cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
TINJAUAN HASIL KERAJINAN BATIK CAP DI BATIK SUMUT MEDAN TEMBUNG BERDASARKAN WARNA, MOTIF DAN HARMONISASI Siti Rama Dhani; Sri Wiratma; Misgiya Misgiya
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.18004

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meninjau hasil kerajinan batik cap di Batik Sumut Medan Tembung dengan mengetahui warna batik Sumut, motif batik Sumut dan keharmonisasi pada warna dan motif batik. Metode penelitian menggunakan deskritif kualitatif yakni mengumpulkan berbagai informasi mengenai hasil kerajinan batik cap di  Batik Motif Sumut. Populasi dalam penelitian adalah hasil produksi batik cap dengan motif Sumut berjumlah 5 lembar kain jenis batik cap di Batik Motif Sumut di Medan Tembung. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yakni penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Guna memperoleh data mengenai tinjauan terhadap batik cap di batik Sumut Medan Tembung. Setelah dilakukan pengumpulan data melalui instrumen penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi, maka hasil penelitian menunjukkan hasil dari kerajinan batik cap memiliki motif, warna dan harmonisasi yang berbeda-beda tergantung dari jenis kerajinannya.Kata Kunci: kerajinan batik cap, warna, motif.AbstractThis research aims to see the results of stamped batic crafts in the Sumut Medan Tembung batic by knowing the color of North Sumut batic North Sumut batic motifs and harmony. On the colors and motifs of batik. The purpose of the study was to review the results of stamp batk batik North Sumut Medan Tembung by knowing the colors of North Sumut batik North Sumut batik motifs and harmony in the colors and motifs of batik. The population in this study is the results of the production of batik with the motif of North Sumut a mounted to 5 pieces of batik fabric in the type of stamp batik motif North Sumut in Medan Tembung. The sampel in this study used purposive sampling is the determination of the sampel with certain considerations. To obtain data about a review of stamped batik in Sumut Medan Tembung batik. After done data collection through observation research instruments, and documend tation, then the results of the study showed that motifs, colors and different harmonizations depenting on the type of craft.  Keywords: stamp batik crafts, colors, motif.
DESAIN RAGAM HIAS PELAMINAN MELAYU RIAU SEBAGAI INSPIRASI INOVASI KRIYA BATIK Nita Sahara; Agusti Efi; Reni Fitria; Hadiastuti Hadiastuti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11854

Abstract

AbstrakPelaminan Melayu adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat Melayu yang berfungsi sebagai tempat duduk ketika pengantin wanita memiliki upacara pernikahan. Pelaminan Melayu dihiasi dengan sulaman tekat dengan menggunakan berbagai desain ragam hias Melayu. Pelaminan Melayu sebagai simbol perkawinan di Riau telah digunakan sebagai sumber inspirasi dalam pengembangan batik di Pekanbaru Riau, yang disebut batik tabir. Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa ide batik tabir terinspirasi dari pelaminan Melayu Riau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagian pelaminan Melayu yang menjadi inspirasi batik, desain ragam hias yang terdapat pada pelaminan Melayu Riau dan inovasi pada kerajinan batik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan ditetapkan dengan teknik snow ball sampling. Selanjutnya, data ditinjau dan dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Validitas data dilakukan dengan partisipan, observasi, triangulasi, pengecekan dan memberchek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bentuk Tabir salah satu bagian pelaminan  Melayu berbentuk susunan garis-garis vertikal. 2) desain ragam hias Pelaminan Melayu Riau mengacu pada pola flora dan fauna. 3) Pelaminan Melayu sebagai inspirasi untuk inovasi batik. Konsep pola dasar batik berberupa garis-garis vertikal terinspirasi dari bentuk tabir belang pelaminan Melayu dan motif yang dirancang bersumber dari desain ragam hias yang terdapat di pelaminan Melayu Riau. Kata Kunci: Pelaminan Melayu Riau, Desain Ragam Hias dan BatikAbstractMalay pelaminan is part of the cultural traditions of the Malay community that serves as a seat when the bride has wedding ceremony. Malay pelaminan is decorated with tekat embroidery by using various pattern of Malay ornament. Malay pelaminan as a symbol of marriage in Riau has been used as a source of inspiration in the development of batik in Pekanbaru Riau, called batik tabir. However, not many people know that the idea of batik tabir is inspired from Malay pelaminan of Riau. Therefore, this study aims to describe the shape of the Malay pelaminan, pelaminan ornament motifs and innovations to the craft of batik.This research used descriptive method with qualitative approach. Its data collection of the study was conducted by using the interview technique, observation and documentation. The informants were set with snow ball sampling technique. Furthermore, the data reviewed and analyzed  by data reduction steps, presentation of data, drawing conclusions.  The validity of data was done with the participation, the observation, triangulation, checking and memberchek.The results revealed that: 1) the shape of the Malay pelaminan as a whole is rectangular. 2) The decorative motive of Malay Pelaminan Riau refers to flora and fauna pattern. 3) Malay Pelaminan as a inspiration for batik innovation. Batik is the concept of vertical lines of the form tabir belang pelaminan shape, and it is designed from  ornament  in the Malay pelaminan of Riau.Keywords: Riau Malay Pelaminan, Ornament  and Batik 
PERKEMBANGAN BENTUK KERAJINAN RENCONG DI DESA BAET KECAMATAN SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Saniman Andi Kafri; Reza Sastra Wijaya
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.20311

