cover
Contact Name
T Heru Nurgiansah
Contact Email
therunurgiansah@gmail.com
Phone
+6281322551635
Journal Mail Official
therunurgiansah@gmail.com
Editorial Address
Perumahan Puri Nirwana Bangunjiwo No.A-5 Dusun Kenalan Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law
Published by CV. Rayyan Dwi Bharata
ISSN : 3046787X     EISSN : 30467179     DOI : https://doi.org/10.57235
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law dengan nomor ISSN terdaftar 3046-787X (Cetak - Print) dan 3046-7179 (Online - Elektronik) adalah jurnal akses terbuka ilmiah yang diterbitkan oleh CV Rayyan Dwi Bharata. SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian asli dan review hasil penelitian pada lingkup: 1. Sains, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2. Pendidikan dan Pembelajaran, Penelitian Tindakan Kelas, 3. Hukum, Sosial, Politik, Budaya, Antropologi 4. Akuntansi, Ekonomi, Bisnis, Manajemen SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law diterbitkan 1 tahun 2 kali terbit pada bulan April & Oktober
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 325 Documents
Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar Kelas V SD IP YLPI Riau Dwi Yuliana Putri; Siti Qurratul Ain
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3288

Abstract

Tujuan Penelitian adalah Untuk mengetahui pengaruh dalam model project Based Learning terhadap hasil belajar siswa pembelajaran matematika Kelas V SD IP YLPI RIAU. Delsain Penelitian ini penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Hasil penelitian dan pembahasan menyimpulkan bahwa melalui model Project Based Learning (PJBL) berdampak terhadap pengaruh hasil belajar peserta didik. Peserta didik mempunyai daya Tarik tersendiri dalam mencoba membuat ide/ karya dengan menggunakan kertas origami dan karton, sehingga semakin sering peserta didik mencoba membuat suatu ide/karya dengan kertas origami, maka akan semakin paham maksud dari model pembelajaran project based learning (pjbl) tersebut yaitu membuat ide/proyek secara mudah dan menyenangkan.
Analisis Penerapan Mekanika Fluida pada Sistem Peredaran Darah Andreas Silitonga; Mailina Samosir; Nomi Marbun; Sahyar Sahyar
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.2698

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis penerapan mekanika fluida pada sistem peredaran darah. Metode penelitian melibatkan penyebaran kuesioner kepada siswa di SMA Negeri 1 Onan Ganjang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas 11 di SMA Negeri 1 Onan Ganjang, dengan populasi siswa sebanyak 128 siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Onan Ganjang. Kuesioner berisi 24 pertanyaan pilihan ganda yang dirancang untuk menilai pemahaman siswa mengenai prinsip dasar mekanika fluida serta kemampuan mereka menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam menganalisis aliran darah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mengukur nilai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa secara keseluruhan menunjukkan 49 % diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam menganalisis mata pelajaran fisika dalam bidang biologi pada soal dengan tingkat keseluruhan pada mendapat kategori cukup. Untuk kemampuan siswa berdasarkan taksonomi bloom C1 56,24% kategori cukup, C2 92,70% kategori sangat baik, C3 45,10% kategori cukup, C4 41,66% kategori cukup, C5 39,57% kategori buruk, dan C6 36,45% kategori buruk. Untuk hasil kemampuan siswa dalam LOT 64,68% kategori cukup, dan untuk hasil HOT 39,57% kategori buruk.
Pengaruh Hukum Adat terhadap Klaim Asuransi: Analisis Perbandingan antara Daerah Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia Nurisa Haryani Hasibuan; Ranti Nadila
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3270

