cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
TARI BALEGA DI TANAH MANANG KARYA SUSAS RITA LORAVIANTI DALAM KAJIAN DRAMATURGI TARI Mentari Varianda; Sahrul Nazar; Roza Muliati
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27465

Abstract

Balega di Tanah Manang is an attempt to express the situation and condition of Minangkabau society in a matrilineal setting. This study discusses the practice of dance dramaturgy in the creation of Balega di Tanah Manang by Susas Rita Loravianti. The work of creation through the birth of dramaturgical forms and concepts seen in dramaturgical practice. The pattern of work in the creation process through the views of the choreographer and dramaturg in their work. The practice of dialogue between the choreographer and dramaturg is carried out. The research method uses a dramaturgical approach, which is an approach that focuses on the circle of work patterns carried out in the creative process of dance creation and production by dramaturg and a choreographic approach in seeing the form of the work by the choreographer.Keywords: balega di tanah manang, dramaturgy.AbstrakTari Balega di Tanah Manang merupakan upaya mengekspresikan situasi dan kondisi masyarakat Minangkabau dalam tatanan matrilinial Penelitian ini membahas praktik dramaturgi tari dalam penciptaan Balega di Tanah Manang karya Susas Rita Loravianti. Kerja penciptaan melalui pelahiran bentuk dan konsep dramaturgi yang dilihat dalam praktik dramaturgi. Pola kerja dalam proses penciptaan melalui pandangan koreografer dan dramaturg dalam tugasnya. Adanya praktik dialog antara koreografer dan dramaturg yang dilakukan. Metode penelitian menggunakan pendekatan dramaturgi, yaitu pendekatan yang terpusat pada lingkaran pola kerja yang dilakukan dalam proses kreatif penciptaan dan produksi tari oleh dramaturg dan pendekatan koreografi dalam melihat bentuk karya oleh koreografi.       Kata Kunci: balega di tanah manang, dramaturgi. Authors: Mentari Varianda : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSahrul Nazar : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRoza Muliati : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Denzi, Norman K Dan Yvonna S. Lincoln (Eds). (2009). Handbook Of  Qualitative Research. Terj. Dariyatno Dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hansen, Pil Dan Darcey Callison. (2015). Dance Dramaturgy: Modes Of Agency, Awareness And Engagement. United Kingdom: Palgrave Macmillan.Loravianti, Susas Rita. (2003).  Karya Tari Perempuan Dalam Kaba.  Laporan Karya. Padangpanjang : Isi Padangpanjang.Loravianti, Susas Rita. (2014). Tari Garak Nagari Perempuan. Laporan Karya. Surakarta: Isi Surakarta.Loravianti. (2020). “Dramaturgi”. Hasil Wawancara Pribadi: 23 Oktober 2020, Guguak Malintang.Luckhurts, Mary. (2005). Dramaturgy: A Revolution In Theatre. New York: Cambrige University Press.Mulyadi Seto, Dkk. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Dan Mixed Method. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.Murgiyanto, Sal. (2016). Kritik Pertunjukan dan Pengalaman Keindahan. Jakarta: Penerbit Pascasarjana–Ikj (Institut Kesenian Jakarta).Raihan. (2018). “Gerak Dinamika”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 09 Juli 2018, Studio Tari ISI Padangpanjang.Simatupang, Lono. (2013). Pergelaran : Sebuah Mozaik Penelitian Seni – Budaya. Yogyakarta : Jalasutra.Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet.Wulan, Sari Renee. (2019).  Dramaturgi : Sesuatu Yang Dekat. https://gelaran.id/dramaturgi-tari-sesuatu-yang-dekat (diakses 30 Desember 2019).Yudiaryani, dkk. .(2017). Karya Cipta Seni Pertunjukan. Yogyakarta: JB Puplisher Bekerjasama Dengan Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
PERUBAHAN DESAIN BUSANA ADAT PENGANTIN WANITA DI KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT Cindi Harmelia; Yuliarma Yuliarma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.29093

