cover
Contact Name
Oktariani Pramiastuti
Contact Email
jurnalkunir@bhamada.ac.id
Phone
+6285640253017
Journal Mail Official
jurnalkunir@bhamada.ac.id
Editorial Address
Program Studi Farmasi Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi Jl. Cut Nyak Dien No.16, Kalisapu, Kec. Slawi Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Location
Kab. tegal,
Jawa tengah
INDONESIA
Kunir: Jurnal Farmasi Indonesia (KJFI)
ISSN : -     EISSN : 3025907X     DOI : https://doi.org/10.36308/kjfi.v1i1
Core Subject : Health, Science,
Kunir: Jurnal Farmasi Indonesia (KJFI) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi yang bekerja sama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). KJFI diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Juli dan November. KJFI menerima naskah tentang hasil penelitian laboratorium, lapangan, mini review, surat kepada editor, dan studi kasus yang berhubungan dengan bidang kefarmasian (Farmakoterapi, Farmasi Klinis, Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Analisis Farmasi, Biologi Farmasi, Mikrobiologi Farmasi, Manajemen Farmasi, Farmakoekonomi, Farmakologi, Farmasi Lingkungan, Fiotkimia, Biokimia, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam, Sintesis Senyawa Obat, Pengobatan Herbal, Bioteknologi, Nanoteknologi). Naskah yang dimuat merupakan hasil seleksi dan disetujui oleh Dewan Redaksi dan belum pernah dimuat di jurnal lain.
Articles 33 Documents
Formulasi dan Uji Aktivitas Salep Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Cahyanta, Agung Nur; Istriningsih, Endang; Hidayah, Aan Amanatul; Wulandari, Prihastini Setyo
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.524

Abstract

Daun pepaya (Carica Papaya L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan salep ekstrak daun pepaya dan menguji sifat fisik serta aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Formulasi salep ekstrak daun pepaya dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak F1 = 1%, F2 = 5%, F3 = 10%, F4 = 15%, F5 = 20% dan F6 sebagai kontrol negatif. Salep yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi : uji homogenitas, uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji daya proteksi. Uji aktivitas antibakteri dilakukakan dengan metode difusi kertas cakram, hasil yang diperoleh dianalisis dengan one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa salep ekstrak daun papaya F1 konsentrasi 1% tidak mampu mengahambat bakteri Propionibacterium acnes, F2 dengan konsentrasi 5% memiliki daya hambat 7,5 mm, F3 dengan konsentrasi 10% memiliki daya hambat 12,5 mm, F4 dengan konsentrasi 15% memiliki daya hambat 15 mm, F5 dengan konsentrasi 20% memiliki daya hambat 17 mm, dan F6 sebagai kontrol tidak memiliki daya hambat. Daya hambat bakteri F3, F4, dan F5 dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat, sedangkan F2 dikategorikan memiliki daya hambat yang sedang dan F1 tidak memiliki daya hambat.
Aktivitas Antioksidan Daun Mangrove (Rhizophora mucronata Lamk) dengan metode β-Carotene Bleaching Istriningsih, Endang; Rejeki, Desi Sri; Anggraeni, Silvi; Firsty, Girly Risma
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.525

Abstract

Rhizophora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun mangrove (Rhizophora Mucronata). Daun diperoleh dari Pantai Alam Indah, Tegal. Kandungan senyawa dalam tumbuhan mangrove diantaranya adalah kelompok senyawa alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Ekstraksi daun mangrove menggunakan pelarut etanol 96 % dengan metode maserasi. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode β-caroten bleaching dalam tiga konsentrasi yang berbeda (10 ppm, 30 ppm, 50 ppm) dan hasil aktivitas antioksidan didapatkan dari Inhibitory Concentration (IC50). IC50 yang diperoleh pada penelitian ini adalah 57,831 ppm dengan panjang gelombang 458,5 nm dan tergolong ke dalam antioksidan yang kuat. Hasil dari aktivitas antioksidan dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun mangrove dengan metode β-caroten bleaching lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu aktivitas antioksidan ektrak daun mangrove menggunakan metode DPPH dan diekstraksi secara bertingkat.
Aktivitas Natibakteri Kombinasi Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Staphylococcus aureus Listina, Osie; Pramiastuti, Oktariani; Khasanah, Lutfatul; Afina, Afina
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.526

Abstract

Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan rimpang kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman obat yang memiliki kandungan antibakteri. Kandungan senyawa kimia pada belimbing wuluh yang berkhasiat sebagai antibakteri yaitu flavonoid, saponin, dan tanin. Sedangkan pada rimpang kunyit yaitu flavonoid, tanin, alkaloid dan terpenoid. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental menggunakan metode difusi cakram. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan rimpang kunyit (Curcuma longa L.) terhadap penghambatan bakteri Staphylococcus aureus. Pembuatan ekstrak etanol daun belimbing wuluh dan rimpang kunyit menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Penelitian ini dilakukan dengan 3 konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 20% dengan zona hambat berturut-turut sebesar 5,33 mm,10,25 mm, dan 13 mm. Hasil kombinasi kedua ekstrak dengan perbandingan (1:1) pada konsentrasi 20% memiliki zona hambat tertinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan dalam kategori kuat.
Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) dan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Rejeki, Desi Sri; Alfiraza, Ery Nourika; Sari, Faustya Ayu Andan; Alquraisi, Rima Harsa Atqiya
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.527

