cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
PROMOSI SENI PERTUNJUKAN RANDAI SEBAGAI IDENTITAS KESENIAN TRADISIONAL MINANGKABAU Harisnal Hadi; Wimbrayardi Wimbrayardi; M. Nasrul Kamal
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.25558

Abstract

The purpose of writing about the Umbuik Mudo story is to promote Minangkabau traditional arts to the general public. In the Minangkabau community, every Nagari has various groups or groups of randai arts, one of which is very well known to the Tanah Datar Regency area. The contents of the first randai contain remarks from the head of the randai, the second story tells about the randai Ramalah who left his husband, the third tells about Wahab Sutan Mudo, the fourth tells his wife Ramalah around Nagari, Legaran, the fifth tells about Wahab Sutan Mudo and his wife Finally, greets the audience before the randai started. The Randai which is played is accompanied by padendang, gandang, talempong music and is colored by galombang dance, galombang pattern of marching motion and circular galombang.Keywords: arts, traditional, randai, minangkabau, promote.AbstrakTujuan tulisan tentang cerita Umbuik Mudo guna untuk mempromosikan kesenian tradisional Minangkabau kelayak umum. Pada masyarakat Minangkabau setiap Nagari teredapat berbagai kelompok atau grup kesenian randai salah satunya yang sangat di kenal daerah Kabupaten Tanah Datar. Adapun isi randai yang pertama berisi sambutan ketua randai, kedua cerita randai Ramalah yang ditnggal pergi suaminya, ketiga bercerita tentang Wahab Sutan Mudo, keempat menceritakan istrinya Ramalah keliling Nagari, legaran, kelima menceritakan Wahab Sutan Mudo dan istrinya Terakhir memberi salam sembah terhadap penonton sebelum randai dimuali. Randai yang dimainkan diiringi padendang, gandang, musik talempong dan diwarnai tarian galombang, galombang pola gerak berbaris dan galombang melingkar. Kata Kunci: kesenian, tradisional, randai, minangkabau, promosikan. Authors:Harisnal Hadi : Universitas Negeri PadangWimbrayardi : Universitas Negeri PadangM. Nasrul Kamal : Universitas Negeri PadangReferences:Bakker, A. B. (2011). An Evidence-Based Model of Work Engagement. Current Directions In Psychological Science, 20(4), 265-269. 10.1177/0963721411414534.Edward Burnett Tylor. (1871). Primitive Culture: Researches Into the Developmen of Mythology, Philosophy, Religion, Art, anf Cumtom. New York: Henry Holt Erlangga.Endri, Syaiful. (2015). “Randai Umbuik Mudo”. Hasil Wawancara Pribadi: 8 November 2015, Sumatera Barat.Esten, Mursal. (1983). Randai dan Beberapa Permasalahannya, dalam Edi Sedyawati & Sapardi Djoko Damono (eds.), Seni Dalam Masyarakat Indonesia: Bunga Rampai. Jakarta: PT Gramedia.Harymawan, R. M. A. (1988). Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.Hadi, Harisnal. (2020). “Musik Opening Randai Umbuik Mudo”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 16 Mei 2020, Taman Budaya Sumatera Barat.Idrus Hakimi Datuak Rajo Penghulu. (1995). Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, Dan Pidato Alua Pasambahan Adat Di Minangkabau. Bandung:  CV Remaja Karya.Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan, Edisi Revisi Delapan. Jakarta: Raja Grafindo.Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. (2001). Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi ke VIII Jilid 8. Jakarta: Penerbit Erlangga.Koentjaraningrat. (2003). Ilmu Budaya Dasar. Jakatra: Pustaka Pelajar.Kuswarno, Engkus. (2009). Fenomenologi (Fenomena Pengemis Kota Bandung). Bandung: Widya.Littlejohn, Foss. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.Vredenbregt, Jacob. (1984). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.Wimbrayardi, W. (2019). "Tim Padendang Randai Umbuik Mudo". Hasil Dokumentasi Pribadi: 18 Mei 2019, Taman Budaya Sumatra Barat.
PENCIPTAAN TEATER MERETAS ADAB BERANGKAT DARI TRADISI MELANGUN SUKU ANAK DALAM Suci Lantika; Sulaiman Juned; Sahrul Nazar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27137

