cover
Contact Name
Rahma Oktavia
Contact Email
mscjournal35@gmail.com
Phone
+6287847363862
Journal Mail Official
mail@iphorr.com
Editorial Address
Jl. Raden Imba Kusuma Ratu Gang Durian No.40, Sukadana Ham, 3 Kota Bandar Lampung 5247
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Journal of Medical Surgical Concerns
ISSN : 27978400     EISSN : 27978419     DOI : https://doi.org/10.56922/msc.v3i1
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian dibidang keperawatan medikal bedah pada klien dewasa yang mengalami dan atau cenderung mengalami perubahan fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur tanpa trauma atau penyakit-penyakit yang sering/umum terjadi. Pembahasan berfokus pada konsep dan prinsip keperawatan dengan gangguan fungsi tubuh meliputi gangguan system pernapasan, hematologi, imunologi, muskuloskeletal, penglihatan, THT, kardiovaskular, endokrin, pencernaan, perkemihan dan klien dengan penyakit akut dan kronis. Desain penelitian kuantitatif quasi eksperimen dan sistematik review. Terbit 2 kali dalam satu tahun bulan Juni dan Desember
Articles 25 Documents
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN KELUARGA PASIEN TB PARU DALAM PENGGUNAAN MASKER DENGAN BENAR DI RUANG ISOLASI TB PARU RSUD BANTEN Veri; Dwi Susanti, Lilis
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.63

Abstract

World Health Organization (WHO) memperkirakan seperempat dari populasi di dunia terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis. TB Paru merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara. Keluarga adalah orang yang kontak erat artinya jika mereka tidak mengetahui tentang masker dan penyakit TB Paru serta tidak menggunakan masker dengan benar kemungkinan tertular sangat besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Keluarga Pasien TB Paru Dalam Penggunaan Masker dengan Benar. Metode penelitian ini memakai desain penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen, data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel 38 keluarga pasien TB Paru yang menunggu di Ruang Isolasi TB Paru RSUD Banten bulan Januari 2021. Hasil penelitian dari 13 responden, hampir seluruh responden memiliki pengetahuan baik patuh terhadap pemakaian masker dengan benar yaitu 10 responden (76,9%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan baik tidak patuh yaitu 3 responden (23,1%). Dari 25 responden, hampir seluruh responden memiliki pengetahuan kurang baik tidak patuh terhadap pemakaian masker dengan benar yaitu 23 responden (92,0%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang baik patuh terhadap pemakaian masker dengan benar yaitu 2 responden (8,0%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p-value = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dan Kepatuhan Keluarga Pasien TB Paru Dalam Penggunaan Masker dengan Benar di Ruang Isolasi TB Paru RSUD Banten. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan keluarga yang menunggu pasien di Ruang Isolasi TB Paru agar lebih disiplin dalam penggunaan masker agar tidak terjadi resiko tertular penyakit TB Paru
HUBUNGAN SELF CARE MANAGEMENT DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSUD PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN Dwi Pratiwi, Rita; Sudika Sanusi, Ahmad
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.64

Abstract

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015 sedikitnya 17,5 juta setara dengan 31% dari angka kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung (WHO, 2016). Faktor pemicu meningkatnya jumlah penderita gagal jantung dikaitkan dengan gaya hidup seperti kurang aktivitas, merokok, dan minum-minuman beralkohol. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien gagal jantung anatara lain pembengkakan pada kaki, asites, nadi tidak teratur, perubahan output urin, sesak nafas, intoleransi aktivitas, kelemahan, nyeri dada, suara nafas tambahan. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan self care management dengan kualitas hidup pasien CHF di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan memakai metode penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel dependen data yang dikumpulkan dengan cara menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 78 responden di RSUD Pesanggrahan Tahun 2021, dengan menggunakan Teknik accidental sampling. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari setengahnya pasien CHF mendapatkan Self Care Management dengan baik ada sebanyak 47 orang (60,3%), dan lebih dari setengahnya pasien CHF yang memiliki kualitas hidup yang tinggi ada sebanyak 54 orang (69,2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value = 0,000, α: 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self care management dengan kualitas hidup pasien CHF di RSUD Pesaggrahan. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan Rumah Sakit untuk memberikan edukasi baik berupa lisan maupun tertulis seperti brosur tentang self care management kepada pasien CHF karena akan mempengaruhi kualitas hidupnya.
Pengaruh pemberian eritropoietin terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD balaraja Setiawan, Heri; Fitriani, Dewi; Rahmawati; Itania
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.65