Abstract

AbstrakRencong merupakan produk budaya lokal Aceh yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek monyangnya suku Aceh. Rencong sebagai senjata tradisional sekaligus simbol identitas diri masyarakat Aceh memiliki sejarah panjang dan bentuk yang menarik. Sampai saat ini rencong Aceh tetap diminati oleh masyarakat Aceh maupun pendatang yang berkunjung ke daerah Aceh. Seiring dengan berlakunya PSBB di Aceh, juga berdampak terhadap pengrajin rencong, Kondisi ini juga menuntut masyarakat harus mencari pekerjaan lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dampak virus covid-19 dirasakan langsung oleh pengrajin rencong yang ada di tiga desa Baet yaitu, Baet Masjid, Baet Lampuot dan Baet Meusago di kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. Beberapa pengrajin yang bertahan, dikarenakan tidak adanya pekerjaan lain seperti yang dilakukan oleh bapak Yudi Hidayat, Ibrahin dan Zuhri. Pemerintah Aceh bahkan telah menetapkan kampung-kampung ini sebagai kampung rencong yang menjadi destinasi wisata baru di Aceh. Sebelum Covid- 19 hampir semua penduduknya berpropesi sebagai pengrajin rencong. Membuat rencong dilakukan secara turun-temurun dimana pembuatan kerajinan ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Keunikan rencong dapat dilihat dari bentuknya yang menyerupai kalimat Bismillah ditulis dalam bahasa Arab. Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara rencong dengan Islam. Perubahan zaman tentunya turut mengubah kebudayaan, dalam hal ini turut merubah bentuk rencong dan fungsi rencong itu sendiri, dimana dahulunya bentuk rencong hanya berukuran 35 cm dan dalam perkembanganya bentuk rencong saat ini sudah mulai ber pariasi mulai dari ukuran 15 cm sampai dengan 2 M, selain itu rencong pada saat ini produksi lebih memanfaatkan pamor rencong sebagai salah satu senjata khas Aceh yang ada di Indonesia sehingga fungsinya beralih dari fungsi praktis menjadi fungsi estetis sehingga tujuan produksinya turut mempengaruhinya, dimana rencong saat ini sudah digunakan sebagai aksesoris dalam pakaian adat Aceh dan aksesoris dalam pagelaran pertunjukan. Metode penelitian “Perkembangan Bentuk Kerajinan Rencong di Desa Baet Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar” ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Metode ini dapat menjawab semua rumusan masalah dalam penelitian ini. metode kualitatif juga dapat menggali informasi secara mendalam.  Kata Kunci: rencong, kerajinan, fungsi estetis.AbstractRencong is a product of local Aceh culture that has been passed down from generation to generation by his Acehnese mony grandmother. Rencong as a traditional weapon as well as a symbol of Acehnese identity has a long history and an interesting form. Until now, Aceh rencong is still in demand by Acehnese people and migrants visiting the area. Along with the enactment of the Large-Scale Social Restrictions in Aceh it also has an impact on rencong craftsmen, this condition also requires people to find other jobs to be able to meet their daily needs, the impact of the covid-19 virus is felt directly by rencong craftsmen in three Baet villages, namely, Baet Masjid, Baet Lampuot and Baet Meusago in Sukamakmur sub-district, Aceh Besar district. Some of the craftsmen who survived, were due to the absence of other jobs such as those done by Yudi Hidayat, Ibrahin and Zuhri. In this case, the Aceh government has even designated these villages as Rencong villages which have become new tourist destinations in Aceh. Almost all residents work as rencong craftsmen. Making rencong has been done from generation to generation. The making of this craft is done by both men and women. The uniqueness of rencong can be seen from its shape which resembles the sentence Bismillah written in Arabic. This shows the close relationship between rencong and Islam. Changes in time have certainly changed the culture, in this case also changing the shape of the rencong and the function of the rencong itself, where previously the shape of the rencong was only 35 cm in size and in its development the shape of the rencong now varies from 15 cm to 2 M in size, besides The current rencong production utilizes the prestige of rencong as one of Aceh's typical weapons in Indonesia so that its function is shifted from a practical function to an aesthetic function so that its production objectives also influence, where rencong is currently used as an accessory in Acehnese traditional clothing and accessories in performances the research method "Development of Rencong Craft Forms in Baet Village, Suka Makmur District, Aceh Besar District. "This is done using qualitative research. This method can answer all problem formulations in this study. Qualitative methods can also digging information.  Keywords: rencong, craft, aesthetic function.. 
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Kolase Melalui Produk Kerajinan Tangan Dalam Mata Pelajaran SBK Di SDN Desa Lama Kec. Hamparan Perak T.P 2011/2012 Maria Veronika Halawa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 1 (2012): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i1.176