Abstract

The work of Meretas Adab is an achievement of the process of creating a theater based on research on the tradition of Melangun from Anak Dalam tribe. The form approach chosen in this creation process is a contemporary theatrical form. The formulation of the problem in question from this creation is how to realize the creation of a contemporary theater of Meretas Adab departing from the Melangun tradition. The theories used are contemporary theater theory, proscenium stage conventions and cultural arts exploration. The directing method used consisted of research, script preparation, selecting a creative team, separate exercises and joint exercises. The result of this creation process is a theatrical performance that utilizes the properties and daily behavior of the Anak Dalam tribal community. This contemporary theater utilizes Jambi Malay art as the basis for creating musical and dance compositions. Keywords: meretas adab, melangun. AbstrakKarya Meretas Adab merupakan capaian dari proses penciptaan teater yang berlandaskan pada riset atas tradisi melangun suku Anak Dalam. Pendekatan bentuk yang dipilih dalam proses penciptaan ini adalah bentuk teater kontemporer. Rumusan masalah yang dipertanyakan dari penciptaan ini adalah bagaimana mewujudkan penciptaan teater kontemporer Meretas Adab berangkat dari tradisi Melangun. Teori yang digunakan adalah teori teater kontemporer, konvensi panggung proscenium dan eksplorasi seni budaya. Metode penyutradaraan yang digunakan terdiri dari, riset, penyusunan naskah, memilih tim kreatif, latihan terpisah dan latihan gabungan. Hasil dari proses penciptaan ini adalah pertunjukan teater yang memanfaatkan properti dan prilaku keseharian dari masyarakat suku Anak Dalam. Teater kontemporer ini memanfaatkan seni Melayu Jambi sebagai basis dari penciptaan komposisi musik dan tari.Kata Kunci: meretas adab, melangun. Authors:Suci Lantika : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSulaiman Juned : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSahrul Nazar : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Ibrahim, M., Gurniwan, K. & Djakarta, M. (2013).Kehidupan Suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Antologi Pendidikan Geografi, 1(3), 1-15. http://antologi.upi.edu/file/.Irianto, Ikhsan, S. (2020). Recombination of Minangkabau Traditional Arts in Alam Takambang Jadi Batu. Jurnal Ekspresi Seni, 22(1), 85-99.Jalaludin. (2021). “Jenang”. Hasil Wawancara Pribadi: 5Januari 2021, Sorolangun.Ledwin, David, Joe and Robin Stockadale. (2008), The Architecture Of Drama Plot Character Theme Genre And Style. Plymouth: The Scarecrow Press, Inc.Mailinar, N. (2013). Kehidupan Keagamaan Suku Anak Dalam di Dusun Senami Lii Desa Jebak Kabupaten Batanghari Jambi. Jurnal Kontektualita, 28(2), 247-271.Suryadi, Tumanggung Rimbo. (2021). “Pemandu Wisata Sarolangun”. Hasil Wawancara Pribadi: 4 Januari 2021, Kecamatan Sorolangun.Susanti, Susi. & Sherli Novalinda, R. (2019). Penciptaan Tari Breath In Dari Aktivitas Pencari Pensi di Danau Singkarak. Ekspresi Seni, 21(2), 139-149.Susantono, Nurul P. (2016). Produksi Drama Musikal - Dari Ide ke Panggung. Jakarta: Gramedia.Temenggung, Baladan. (2021). “Berburu”. Hasil Wawancara Pribadi: 5 Januari 2021, Bukit Dua Belas Sarolangun.Yudiaryani. (2010). Inspirasi Teoretis Bagi Praktik Pembentukan Teater Kontemporer Di Indonesia. Yogyakarta: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
PENGAPLIKASIAN TEKNIK BLOCK PRINTING DENGAN MATERIAL KAYU BEKAS KEBAKARAN HUTAN KALIMANTAN BARAT PADA PAKAIAN READY TO WEAR Tione Afifaya Dumamika; Mochammad Sigit Ramadhan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27154

Abstract

Block printing is a technique of producing images repeatedly on a surface that produces original and unique work because it was done manually. However, as time goes by, block printing is still less well known and less developed in Indonesia. In addition to the newly used wood, block printing plates can be replaced by various alternative materials, such as wood from forest fires. Unfortunately, wood from forest fires often has no selling value and can only be used as charcoal or firewood by the surroundingcommunity. This research aims to find a solution to utilize and increase the value of unused forest fires wood into block printing plates. The author was inspired to use forest fires wood as a block printing plate to increase the artistic and economic value of wood and give a new image to the surface of textiles and fashion products. This research was carried out using qualitative research methods in the form of observations made by observing the condition of wood from forest fires directly; literature studies areobtained from several journals, books, and articles; also, experiments consisting of initial, advanced, and selected experiments. The products produced from this research are sheets of cloth and a collectionof ready-to-wear clothing.Keywords: block printing, wood residue, fashion. AbstrakBlock printing adalah teknik memproduksi gambar secara berulang pada suatu permukaan yang menghasilkan karya orisinil dan unik, karena dilakukan secara manual. Tetapi seiring berjalannya waktu, block printing masih kurang dikenal dan kurang berkembang di Indonesia. Bahan untukmembuat plat cetak block printing dapat diganti dengan berbagai material alternatif, seperti kayu bekas kebakaran hutan. Kayu bekas kebakaran hutan seringkali sudah tidak memiliki nilai jual dan hanya dapat dijadikan arang atau kayu bakar oleh masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitumendapatkan solusi untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai kayu bekas kebakaran hutan yang sudah tidak terpakai menjadi plat cetak block printing. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis terinspirasi untuk menggunakan kayu bekas kebakaran hutan sebagai plat cetak block printing agar dapat menaikkan nilai seni dan ekonomi kayu, juga dapat memberikan image baru pada permukaan tekstil dan produk fashion. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif berupa observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung kondisi kayu bekas kebakaran hutan, studi literatur mengenai topik penelitian didapatkan dari beberapa jurnal, buku, dan artikel, dan eksperimen yang terdiri dari beberapa percobaan eksplorasi awal, lanjutan dan terpilih. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa lembaran kain dan koleksi pakaian ready to wear.Kata Kunci: block printing, kayu bekas, fashion. Authors:Tione Afifaya Dumamika : Universitas TelkomMochammad Sigit Ramadhan : Universitas Telkom References:Adi, S. P., Susanti, N., & Panggabean, M. N. R. (2020). Cetak Tinggi dan Pengaplikasiannya (I. G. N. T. Marutama & M. K. M. Saat (eds.); 1st ed.).Surakarta: UNS Press.Dumamika, Tione Afifaya. (2021). “Pengaplikasian Teknik Block Printing dengan Material Kayu Bekas Kebakaran Hutan”. Hasil DokumentasiPribadi: 1 Januari s.d 30 Oktober 2021, Kalimantan Barat.Eskak, E., & Sumarno. (2016). Peningkatan Nilai Tambah pada Cacat Batang Kayu dengan Kreasi Seni. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 33(2),133–144.Ganguly, D., & Amrita. (2013). A Brief Studies On Block Printing Process In India. Man-Made Textiles in India, 41(6), 197–203.Kafka, F. J. (1973). Batik, Tie Dyeing, Stenciling, Silk Screen, Block Printing: The Hand Decoration of Fabrics. USA: Dover Publications.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2018). Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu. www.menlhk.go.id (diakses tanggal 24 April 2021).Lestari, S. B. (2014). Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan Mahasiswa. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora, 14(3), 225–238.Media Indonesia. (2019). Olah Limbah Kayu, Solusi Atasi Pembakaran Lahan. www.mediaindonesia.com. (diakses tanggal 24 April 2021).Needleman, D. (2018). The Ancient Art of Jaipur Block Printing, and What It Means to India. https://www.nytimes.com/2018/05/18/t-magazine/block-print-jaipur-india.html (diakses tanggal 1 Mei 2021).Puspitawati, S., & Ramadhan, M. S. (2019). Pengaplikasian Teknik Block Printing Dengan Inspirasi Motif Dari Kebudayaan Suku Baduy. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(3), 205–214. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/download/925/695Qodriyatun, S. N. (2014). Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan. Info Singkat Kesejahteraan Sosial, VI(06), 9–12.Rahman, D. (2017). Seni Grafis Indonesia Kembali ke “Jalan Masif”. Brikolase, 9(2), 90–97.Rohani. (2017). Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Media Bahan Bekas. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 137-145. https://doi.org/10.30870/jpppaud.v4i2.4653.Safitri, R., & Rachmat, G. (2016). Studi Kelayakan Kayu Bekas Landasan Peti Kemas sebagai Elemen Interior Lepas. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 4(3). 243-252.SiPongi Karhutla Monitoring Sistem. (2020). Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2016-2021. www.sipongi.menlhk.go.id (diakses tanggal 20 Oktober 2020).The Kindcraft. (2020). Introduction to Indian Block Printing: Anokhi Museum in Jaipur India. www.thekindcraft.com (diakses tanggal 22 Desember 2020).Trisnawati, T. Y. (2016). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. Jurnal The Messenger, 3(2), 36-43. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.268.Waddell, G. (2004). How Fashion Works: Couture, Ready-to-Wear and Mass Production. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(09), 00-00.
PEMANFAATAN TEKNIK TAPESTRI PADA ROMPI DENGAN BAHAN RENDA Sania Ratnawuri Ardianti; Tiwi Bina Affanti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28231