Abstract

This research aims to describe changes in the design of brides' clothes in Pariaman City including silhouettes, shapes, materials, colors, motifs and ornamental techniques. In addition there are complements, accessories, ways of use and, aesthetic meaning contained in it. This research method is qualitative descriptive research with primary and secondary data types. Data is collected using observation, interview and documentation techniques. Data analysis uses interactive analysis collection techniques related to the subject matter being studied. The results showed that 1) Women's traditional top clothes are called kuruang basiba clothes and lower clothes with racing fabrics undergo design changes in terms of silhouettes that were once I is now silhouette A. The shape is in the form of airy and loose clothes, but now changed with clothes that show"of the body. Materials that used to be satin and songket Pandai Sikek, replaced with velvet, mikado and songket silungkang. Traditional clothes are red and gold to be dark red, or blue with gold decorations. The original clothing motif that is bungo batabua turned into a flora and decorative motif. Ornamental techniques that used to use gold thread embroidery and pinheads, are now embroidery and sequins; 2) The complement of clothes consists of tokah that was onceshaped like a shawl, now has a triangular-like shape that hangs in the shoulder. Suntiang, traditionally has seven separate types now assembled into one whole unified unity. Columnelop also undergoes slight changes in the color, material, and addition of rights; 3) Traditional bridal accessories consistingof 5 necklaces, 5 bracelets, and a ranai, now using only one type of necklace, a ranai and bracelet with the latest model; 4) How to wear clothes undergo changes such as the installation of top clothes, tokah, and suntiang. While on the bottom shirt, the column and installation accessoriesare the same as traditional clothing and; 5) The aesthetic meaning that exists in the bride's fashion at this time that has undergone changes becomes lost, this is due to the change in components of each part of the fashion.Keywords: design change, bride's attire, Pariaman. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan desain baju pengantin wanita di Kota Pariaman meliputi siluet, bentuk, bahan, warna, motif serta teknik hias. Selain itu terdapat pelengkap, aksesoris, cara pakai dan makna estetis yang terkandung didalamnya. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif  kualitatif dengan jenis data primer dan sekunder. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik pengumpulan analisis interaktif yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Baju atas tradisional wanita disebut dengan baju kuruang basiba serta baju bawah dengan kain balapak mengalami perubahan desain dari segi siluet yang dahulunya I sekarang menjadi siluet A.Bentuknya berupa baju lapang dan longgar, namun sekarang berubah dengan baju yang memperlihatkan”lekuk tubuh. Bahan yang dahulu satin dan songket Pandai Sikek, diganti dengan bahan beludru, mikado dan songket silungkang. Baju tradisional berwarna merah dan emas menjadi merah tua, maupun biru dengan hiasan berwarna emas.Motif baju asli yaitu bungo batabua berubah menjadi motif flora dan dekoratif.Teknik hias yang dahulunya menggunakan sulaman benang emas dan kepala peniti, sekarang adalah bordiran dan payet; 2) Pelengkap baju terdiri dari tokahyang dahulu berbentuk seperti selendang, sekarang memiliki bentuk seperti segitiga yang menggantung dibahu. Suntiang, tradisional memiliki tujuh jenis terpisah sekarang ini dirangkai menjadi satu kesatuan utuh yang menyatu. Selop kolom juga mengalami perubahan sedikit pada bagian warna, bahan, dan penambahan hak; 3) Aksesoris pengantin tradisional terdiri dari 5 kalung, 5 gelang, dan sebuah ranai, sekarang hanya menggunakan satu jenis kalung, sebuah ranai dan gelang dengan model terkini; 4) Cara pakai busana mengalami perubahan seperti pemasangan baju atas, tokah, dan suntiang. Sedangkan pada baju bawah, selop kolom dan aksesoris pemasangannya sama dengan busana tradisional dan; 5) makna estetika yang ada pada busana pengantin wanita saat masa sekarang yang telah mengalami perubahan menjadi hilang, ini dikarenakan berubahnya komponen dari setiap bagian busana.Kata Kunci: perubahan desain, busana pengantin, Pariaman. Authors:Cindi Harmelia : Universitas Negeri PadangYuliarma : Univeritas Negeri Padang References:Aminuddin. (2003). Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Malang: Sinar Baru Agesindo.Arifah. (2009).  Dasar Desain Mode. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Asnan, Gusti. (2003). Kamus Sejarah Minangkabau. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM).Eisenstadt, S.N. (1986). Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Terjemahan Chandra Johan. Jakarta: CV. Rajawali.Ernawati, dkk.  (2008).  Tata Busana Jilid 2.  Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Gusparini, Rela. (2014). Tinjauan Pakaian Adat Bundo Kanduang di Kanagarian Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatra Barat. (Skripsi). Padang: Program Strata I Universitas Negeri Padang.Koentjaraningrat. (1994).Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Pateda, Mansoer. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.Rostamilis. (2005).  Tata Kecantikan Rambut Jilid 3.  Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Sawitri, Sicilia. (1994). Tailoring. Yogyakarta: IKIP Yograkarta.Sawitri, Sicilia. (1994). Tailoring. Yogyakarta: IKIP Yograkarta.Widarwati, Sri. (1993).  Desain Busana1. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.Yasin, Sulchan. (1997). Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.Yuliarma. (2016).  The Art of Embriodery. Jakarta: KPG.________ . (2016). Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Busana. Edisi Pertama. Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT).
PERANCANGAN SET POT DEKORASI RUMAH DENGAN PENDEKATAN KEBUTUHAN USER MELALUI KONSEP SPACE ODYSSEY PADA PT. ARTES INDONESIA Livia Fitrianti; Hardy Adiluhung; Teuku Zulkarnain Muttaqien
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27487

Abstract

During the pandemic, people's habits have completely changed. From those who usually carry out daily activities outside such as work and school during this pandemic, all activities are carried out at home. Thus creating new habits among the community, one of which is planting which collects ornamental plants and also redecorating the house to get a new atmosphere and make the house more comfortable. In meeting the needs of the community's new habits, various forms of pots are needed to grow ornamental plants. Indoor planting requires a pot that has the main focus as an addition to the value of the beauty of the room and then followed by the value of the function. So the author creates a product set of pots with various kinds and shapes with the concept of space odyssey. This study used a design method with a quantitative approach which resulted in a design where the research process followed a planned procedure, with the concept of space odyssey. This supports the visual, material, and benefit aspects as a design analysis through the SCAMPER method with a discussion of design analysis using TOR (Terms of Reference). The design of this product also refers to indoor planting activities that have health benefits.Keywords: space odyssey, planting, pot, decoration. AbstrakSelama masa pandemi kebiasaan masyarakat telah sepenuhnya berubah. Dari yang biasa melakukan aktivitas sehari-sehari berada diluar seperti bekerja dan bersekolah selama masa pandemi ini seluruh kegiatan dilakukan di rumah. Sehingga menciptakan kebiasaan baru dikalangan masyarakat salah satunya yaitu bertanam yang mengumpulkan tanaman hias dan juga mendekorasi ulang rumah untuk mendapatkan suasana baru dan membuat rumah lebih nyaman. Dalam memenuhi kebutuhan kebiasaan baru masyarakan diperlukan berbergai bentuk pot untuk menanam tanaman hias. Bertanam dalam ruangan membutuhkan sebuah pot yang memilik fokus utama sebagai penambah nilai keindahan ruangan lalu kemudian diikuti dengan nilai fungsi. Sehingga penulis  menciptakan produk set pot dengan berbagai macam dan bentuk dengan konsep space odyssey. Penelitian ini digunakan dengan metode perancangan dengan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan perancangan dimana proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan, dengan konsep space odyssey. Hal ini mendukung aspek visual, material, dan manfaat sebagai analisis perancangan melalui metode SCAMPER dengan pembahasan analisis perancangan menggunakan TOR (Terms of Reference). Perancangan produk ini juga mengacu pada kegiatan bertanaman dalam ruangan yang mempunyai manfaat untuk kesehatan.Kata Kunci: space odyssey, bertanam, pot, dekorasi. Authors:Livia Fitrianti : Universitas TelkomHardy Adiluhung : Universitas TelkomTeuku Zulkarnain Muttaqien : Universitas Telkom References:Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.Hannah, G. G. (2002). Elements of Design : Rowena Reed Kostellow and the Structure of Visual Relationships. New York: Princeton Architectural Press.Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.Nainggolan, M., Silaban, B., & Azis, A. C. K. (2018) Analisis Karya Gambar Bentuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Simangumban Berdasarkan Prinsip-Prinsip Seni Rupa. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 7(2), 212-217.Olds, A. R. (2000). Child Care Design Guide. (p.213-268). New York: McGraw-Hill Professional.Shadilly, J. M. (2006A). Kamus Inggris-Indonesia Cetakan XXVIII. Jakarta: PT. Gramedia.William, C. &. (2004). Material Science and Engineering An Introduction. Third Edition. New York: John Willy and Sons.
SA PANGAMBE SA PANAILI “SEBUAH KARYA TARI TERINSPIRASI DARI RITUAL MARPANGIR DI KABUPATEN MANDAILING NATAL” Rasmida Rasmida; Sahrul N; Siti Pratiwi Agmaulida Fatrion
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.30064

