cover
Contact Name
Nurul Wakia
Contact Email
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282196614501
Journal Mail Official
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Samata, Kampus 2
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak
ISSN : 27467082     EISSN : 27467090     DOI : 10.24252/hisabuna
This journal is to develop academic insights in the field of phalactic science that integrates religion and science as well as related sciences in order to advance science. The scope of the journal is as follows: - Beginning of the Kamariah Month - Prayer Time - Qibla Direction - Eclipse - Astronomy
Articles 137 Documents
Analisis Matlak Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah Perspektif Ilmu Falak Haekal Fikri Haekal; Muh. Rasywan Syarif; Andi Intan Nur Cahyani
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.38529

Abstract

The determination of the beginning of the Hijri month has the term matlak, but what is the background for the emergence of the term matlak and the difference in the unification of matlak for determining the beginning of the Hijri month in astronomy. The type of research used is library research with an astronomical and syar'i research approach, supplemented by primary data and secondary data. Processing and analysis of data through the process of editing data, transforming data and presenting data. The results of this study found that the context of the emergence of the term matlak to determine the beginning of the Hijri month is found in the hadith of Muslim narrations about the incident between Kuraib and Ibnu. Astronomically, differences are caused by differences in latitude and longitude of an area, matlak unification is contained in the principle of matlak unity. The implication of this research is that the matlak phenomenon is widely studied because it is very influential in determining when the Hijri month begins or ends.
Akurasi Arah Kiblat Masjid Dan Makam Di Kecamatan Tamalatea Dan Rumbia Kabupaten Jeneponto Reski Ananda Saenab; Halim Talli; Rahma Amir
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.38546

Abstract

This study examines two main issues, namely the method of measuring the Qibla direction used by the people of the Tamalatea and Rumbia Subdistricts, the accuracy of the Qibla direction for mosques and tombs at the village level in Tamalatea and Rumbia Districts, Jeneponto Regency. This type of research is categorized as field research, then data collection techniques are interviews and documentation. The research methodology uses the Qiblat Tracker method based on Sun Compass and the Google Earth application. So the results of this study show that of the 14 mosques and 5 cemeteries that have measured the Qibla direction, only 1 mosque has the correct Qibla direction. The cause of the deviation of the mosque and the tomb is because the people in the Districts of Tamalatea and Rumbia still use the method of looking at the cardinal directions, setting the sun and also a compass. The implication of this research is the need for socialization to provide understanding to people who are still unfamiliar with the knowledge of astronomy, especially in the Qibla direction in theory and in terms of using the Qiblat Tracker method based on Sun Compass and Google Eart
Peluang Dan Tantangan Ilmu Falak Di Indonesia Era Digital Nur Afny Awwalany; Sippah Chotban; Subhan Khalik
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.40475

Abstract

Penelitian ini membahas tentang analisis peluang dan tantangan Ilmu Falak di Indonesia Era Digital, sehingga penelitian ini berfokus pada Peluang dan Tantangan Ilmu Falak dengan tujuan 1. untuk mengetahui analisis peluang Ilmu Falak di Indonesia era digital, 2. untuk mengetahui tantangan ilmu falak di Indonesia era digital. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan secara ilmiah dan pendekatan secara (syar’i). Hasil penelitian ini bahwa analisis peluang ilmu falak di Indonesia era digital 2023 yaitu : 1.Akademisi yang mencakup pengembangan ilmu falak di sekolah-sekolah seperti pondok pesantren dan pengembangan ilmu falak di perguruan tinggi seperti dengan mendirikan prodi/jurusan ilmu falak , 2.Astronom yatiu Pecinta Astronomi Ilmu Falak, 3.Programmer Falak, melakukan pembuatan dan pengembangan aplikasi ilmu falak 4.Praktisi Hukum, seorang sarjanawan falak merupakan lulusan Sarjana Hukum, hal tersebut berpeluang menjadi seorang praktisi hukum. ,5.Wirausahawan Falak,membuat atau memodifikasi alat falak dan diperjual belikan 6.Penyuluh Agama Islam, Kementrian Agama bertugas memastikan arah kiblat masjid di segmen Bimas Islam dan Koordinator Syariah dan Kantor Urusan Agama sub-wilayah yang merupakan perluasan dari Kementrian Agama, 7.Pembuatan situs-situs Falak sebagai penyebaran informasi. Adapun analisis tantangan ilmu falak di Indonesia era digital 2023 yaitu : 1.Pengembangan Ilmu Falak, sarana dan inovasi untuk membantu penelitian sangatlah penting, 2.Pengembangan aplikasi pemrograman pendukung falak,melakukan pengembangan pemrograman merupakan hal yang tak cukup mudah karena harus dilakukan oleh orang yang paham tentang pemrograman dan juga membutuhkan waktu yang tak singkat dalam pembuatannya, 3.Hadirnya Teknologi Artifical Intelligence (AI), Teknologi Artifical Intelligence (AI) bisa menggantikan posisi manusia dalam mengerjakan sesuatu dengan cepat dan tanpa bayaran. Diharapkan peluang ilmu falak di era digital mampu terealisasikan dan tantangannya tidak menjadi hambatan untuk pengembangan ilmu falak kedepannya. Diharapkan ada penelitian lanjut terkait terealisasikannya peluang dan usaha-usaha pengembangan ilmu falak berhasil menghadapi tantangannya di era digital.
RESPON MASYARAKAT ATAS ARAH KIBLAT MAKAM: ANALISIS TERHADAP PERBEDAAN METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT Mega Nur Awaliah Ahmad Nur; Muh. Saleh Ridwan; Rahmatiah,HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.40601