Abstract

Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia disebut sebagai mikroorganisme patogen, salah satunya bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Daun kelor dan daun sirih hijau memiliki senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri seperti flavonoid, tanin, fenol dan saponin. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan difusi cara sumuran. Larutan uji yang dibuat pada daun kelor dan daun sirih hijau dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75% serta kontrol negatif. Larutan uji kombinasi ekstrak daun kelor dan daun sirih hijau dibuat dengan kombinasi 1:1. Hasil uji aktivitas ekstrak tunggal daun kelor dan daun sirih hijau memiliki zona hambat dengan kategori sedang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, sedangkan pada kombinasi ekstrak daun kelor dan daun sirih hijau memiliki zona hambat dengan kategori kuat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dari hasil zona hambat yang didapatkan konsentrasi 75% memiliki daya hambat tertinggi dibandingkan konsentrasi 25% dan 50%. Hasil uji aktivitas antibakteri selanjutnya di analisis data menggunakan SPSS versi 20,0 dengan uji ANOVA (One-way analysis of variance). Sebelumnya tahap pertamadilakukan uji normalitas data yang selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil dari uji normalitas menyatakan bahwa nilai sig <0,05 dan artinya tidak terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan hasil yang di dapatkan data tidak homogen. Data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji dilanjut dengan Kruskall-Wallis.
Pengaruh Waktu Tunggu Pengambilan Obat terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Kaladawa Fahamsya, Arifina; Pramiastuti, Oktariani; Meylani, Urviana; Rizqiyana, Fika
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.528

Abstract

Waktu tunggu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Dalam melakukan upaya pengingkatan kualitas kesehatan, puskesmas harus didukung oleh pelayanan kefarmasian yang bermutu tinggi. Pelayanan yang baik di suatu puskesmas dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan metode cross sectional untuk melihat pengaruh waktu tunggu pengambilan obat terhadap kepuasan pasien di puskesmas Kaladawa menggunakan uji chi square. Dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan teknik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh waktu tunggu pengambilan obat terhadap kepuasan pasien di puskesmas Kaladawa, dengan nilai p value 0,000 (<0,05). Untuk itu diharapkan kepada Puskesmas Kaladawa untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan agar pasien yang dating merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Aktivitas Antibakteri Sediaan Facial Wash Ekstrak Etanol Daun Patikan Kebo terhadap Propionibacterium acnes Alfiraza, Ery Nourika; Nurhidayati, Lailiana Garna; Nisa, Sinta Khoiri; Murti, Fiqih Kartika
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.529

Abstract

Facial wash merupakan sabun pembersih wajah yang dapat membersihkan lapisan minyak di kulit wajah sekaligus kotoran penyebab jerawat. Salah satu tanaman obat di Indonesia yang memiliki senyawa antibakteri untuk melawan bakteri penyebab jerawat adalah daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Hal ini didukung dengan kandungan bioaktif pada daun patikan kebo yang mempunyai aktivitas antibakteri seperti flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada facial wash ekstrak etanol daun patikan kebo terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Formulasi facial wash dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun patikan kebo 1%, 2% dan 3% serta evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji tinggi busa dan uji akitivitas antibakteri facial wash ekstrak daun patikan kebo terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan facial wash dari masing-masing konsentrasi memenuhi persyaratan uji sifat fisik. Hasil rata-rata zona hambat pada konsentrasi 0%, 1%, 2% dan 3% berturut-turut adalah 0 mm, 6,08 mm, 7 mm dan 8,16 mm. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun patikan kebo pada sediaan facial wash, maka semakin tinggi aktivitas antibakterinya.
Analisis Kadar Vitamin C Buah Pepaya California Mentah (Carica papaya L.) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Nurhidayati, Lailiana Garna; Pramiastuti, Oktariani; Ningrum, Ayu Puspita; Nurfauziah, Afina
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.530