Abstract

Hukum adat di Indonesia telah lama menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat yang mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang kuat. Di sisi lain, mekanisme asuransi modern juga memainkan peran krusial dalam memberikan perlindungan finansial dan keamanan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hukum adat terhadap klaim asuransi di Indonesia, dengan melakukan perbandingan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Studi ini mengungkapkan bahwa hukum adat dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk pola pikir dan praktik masyarakat terkait asuransi. Contohnya, adat Ampikale dari masyarakat Bugis memiliki konsep yang mirip dengan asuransi, menunjukkan kesesuaian nilai-nilai adat dengan prinsip-prinsip asuransi modern. Selain itu, hukum adat juga memberikan perlindungan terhadap konsumen dengan prinsip-prinsip seperti kekerabatan yang kuat dan keseimbangan magis atau alam. Namun, terdapat perbedaan dalam pemahaman dan penerapan asuransi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Masyarakat perkotaan cenderung lebih mengenal dan memanfaatkan asuransi, sementara masyarakat pedesaan masih memiliki pemahaman yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif, terutama di pedesaan, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang asuransi. Dalam konteks klaim asuransi, integrasi nilai-nilai hukum adat dengan mekanisme hukum asuransi modern dapat memperkuat perlindungan konsumen. Hal ini dapat menciptakan sistem asuransi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperkuat sistem asuransi di Indonesia, yang dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat luas.
Efektifitas Perlindungan Hukum Terhadap Ekspresi Budaya Tradisonal Belah Ketupat (Studi pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Lampung) Erlina Bachri; Aprinisa Aprinisa; Anita Fitriyani
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3548

Abstract

Pasal 33 Undang-Undang Hak Cipta nomor 19 Tahun 2002 menjelaskan berlaku tanpa batas waktu dan Pasal 34 Undang-Undang Hak Cipta nomor 19 Tahun 2002 menyebutkan tentang masa berlakunya perlindungan hak cipta, “bahwa hak cipta berlaku seumur hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun sesudah ia meninggal”. Kemudian Pasal 29 ayat (2) juga menyebutkan bahwa jika hak cipta itu diwakili oleh dua orang atau lebih, maka hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 tahun sesudahnya. Kemudian perlindungan Undang-Undang tersebut diperbarui menjadi Undang-Undang Hak Cipta baru Nomor 28 Tahun 2014 Pasal 58 ayat (2). Ekspresi budaya tradisional atau EBT (Traditional Cultural Expressions/Expressions of Folklore) sebagai salah satu bentuk dari kekayaan intelektual tradisional. EBT memiliki nilai budaya yang sangat besar sebagai bentuk warisan budaya yang terus menerus berkembang bahkan dalam masyarakat modern di penjuru dunia. Sementara di sisi lain, mereka juga memegang peran penting sebagai bagian dari identitas sosial dan wujud ekspresi budaya dari suatu masyarakat lokal. Ekspresi budaya tradisional Indonesia juga mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan terutama terkait dengan industri pariwisata dan industri ekonomi kreatif. Motif Belah Ketupat adalah motif khas kabupaten Tanggamus Lampung adat Saibatin. Motif ini berbentuk potongan-potongan kain berwarna putih, kuning, merah dan hitam yang menjadi motif unik khas Tanggamus. Masing- masing warna tersebut melambangkan strata atau kedudukan dalam adat masyarakat Lampung. Permasalahan pada skripsi ini siapakah yang berhak mengajukan perlindungan hukum terhadap Ekspresi Budaya Tradisonal Belah Ketupat? Bagaimana Efektiftas perlindungan Hukum terhadap Espresi Budaya Tradisonal Belah Ketupat? Metode penelitian yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah Pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan permasalahan di atas dapat ditarik kesimpulan Motif Belah Ketupat banyak sekali di gunakan oleh masyarakat tanggamus mau pun masyarakat luar, sehingga masyarakat tanggamus dan pemerintahan mendaftarkan motif belah ketupat melalui Dinas Pariwisata dan kebudayaan untuk mewakili masyarakat Tanggamus agar Motif Belah Ketupat tidak mudah di ambil oleh pihak asing. Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten tanggamus telah mendaftarkan dua karya seni dan satu karya budaya lokal sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Motif Belah Ketupat telah di mendaftarkan secara online dan melakukan tahapan berupa sidang rekomendasi atau lanjutan lalu sidang penetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). sebagaimana di ketahui WBTB merupakan karya budaya yang masih hidup dalam identitas budaya dan masih di ingatan dengan manusia Maka WBTB itu dilindungi oleh Undang-Undang yang Tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Motif Belah Ketupat telah efektif setelah di daftarkan oleh pemerintahan, masyarakat menjadi lebih leluasa untuk mengembangkan dan mengenal kan motif tersebut ke masyarakat luar, sehingga masyarakat luar menjadi mengetahui lebih dalam terhadap ciri khas Kabupaten Tanggamus. Adapun saran yang dapat penulis berikan Kepada Pemerintah khususnya Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Lampung hendaknya untuk lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Tanggamus dan sekitarnya terkait dengan mengembangkan budaya dan menjaga karya yang di miliki oleh Kabupaten Tanggamus serta menjaga kelestarian. Sosialisasi juga harus dilakukan pada daerah-daerah kecil dan desa-desa yang masih minim teknologi agar karya yang di miliki mereka bisa di kenal dengan luas. Hal ini dilakukan agar masyarakat di luar Lampung bisa memakai karya miliki Kabupaten Tanggamus . Kepada masyarakat Kabupaten Tanggamus tetap melestarikan karya dan seni budaya, karena semakin berkembangnya Teknologi sekarang akan menjadi punah, Budaya yang sudah ada dari zaman hindu budha harus tetap dilestarikan dan di kembangkan oleh masyarakat sekitar.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Wanasari 1 Karawang Azizah Nur Inayah; Astuti Darmiyanti; Yadi Fahmi
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3421