Abstract

Abstract The main problem in this research is how the sensitivity of the residents towards the Qibla direction of the graves to the different methods of determining the Qibla direction in the Pangkajene Region, Pangkep Regency. This research is classified as a quantitative research with a syar'i approach and a sociological approach. In this research using population and sample. The population taken was the people of Pangkajene District, Pangkep Regency and for the sample were 45 people from 27 cemeteries. Furthermore, the data collection methods used in this study were observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the residents' responses to the Qibla direction of graves in the Pangkajene Region are known to have understood that every place that wants to be built must have a Qibla direction determined, and of course in this case the measurement or determination of the orientation path. Meanwhile, the reaction of the residents of the Pangkajene Region to the different methods of determining the orientation route is known to have given good answers in addressing the use of the orientation path determinants, the pro/con reactions of the residents but the problem did not last long because the authorities, in this case the Islamic Community Guidance Center, immediately gave an understanding to the residents of the Pangkajene Region about the importance of knowing the orientation path using the orientation path determinant method. The implication of the research is that the Ministry of Religion as the government and experts who are competent in the field of Astrology who have this authority are expected to maximize socialization activities for understanding orientation paths and the use of Qibla direction determination methods in order to reduce the problems of determining Qibla direction. Keywords: Community Response, Qibla Direction Determination Method, Cemetery
Uji Akurasi Posisi Toilet Masjid di Desa Kindang Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Perspektif Ilmu Falak Nurbaya; Adriana Mustafa; Andi. Muh. Akmal
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.40656

Abstract

Toilet Masjid merupakan bagian dari tempat peribadatan ummat Islam yang tidak boleh luput dari aturan posisi dan arahnya, karena Rasulullah saw. telah menjelaskan suatu larangan buang hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat. Kasus kelirunya arah toilet masjid juga terjadi di Desa Kindang Kecamatan Kindangan Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis realitas posisi toilet Masjid di Desa Kindang di Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba dan mengetahui pandangan masyarakat di daerah tersebut tentang posisi toilet masjid serta menguji posisi toilet Masjid di daerah itu dengan menggunakan analisis ilmu falak. Jenis penelitian adalah field research atau penelitian lapangan dengan model kualitatif deskriptif serta menggunakan pendekatan teologi normatif (syar’i) dan pendekatan yuridis sosiologi. Landasan hasil penelitian, ditemukan fakta lapangan sebagai berikut; 1) Di Desa Kindang terdapat 10 Masjid dan ada beberapa posisi toilet Masjid hampir mengarah ke kiblat justru ada yang sampai mengarah ke kiblat. 2) Masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menyikapi posisi toilet yang hampir dan sampai mengarah ke kiblat. 3) Posisi toilet Masjid dalam perspektif ilmu falak dengan uji akurasi arah kiblat menjadi sangat penting dalam menentukan posisi kiblat dan arah toilet. Implikasi dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini mengungkapakan tentang uji akurasi Posisi Toilet Masjid Desa Kindang Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Sehingga didapatkan titik permasalahan dan solusi atas permasalahan tersebut melalui wawancara, observasi secara langsung dan sebagainya. Apabilah terdapat banyak kekurangan maka penulis memohon masukan dan perbaikannya.
Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Makam di Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Ismiraj Ayu Nanda; M. Tahir Maloko; Mahyuddin Latuconsina
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.40700