Abstract

Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal keterampilan siswa di kelas V SD Negeri 105280 Desa Lama Hamparan Perak terhadap mata pelajaran teknik kolase pada  seni budaya dan keterampilan yang masih kurang memuaskan dengan penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru, dimana proses pembelajaran masih  berpusat pada guru dan pemberian tugas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dilakukan dua siklus karena target hasil belajar yang dicapai sudah dapat terlaksana pada siklus dua. Setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian telah berhasil mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran “Demonstrasi” untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran  teknik kolase. Hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran serta peningkatan hasil belajar berupa karya keterampilan siswa dalam mengerjakan produk kerajinan teknik kolase yang ditugaskan oleh guru setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas siswa terlihat sebagai berikut: pada siklus I rata-rata dari jumlah seluruh aspek yang diamati adalah 53,7%, pada siklus II jumlah rata-rata meningkat menjadi 80.0%. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat pada ketuntasan siswa dalam menyelesaikan karya kerajinan teknik kolase sebagai berikut: karya sebelumnya tanpa menggunakan metode demonstrasi siswa yang tuntas 10 orang (33,3%) dan setelah menggunakan metode demonstrasi pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 16 orang (53,3%), dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 28 orang (93,3%).     Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Keterampilan, Teknik Kolase.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Keramik Teknik Slab dengan Menggunakan Media Audio Visual di SMAN 1 Dolok Masihul yasar yasar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2012): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i2.393