Abstract

People of Mandailing Natal have a tradition called Marpangir which was done by the ancestors in the ancient time. It is an activity of self-cleaning as a form of welcoming the holy month of Ramadhan. This tradition has several values such as cultural, ethical, religious and social values. Along with the world's development, this ritual has had changes in terms of the way it is done and the ingredients used. Concerns have been raised by researchers regarding the differences of values that appear among the young generations nowadays, which then leads to individualist personnels. These phenomena are interpreted and expressed through publications related. Looking back on the old days, young generations in Mandailing Natal had a strong sense of togetherness and created a saying "Sa Pangambe Sa Panaili". This work of art applies the dramatic type and focuses on the changes of values of Marpangir ritual. The stepping stones are movements of Tor-tor that is available in Mandailing Natal in which they are chosen and developed to suit the message and meaning meant to be delivered. The property used is Parompa Sadun the traditional cloth of Mandailing Natal.Keywords: marpangir, cultural, togetherness, concerns. AbstrakMasyarakat Kabupaten Mandailing Natal memiliki tradisi yang dilakukan nenek moyang pada zaman dahulu salah satunya ritual Marpangir. Marpangir artinya kegiatan membersihkan diri dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kegiatan Marpangir ini memiliki nilai-nilai, seperti nilai budaya, nilai etika, nilai agama dan nilai sosial. Seiiring berkembangnya zaman ritual Marpangir ini sudah mulai berubah cara melakukan dan bahan yang digunakan. Hal ini menimbulkan keprihatinan pengkarya dalam melihat fenomena pergeseran nilai yang terjadi pada muda-mudi saat ini sehingga berpengaruh terhadap sikap dari muda-mudi yang individualisme. Fenomena ini diinterpretasikan dan diekspresikan melalui karya tentang keprihatinan pengkarya terhadap pergerseran nilai dari ritual Marpangir ini. Padahal dulu muda-mudi di Kabupaten Mandailing Natal memiliki sikap kebersamaan yang kuat sehingga hadir ungkapan “Sa Pangambe Sa Panaili”. Karya ini menggunakan tipe dramatik dan bertema keprihatinan terhadap pergeseran nilai dari ritual Marpangir. Pijakan gerak menggunakan gerak Tor-tor yang ada di Kabupaten Mandailing Natal dan memilih gerakan yang sesuai kemudian dikembangkan agar pesan dan maknanya tersampaikan. Properti yang digunakan yaitu Parompa Sadun (Kain khas Mandailing Natal).Kata Kunci: marpangir, budaya, kebersamaan, keprihatinan. Authors:Rasmida : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSahrul N : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSiti Pratiwi Agmaulida Fatrion : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Dharsono. (2016). Kreasi Artistik: Perjumpaan Tradisi Modern Dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Yogyakarta: Citra Sain.Efendi, Erwin. (2017). “Sa Pangambe Sa Panaili”. Hasil Wawancara Pribadi: 03 Oktober 2017, Mandailing Natal.Hadi, Y. Sumandiyo. (2003). Mencipta Lewat Tari.Yogyakarta: Manthil.Hasan, Alwi dkk. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi I. Jakarta: Balai Pustaka.Hidajat, Robby. (2008). Pengantar Teori Dan Praktek Menyusun Tari Bagi Guru. Malang: Jurusan Seni & Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.Muslim. (2017). “Sa Pangambe Sa Panaili”. Hasil Wawancara Pribadi: 12 Oktober 2017, Mandailing Natal.Murgiyanto, Sal. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta: CV Deviri Ganan.Sari, Lucky Pesona. (2020). Nelangsa. Padangpanjang: Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang.Sugianto. (2021). “Pakaian dan Aksesoris”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 13 Maret 2021, Panyabungan.
PROSES PEWARNAAN ANYAMAN MANSIANG DI JORONG TARATAK KUBANG KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yolanda Pratama Isfi; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28959