Abstract

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni pembelajaran kooperatif tipe make a match dan motivasi belajar peserta didik sehingga dengan demikian tujuan penelitian ini untuk menguraikan gambaran hasil pembelajaran kooperatif tipe make a match, motivasi belajar peserta didik, serta pengaruh keduanya dalam hubungan korelasional. Populasi dalam penelitian ini yakni  seluruh peserta didik di SDN Wanasari I, dan sampelnya ialah peserta didik kelas V. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini yakni penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian eksperimen semu (quasi experiment), metode ini dipilih untuk mengidentifikasi hubungan antara pembelajaran kooperatif tipe make a match dan motivasi belajar peserta didik. Data terkait pengalaman pembelajaran kooperatif tipe make a match dan motivasi belajar peserta didik dikumpulkan dengan menggunakan intrument kuesioner, yang disusun dengan menggunakan skala likert, teknik analisis data menggunakan analisis dektifptif dan inferensial. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe make a match 5% pada kategori rendah, 24% pada Kategoris sedang dan 6% pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata Pembelajaran kooperatif tipe make a match berada pada kategori sedang. Adapun motivasi belajar peserta didik 5% pada kategori rendah, 23% pada Kategoris sedang dan 7% pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata Motivasi Belajar Peserta Didik berada pada kategori sedang. Berdasarkan outpus SPSS pada tabel 7 Coefficientsa diketahui nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,157 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa “Tidak Ada Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make a Match (X) terhadap Motivasi Belajar (Y)”. Dari hasil analisis diketahui nilai R Square sebesar 0,060. Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh Model kooperatif tipe make a match (X) terhadap Motivasi belajar (Y) adalah sebesar 6,0 % sedangkan 94,0 % motivasi belajar dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak diteliti.
Maksim Percakapan dalam Program Acara I-Talk di Insert Live Siti Khodijah; Mardiningsih Mardiningsih; Badriyah Wulandari
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3506

Abstract

This study aims to describe the form and function of conversational maxims in the I-Talk program on Insert Live. The inappropriateness of the speaker's speech in responding to the presenter's speech and the lack of communication strategies carried out by the presenter in talking to the speaker are the background for the researcher to choose the speech between Maria Christy and Amanda Caesa in the I-Talk program to be studied. This study uses a descriptive research type with a qualitative approach, because it can explain simply and clearly based on the focus of the study. The data in this study are the speech between Maria Christy and Amanda Caesa in the I-Talk program on Insert Live which contain conversational maxims, and the data sources are obtained from the I-Talk program on the Insert Live platform. The data collection technique in this study uses the free listening technique and the note-taking technique. The data analysis technique in this study uses data reduction, data presentation, and conclusion drawing techniques. The results of this study are the form and function of conversational maxims in the I-Talk program. The forms of conversational maxims found are the maxim of quantity, the maxim of quality, the maxim of relevance, and the maxim of implementation. The conversational maxim functions found are assertive, directive, and expressive functions. The maxim of quantity is the most frequently found in this study, because Maria Christy and Amanda Caesa provide informative speech or information and do not exceed what is needed. The assertive function is the most frequently found in this study, because Maria Christy and Amanda Caesa provide speech that functions to state, ask, and explain as an effective communication strategy between speakers and conversation partners in the I-Talk event on Insert Live.
Pengembangan LKPD Berbasis RME (Realistic Mathematics Education) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP pada Materi Lingkaran Novieta Putri Purba; Waminton Rajagukguk
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3356