Abstract

Peneliti melakukan  Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaru media Audio Visual dalam meningkatkan hasil pembuatan keramik teknik slab di SMA Negeri I Dolok Masihul.  Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-a Semester I/Ganjil 2012 yang berjumlah 30 orang.  Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara test hasil belajar,  instrumen tersebut merupakan hasil test praktikum dengan melakukan pretest terlebih dahulu, kemudian menggunakan siklus-siklus dalam penelitian ini peneliti melakukan 2 siklus penelitian. Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 53,95 seteleh melakukan fretest maka peneliti masuk pada bagiansiklus I, pada siklus I nilai rata-rata keramik teknik slab siswa 68,9 . Pada siklus I ini terdapat 15 ( 50 %)  siswa/i yang mendapatkan predikat kurang bagus, sedangkan 15 (50%) siswa/i lainnya mendapatkan predikat cukup baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa/i dalam pembuatan keramik belum mencapai nilai yang maksimal, sehingga perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. Dalam kagiatan di siklus ke II  nilai rata keramik teknik slab siswa mencapai 80,72 Pada siklus ke dua ini terdapat 23 (76 %)  siswa dari 30 siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori baik. Dan 7 siswa (23 %) mendapatkan nilai cukup baik.  Terdapat rentang peningkatan hasil belajar yang cukup maksimal dari siklus pertama sampai pada siklus ke dua. Pada siklus pertama, nilai rata-rata siswa/i adalah 68, 9 sedangkan pada siklus yang kedua nilai rata-rata siswa/i meningkat menjadi 80,72. Terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih dari nilai KKM yanga da di sekolah yaitu yaitu 70. Oleh karena itu penelitian ini dianggap telah memenuhi target penilitian yaitu meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri I Dolok Masihul.   Kata kunci : Hasil belajar, keramik teknik slab, media audio visual. 
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA SUNTIANG DALAM PAKAIAN ADAT MINANGKABAU Wira Gusti Mustika; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.14712

Abstract

AbstrakSuntiang merupakan salah satu elemen terpenting dalam kelengkapan pakaian adat perkawinan. Tujuan penelitaian ini adalah untuk mengetahui fungsi dan makna Suntiang dalam pakaian adat Minangkabau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan studi literature. Hasil penelitian ini adalah Suntiang adalah perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan Minangkabau. Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar, pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan. Ukuran suntiang berbeda menurut pemakaiannya. Berat suntiang berkisar antara 3,5 sampai 5 kg. Namun, belakangan suntiang dibuat dengan ukuran lebih kecil dan bahan yang lebih ringan untuk memudahkan proses pembuatan dan pemakaian.Suntiang yang berat tersebut melambangkan beratnya tanggung jawab yang akan diemban oleh seorang wanita (Ibu/bundo) minang setelah menikah nanti. Walaupun berat saat dikenakan tetapi si pemakai suntiang Anak Daro (Mempelai wanita) tetap terlihat anggun, sopan dan feminim. Memakai suntiang ini juga jadi kebanggaan tersendiri bagi setiap wanita Minangkabau saat melangsungkan pernikahan. Bentuk sutiang kipas dengan warna emas terang dan perak. Suntiang yang asli biasanya terbuat dari bahan emas, perak dan tembaga tetapi untuk saat ini sudah banyak di modifikasi seperti menggunakan bahan aluminium yang di sepuh. Modifikasi ini dilakukan karena suntiang yang terbuat dari logam, (emas, perak, dan tembaga serta aluminium) sangatlah berat bila dikenakan dalam waktu yang lama. Baca juga Makna dan Arti Filosofi Pakaian Penghulu atau Datuk di Minangkabau.Kata Kunci: suntiang, pakaian adat, minangkabau.AbstractSuntiang is one of the most important elements in the completeness of traditional wedding attire. The purpose of this research is to find out the function and meaning of Suntiang in Minangkabau traditional clothes. This research uses qualitative research. Data collection techniques using observation and literature study. The results of this study are Suntiang is a gold-colored multilevel headdress worn by Minangkabau women. This decoration is in the form of a half circle which consists of a floral and fauna patterned ornament, which is taken from the form of roses, bananas, peacocks, butterflies, and fish. The weight of suntiang ranges from 3.5 to 5 kg. However, lately suntiang is made with smaller sizes and lighter materials to facilitate the process of making and using. The heavy weight symbolizes the weight of responsibility that will be carried out by a woman (mother / bundo) Minang after marriage later. Although heavy when worn, but the user suntiang Anak Daro (Bride) still looks elegant, polite and feminine. Wearing this suntiang is also a matter of pride for every Minangkabau woman when she gets married. A fan shape with bright gold and silver colors. The original Suntiang is usually made of gold, silver and copper, but for now it has been modified a lot, such as using aluminum which is coated. This modification is done because suntiang made of metal, (gold, silver, and copper and aluminum) is very heavy when worn for a long time. Also read the Meaning and Meaning of the Penghulu or Datuk Clothing Philosophy in Minangkabau. Keywords: suntiang, traditional clothes, minangkabau. 
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENCIPTAKAN KARYA SKETSA DENGAN KEMAMPUAN MENCIPTAKAN KARYA LUKIS PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT TA 2014 / 2015 Rohiman Rohiman; Sugito Sugito
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2016): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v5i1.4086