Abstract

This research is about the coloring of mansiang weaving in Jorong Taratak Kubang, District of Lima Puluh Kota which uses synthetic dyes based on the process of coloring the woven leaves of the wlingi or mansiang plant.  Synthetic base dyes are easy to find in the market, guaranteed colors, have a variety of colors in the process of using them which are practical, and easier to do in the coloring process. The purpose of this study is to describe the recipe and process of coloring mansiang at the Tabuan Jaya Woven House, Jorong Taratak Kubang, Lima Puluh Kota District. This research method is a qualitative descriptive method, the type of data is primary and secondary data, the informants of this research are the group leader and group members at the Tabuan Jaya Woven House, Jorong Taratak Kubang, Lima Puluh Kota District. The instrument of this study is the researcher herself, accompanied by observation guidelines, interview guidelines, documentation guidelines, and recording equipment (cameras). The validity of the data was obtained through persistence of observation and triangulation. Data were analyzed by data reduction, data presentation and drawing the conclusion.The results of this study are the recipes used at the Tabuan Jaya Woven House. It can be concluded that the immersion volt is 1:10  and pigment 0.05gr x lots of water (ᶩ)process using the base dye at the Tabuan Jaya Weaving House by dyeing, the dyeing or coloring process is to use a pan filled with heated water, then add the base dye, wait until the water boils.  Then the fabric is dyed for about 5-10 minutes. The colors produced are, red, pink, yellow, orange, blue, green, black, blueblac, gray.Keywords:coloring, weaving, mansiang, wlingi.Abstrak:Penelitian ini tentang proses pewarnaan anyaman mansiang Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota yang menggunakan pewarna sintetis basis pada proses pewarnaan anyaman daun tumbuhan wlingi atau mansiang. Zat warna sintetis basis mudah diperoleh di pasaran, warna terjamin, memiliki warna yang beragam dalam proses penggunaanya yang praktis, dan lebih mudah dilakukan dalam proses pewarnaannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan resep dan proses pewarnaa mansiang di Rumah Anyaman Tabuan Jaya, Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, jenis data berbentuk data primer dan sekunder, informan penelitian ini ialah ketua kelompok dan anggota kelompok di Rumah Anyaman Tabuan Jaya, Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Instrumen penelitian ini, berpedoman pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi, serta data foto dan video. Untuk mendapatkan keabsahan data penulis memperoleh dari hasil pengamatan serta triangulasi. Analisis data didapatkan melalui reduksi data, penyampaian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini yaitu resep yang digunakan di Rumah Anyaman Tabuan Jaya untuk pencelupan memakai  volt 1:10,dengan  zat warna 0,05 gr x jumlah air (ᶩ). Untuk bahan  proses pewarnaan anyaman dengan menggunakan zat warna basis pada Rumah Anyaman Tabuan Jaya dengan cara dicelup, proses pencelupan atau pewarnaan dengan menggunaakan panci, air yang dipanaskan masukan zat pewarna basis tunggu hingga air mendidih  lalu dicelup selama kurang lebih 5-10 menit warna-warna yang dihasilkan berupa, merah, pink, kuning, jingga, biru, hijau, hitam,biru kehiataman, abu-abu, dan sebagaiya. Kata Kunci: pewarnaan, anyaman, mansiang, wlingi. Authors:Yolanda Pratama Isfi : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Bahrudin, A., Widdiyanti, W., & Wahyono, W. (2020). Pemberdayaan Masyarkat Melalui Pengembangan Desain Produk Anyaman Mansiang di Jorong Taratak Kubang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Pengabdian Masyarakat.Herlina, S., & Palupi, d. y. (2013). Pewarnaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dn Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Kartina, B., Ashar, T., & Hasan, W. (2012). Karakteristik Pedagang Sanitasi Pengolahan dan Analisis kandungan Rohdamin B Pada Bumbu Cabai Giling di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Baru. Medan.Ningsih, T. (2014). Kerajinan Tekstil Berbahan Mendong Produksi Deriji Craft Du Plembon Sendang Sari Minggir Sleman Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Univeristas Negeri Yogyakarta.Noor, F. (2007). Teknologi Tekstile dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Patria, M. A. (2015). kerajinan anyaman sebagai peestarian kearifan lokal. dimensi, 1.Pratiwi, D. (2012). Raja Soal Semua Mata Pelajaran. Jakarta: JAL Publishing.Setiati, H. D. (2007). Membatik. Yogyakarta: Pt. Macanan Jaya Cemerlang.Suarsa, I. W., Suarya, P., & Kurniawati, I. (2011). Optimasi Jenis Pelarut Dalam Ekstarksi Zat warna Alam dari Batang Pisang Kepok (Musa paradiasiaca L. cv kepok) dan Batang Pisang Susu (Musa paradiasiaca L. cv susu). Jurnal Kimia.
PERUBAHAN MASYARAKAT MELAYU DI KOTA MEDAN: SUATU KAJIAN TENTANG TRADISI MEMBANGUN RUMAH TINGGAL Azmi Azmi; Adek Cerah Kurnia Azis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.31020