Abstract

Vitamin C merupakan zat gizi yang berperan sebagai antioksidan yang mampu mengatasi radikal bebas yang dapat merusak jaringan atau sel, serta meningkatkan daya tahan tubuh yang akan diserap oleh kalsium dalam tubuh. Vitamin C banyak terdapat pada buah dan sayuran, salah satunya dalam buah pepaya california. Penelitian ini mengenai analisis kadar vitamin C di dalam buah pepaya california yang masih mentah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar vitamin C yang terkandung pada buah pepaya california mentah. Metode penelitian meliputi pengumpulan sampel, determinasi tanaman, pengolahan sampel, analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan menggunakan pereaksi iodium, FeCl3 1%, Benedict dan pereaksi fehling A dan B, sedangkan pada analisis kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan analisis data menggunakan persamaan regresi linier. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa di dalam buah pepaya california mentah terdapat kandungan vitamin C. Panjang gelombang maksimum vitamin C yang diperoleh adalah 266,20 nm dengan nilai absorbansi 0,213. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,0557x+0,1038, sehingga diperoleh kadar vitamin C pada buah pepaya california mentah sebesar 0,01638% dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil menunjukkan bahwa buah pepaya california mentah (Carica papaya L.) terdapat kandungan vitamin C dan memiliki kadar vitamin C sebesar 0,01638%.
Uji Aktivitas Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Biji Chia (Salvia hispanica) terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan Patricia Alfayu Velix; Wiwin Herdwiani; Ismi Puspitasari
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i2.551

Abstract

Hiperglikemia adalah kondisi terjadinya peningkatan kadar glukosa darah tubuh karena insulin tidak digunakan atau diproduksi secara efektif oleh sel β pankreas yang ditandai dengan kadar glukosa darah ≥200 mg/dL. Pengobatan alternatif dengan bahan alam yang dapat digunakan adalah biji chia. Biji chia (Salvia hispanica) mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperglikemia dan dosis efektif ekstrak etanol biji chia terhadap tikus yang diinduksi aloksan. Ekstrak etanol biji chia diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut alkohol 96%. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus terbagidalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol hiperglikemia) pemberian Na.CMC 0,5%, kelompok II (kontrol obat) pemberian glibenklamid 0,45/kgBB tikus, kelompok III-V sebagai kelompok uji ekstrak etanol biji chia dengan dosis 50 mg; 100 mg; 200 mg/kgBB tikus. Kemudian data kadar glukosa darah diukur pada hari ke-12 dan hari ke-19. Selanjutnya data dianalisis statistika dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji chia memiliki aktivitas antihiperglikemia pada tikus putih jantan yang diinduksi aloksan. Dosis ekstrak etanol biji chia yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus dengan kondisi hiperglikemia terinduksi aloksan adalah dosis 50 mg/kgBB tikus.
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip balm Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L) dengan Variasi Beeswax Nurul Tri Budiarti; Nurista Dida Ayuningtyas; Agustina Putri Pitarisa
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i2.552

Abstract

Kulit bibir memerlukan antioksidan untuk melindungi dari paparan sinar UV dan melembabkan bibir. Ekstrak bunga telang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, oleh karena itu dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sediaan lip balm. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sediaan lip balm dengan variasi ekstrak bunga telang dan beeswax. Pada pembuatan dilakukan 3 formulasi dengan variasi ekstrak bunga telang : beeswax F1 (6:7,5), F2 (8:10), dan F3 (10:15). Hasil evaluasi fisik organoleptis menunjukkan F3 memiliki bentuk yang keras, uji homogenitas sediaan homogen dan tercampur merata. Uji daya sebar sediaan pada F3 paling rendah dengan hasil rata-rata 4,56+0,15 cm. Uji daya lekat F3 yang paling tinggi dengan hasil rata-rata 32,95+2,934 detik. Hasil uji pH pada ketiga formula memiliki pH yang memenuhi rentang pH bibir. Uji titik lebur terdapat F1 yang paling rendah dibandingkan dengan F2 dan F3 dengan hasil rata-rata 58,33+1,53OC. Pada uji daya oles dihasilkan sediaan lip balm dapat memberikan efek mengkilap.
Pengaruh Metode Pengemasan terhadap Kadar Protein pada Tempe Desi Sri Rejeki; Agung Nur Cahyanta; Sintiya Ayu Musiyam
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i2.555

Abstract

Protein merupakan salah satu sumber energi yang amat penting bagi tubuh yang dapat diperoleh dari olahan makanan berupa tempe. Kemasan yang umum digunakan untuk membungkus tempe yaitu menggunakan daun pisang dan plastik. Penggunaan kemasan dalam proses fermentasi akan mempengaruhi kadar protein dari tempe yang diproduksi. Faktor yang mempengaruhinya adalah faktor koreksi lingkungan yang dibentuk oleh kemasan selama proses fermentasi dan reaksi yang mungkin terjadi antara bahan yang difermentasikan dengan komponen kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar protein pada tempe dengan pengemasan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Lowry. Hasil analisis kadar protein pada tempe kemasan daun pisang sebesar 5,1624% dan tempe kemasan plastik sebesar 4,3291%. Perbedaan ini diuji dengan uji Paired Samples T-Test dengan hasil sig = 0,001 (sig<0,05) yang artinya jenis metode analisis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar protein.

Page 1 of 4 | Total Record : 33