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan, besar sumbangan dan signifikan hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis pada siswa SMA kelas XI IPA. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik tes yaitu tes menciptakan karya sketsa dan menciptakan karya seni lukis, hasil tes kemudian diobservasi dan dinilai oleh tiga orang penilai, yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka peuluhan. Selanjutnya teknik analisis data menggunakan metode korelasional (correlational research), uji normalitas dengan teknik liliefors, dan linieritas dengan regresi metode kuadrat terkecil. Hasil penelitian membuktikan ada hubungan yang linier antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis hal ini ditandai hasil persamaan regresi  = 8,28 + 0,87 X (b bertanda positif). Kemudian hal penelitian membuktikan bahwa: Ada hubungan yang positif antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis hal ini dibuktikan dengan perolehan r sebesar 0,76.Kemampuan menciptakan karya sketsa memberikan kontribusi pada kemampuan menciptakan karya seni lukis pada siswa kelas XI IPA 1 sebesar 58%Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis, hal ini dibuktikan dengan perolehan sebesar 6,18 untuk n= 30,    dk= 28, α 0,005 = 2,048, ( Kata Kunci : Lukis dan Sketsa.
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA DAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS XI SMAN 2 MEDAN Dini Sumarni; R. Triyanto; Sugito Sugito; Dwi Budiwiwaramulja
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.17021

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kemampuan menggambar sketsa dan menggambar perspektif dengan hasil menggambar bentuk. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 2 Medan yang mengikuti pelajaran menggambar bentuk dengan jumlah 139 siswa dan sampel yaitu kelas XI Mipa 11 yang berjumlah 26 orang dengan menggunakan teknik clusterrandom sampling. Metode penelitian ini menggunakan penelitian correlational research. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi kemampuan menggambar sketsa dan menggambar perspektif dengan hasil belajar menggambar bentuk, yang dibuktikan dengan Fhitung = 23,63 untuk dk = n-k-1 = 23 ɑ = 0,05 Ftabel = 3,42 ternyata Fhitung>Ftabel (23,63 > 3,42). Besar hubungan antara kemampuan menggambar sketsa dan menggambar perspektif dengan hasil belajar menggambar bentuk berkorelasi yaitu 0,73, dan besar sumbangan (kontribusi) yaitu sebesar 53%.    Kata Kunci: korelasi, perspektif, sketsa, bentuk.AbstractThis study aims to fine out whether there is an correlation of ability draw a sketches and draw perspective on the learning outcomes of drawing shapes. The population in this study were all grade XI student of SMKN 2 Medan who took a lesson in drawing shapes with 139 and sample of XI Mipa 11 class totaling 26 students were taken randomly with using a cluster random sampling technique. This study method uses correlation research. The results of this study indicate that there is a correlation between the ability to draw sketches and draw perspective with the results of learning to draw shapes, which is proved by Fcount = 23,63 fordk = n-k-1 = 23 α = 0,05 Ftable = 3,42 so,Fcount >Ftable (23,63 > 3,42). Great correlation between draw sketches and draw perspective with the results of learning to draw shapes is 0,73 and many influence ( contribution) is 53%.Keywords: correlation, perspective, sketch, shape.
TITIK MERAH: KARYA SENI YANG TERINSPIRASI DARI SEBUAH FILM THE FLU YANG DIVISUALKAN KEDALAM WUJUD KARYA TARI Hernando Saputra; Susas Rita Loravianti; Ediwar Ediwar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11057