Abstract

The background of this project begins with the fact that there are many people in Indonesia who are not familiar with tapestry, so Indonesian need to know the existence of tapestry art. Tapestry is usually applied to rugs or carpets, doormats, and wall decorations, in this case tapestry can be applied to fashion products such as outer which is currently trending. The are some problems that we found in making outer using tapestry techniques. The first one is the application of tapestry techniques for making a vest, The second is the materials used, and the last one is the model of the vest. The creation of the art are carried out using the method of crafting art according to SP Gustami through 3 stages, namely the exploration stage (soul odyssey, field observation, and reference excavation), the design stage (verbal ideas are poured into alternative sketches), and the embodiment stage (based on sketches alternatives and prototypes are made into actual works). The results of the design of the vest that is made by using flat and the soumak tapestry technique that use knitted lace which  is left over from the garment production as the main material is light and not too thick. The pattern (motifs) which is used are geometric shapes and the colors are taken from the vest model of boho embellished which carries the concept of style boho with contrasting bright colors. How to use the tapestry technique into a vest using lace material is making a pattern in the front and the back of the vest that will be visualized, and then making a tapestry vest based to the design that has been made from the beginning to finishing.Keywords: tapestry, outer, vest, lace.Abstrak Latar belakang proyek perancangan ini berawal dari masih banyaknya orang yang belum mengenal tapestri, sehingga eksitensi dari tapestri ini masih perlu disimak karena masyarakat Indonesia belum begitu mengenal seni ini. Tapestri yang biasanya diaplikasikan untuk permadani atau karpet, keset, dan hiasan dinding, dalam hal ini tapestri bisa saja diaplikasikan pada produk fesyen seperti outer yang saat ini sedang trend. Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan teknik tapestri kedalam outer yakni penerapan teknik tapestri pada rompi, bahan yang digunakan, dan model rompi yang digunakan. Tahapan penciptaan karya dilakukan dengan metode penciptaan seni kriya menurut SP Gustami melalui 3 tahap yakni tahap eksplorasi ( pengembaraan jiwa, pengamatan lapangan, dan penggalian referensi), tahap perancangan (ide gagasan yang bersifat verbali dituangkan menjadi sketsa alternatif), dan tahap perwujudan (berdasarkan sketsa alternatif dan prototype dibuat karya yang sesungguhnya). Hasil perancangan berupa rompi yang dibuat dengan teknik tapestri yakni teknik tapestri rata dan teknik tapestri soumak, dengan menggunakan bahan utamanya renda rajut sisa produksi garment yang hasilnya ringan dan tidak terlalu tebal. Motif yang digunakan bentuk-bentuk geometris, dan warna diambil dari model rompi boho embellished yang mengusung konsep gaya boho dengan warna-warna cerah yang berlawanan. Cara memanfaatkan teknik tapestri kedalam rompi dengan menggunakan bahan renda yakni membuat pola rompi bagian depan dan belakang yang akan divisualkan, kemudian membuat rompi tapestri sesuai desain yang sudah dibuat dari awal hingga penyelesaian akhir.    Kata Kunci:tapestri, outer, rompi, renda. Authors:Sania Ratnawuri Ardianti : Universitas Sebelas MaretTiwi Bina Affanti : Universitas Sebelas Maret References:Ardianti, Sania Ratnawuri. (2021). “Tapestri”. Hasil Dokumetasi Pribadi: 15 Juli 2021, Surakarta.Dwigantara, Agditya. (2011). Kajian Karya Tapestri Biranul Anas Zaman. Skripsi Gelar Sarjana. Universitas Sebelas Maret.Fitinline. (2014). Jenis Vest Bagian III. https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-iii/ (diakses tanggal 12 Oktober 2020).Gustami, SP. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Imas, Cynthia Zhafira A. (2019). Aplikasi Tapestri Dan Batik Kontemporer Pada Busana Artwear. Yogyakarta: Jurnal Tugas Akhir Institute Seni Indonesia Yogyakarta.Naufa, Miftahun. (2018). Ekspresi Bentuk Geometris Melalui Penggarapan Tekstil Tapestri. Jurnal Puitika, 14(1), 79-89.Goet, Poespo. (2009). A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Sari, Quartini. (2018). Tampil Fashionable dengan Outer. https://lifestyle.kompas.com/tampil-fashionable-dengan-outer  (diakses tanggal 12 Oktober 2020).
FUNGSI MUSIK DALAM UPACARA PERAYAAN RITUAL THAIPUSAM ETNIS HINDU TAMIL DI BANDA ACEH Rika Wirandi; Magfhirah Murni B. P.
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28379