Abstract

This research was conducted to prove the changes in Malay society by studying the tradition of building houses, in the city of Medan, North Sumatra. The study used a qualitative descriptive method with an ethnomethodology and ethnoscience design, using 10 research subjects on stilt houses. This research instrument uses documentation and interview techniques which comprehensively want to see the cultural phenomenon of the Malay community in the city of Medan, in relation to the tradition of building houses. The results of the data analysis technique used by the Miles and Huberman model show that the change in the shape of the traditional house is caused by the Malay traditional factor which provides openness and flexibility. The changes in the Malay community in the city of Medan have caused the elements of traditional culture to be lost, but it is better that there are new cultural aspects that arise. The phenomenon of cultural transformation of the Malay community so far has taken place according to a flexible framework of customary rules, in responding to changing times it is still acceptable. The implication of the research results is that in some cases there is a tendency that the houses referred to are types of houses on stilts typology I and II, as “traditional identities.” As for residential buildings, “modern identity” is a typology or style III stilt house, which is more varied, monumental and formal. Furthermore, in some buildings, it can be seen that traditional building structures are not integrated with modern structures. Impressed with the value of decorative or ornamental carvings tend to change a lot, especially those of sacred, mystical and religious value. In essence, the Malay tradition of traditional Malay formulates that there are: "three symbols" depicted in the house, namely: the status contained in the hierarchy of people's lives, position, space, and prohibition rules (tabu). Keywords: change, malay society, tradition.AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk membuktikan perubahan masyarakat Melayu suatu kajian tradisi membangun rumah tinggal, di kota Medan Sumatera Utara. Penelitian memakai metode deskriptif kualitatif dengan desain etnometodologi dan etnosains, menggunakan subjek penelitian sebanyak 10 buah rumah panggung. Instrumen penelitian ini memakai teknik dokumentasi dan interview yang secara komprehensif ingin melihat fenomena budaya masyarakat Melayu di kota Medan, dalam kaitannya dengan tradisi membangun rumah tinggal. Hasil dari teknik analisis data yang digunakan model Miles dan Huberman menunjukkan bahwa perubahan bentuk rumah tinggal tradisional disebabkan oleh faktor adat Melayu yang memberikan keterbukaan dan keluwesan. Perubahan-perubahan masyarakat Melayu di kota Medan menyebabkan unsur-unsur budaya tradisi ada yang hilang, namun sebaiknya ada aspek budaya baru yang timbul. Fenomena transformasi budaya masyarakat Melayu selama ini berlangsung sesuai kerangka aturan adat  yang fleksibel, dalam menyikapi perubahan zaman masih bisa diterima. Implikasi dari hasil penelitian dalam beberapa kasus terlihat ada kecenderungan bahwa rumah tinggal yang dirujuk adalah jenis rumah panggung tipologi I dan II, sebagai “identitas tradisional.” Sedangkan untuk bangunan rumah tinggal “identitas modern” adalah rumah panggung tipologi atau langgam III, ini lebih variatif, monumental dan formal. Selanjutnya pada beberapa bangunan terlihat struktur bangunan tradisi tidak menyatu dengan bangunan struktur modern. Terkesan nilai ragam hias atau ukiran ornamen cenderung banyak perubahan terutama yang bernilai sakral, mistis dan religius. Pada hakekatnya tradisi Melayu adat Melayu merumuskan ada : ”tiga simbolik” yang tergambar dalam rumahnya yakni: status yang terdapat dalam hirarki kehidupan masyarakat, kedudukan, ruang,  dan peraturan larangan (tabu).Kata Kunci:perubahan, masyarakat melayu, tradisi.Authors:Azmi : Universitas Negeri MedanAdek Cerah Kurnia Azis : Universitas Negeri Medan References:Adenansyah, T. (1989). Butir-butir Sejarah Suku Melayu Pesisir Sumatera Timur. Medan: Yayasan Karya.Radcliffe-Brown, A. R. (2013). The andaman Islanders. Cambridge University Press.Effendy, Tenas dan Mudra, Al Mahyudin. (2004). Rumah Melayu Memangku Adat dan Menjemput Zaman. Yogyakarta : AdiCita.Geertz, C. (2005). Clifford Geertz by His Colleagues. USA: University of Chicago Press.Highhouse, S., Lievens, F., & Sinar, E. F. (2003). Measuring Attraction to Organizations. Educational and psychological Measurement, 63(6), 986-1001.Heidekrueger, P. I., Ninkovic, M., Heine-Geldern,A., Herter, F., & Broer, P. N. (2017). End to-end  Versus End-to-Side Anastomoses in Free Flap Reconstruction: Single Centre Experiences. Journal of plastic surgery and hand surgery, 51(5), 362-365.Marsden, J. E., & Hughes, T. J. (1994). Mathematical Foundations of Elasticity. New York: Courier Corporation.Husny, M. Lah. (1976). Bentuk Rumah Tradisional Melayu. Medan: BP Husny.Koentjaraningrat. (1980) Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.Miles, Mathew, B.  dan Huberman, A. Michael. (1972). Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI Press.Pelly, Usman (2019)  Orang Melayu dalam Kehidupan Kota Medan, dalam “Tak Melayu Hilang di Bumi.  Medan: Casa Mesra.Tambunan, Syahfitri. (2015). Arsitektural Vernakuler dari Rumah Panggung Indonesia. www. Analisadaily.com (diakses tanggal 19 September 2020).Tabrani, Primadi. (1995). Belajar dari Sejarah dan Lingkungan. Bandung: Penerbit  Institut Teknologi Bandung.
PENCIPTAAN SELENDANG BATIK SRI KUNCORO KHAS BUDAYA SAMIN MARGOMULYO BOJONEGORO Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari; Guntur Guntur; Dharsono Dharsono; Zulkarnain Zulkarnain
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28123