Abstract

Pendahuluan: Anemia pada penyakit ginjal kronik (PGK) terutama disebabkan oleh penurunan relatif produksi eritropoietin yang tidak sesuai dengan derajat anemianya. Faktor lain yang berkontribusi terhadap anemia pada PGK antara lain defisiensi besi, pemendekan umur eritrosit, hiperparatiroid sekunder serta inflamasi. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian eritropoietin terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Balaraja. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian yang digunakan One Group Pretest- Posttest dengan memakai teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling yang dilakukan pada bulan Januari–Maret 2021. Analisis data menggunakan Wilcoxon. Hasil: Ada pengaruh pemberian eritropoietin terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Balaraja yang signifikan, dengan hasil p-value 0,000 ɑ < 0,05. Kesimpulan: Terapi eritropoietin pada penderita gagal ginjal kronik akan membantu meningkatkan kadar hemoglobin pasien.
Pengaruh resusitasi cairan terhadap status hemodinamik mean arterial pressure (map) pada pasien syok hipovolemik di igd rsud balaraja Andriati, Riris; Trisutrisno, Dedi
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.66

Abstract

Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan multiorgan. Kematian akibat syok di negara berkembang terjadi pada sekitar 50% dalam waktu 24 jam pertama setelah tanda-tanda syok timbul. Penatalaksanaan syok hipovolemik yang utama adalah terapi cairan sebagai pengganti cairan tubuh atau darah yang hilang, sehingga dapat mengembalikan tanda-tanda vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resusitasi cairan terhadap status hemodinamik (MAP) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Balaraja Tangerang. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian quasi-eksperimen dengan rancangan one group pre-test and post-test design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami syok hipovolemik. Jumlah sampel sebanyak 25 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah pada penelitian ini adalah accidental sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah lembar observasi dan tensimeter digital. Sedangkan analisis yang digunakan adalah uji parametrik Paired Sample T-Test, hasil perhitungan nilai significancy 0,000 (p<0,05) dengan selisih -15,4 (IK 95% -9,6 sampai -21,1) dan IK tidak melewati 0, maka secara statistik terdapat perbedaan rerata MAP yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan pemberian resusitasi cairan Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi resusitasi cairan dapat meningkatkan status hemodinamik (MAP) pada pasien dengan syok hipovolemik sehingga efektif dalam upaya meningkatkan status hemodinamik.
Tingkat kepatuhan minum obat pada penderita penyakit hipertensi di puskesmas Kedaung Wetan kota Tangerang bulan Juni - Juli tahun 2021 Pradana, Mohammad Amin; Nurmalasari, Yesi; Mustofa , Ladyani
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.93

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara lain meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, dan kadar garam tinggi. Kepatuhan terhadap penggobatan diartikan secara umum sebagai tingkatan perilaku dimana pasien menggunakan obat, menatati semua aturan dan nasihat serta dilanjutkan oleh tenaga kesehatan. Ketidakpatuhan pasien menjadi masalah serius yang dihadapi para tenaga kesehatan profesional. Hal ini disebabkan karena hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak dialami oleh masyarakat tanpa ada gejala yang signifikan dan juga merupakan penyakit yang menimbulkan penyakit lain yang berbahaya bila tidak diobati secepatnya. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan minum obat pada penderita penyakit ipertensi di Puskesmas Kedaung Wetan Kota Tangerang. Metode: Deskriptif dengan teknik pengambilan sampling non probability sampling. Pengumpulan sampel menggunakan jenis purposive sampling yaitu pengambilan sampel keseluruhan dari jumlah responden. Hasil: Jumlah sampel 50 dari 200 populasi, tingkat kepatuhan minum obat pasien hipertensi didapatkan tidak patuh sebanyak 25 responden (50 %). Simpulan: Tingkat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaung Wetan Kota Tangerang cukup rendah yang diakibatkan oleh faktor internal seperti usia, latar belakang sosial ekonomi,sikap dan emosi yang disebabkan oleh penyakit yang diderita, dan faktor eksternal seperti dampak pendidikan dan kesehatan, hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan dan dukungan dari lingkungan sosial serta keluarga.
Analisis Survival Waktu Sembuh Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Multazamiyah, Siti Aminah; Sary, Lolita; Aryastuti, Nurul
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.126