Abstract

Thaipusam is a celebration ceremony held sacredly in the form of a prayer ritual procession and the procession of the Lord Murugan statues which is held annually by the Tamil Hindu ethnic community in Banda Aceh. This ritual is held in the Thai month according to the Hindu Tamil calendar, as a form of respect for Lord Murugan for his victory in fighting evil. This celebration ceremony is also a place to fulfill vows and purify themselves for ritual participants - which is accompanied by the attraction of stabbing sharp objects into certain body parts such as the tongue, lips, cheeks, forehead, back, and other body parts. This celebration ceremony includes percussion music at the time of the procession. In addition to having multiple functions in the context of the celebration ceremony, percussion ensemble music in the procession is also believed to have its own effect on ritual participants. Religious songs and percussion music ensembles in the celebration ceremony at first glance do appear to be mere elements of ritual celebration. However, furthermore, the percussion music ensemble is considered to play a role in influencing the spirituality of the ritual performer to lead him to a state of stupor, to trance when performing body piercing attractions. The purpose of this study was to examine the function of music in the Thaipusam Ritual celebration ceremony as well as in influencing the spirituality level of the ritual participants. The research method used is a qualitative research method which is carried out in several stages, including: literature study and in-depth interviews. The approach used in this research is the theory of music function from Alan P. Merriam and the approach to music and trance proposed by Gilbert Rouget. The results of this study indicate that, at least there are four functions of music observed in this study, including: celebratory and entertainment functions; function of cultural expression; the function of legitimizing ritual ceremonies; and function of community group integrity. On the other hand, for ritual supporters – in this case the votive participants, music serves as a spiritual reinforcement for them in fulfilling their vows.Keywords: music function, thaipusam, Banda Aceh.AbstrakThaipusam adalah upacara perayaan yang diselenggarakan secara sakral dalam bentuk prosesi ritual doa dan prosesi araka-arakan arca Dewa Murugan yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarat etnis Hindu Tamil di Banda Aceh. Ritual ini dilangsungkan pada bulan Thai menurut kalender Hindu Tamil, sebagai bentuk penghormatan Dewa Murugan atas kemenangannya memerangi kejahatan. Upacara perayaan ini juga sebagai ajang untuk menunaikan nazar dan menyucikan diri bagi peserta ritual -- yang disertai atraksi menusukkan benda-benda tajam ke beberapa bagian tubuh tertentu seperti, lidah, bibir, pipi, dahi, punggung, serta bagian tubuh lainnya. Upacara perayaan ini menghadirikan permainan musik perkusi pada saat prosesi arak-arakan. Selain memiliki fungsi yang jamak dalam konteks upacara perayaannya, musik ensambel perkusi dalam arak-arakan juga diyakini memiliki efek tersendiri bagi peserta ritual. Nyanyian keagamaan dan ensambel musik perkusi dalam upacara perayaan tersebut secara sekilas memang tampak sebagai unsur pemeriah ritual semata. Namun, lebih jauh, ensambel musik perkusi tersebut dinilai berperan dalam memengaruhi spiritualitas pelaku ritual hingga mengantarnya ke pada kondisi kusyuk, hingga trance saat melakukan atraksi tindik tubuh. Tujuan penelitian ini untuk melihat fungsi musik dalam upacara perayaan Ritual Thaipusam serta dalam memengaruhi tingkat spiritualitas peserta ritual. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif yang dilakukan dalam beberapa tahapan, di antaranya: studi literatur dan wawancara mendalam. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsi musik dari Alan P. Merriam dan pendekatan tentang musik dan trance yang dikemukakan oleh Gilbert Rouget. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, setidaknya terdapat empat fungsi musik yang teramati dalam penelitian ini, di antaranya: fungsi pemeriah dan hiburan; fungsi ekspresi budaya; fungsi pengabsahan upacara ritual; dan fungsi integritas kelompok masyarakat. Di sisi lain, bagi pendukung ritual - dalam hal ini peserta nazar, musik berfungsi sebagai penguat spiritual mereka dalam menunaikan nazar.Kata Kunci: fungsi musik, thaipusam, Banda Aceh. Authors:Rika Wirandi : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMaghfihrah Murni B. P. : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:AcehKita.  (2018). Perayaan Maha Puja Pengguni Uthiram, Umat Hindu Tamil di Aceh. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=q1rwc294NwA.Acehkini. (2019). Prosesi Arakarakan. YouTube. Acehkini.id/https://www.youtube.com/watch?v=plj926dKupo.Ananda, Ferdian. (2016). Uthiram Pangguni Celebration in Aceh. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=L77hKkVZ7xA.Dwi, N. (2019). Festival Thaipusam Sebagai Daya Tarik Wisata di Batu Caves Malaysia.Karnaen, Y. (2017). Analisis Tari Bharatanatyam dan Musik Iringan pada Upacara Thaipusam Masyarakat Tamil di Kota Binjai.Merriam, A. P., & Merriam, V. (1964). The Anthropology of Music. Evanston: Northwestern University Press.Mogot, Y. (2019). Aktivitas Komunikasi Masyarakat Hindu Tamil Dalam Upacara Thaipusam Di Singapura. Jurnal Common, 3(2), 216–228.Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Riyaf, A., & Hasanah, N. (2016). Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya. Anthropos, 2(1), 46–61.Rouget, G. (1985). Music and Trance: A Theory of the Relations Between Music and Possession. Chicago: University of Chicago Press.Wirandi, Rika. (2020). “Vel yang Terdapat pada Kuil Pelani Andawer”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 09 Juni 2020, Banda Aceh.
REDESIGN LOGO CAFE DAN RESTO RUMAH BAKO PAYAKUMBUH Maharian Agung; Asril Asril; Syafwandi Syafwandi; Mega Adyna Movitaria
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27245