Abstract

The focus of this creation is to design batik motifs for the distinctive scarves of the Samin Margomulyo Bojonegoro community with a source of inspiration from the noble teachings of Samin Surosentiko. So far, there have been no scarf artefacts with the characteristic batik motif of the Samin Margomulyo community. The method used is the method of creating practice-based research and combined with art creation methods. . This creation aims to design, create, and realize a scraves with Sri Kuncoro batik motifs to explore the culture of the people of Samin Margomulyo Bojonegoro. This stage of research begins with data collection, data analysis, and the presentation of analytical results. The analysis results will be used for product design materials, starting from pre-design, design, embodiment, and presentation. The results of this study in the form of Sri Kuncoro batik scarves functioned as a complement and identity of people's clothing Samin Margomulyo. The Sri Kuncoro batik motif means a hope for the bride and groom to get adequacy of halal windfall and happiness and inner peace in fostering home life.Keywords: scarves, batik, culture, samin margomulyo. AbstrakFokus penciptaan ini adalah merancang motif batik untuk selendang khas masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro dengan sumber inspirasi dari ajaran luhur Samin Surosentiko. Selama ini belum ditemukan artefak selendang dengan ciri khas motif batik masyarakat Samin Margomulyo. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan practice based research dan dikombinasi dengan metode penciptaan seni. Tujuan penciptaan ini adalah merancang, menciptakan, dan mewujudkan selendang dengan motif batik Sri Kuncoro denagn mengeksplorasi budaya masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Hasil analisis akan dipergunakan untuk bahan perancangan produk, dimulai dari pra perancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil penelitian ini berupa selendang batik Sri Kuncoro yang difungsikan sebagai pelengkap dan identitas busana masyarakat Samin Margomulyo. Motif batik Sri Kuncoro memiliki arti sebuah pengharapan bagi pengantin untuk mendapatkan kecukupan rejeki yang halal dan kebahagiaan serta ketentraman batin dalam membina kehidupan rumah tangga.Kata Kunci: selendang, batik, budaya, samin margomulyo. Authors:Sugeng Wardoyo : Institut Seni Indonesia YogyakartaTri Wulandari : Institut Seni Indonesia YogyakartaGuntur : Institut Seni Indonesia SurakartaDharsono : Institut Seni Indonesia SurakartaZulkarnain : Institut Seni Indonesia Surakarta References:Anfalia, R., Rachmawati, Y., & Yulindrasari, H. (2020, February). Values and characters of the Samin society. In International Conference on Educational Psychology and Pedagogy-" Diversity in Education"(ICEPP 2019) (pp. 220-223). Atlantis Press.Delila, T., & Wiratma, S. (2017). Kerajinan Batik Dan Perkembangany Studi Kasus Pada Ardhina Batik Medan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 6(2), 89. https://doi.org/10.24114/gr.v6i2.11026.Febrasari, A., Dartono, F. A., & Santoso, R. E. (2018). Batik Tulis Padang Lamun (Padang Lamun Sebagai Sumber Ide Perancangan Batik Tulis Untuk Selendang Sutra). Corak, 7(2), 163–172. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2683.Hanifah, U. (2019). Transformasi Sosial Masyarakat Samin Di Bojonegoro (Analisis Perubahan Sosial dalam Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial Emile Durkheim). Jurnal Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, 13(1), 41–74. https://doi.org/http//dx.doi.org/10.14421/.Hendriyana, Husen, (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya.   Bandung: Sunan Ambu Press.Huda, K. (2020). Peran Perempuan Samin dalam Budaya Patriarki di Masyarakat Lokal Bojonegoro. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14(1), 76–90. https://doi.org/10.17977/um020v14i12020p76.Huda, K., & Wibowo, A. M. (2013). Interaksi Sosial Suku Samin Dengan Masyarakat Sekitar (Studi Di Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Agastya, 3(1), 127–148.Ishwara, H., L.R.Yahya, & Moeis, X. (2011). Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Koleksi Hartono Sumarsono. Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia.Kartika, Dharsono Sony. (2016). Kreasi Artistik, LPKBN. Solo: Citra Sains.Leavy, P. (2015). Method Meets Art, Second Edition: Arts-Based Research Practice (Second). https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BOJdBgAAQBAJ&pgis=1 (diakses tanggal 01 Januari 2020).Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.Munawaroh, S., Ariyani, C., & Suwarno. (2015). Etnografi Masyarakat Samin di Bojonegoro (Potret Masyarakat Samin Dalam Memaknai Hidup). Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.Prayudi, Susilo, E., & Prastiwi. D. (2017). Samin: Bojonegoro dan Dunia. Bojonegoro: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro.Sari, P. C., H, S. R., & S, R. E. (2019). Perancangan Batik Dengan Inspirasi Cengkeh Dan Pace Untuk Selendang. Ornamen Jurnal Kriya, 16(01), 15–23.Wardoyo, S. (2019). Motif Batik Untuk Udheng Masyarakat Samin Dusun Jepang Kabupaten Bojonegoro. 3rd International and Interdisciplinary Conference on Arts Creation and Studies (IICACS 2019), 3rd IICACS, 185–199.Wulandari, T. (2021). Eksistensi Batik Encim Dalam Arena Produksi Kultural Di Pekalongan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(1), 164. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.25255.
PERANCANGAN INFOGRAFIS SHELTER BANGUNAN DI KAWASAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG SEBAGAI MITIGASI BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI Dwi Mutia Sari; Hendra Afriwan; Eko Purnomo; Maltha Kharisma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28098