Abstract

Akurasi arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam artikel ini menyajikan dua pokok permasalahan yakni metode dan akurasi arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar dan problematika arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar. Penelitian yang digunakan artikel ini merupakan penelitian lapangan (Field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan observasi langsung terhadap lokasi penelitian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis menggunakan pendekatan syar'i, pendekatan astronomis, dan pendekatan sosiologis dalam analisis data dan penulisan ilmiah yang diyakini relevan dengan pokok bahasan kajian ini. Dalam proses pencarian data yang akurat, penulis menggunakan metode pengumpulan data tertentu yaitu teknik wawancara dan observasi. Metode penentuan dan akurasi arah kiblat yang digunakan di Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar, hanya berdasarkan ketika matahari terbenam di arah barat dan bukan menghadap ke Baitullah/Makkah. Kemudian mengenai penentuan dan akurasi dari arah masjid di lima masjid dan dua makam di Kecamatan memiliki selisih kemelencengan dari arah kiblat mencapai 3-23 derajat. Berdasarkan penjelasan tersebut, umat Islam diharapkan mampu menentukan arah kiblat Masjid atau Makam sesuai dengan ajaran Islam, dan kepada para pihak yang berwenang dalam hal ini Kementerian Agama hendaknya lebih peduli dalam memberikan pemahaman metode dalam menentukan arah kiblat, terutama pada masjid-masjid tua dan pemakaman.
Eksistensi Wilayatul Hukmi Dalam Penanggalan Qamariah Perspektif Empat Madzhab Nur Syakia Anna Faura; Halima B; Zulhas’ari Mustafa
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.40703

Abstract

Eksistensi Wilayatul Hukmi Dalam Penanggalan Qamariah Perspektif Empat Madzhab. Penerapan awal bulan Qamariah merujuk pada kewenangan pemimpin atau otoritas Islam dalam memutuskan awal bulan Qamariah berdasarkan pengamatan Hilal di wilayah mereka. Maka eksistensi wilayatul hukmi dalam penetapan awal bulan Qamariah berarti pemimpin atau pemerintah memiliki peran penting dalam memutuskan metode yang akan digunakan untuk menentukan awal bulan. Peneliti ini menggunakan penelitian pustaka (library research) dalam artian mencari artikel, skripsi, jurnal dan buku yang berhubungan dengan judul penulis. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan syar’i dan pendekatan astronomis. Menurut sumber datanya, data penelitian dibagi menjadi dua data, yakni data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dalam penentuan atau penanggalan awal bulan Qamariah, digunakan dua metode yaitu Hisab dan Rukyat. Masing-masing merupakan metode yang lahir dari interpretasi nash-nash dalam al-Qur’an dan hadist. Hasil dari Hisab dan Rukyat kemudian diterapkan melalui Mathla’. Mathla’ adalah lingkup luas wilayah keberlakuan Hisab Rukyat. Secara umum, terdapat dua jenis Mathla’ menurut para imam Madzhab, yakni 1) Mathla’ global, yaitu pemberlakuan Mathla’ untuk seluruh dunia. 2) Mathla’ lokal, yaitu pemberlakuan Mathla’ untuk wiilayah tertentu. Di Indonesia diberlakukan Mathla’ Wilayatul Hukmi dalam rangka menjaga keragaman dan persatuan umat Islam. Wilayatul Hukmi adalah istilah dalam bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai “wilayah kekuasaan” atau “kewenangan pemerintahan”. Istilah ini sering digunakan dalam konteks hukum Islam, terutama dalam sistem hukum syariah, untuk merujuk pada wilayah atau yurisdiksi yang diperintah oleh pemimpin atau otoritas Islam yang berwenang. Implikasi dari penelitian ini yaitu, diharapkan dapat diadakan kajian dan penelitian yang lebih mendalam terkait konsep Wilayatul Hukmi di Indonesia kedepannya. Sebagai upaya dalam rangka mewujudkan kesatuan dan keseragaman umat Islam di Indonesia dalam penanggalan atau penentuan awal bulan Qamariah.
KOMPARASI PENANGGALAN HIJRIAH DAN BUGIS (ANALISIS KALENDER KEAGAMAAN DAN SOSIAL BUDAYA) Fajriana, Andi Nurul; Laman, Ilham; Larissa, Dea
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.35751