Abstract

This article aims to reveal the process of designing (redesigning) the logo of the Rumah Bako Cafe and Resto. This redesign was carried out based on various weaknesses found in the previous Rumah Bako Resto logo. This redesign was approached with theory, logo, aesthetics, color, and art style. The method used in this study is the 4D method, namely: define (definition), design (design), develop (development), and dessiminate (spread). The new logo of Rumah Bako Payakumbuh Cafe and Resto is the result of processing circle shapes with fonts and images. The picture taken is as a product icon, namely culinary. The choice of position and location is very taken into account. Through the main media, namely logos and supporting media such as t-shirts, totte bags, key chains, stickers, x-banners, and banners that aim as promotional media.Keywords: redesign, logo, café, resto.  AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengungkap proses perancangan (Cafe ) logo Cafe dan Resto Rumah Bako. Redesign ini dilakukan berdasarkan berbagai kelemahan yang ditemukan pada logo Resto Rumah Bako yang terdahlu.  Redesign ini didekati dengan teori, logo, estetika, warna, dan gaya seni.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 4D yaitu: define (definisi), design (perancangan), develop (pengembangan), dan dessiminate (penyebaran). Logo baru dari Cafe dan Resto Rumah Bako Payakumbuh adalah hasil dari pengolahan bentuk lingkaran dengan font dan gambar. Gambar yang diambil adalah sebagai ikon produk yaitu kuliner. Pemilihan posisi dan letak sangat diperhitungkan. Melalui media utama yaitu logo dan media pendukung seperti baju kaos, tottebag, gantungan kunci, stiker, x-banner, dan spanduk yang bertujuan sebagai media promosi.Kata Kunci: redesign, logo, café, resto. Authors:Maharian Agung : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAsril : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSyafwandi : Institut Seni Indonesia PadangpanjangMega Adyna Movitaria : Institut Agama Islam Sumatera Barat References:Anggakarti, D. M., & Benyamin, M. F. (2021). Adaptasi Gambar Hias sebagai Gambar Latar pada Aplikasi Desain. Journal VISUALIDEAS, 1(1), 3–7.Arbi, M. S., Irwan, M. S., & Hafiz, A. (2019). Ayam Jantan Dalam Karya Seni Grafis. Serupa The Journal of Art Education, 7(3).Arredondo, E., Castaneda, D., Elder, J. P., Slymen, D., & Dozier, D. (2009). Brand name logo recognition of fast food and healthy food among children. Journal of Community Health. https://doi.org/10.1007/s10900-008-9119-3Atika, J. (2019). Kajian Interior Ruang Tidur pada Anak. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia Dan Industri Kreatif, 1(1), 28–38.Fadilah, A., Mappalahere, M. T., & Mukaddas, A. B. (2021). Kajian Estetika Sangkar Burung Puyuh (Jaba Kawubu) di Kampung Rupe Kecamatan Langgudu Nusa Tenggara Barat. BALOLIPA: Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1(1), 43–50.Jaya, M. A. (2018). Transformasi Tempat Ketiga (Third pl#ace) dari Ruang Dalam (indoor) Menuju Ruang Luar (Outdoor): Studi Kasus Kota Palembang. Arsir. https://doi.org/10.32502/arsir.v2i1.1240Jia, Y., Shelhamer, E., Donahue, J., Karayev, S., Long, J., Girshick, R., Guadarrama, S., & Darrell, T. (2014). Caffe: Convolutional Architecture for Fast Feature Embedding. MM 2014 - Proceedings of the 2014 ACM Conference on Multimedia. https://doi.org/10.1145/2647868.2654889Lee, C., Hallak, R., & Sardeshmukh, S. R. (2016). Innovation, entrepreneurship, and restaurant performance: A Higher-Order Structural Model. Tourism Management. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.09.017Luffarelli, J., Mukesh, M., & Mahmood, A. (2019). Let the Logo Do the Talking: The Influence of Logo Descriptiveness on Brand Equity. Journal of Marketing Research. https://doi.org/10.1177/0022243719845000Mubarat, H., & Ilhaq, M. (2021). Telaah Nirmana sebagai Proses Kreatif Dalam Dinamika Estetika Visual. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1), 125–139.Mulyawartini, G. A. (2019). Melalui Kegiatan Meronce Bentuk Dan Warna Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Pada Kelompok B Tk Harapan Kelayu. Jurnal EDISI, 1(1), 118–133.Munawaroh, S. D. (2018). Pengaruh Media Bola Warna terhadap Kemampuan Mengenal Warna Anak Kelompok A di TK Dahlia Jagir Sidoresmo Surabaya. Jurnal PAUD Teratai, 7(1).Putri, S. M., & Hartati, M. (2021). Pakaian Tradisional Perempuan Melayu Jambi. Seminar Nasional Humaniora, 1(1), 116–133.Said, A. A. (2019). Mendesain Logo. TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri Makassar. https://doi.org/10.26858/tanra.v6i3.13014Sakriyani, A. (2018). Pembuatan Company Profil Politeknik NSC Surabaya Menggunakan Adobe After Effects CC 2014. Politeknik NSC Surabaya.Susilawati, H., Akhmad Fauzi Ikhsan, M. T., & Salman, F. (2020). Prototyping Alat Pendeteksi Kematangan Buah Kopi Berbasis Arduino Menggunakan Sensor Apds Gy-9960. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Teknik Elektro Telekomunikasi Indonesia, 11(1).Van Der Vorst, J. G. A. J., & Beulens, A. J. M. (2002). Identifying Sources of Uncertainty to Generate Supply Chain Redesign Strategies. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management. https://doi.org/10.1108/09600030210437951Wagner, M., Rietz, C., Kaspar, R., Janhsen, A., Geithner, L., Neise, M., Kinne-Wall, C., Woopen, C., & Zank, S. (2018). Quality of life of the Very Old. Zeitschrift Für Gerontologie Und Geriatrie, 51(2), 193–199.Wangarry, M. A., & Saidi, A. I. (2018). Pengaruh iklan Media Luar Ruang pada Ruang Publik di Kota Jakarta Selatan. Jurnal Seni & Reka Rancang.
PENGUATAN PENGUASAAN KOMPETENSI FOTOGRAFI, VIDEOGRAFI DAN TATA KELOLA MEDIA SOSIAL PADA POKDARWIS PEMANIS HERITAGE, DESA WISATA BIAUNG, TABANAN, BALI Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa; I Putu Dudyk Arya Putra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28913