Abstract

This infographic design of building shelters in the Padang State University (UNP) area was appointed based on the fact that at UNP there is no graphic information about building shelters used as earthquake and tsunami mitigation in Padang City. This is very important to be known by the academic community and the community around UNP Padang as one of the mitigation or rescue efforts in the event of an earthquake and tsunami that threatens safety suddenly, so that the academic community and the public know which buildings are located. which can be used as a rescue shelter in the event of a disaster. This article is one of the results of basic research using the Research and Development (R&D) method, this method is used to facilitate the creative process in the design and production process. The result of this research is a prototype flyer infographic map of building shelters in the UNP area.Keywords: infographics, disaster mitigation, UNP. AbstrakPerancangan infografis shelter bangunan di kawasan Universitas Negeri Padang (UNP) ini diangkat berdasarkan fakta bahwa di UNP belum tersedianya sebuah informasi grafis mengenai shelter bangunan yang digunakan sebagai mitigasi gempa dan tsunami di Kota Padang. Hal tersebut menjadi penting sekali untuk diketahui oleh civitas akademik maupun masyarakat yang berada di sekitaran UNP Padang sebagai salah satu mitigasi atau usaha penyelamatan apabila terjadi bencana gempa dan tsunami yang mengancam keselamatan secara tiba-tiba, sehingga civitas akademik dan masyarakat mengetahui bangunan-bangunan mana saja yang dapat dijadikan shelter penyelamatan apabila terjadi bencana tersebut. Artikel ini merupakan salah satu hasil penelitian dasar dengan menggunakan metode Research and Development (R&D), metode ini digunakan untuk memudahkan proses kreatif dalam dalam perancangan dan proses produksi. Hasil penelitian ini adalah prototype flyer infografis peta shelter bangunan di kawasan UNP. Kata Kunci: infografis, mitigasi bencana, UNP. Authors:Dwi Mutia Sari : Universitas Negeri PadangHendra Afriwan : Universitas Negeri PadangEko Purnomo : Universitas Negeri PadangMaltha Kharisma : Universitas Negeri Padang References:BPBD. (2021). Hari Kedua Pencarian Laka Air. bpbd.sumbarprov.go.id (diakses tanggal 22 Februari 2021).Dur, B. I. U. (2014). Data Visualization and Infographics in Visual Communication Design Education at The Age of Information. Journal of Arts and Humanities, 3(5), 39-50.Endri. (2021). “Tambahan Bangunan yang Dijadikan Shelter”. Hasil Wawancara Pribadi: 17 Juni 2021, Universitas Negeri Padang.Shafipoor, M., Sarayloo, R., & Shafipoor, A. (2016). Infographic (Information Graphic); A Tool For Increasing The Efficiency of Teaching and Learning Processes. International Academic Journal of Innovative Research, 3(4), 39-45.Newsom, Doug and Haynes, Jim. (2004). Public Relations Writing: Form and Style. Canada: Nelson Education.Pasal 1. (2008). Pasal 1 Ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Jakarta: Buku Peraturan Penanggulangan Bencana.Purnomo, Eko. (2021). “Hasil Dokumentasi dan Foto Gedung-Gedung di UNP”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 02 Juni 2021, Universitas Negeri Padang.Sari, Manda, Pebrina. (2014). Daya Tampung Shelter Evakuasi Tsunami di Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat. Padang: Jurusan Geografi.Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.UNP (2021). Hasil Konversi IKIP Padang Menjadi Universitas. unp.ac.id (diakses tanggal 02 September 2021).
PENERAPAN RAGAM HIAS MINANGKABAU DALAM PEMBELAJARAN MEMBATIK BAGI GURU SENI BUDAYA SMPN DAN MTsN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Syafei Syafei; Efrizal Efrizal; Yasrul Sami; Zubaidah Zubaidah; Ariusmedi Ariusmedi; Maltha Kharisma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.31709

Abstract

One of the obstacles in improving the quality of education and learning in schools is the lack of improvement in the quality of teachers. In addition, the limited opportunity to gain additional knowledge and skills for teachers is the cause of the decline in the quality of education. The results of the instructor team's discussion with Desmiyanti, S, Pd. a teacher in the field of Fine Arts Studies at SMPN 2 VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman Regency (2020) that: the implementation of Fine Arts learning at SMPN Padang Pariaman Regency is on average taught by teachers with educational backgrounds other than Fine Arts. One indication shows the low ability of teachers in batik learning materials that require theory and practice of standard materials and equipment and procedures. As a consequence, the learning of fine arts, especially batik material, does not work properly. Especially if it is related to batik materials and equipment, the average junior high school level has received subsidies from the education office. However, in reality, teachers are not able to utilize the materials and equipment of batik that are already available for learning fine arts. Concerns about the inability of teachers in the learning process, especially this batik material, require teachers to attend education and training/workshops on: "The Application of Minangkabau Ornaments in Batik Learning for Middle School and MTsN Cultural Arts Teachers in Padang Pariaman Regency", so that junior high school arts and culture teachers /MTsN is able to teach one of the Competency Standards, namely: (4.1) "application of Decorative Variety on textiles based on fabrics" in class VII.Keywords: art and culture, membatik.AbstrakSalah satu kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah-sekolah adalah kurangnya perbaikan terhadap kualitas guru. Di samping itu keterbatasan kesempatan untuk mendapatkan penambahan ilmu dan keterampilan bagi guru menjadi penyebab turunnya mutu pendidikan. Hasil diskusi tim instruktur dengan Desmiyanti, S,Pd. guru bidang Studi Seni Rupa SMPN 2 VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman (2020) bahwa: pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa di SMPN Kabupaten Padang Pariaman rata-rata diajar oleh guru-guru dengan latar belakang pendidikan bukan Seni Rupa. Salah satu indikasi menunjukkan rendahnya kemampuan guru dalam materi pembelajaran membatik yang membutuhkan teori dan praktik bahan dan peralatan serta perosedur yang baku. Konsekuensinya, pembelajaran seni rupa khususnya materi membatik tidak berjalan menurut semestinya. Apalagi jika dikaitkan dengan bahan dan peralatan membatik yang rata-rata sekolah tingkat SMP sudah mendapatkan subsidi dari dinas pendidikan. Namun kenyataannya, guru tidak mampu memanfaatkan bahan dan peralatan membatik yang sudah tersedia untuk pembelajaran seni rupa. Kekhawatiran terhadap ketidakmampuan guru dalam proses pembelajaran khususnya materi membatik ini, mengharuskan guru mengikuti pendidikan dan pelatihan/ workshop tentang:“Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru-Guru Seni Budaya SMP dan MTsN di Kabupaten Padang Pariaman”, sehingga guru seni budaya SMP/MTsN mampu mengajarkan salah satu Standar Kompetensi yaitu: (4.1) “penerapan Ragam Hias pada tekstil basis kain” di kelas VII.   Kata Kunci:seni budaya, membatik. Authors:Syafei : Universitas Negeri PadangEfrizal : Universitas Negeri PadangYasrul Sami : Universitas Negeri PadangZubaidah : Universitas Negeri PadangAriusmedi : Universitas Negeri PadangMaltha Kharisma : Universitas Negeri Padang References:Khairuzzaky, K. (2018). Kajian Struktur Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau Pada Istano Basa Paguruyung. Jurnal Titik Imaji, 1(1), 54-67.Prasetya, L. E., & Adi, S. M. (2011). Makna dan Filosofi Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Minangkabau di Nagari Pariangan Tanah Datar. In Seminar Nasional “Kearifan Lokal Dalam Keberagaman Untuk Pembangunan Indonesia (pp. 59-70).
KONSISTENSI LOGO DALAM MEMBANGUN SISTEM IDENTITAS Fauzan Aulia; Hendra Afriwan; Dini Faisal
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28131