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperoleh Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Realistic Mathematics Education (RME) yang valid, praktis dan efektif.  Pendekatan 4-D Thiagarajan, yang terdiri dari empat tahap Define, Design, Develop, dan Disseminate digunakan sebagai model pengembangan ini. Subjek pada penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 11 Binjai. Temuan penelitian menunjukkan produk yang dihasilkan memiliki validitas, praktikalitas, dan efektivitas yang kuat. Hal ini diperoleh berdasarkan temuan uji lapangan, respon siswa, analisis data lembar validitas, dan komentar validator. Terciptanya LKPD berbasis RME dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, terbukti dari hasil uji lapangan. Dari hasil tersebut, disarankan agar pembelajaran matematika di sekolah menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
Peningkatan Pemahaman Konsep Kolaborasi Antar Budaya di Indonesia pada Peserta Didik Melalui Media Pembelajaran Poster Digital Rifki Ramzan Adi Putra; Yunisca Nurmalisa; Devi Sutrisno Putri
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3245

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan penggunaan media pembelajaran poster digital dalam meningkatkan pemahaman peserta didik pada konsep kolaborasi antar budaya di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik di SMAN 2 Pringsewu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 responden yang terdiri dari 35 responden kelas eksperimen dan 35 responden kelas kontrol. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian berupa pemahaman peserta didik dalam pembelajaran PPKn sebagai hasil dari penggunaan media pembelajaran poster digital pada kelas eksperimen dan media papan tulis pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwasanya terdapat perbedaan pemahaman materi identitas dan kolaborasi budaya pada peserta didik yang menerapkan media pembelajaran poster digital (kelas eksperimen) dibuktikan dengan uji analisis N-Gain Score. Pembelajaran di kelas ekperimen lebih interaktif dibandingkan dengan dengan kelas kontrol dilihat dari banyaknya peserta didik yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mendengarkan penjelasan guru, menjelaskan dan memberikan contoh serta menyimpulkan materi yang sedang dipelajari. Hasil posttest dari kelas ekperimen dan kontrol mengalami perbedaan di mana hasil kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Pemahaman materi identitas dan kolaborasi budaya peserta didik dikelas eksperimen dengan media pembelajaran poster digital berkategori efektif sedangkan dikelas kontrol yang menerapkan media pembelajaran papan tulis berkategori tidak efektif.
Cara Guru Mendisiplinkan Anak Tunarungu di SLB Negeri Pembina Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Elsa Rayinda; Daeng Ayub; Vioni Syafitra
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis cara guru mendisiplinkan anak tunarungu di SLB Negeri Pembina Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Penelitian ini memiliki 2 indikator yaitu 1) disiplin waktu, dan 2) disiplin perbuatan.  Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan cara guru mendisiplinkan anak tunarungu di SLB Negeri Pembina Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi SLB Negeri Pembina Pekanbaru dan bagi peneliti selanjutnya.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini di laksanakan di SLB Negeri Pembina Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru yang melibatkan 6 (enam) informan sebagai subjek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan triangulasi.    Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan indikator penelitian diperoleh hasil penelitian yaitu : 1) Disiplin waktu, guru-guru menerapkan pendekatan yang terstruktur dalam menegakkan disiplin waktu. Mereka memanfaatkan jadwal yang konsisten, pengingat waktu, dan pengawasan yang ketat selama jam pelajaran. Hal ini membantu menciptakan kerangka kerja yang terstruktur bagi anak tunarungu dalam mengatur kegiatan pembelajaran mereka, dan 2) Disiplin perbuatan, guru-guru juga memberlakukan aturan yang jelas dan konsisten serta memberikan bimbingan langsung dan sanksi yang sesuai ketika anak melanggar aturan. Disiplin perbuatan merupakan aspek penting dalam membentuk karakter dan sikap yang baik pada anak-anak tunarungu. 
Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan Dengan Menggunakan Nama Orang Lain Untuk Keuntung Diri Sendiri (Studi Putusan Nomor: 71/Pid.B/2024/PN TJK) Adjie Tama Pranata Husin; Lukmanul Hakim; Risti Dwi Ramasari
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3338