Abstract

POKDARWIS (Tourism Awareness Group) Pemanis Traditional Village, hereinafter referred to Pemanis Heritage, is part of the Biaung Cultural Tourism Village tourism group located in Penebel District, Tabanan Regency, Bali Province which focuses on nature and cultural tourism. The problem faced by Pemanis Heritage is that there is no logo that is the identity of Pemanis Heritage, so that until now Pemanis Heritage does not have letterhead, stamp and other administrative purposes. In addition, the promotional media at Pemanis Heritage are also not optimal, such as the absence of graphic info, sign systems and other promotional media. Pemanis Heritage has social media accounts but has not been used optimally as a promotional medium. This shortage occurs due to the absence of human resources who master the management of social media content, photography and videography skills. Departing from the problems mentioned above, this community service activity offers a solution by developing a logo design as the identity of Pemanis Heritage, providing competency training in photography, videography and managing social media content to maximize the promotion of natural and cultural tourism of Pemanis Heritage. The outputs of this activity are mandatory outputs in the form of scientific articles published in national journals or articles on proceedings of national seminars, activity videos, articles on print/digital mass media, as well as increasing the empowerment of partners in Pemanis Heritage.Keywords: social media, photography, videography, pemanis. AbstrakPOKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Adat Pemanis yang selanjutnya disebut sebagai Pemanis Heritage adalah bagian dari kelompok wisata Desa Wisata Budaya Biaung yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali yang berfokus pada wisata alam dan budaya. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemanis Heritage adalah belum adanya logo yang menjadi identitas Pemanis Heritage, sehingga hingga saat ini Pemanis Heritage belum memiliki kop surat, stempel dan keperluan administrasi lainnya. Selain itu, media promosi yang ada di Pemanis Heritage juga belum maksimal, seperti belum adanya info grafis, sign sistem dan media promosi lainnya. Pemanis Heritage memiliki akun media sosial tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai media promosi. Kekurangan ini terjadi akibat belum adanya SDM yang menguasai tata kelola konten media sosial, keahlian fotografi dan videografi. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menawarkan solusi dengan membuatkan desain logo sebagai identitas Pemanis Heritage, memberi pelatihan kompetensi fotografi, videografi dan tata kelola konten media sosial untuk memaksimalkan promosi wisata alam dan budaya Pemanis Heritage. Luaran dari kegiatan ini adalah luaran wajib berupa artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional atau artikel prosiding seminar nasional, video kegiatan, artikel pada media massa cetak/digital, serta peningkatan keberdayaan mitra di Pemanis Heritage.Kata Kunci:media sosial, fotografi, videografi, pemanis. Authors:Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa : Institut Seni Indonesia DenpasarI Putu Dudyk Arya Putra : Institut Seni Indonesia Denpasar References:Asiani, Febri. (2019). Persuasive Copy Writing, Sebuah Seni Menjual Melalui Tulisan. Yogyakarta: Quadrant.Ida, Rachmah. (2014). Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta: Kencana.Soedjono, Soeprapto. (2006). Pot Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
FUNGSI DAN MAKNA HURUF VERNAKULAR SEBAGAI KARYA DESAIN JALANAN Hendra Afriwan; M. Nasrul Kamal; Dwi Mutia Sari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28100

Abstract

The purpose of the research that will be discussed is the existence of writings on warning boards, the brand of a street stall in the city of Padang, with improvised materials such as used wooden boards, tires and former concrete walls which are written with paint using handwriting in a makeshift font style, serves as a prohibition sign to inform who passes the road and the identity of the place of business of a service for the community. The writings in question are vernacular writings or letters using simple materials, style letters made with handwriting and painting. The research was conducted by describing and analyzing, meaning and aesthetics. This research was conducted to find data on letter exploration to find references in the work of Visual Communication Design, especially typographic design. The research findings in the form of Vernacular Letters are no longer just the need to convey messages and meanings contained in Vernacular-style letters that have a certain sign language. His words have a humorous meaning, because something funny can attract the attention of many people, so that the consumer's mind quickly remembers to convey a creative message. It is very important to explore and get appreciation in order to collect references in the field of Visual Communication Design.Keywords: function, meaning, vernacular letters. AbstrakTujuan penelitian yang akan dikupas tentang keberadaan tulisan-tulisan  pada papan peringatan, merek sebuah warung kaki lima di kota Padang, dengan material seadanya seperti papan kayu bekas, ban dan bekas dinding-dinding beton yang dituliskan dengan cat menggunakan tulisan tangan dengan gaya huruf seadanya, berfungsi sebagai tanda pelarangan untuk memberitahukan kepada siapa yang melewati jalan dan identitas tempat usaha sebuah jasa untuk masyarakat. Tulisan-tulisan yang dimaksud adalah tulisan atau huruf Vernakular dengan menggunakan bahan sederhana, gaya huruf yang dibuat dengan tulisan dan lukisan dari tangan. Penelitian dilakukan dengan cara mendeskriptifkan dan dianalisa, makna dan estetika. Penelitian ini dilakukan untuk mencari data-data tentang eksplorasi huruf untuk menemukan referensi dalam berkarya Desain Komuikasi Visual terkhusus perancangan tipografi.Temuan penelitian berupa Huruf Vernakular tidak lagi sekedar kebutuhan menyampaikan pesan dan makna yang terkandung pada huruf bergaya Vernakular memiliki bahasa tanda tertentu. Kata-katanya bermakna humoris, karena suatu yang lucu bisa menarik perhatian banyak orang, sehingga cepat diingat oleh pikiran konsumen guna menyampaikan pesan kreatif. Sangat penting di eksplorasi dan mendapatkan apresiasi dalam rangka mengumpulkan referensi bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.Kata Kunci: fungsi, makna, huruf vernakular. Authors:Hendra Afriwan : Universitas Negeri PadangM. Nasrul Kamal : Universitas Negeri PadangDwi Mutia Sari : Universitas Negeri Padang References:Danton, Sihombing. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia.Hakim, Budiman. (2006). Lanturan Tapi Relevan. Yogyakarta: Galangpress Media Utama.Hutajulu, Rina. (2008). Lihat Baca dan Rasakan. Jakarta: Concept.Hutajulu, L. (2008). Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Ekstrak Warna Hijau Daun Suji (Pleomele angustifolia) Selama Penyimpanan. Skripsi. Bogor: Program Studi Teknologi Pangan.Kusbiantoro, Henricus. (2005). Batik dan Brockmann. Jakarta:  Concept.Lexi J, Moieong. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Remaja Rosdakarya.Moleong. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Nort. (1995) North and Bell 1990. New York: Commercial Chicken Production Manual.Rustan, Surianto. (2011). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Tinarbuko, Sumbo. (2008). Matahati Iklan Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra.Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visua. Yogyakarta: Jalasutra.Zoest. (1992) Aart Van Zoest 1992 Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
MENGAGAH HARIMAU: SENI TARI RITUAL BUDAYA MASYARAKAT PULAU TENGAH KABUPATEN KERINCI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS SUREALIS Al Ikhsan; Asril Asril; Dharsono Dharsono
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27477

