam Burhanuddin Az-Zarnuji di dalam karyany kitab Ta’limul Muta’allim. sementara  
KAJIAN INTERDISIPLINER: KONSEP EKONOMI INDONESIA DITINJAU MELALUI PENDEKATAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Alamudi, Ichwan Ahnaz
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i1.60

Abstract

This article is motivated by the sound of the 1945 Indonesian constitution Article 33 initiated by the founding fathers contains the philosophy of togetherness and the principle of family that is the cornerstone of the Indonesian economy. The realization of Islamic Economics in Indonesia has had a major impact on efforts to improve the economic life of the community, as well as provide education to the community in the economic system using a non-ribawi system. This article uses a qualitative descriptive approach that is more specific to the data of the library or library research. In this paper the author meghasilkan that Syar'i law khitab (decree) of God related to the act of mukallaf in the form of demands, choices and provisions and each claim contains taklif (legal burden) which in this case is human mukallaf. Furthermore, the 1945 Indonesian constitution Article 33 paragraph 2 is an important pillar in the development of economic law in Indonesia which determines, “the branches of production that are important to the state and that control the livelihood of many people are controlled by the state. So, in this paragraph is a constitutional mandate that should be run by the government. Keywords: Economy, Islamic Law, Positive Law.
EVOLUSI HUKUM KELUARGA ISLAM SEBELUM DAN SELAMA ERA REVOLUSI INDUSTRI 5.0 Sugitanata, Arif; Adnan, Idul; Hartawan, Hartawan; Muzawir, Muzawir
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i1.75

Abstract

The Industrial Revolution 5.0 changed the paradigm of human interaction with technology, which emphasises the synergy between artificial intelligence and unique human capabilities to create more humane and sustainable innovations. In the context of Islamic family law, the Industrial Revolution 5.0 brings new challenges and opportunities that require thoughtful understanding to ensure its relevance and benefits for Muslims. This research compares the evolution of Islamic family law before and during the Industrial Revolution 5.0 era through a literature study-based comparative approach with a qualitative research type. The research shows that, before the revolution, Islamic family law had established a solid moral and social foundation, regulating marriage, divorce, inheritance and family responsibilities with an emphasis on social justice and the protection of individual rights. When the Islamic family law entered the revolutionary era, significant changes were encountered in communication, employment, family economy, and education. Although new technology has brought opportunities to strengthen faith and religious practice, it has also raised issues such as privacy and psychological impact. Islamic family law is required to integrate traditional values with technological innovations, maintain education and understanding of rights and obligations within the family, and maintain a balance between material and spiritual progress. With judicious adaptation, Islamic family law can ensure harmonious and prosperous families in this new era.
PRAKTIK PEMBERIAN MAHAR PERKAWINAN DI DESA BERAIM DAN DESA BELEKA KABUPATEN LOMBOK TENGAH PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM Hamdi, Muh. Rizal; Adnan, Idul; Hartawan, Hartawan; Satria, Ahmad
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i1.83

Abstract

Belakangan ini telah terjadi fenomena pemberian mahar di luar adat dan kebiasaan masyarakat setempat, yaitu pemberian mahar yang tidak sesuai dengan tradisi dan adat kebiasaan masyarakat selama ini sehingga menimbulkan pertanyaan pada masyarakat terutama dalam lingkungan sekitar. Di Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah terjadi pernikahan antara pasangan pengantin dengan mahar sandal jepit dan segelas air putih. Di Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah terjadi pemberian mahar perkawinan dengan jumlah mahar fantastis yaitu tanah seluas 2,7 hektar, emas 25 gram dan 12 dirham. Pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apa saja faktor-faktor dan bentuk-bentuk pemberian mahar di Desa Beraim dan Desa Beleka Kabupaten Lombok Tengah dan Bagaimana tinjauan sosiologi hukum Islam terhadap fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Adapun teknik yang dipergukanakan dalam pengumpuln data yang terkait dengan bahasan dalam penelitian ini ada tiga yaitu: wawancara, observasi, dokumentasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa dekskriptif kualitatif, analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan tersebut agar dapat dinterpretasikan temuannya kepada orang lain. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Praktik pemberian mahar perkawinan di Desa Beleka dan beraim merupakan hal yang baru terjadi dan bukan tradisi atau adat istiadat dari desa tersebut dalam memberikan mahar seperti mahar sandal jepit dan mahar yang tinggi yaitu mahar 2,7h tanah, 25g emas, dan uang 12 dirham. Pemberian mahar yang dilakukan di Desa Beleka dan Desa beraim mengakibatkan hal-hal negatif antara lain : kecemburuan sosial, dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan (bisnis), adanya sifat gengsi. Kata Kunci: Mahar Perkawinan, Sosiologi Hukum Keluarga
PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP PRAKTIK BUNGA PINJAMAN DANA KAS KELOMPOK TAHLILAN Hamdi, Muh. Rizal; Adnan, Idul; Elpipit, Elpipit; Suarajana, Suarjana
Al-Muqaronah: Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum Vol. 1 No. 2 (2022): Al-Muqaronah : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum
Publisher : STIS Darussalam Bermi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59259/am.v1i2.84

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya praktik pinjam meminjam yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Montong Dao, Desa Teratak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. masyarakat setempat terebut melakukan pinjaman pada kas Kelompok Tahlilan. Dalam praktiknya, masyarakat yang melakukan pinjaman kas kelompok tahlinan tersebut diwajibkan untuk mengembalikan uang pinjaman tersebut ditambah dengan kewajiban untuk menambah nominalnya dari jumlh pinjaman awalnya. Di sisi lain masyarakat sangat terbantukan dengan adanya praktik pinjaman tersebut dan tidak mempermasalahkan adanya penarikan nilai tambah dari jumlah nominal yang akan dikembalikannya nanti. Fokus kajian dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan praktik bunga pinjaman dana kas kelompok tahlilan di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah? (2) Bagaimana pandangan tokoh agama terhadap praktik bunga pinjaman dana kas kelompok tahlilan di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah? Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang diguakan dalam penelitian ini adalah, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif ini, teknik analisisis data yang digunakan adalah model analisis data menurut Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Hasil penelitian ini adalah (1) Praktik pinjam-meminjam terhadap kas kelompok Tahlilan yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Montong Dao mengandung bunga 0,01%-1% sebagai bentuk terima kasih. (2) Praktik pinjam meminjam yang dialaksanakan oleh masyarakat di Dusun Montong Dao termasuk dalam konsep Al-Qardh yang berarti pinjaman atau utang-piutang dalam kajian fikih mu’amalah. Dalam transaksinya terdapat unsur riba Al-Qard. Adapaun pandangan tokoh agama hanya sebatas memberikan pendapat pribadi terhadap praktik tersebut dengan menyatakan bahwa praktek tersebut adalah praktek yang dilarang dalam Islam karena ada unsur ribanya. Para tokoh agama cenderung membiarkan praktek pinjam meminjam tersebut dengan alasan bahwa masyrakat sangat membutuhkan pinjaman tersebut untuk keberlangsungan ekonominya. Kata Kunci: Tokoh Agama, Bunga Pinjaman, Kas Tahlilan