Abstract

Penelitian ini berfokus pada komparasi penanggalan Hijriah dan Bugis yang bertujuan untuk mengetahui, 1) sistem penanggalan Hijriah 2) sistem penanggalan Bugis, 3) komparasi penanggalan Hijriah dan penanggalan Bugis. Jenis penelitian ini adalah library research dengan pendekatan penelitian syar’i, astronomi, dan historis. Hasil penelitian ini bahwa Penanggalan Hijriah berbasis bulan, dimulai pada 1 Muharram. Memiliki jumlah 12 bulan dan terdiri dari 7 hari. Menggunakan hisab dan rukyat dalam penentuan waktu ibadah umat Muslim seperti puasa, hari raya, dan haji. Penanggalan Bugis berdasarkan peredaran matahari diterapkan sebelum masyarakat Bugis memiliki keyakinan terhadap agama Islam, dimulai pada 1 Sarawanai. Memiliki jumlah 12 bulan, terdapat beragam siklus harian salah satunya bilang duappulo untuk menentukan hari baik dan hari nahas dalam memulai kegiatan. Kedua penanggalan menunjukkan perbedaan sistem yang digunakan berdasarkan peredaran bulan dan berdasarkan matahari. Penanggalan Hijriah bersifat keagamaan sementara penanggalan Bugis sosial budaya. Penanggalan Hijriah untuk keperluan sipil didasarkan pada hisab, untuk keperluan keagamaan diwajibkan dengan rukyat. Penanggalan Bugis harus berdasar kepada sebuah pedoman dan tokoh yang dipercaya atau dituakan untuk pemaknaan hari baik dan buruknya. Penelitian ini sebaiknya diikuti dengan penelitian lanjutan demi kesempurnaan ilmu pengetahuan.
Awal Waktu Salat Magrib Berdasarkan Ketinggian Daerah di Kabupaten Jeneponto (Studi Perbandingan Dengan Jadwal Waktu Salat Sepanjang Masa) Kartini, Selvira Febriani; Alimuddin; Muh. Akmal, Andi
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.36972

Abstract

The determination of prayer times is based on the phenomenon of the sun that is visible to the five senses. As for astronomy, sunset time begins when the sun sets. The setting of the sun here means that the entire "disk" of the sun has "entered" below the horizon (horizon). The lowness of this horizon is strongly influenced by the altitude. The higher the position of our eyes, the greater the lowness of the horizon. Thus, a place that is higher will see celestial bodies rise earlier and see celestial bodies set later. Along with the development of the times and science and technology, various software or prayer time schedules appeared all the time made by astronomers. This type of research uses field research or field research because it uses a qualitative approach where researchers directly observe the subjects studied in the field. The data sources used are primary data and secondary data. The primary data of this study are data obtained from observations and interviews. The secondary data in this study is a source of information that supports this research. From the results of this study it was found that: 1. The reality of the start of the evening prayer time is based on the altitude of the area in Jeneponto Regency. 2. Implementation of Prayer Time Schedules of All Time. 3. Comparison of the start of the evening prayer time based on the elevation of the area in Jeneponto Regency with the schedule of all time prayers. Meanwhile, the reality of the start of the prayer time based on the height of the place is not an influence because the standard among the community is the sound of the call to prayer at the mosque. The use of prayer time schedules is generally used in mosques, especially in the Jenepinto Regency area. Comparison of the start of the prayer time with the all-time prayer schedule, in the highlands there is a difference of 2-3 minutes and in the lowland areas there is a difference of 1-2 minutes with the schedule of all-time prayer times, while in the highlands and lowlands there is a difference of 1 minute and not a problem. The implication of this research is that determining the coordinates used as a reference is also important because differences in taking regional coordinates will cause differences in the results of schedule calculations. A good timetable calculated specifically for a city, and duly issued by the competent authority. Keywords: Prayer times, Altitude, Jeneponto Regency
Uji Akurasi Pengukuran Arah Kiblat Masjid dan Makam di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Nuraeni; Latuconsina, Mahyuddin; Khalik, Subehan
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i2.38480

Abstract

Determining the Qibla direction for mosques and tombs in Malino Village, Tinggimoncong District, Gowa Regency still uses a simple method due to the lack of public knowledge regarding the urgency of determining the Qibla direction even outside the tolerance limit. This research is a field research that applies qualitative research methods, using syar'i, astronomy and sociology approaches. The data sources used are primary and secondary data. The purpose of this study is to understand the method of determining the Qibla direction of mosques and tombs in the Malino Village, Tinggimoncong District, Gowa Regency, therefore it is necessary to re-measure to find out the actual Qibla direction by using several to determine the accuracy of Qibla direction. In this study there are five mosques and two graves which are used as examples regarding the position of the Qibla direction. The results showed that the accuracy of the Qibla direction at mosques and tombs in the Malino Village, Tinggimoncong District, Gowa Regency was still inaccurate. Therefore, it is necessary for the government to socialize and pay attention to the Qibla direction in mosques and graves.

Page 11 of 14 | Total Record : 137