Abstract

The creator of this artwork is entitled "Against the Tiger: Cultural Rituals of the Central Island Community of Kerinci Regency as the Creation of Surrealism Painting". This work is motivated by the Pengagah Harimau dance which is created from the movement of the tiger silat which is converted into a dance with the same movements as the tiger's. After observing the ritual of the Pengagah Harimau dance, the artist became interested in creating a surrealist painting with the idea of the ritual of the Pengagah Harimau dance. The design of the creation of the Pengagah Harimau dance is expressed in a different form from the original, but still has the same elements and meanings as the movement of the Menggah Harimau. The design that will be made is a scribble from each tiger dance and is presented in the form of a painting with a cereal technique.This surrealist painting creation method is a method used to observe something, a person and an environment or situation sharply, in detail, and record it accurately in several ways, namely observation and interviews. From the results of the interviews, the authors document the results in the form of photos and recordings. The location chosen as the object of research is in Pulau Tengah Village, Kerinci Regency.The result of the creator of this Menggah Harimau dance painting is surrealism painting in the form of opening motion, gazing motion, defending motion, crossed claws, matai ateh, nak nepo, and being conceded by imo. The materials or tools used in the creation of surrealist paintings are canvas, spanram, base paint, acrylic paint, gun stepller, and brushes. For the creation process, the spanram canvas is installed, the first work is done, and the work is framed. Creating this surrealism painting comes from the Menggah Harimau dance, Central Island Village, Kerinci Regency.Keywords: enchanting tiger, kerinci dance ritual.AbstrakPenciptaan karya seni ini berjudul “Mengagah Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci Sebagai Penciptaan Seni Lukis Surealisme”. Karya ini dilatarbelakangi oleh tari Mengagah Harimau yang tercipta dari gerak silat harimau yang diubah menjadi tarian dengan gerakan yang sama seperti gerak harimau, setelah mengamati ritual tari Mengagah Harimau, pengkarya menjadi tertarik untuk menciptakan karya lukis surealis dengan ide ritual tari Mengagah Harimau. Rancangan penciptaan tari Mengagah Harimau ini diekspresikan menjadi bentuk yang berbeda dari yang aslinya, akan tetapi tetap mempunyai unsur dan makna yang sama dengan membentuk gerak Mengagah Harimau. Desain yang akan dibuat merupakan coretan dari masing-masing tarian harimau dan disajikan ke dalam bentuk wujud lukisan dengan teknik serealis. Metode penciptaan karya seni lukis surealis ini adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seorang dan suatu lingkungan atau situasi secara tajam, terinci, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara yaitu observasi dan wawancara. Dari hasil wawancara, pengkarya mendokumentasikan hasil tersebut dalam bentuk foto dan rekaman. Lokasi yang dipilih sebagai sebagai objek penelitian yaitu di Desa Pulau Tengah Kabupaten Kerinci. Hasil pencipta karya seni lukis tari Mengagah Harimau ini adalah seni lukis surealisme dalam bentuk gerak pembuka, gerak mengagah, gerak membela, cakar silang, matai ateh, nak nepo, dan kemasukan imo. Bahan atau alat yang digunakan dalam penciptakan karya seni lukis surealis adalah kain kanvas, spanram, cat dasar, cat akrilik, gun stepller, dan kuas. Untuk proses penciptaan dilakukan pemasangan kain kanvas spanram, proses penggarapan karya pertama, dan proses bingkai karya. Menciptakan karya seni lukis surealisme ini bersumber dari tari Mengagah Harimau Desa Pulau Tengah Kabupaten Kerinci.Kata Kunci: mengagah harimau, ritual tari kerinci. Authors: Al Ikhsan : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAsril : Institut Seni Indonesia PadangpanjangDharsono : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Couto, Nasbahry. (1999), Gaya Dalam Seni Rupa Pemahaman Bahasa Seni Rupa Modern. Padang: Jurusan Seni.Halawa, W. E., Triyanto, R., Budiwiwaramulja, D., & Azis, A. C. K. (2020). Analisis Gambar Ilustrasi Hombo Batu Nias Gunungsitoli. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 193-203.Ikhsan, Al. (2021). “Mangagah Harimau”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 4 Februari 2021, Kerinci.Kartika, Dharsono Sony, (2016). Kreasi Artistik. Karanganyer. Surakarta: UNS.Prabu, W. N. D. (2017). Imaji Pop Surealisme Figur Gendut Dalam Lukisan. Journal of Urban Society's Arts, 4(1), 36-48.
ANALISIS TIMBRE RAPA’I BUATAN FAJAR SIDDIQ DI DESA KAYEE LHEU, KECAMATAN INGIN JAYA, KABUPATEN ACEH BESAR (KAJIAN MUSIK MULTIMEDIA) Benny Andiko; Berlian Denada
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28382