Abstract

AbstrakKarya tari yang berjudul “Titik Merah”  merupakan karya tari yang terinspirasi dari film yang berjudul The Flu Produksi Servis In Hongkong By October Picture Limited. The Flu merupakan sebuah film yang menceritakan proses penyebaran penyakit flu burung disebuah kota yang bernama Bundang.Pengkarya terinspirasi setelah menonton film The Flu, sebab film ini memberi pemahaman bahwa kesehatan adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Flu burung adalah salah satu penyakit yang menular yang disebabkan oleh unggas yang sangat berbahaya hingga bisa mengancam nyawa manuisa dalam waktu yang singkat. Penyebaran virus bisa melalui makanan, sentuhan, minuman, air ludah, dan virus bisa dimatikan dalam suhu yang tinggi.Metode penggarapan dilakukan mulai dari menonton berulang kali film yang menjadi sumber insprirasi, wawancara, serta membaca buku-buku yang bersangkutan dengan oenyakit virus flu burung. Kemudian dilanjutkan dengan proses penciptaan antara lain persiapan awal, eksplorasi, improvisasi, komposisi/pembentukan, evaluasi serta persiapan pertunjukan. Untuk melahirkan dalam sebuah koreografi, pengkarya menggunakan tema kehidupan yang menggunakantipeabstrak.           Kata Kunci:koreografi tari, virus flu burung, kesehatan. AbstractThe dance work entitled “ Titik Merah” is a dance creation inspired from a film entitled “ The Flu” produced by Servis In Hongkong By October Picture Limited. The Flu is a film that tells the process of the spread  of bird flu disease in a  city named Bundang. The choreographer was inspired after watching this film, because it provides an understanding that health is a very important factor in human life. Bird Flu is which one of the infectious diseases caused by very dangerous poultry that can threaten the human life in a short time. The cause of the virus can be through by food, touch, drink, saliva , and the viruses can be killed through high temperatures. The method of cultivation starts from watching repeatedly the film that became the source if inspiration, interview, and read the books concerned with this disease. Then continuing or produced with thecreation process such as initial preparation, exploration, improvisation, composition or formation, evaluation and preparation of the show. To give birth in this choreography, the choreographer uses a life theme that uses an abstract type. Keywords:dance choreography, bird flu virus, health.
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN DALAM FILM “SOKOLA RIMBA” I Ketut Buda; I Nyoman Payuyasa; I Made Denny Chrisna P
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.19823

Abstract

AbstrakPada tahun 2020 ini, Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Hal yang menarik perhatian dalam kebijakan ini adalah kegiatan belajar di luar kampus. Terdapat delapan contoh kegiatan pembelajaran di luar kampus, yang meliputi kegiatan magang atau praktik kerja, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan kewirausahaan, studi/proyek independen, dan proyek kemanusisaan. Aktualisasi kegiatan ini memerlukan sebuah referensi nyata yang dapat dijadikan pedoman. Film “Sokola Rimba” menawarkan konsep kegiatan-kegiatan ini dalam penceritaan filmnya. Oleh karena itu diperlukan penelitian secara mendalam terhadap film “Sokola Rimba”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sinopsis film “Sokola Rimba” dan mendeskripsikan konsep pendidikan yang memerdekakan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah film “Sokola Rimba”. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat tiga kegiatan yang divisualkan dalam film dari delapan contoh kegiatan kegiatan belajar di luar kampus, yaitu proyek kemanusiaan, proyek di desa, dan mengajar di sekolah.Kata Kunci: pendidikan, memerdekakan, film sokola rimba. AbstractIn 2020 the government issued a policy on “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka”. The thing that attracts attention in this policy is learning activities off campus. There are eight examples of off-campus learning activities, internships or work practices, village projects, school teaching, student exchanges, research, entrepreneurial activities, independent studies / projects, and humanitarian projects. Actualization of this activity requires a real reference that can be used as a reference. The film "Sokola Rimba" visualizes the concept of these activities in the film's story. Then research is needed on the film "Sokola Rimba". This study aims to describe the synopsis of the film "Sokola Rimba" and describe the concept of liberating education. This research is a qualitative descriptive study. The subject of this research is the film "Sokola Rimba". Data collection methods used are the method of observation and study of literature. The results of this study indicate there are three activities visualized in the film from eight examples of activities outside the campus learning activities, such as humanitarian projects, projects in villages, and teaching in schools.Keywords: education, liberation, sokola rimba films.