Abstract

Sebuah peraturan hukum, ada karena adanya sebuah masyarakat (ubi ius ubi societas). Hukum menghendaki kerukunan dan kedamaian dalam pergaulan hidup bersama. Hukum mengisi kehidupan yang jujur dan damai dalam seluruh lapisan masyarakat. Dalam penegakan hukum, harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Hukum adalah peraturan wajib yang menentukan perilaku manusia dalam lingkungan sosial, yang dikeluarkan oleh otoritas publik yang kompeten, dan mengklaim bahwa pelanggaran peraturan ini mengakibatkan perilaku, yaitu, hukuman tertentu meningkat. Permasalahan yaitu faktor penyebab pelaku melakukan tindak pidana penipuan dengan menggunakan nama orang lain untuk keuntungan diri sendiri berdasarkan putusan nomor: 71/Pid.B/2024/PN TJK dan Dasar pertimbangan hakim dalam kasus tindak pidana penipuan dengan menggunakan nama orang lain untuk keuntungan diri sendiri berdasarkan putusan nomor : 71/Pid.B/2024/PN TJK. Metode penelitian hukum dalam hal ini merupakan suatu ilmu tentang cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). Metode penelitian sebagai suatu ilmu selalu berdasarkan fakta empiris yang ada. Fakta empiris tersebut dikerjakan secara metodis, disusun secara sistematis dan diuraikan secara logis dan analitis. Hasil penelitian faktor penyebab pelaku melakukan tindak pidana penipuan dengan menggunakan nama orang lain untuk keuntungan diri sendiri berdasarkan putusan nomor : 71/Pid.B/2024/PN TJK. yaitu yang pertama faktor diri sendiri atau orang lain, yang kedua faktor ekonomi, yang ketiga faktor lingkungan, yang keempat faktor keinginan dari diri si terdakwa, yang kelima faktor kesempatan, yang keenam faktor lemahnya iman, yang ketujuh faktor kemiskinan, yang kedelapan faktor teknologi, yang kesembilan faktor pendidikan dan yang terakhir faktor pengangguran dan Majelis Hakim menjatuhkan putusan 2 (dua) Tahun dan 6 (enam) Bulan pidana penjara Majelis Hakim menjatuhkan putusan kepada terdakwa tidak berbeda dari tuntutan Penuntut Umum, Majelis Hakim juga mempertimbangan fakta-fakta yang terjadi di persidangan, saksi-saksi yang hadir di persidangan, Majelis Hakim mempertimbangan unsur-unsur dari terdakwa dan juga Majelis Hakim mempertimbangankan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan untuk Terdakwa. Saran kepada masyarakat hendaknya meningkatkan kewaspadaan terhadap barang berharga diri sendiri karena masih banyak orang-orang seperti Terdakwa yang tidak akan segan-segan melakukan penipuan untuk keuntungan diri sendiri. Kepada Penegak Hukum hendaknya memberikan efek jera kepada pelaku penipuan maupun pelaku Tindak Pidana lainnya karena jika Penegak Hukum memberikan efek jera maka tidak akan ada lagi yang perlu menjadi korban penipuan tersebut dan kepada Majelis Hakim agar lebih cermat dan teliti dalam memeriksa saksi sampai alat bukti yang dihadirkan atau ditampilan selama di persidangan, serta mempertimbangkan kebeneran yuridis, kebenaran filosofis dan sosiologis sehingga Hakim memiliki nilai keadilan dan keyakinan dalam penjatuhan putusan untuk membuktikan kesalahan terdakwa selama di persidangan, serta Hakim juga harus dan pasti memberikan keadilan kepada setiap pihak dan proses penyelesaiannya yang tidak memihak pihak manapun.

Page 8 of 33 | Total Record : 325