Abstract

This research is entitled "Analysis of Timbre Rapa'i Made by Fajar Siddiq in Kayee Lheu Village, Ingin Jaya, Aceh Besar District. This study aims to determine the form of the Rapa'i timbre made by Fajar Siddiq, what are the steps for recording timbre and analyzing timbre using the Spectrum Analyzer on the PreSonus Studio One 5 software. Focusing on multimedia music studies, adopting the topic of recording stages with categories, namely; according to their nature and according to the sound system. The initial process of recording music is tracking. Timbre depends primarily on the acoustics of the stimulus, but also depends on the waveform. Timbre refers to the dimension of sound that allows the listener to identify the source of the sound and the content of the sound. Using a recording stage approach from Ambrosius Yuniart Lefaan and timbre analysis from Pratt and Doak. The research method used in this study is qualitative research as a research procedure that produces descriptive data in the form of written information and analysis results using a Spectrum Analyzer. Using the stages of data collection, namely: observation; literature review; interviews and documentation. The results and discussion of this research are; Rapa'i timbre which consists of four sound colors (dum, preng, breuk dan crik) recorded using digital recording equipment as follows; Audio Technica AT 2035 condenser microphone using ambient miking technique, Zoom R24 audio interface; multitrack recording technique with tracks separated from the four Rapa'i timbres; delivery media is a classification of membranophone namely Rapa'i; DAW (Digital Audio Workstation) storage media, namely PreSonus Studio One 5 software. The recording process with tracking stages uses four channels with mono audio recording type, 44.1 kHz sample rate with 24 bit resolution. The fundamental frequency is timbre dum 172Hz with SPL -17.8dB, preng 192Hz with SPL -16.8dB, breuk 172Hz with SPL -28.2dB and crik 192Hz with SPL -22.3 dB. Keywords: analysis, timbre, rapa’I, fajar, siddiq.AbstrakPenelitian ini berjudul “Analisis Timbre Rapa’i Buatan Fajar Siddiq di Desa Kayee Lheu, Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar (Kajian Musik Multimedia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk timbre Rapa’i buatan Fajar Siddiq, bagaimana tahapan perekaman timbre dan analisis timbre menggunakan Spectrum Analyzer pada software PreSonus Studio One 5. Memfokuskan pada kajian musik multimedia, mengadopsi topik bahasan tahapan perekaman dengan kategori yaitu: menurut sifatnya dan menurut peralatan tata suara. Proses awal rekaman musik yaitu tracking. Timbre tergantung terutama pada akustik stimulus, tetapi juga tergantung pada bentuk gelombang. Timbre mengacu pada dimensi bunyi yang memungkinkan pendengar mengindentifikasi sumber bunyi dan kandungan bunyi. Menggunakan pendekatan tahapan perekaman dari Ambrosius Yuniart Lefaan dan analisis timbre dari Pratt dan Doak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa informasi tertulis dan hasil analisis menggunakan Spectrum Analyzer. Menggunakan tahapan pengumpulan data yaitu: observasi; studi pustaka; wawancara dan dokumentasi. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini yaitu; timbre Rapa’i yang terdiri dari empat warna bunyi (dum, preng, breuk dan crik) direkam menggunakan peralatan rekaman digital sebagai berikut; microphone condenser Audio Technica AT 2035 menggunakan teknik ambient miking, audio interface Zoom R24; teknik rekaman multitrack dengan track yang terpisah dari empat timbre Rapa’i; media penyampaian merupakan klasifikasi dari membranophone yaitu Rapa’i; media penyimpan DAW (Digital Audio Workstation) yaitu software PreSonus Studio One 5. Proses rekaman dengan tahapan tracking menggunakan empat channel dengan tipe rekam mono audio, sample rate 44.1 kHz dengan resolusi 24 bit. Frekuensi fundamental timbre dum 172Hz dengan SPL -17,8dB, preng 192Hz dengan SPL -16,8dB, breuk 172Hz dengan SPL -28,2dB dan crik 192Hz dengan SPL -22,3 dB.  Kata Kunci: analisis, timbre, rapa’I, fajar siddiq.  Authors:Benny Andiko : Institut Seni Budaya Indonesia AcehBerlian Denada : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Andiko, Benny. (2021). “Timbre Rapa’I”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 12 September 2021, Desa Kayee Lheu.Bartlett, Bruce dan Jenny Bartlett. (2009). Practical Recording Techniques. Burlington: Elsevier.Ediwar. (2016). Rekonstruksi dan Revitalisasi Kesenian Rapa’I Aceh Pasca Tsunami. Resital, 17(1), 30-45.Huber, David. M. & Rustein, Robert. E. (2017). Modern Recording Techniques. Routledge: Focus Press.Lefaan, Ambrosius Yuniart. (2010). Studio Rekaman Musik di Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: UAJY.Rossing, Thomas. D. (2002). The Science of Sound. Routledge: Focal Press. Rumsey, Francais. & McCormick, Tim. (2009). Sound and Recording: Applications and Theory (Audio Engineering Society Presents). Routledge: Focal Press.Sadiman, Arif. S. (2000). Peran Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar. Jakarta: Teknodik.Siddiq, Fajar. (2021). “Timbre Rapa’I”. Hasil Wawancara Pribadi: 12 September 2021, Desa Kayee Lheu.Technica, Audio. (2021). Cardioid Condenser Microphone AT2035. https://www.audio-technica.com/en-us/at2035 (diakses tanggal 7 Juli 2021).Walzer, Michael. (1997). On Toleration: Castle Lectures in Ethics, Politics, and Economics. Yale: University Press.Wijayanto. (2017). Analysis of Sound Pressure Level (SPL) and Lay Out of Engines in The Factory. Media Mesin, 8(1), 38-44.Zoomtech. (2021). Audio Interface Zoom R24. https://zoomcorp.com/en/us/digital-mixer-multi-track-recorders/multi-track-recorders/r24/ (diakses tanggal 7 Juli 2021).