Abstract

This study aims to reveal how the importance of consistent logo application in building an identity system. Based on the case studied, it is necessary to study how the solution will be needed so that the identity system is managed properly. So it is expected that there will be a common perception of both internal and external parties of an entity. It is also hoped that a good management of the identity system will create a more positive impression. The target of solving the problem based on these findings is to be able to answer the question of how to create a standard for implementing a logo and how important the role of the logo is as a visual identity. The research method used is research and development with the research subject being the Padang State University logo. The steps taken are as follows: (1) tracking the various logos that appear in their application to various media in the UNP campus environment, (2) measuring the level of understanding of the UNP academic community about the UNP logo, and (3) determining solutions to problems that arise in the form of Padang State University logo guideline design as a standard reference for logo application. The results of this study are in the form of facts in the field about the application of the UNP logo in the UNP campus environment, the level of understanding of the UNP academic community about the UNP logo and products in the form of a Standard Manual Guideline for the application of the UNP logo as a solution to the problems found.Keywords: consistency, visual identity, logo. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana pentingnya konsistensi penerapan logo dalam membangun sebuah sistem identitas. Berdasarkan kasus yang diteliti perlu dikaji bagaimana solusi yang akan diperlukan agar sistem identitas terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan terjadi persamaan persepsi baik dari pihak internal maupun ekstenal sebuah entitas. Pengelolaan sistem identitas yang baik juga diharapakan memunculkan kesan yang lebih positif. Target pemecahan masalah berdasarkan hasil temuan tersebut adalah mampu menjawab pertanyaan bagaimana menciptakan sebuah standar penerapan logo serta bagaimana pentingnya peran logo sebagai identitas visual. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development dengan objek penelitian adalah logo Universitas Negeri Padang. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) melacak ragam logo yang muncul dalam penerapannya pada berbagai media di lingkungan kampus UNP, (2) mengukur tingkat pemahaman civitas akademika UNP tetang tentang logo UNP, dan (3) menetapkan solusi dari permasalahan yang muncul berupa rancangan guideline logo Universitas Negeri Padang sebagai acuan standar pengaplikasian logo. Hasil penelitian ini adalah berupa fakta di lapangan tentang penerapan logo UNP di lingkungan kampus UNP, tingkat pemahaman civitas akademika UNP tentang logo UNP dan produk berupa Standart Manual Guideline penerapan logo UNP sebagai solusi dari permasalahan yang ditemukan.Kata Kunci: konsistensi, identitas visual, logo. Authors:Fauzan Aulia : Universitas Negeri PadangHendra Afriwan : Universitas Negeri Padang Dini Faisal : Universitas Negeri Padang References:Bintarto, J., Jhon, J., & Purba, R. (2016). Kajian Semiotika Pada Logo Sanggar Reog Singo Barong Kabupaten Langkat. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 69 – 77.Brand UGM. (2021). Mengapa Menggunakan Panduan Ini. https://brand.ugm.ac.id/brand-guideline/ (diakses 30 Desember 2021).Dewi, T. P. C., Bramantijo, B., & Sutanto, R. P. (2013). Redesain Logo dan Perancangan Corporate Identity Roemah Wangi Salon dan Spa di Malang. Jurnal DKV Adiwarna, 1(2), 11.Everlin, S., & Erlyana, Y. (2020). Analisis Perubahan Desain Logo Gojek Tahun 2019. DESKOMVIS: Jurnal Ilmiah Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa dan Media, 1(1), 72 – 88.Januariyansah, S. (2018). Analisis Desain Logo Berdasarkan Teori: Efektif Dan Efisien. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Nugraha, A. R. (2016). Representasi corporate identity dalam logo baru pdam kota bandung. Communication, 7(2), 26 – 44.Rustan, Suriato. (2017). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rustan, Suriato. (2021). Logo 2021 Buku 1. Jakarta: CV Nulisbuku Jendela Dunia.Rustan, Suriato. (2021). Logo 2021 Buku 2. Jakarta: CV Nulisbuku Jendela Dunia.Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sultanatta, C., & Maryam, S. (2019). Analisis Semiotika Logo Brodo Footweardi Media Sosial Twitter (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes). EKSPRESI DAN PERSEPSI: JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 1(1).UI. (2021). Identitas Tentang UI. https://www.ui.ac.id/tentang-ui/identitas.html  (diakses 30 Desember 2021).UNP. (2021). Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. https://www.unp.ac.id/patch/document/a1f2ad229646b138abb6a7f2c61672cf.pdf (diakses 30 Desember 2021).Wheeler, A. (2009). Designing Brand Identity: An Essential Guide for the Entrrie Branding Team. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.