Abstract

Pendahuluan: Peningkatan jumlah kasus COVID-19 terjadi cukup cepat dan sudah mengalami penyebaran antar negara. Lama pasien dirawat ditemukan bervariasi berdasarkan periode waktu, wilayah, dan outcome penyakit (sembuh atau meninggal). COVID-19 menimpa masyarakat tanpa mengenal batasan gender ataupun umur. Tujuan: Mengetahui estimasi fungsi survival lama waktu sembuh pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.Metode: Merupakan jenis penelitian kuantitatif komparatif dengan rancangan survey cohort. Menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien COVID-19 di RSPBA dengan waktu penelitian dilakukan pada bulan AprilAgustus 2021. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian ini seluruh pasien COVID-19 di RSPBA. Analisis data yang digunakan hingga multivariat. Didapatkan 124 sampel, 90 yang mengalami event dan 34 yang mengalami sensor.Hasil: Lama waktu yang dibutuhkan seseorang dengan COVID-19 untuk mencapai event atau sensor yaitu minmax 3-40 hari, mean 14,22 hari, median 15 hari, dengan probabilitas ketahanan hidup memiliki median survival timesebesar 17,30 hari. Hasil analisis bivariat terhadap semua variabel diperoleh P-Value >α (0,05) dan kurva KaplanMeier menunjukan tidak memenuhi asumsi proporsional hazard.Simpulan: Analisis multivariat menunjukan hasil bahwa tidak terdapat variabel yang berhubungan dengan kesembuhan pasien.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi covid-19 Yunus, Muhamad; Alfarisi, Ringgo; Faric, Achmad; Kustiwa, Dea Rahma
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.130

Abstract

Pendahuluan: Pandemi Covid-19 merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Vaksin Covid-19 merupakan salah satu upaya menangani Covid-19.Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu kabupaten dengan capaian vaksinasi Covid-19 terendah di provinsi banten. Berdasarkan hasil wawancara presurvey di Kabupaten Pandeglang dengan 30 responden didapatkan hasil bahwa 8 orang diantaranya tidak mau menerima vaksinasi Covid- 19, kemudian hanya 6 dari 30 orang tersebut yang bersedia melanjutkan untuk menerima vaksinasi lengkap, sampai vaksinasi booster dosis ketiga. Berbagai alasan dari responden menyatakan bahwa tidak percaya akan manfaatnya, sebagian juga menyatakan enggan melanjutkan vaksinasi Covid-19 karena banyaknya pemberian dosis vaksin. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pandeglang tahun 2022. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian observasional, analitik cross-sectional. Populasi adalah seluruh masyarakat Kabupaten Pandeglang yang berusia ≥18 - ≤55 tahun.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 230 responden. Persentase jumlah masyarakat dengan sikap negatif sebanyak 52,2% dan responden dengan sikap positif sebanyak 47,8%. Hasil: Didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 adalah jenis kelamin (p value = 0,002), usia (p value = 0,000), pekerjaan (p value = 0,000), dan pengetahuan (p value = 0,007) sedangkan yang tidak ada hubungannya yaitu pendidikan (p value = 1,000). Simpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pengetahuan.
Karakteristik pasien covid-19 yang melakukan hemodialisasi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Sandi, Prily Nadila; Purwaningrum, Ratna; Triwahyuni, Tusy; Kriswiastiny, Rina
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.132

Abstract

Pendahuluan: Coronavirus adalah virus yang menyebabkan suatu penyakit yang dapat menimbulkan gejala ringan bahkan sampai dengan berat. Gejala umum Covid-19 dapat berkembang menjadi gagal ginjal, maka diperlukan terapi pengganti fungsi ginjal yaitu dikenal dengan hemodialisis. Hemodialisis dilakukan 2-3 kali seminggu dengan rentang waktu tiap tindakan adalah 4-5 jam. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pasien covid-19 yang melakukan hemodialisis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Metode: Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional dengan teknik total sampling. Hasil: Didapatkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 24 (60%) pasien, usia 46-65 tahun berjumlah 21 (52,5%) pasien, pendidikan pada jenjang sarjana berjumlah 12 (30%), dan jenis pekerjaan pada wiraswasta berjumlah 14 (35%). Batuk berjumlah 29 (72,5%), demam berjumlah 26 (65%) sebagai gejala utama yang paling banyak ditemukan. Untuk hasil laboratorium diketahui bahwa hemoglobin normal pada perempuan dan laki-laki, untuk leukosit, basofil, eosinofil, batang, limfosit, monosit, dan trombosit dalam batas normal kecuali segmen mengalami peningkatan berjumlah 26 (65%). Pada D-dimer berjumlah 23 (57,5%), kadar ureum berjumlah 18 (45%), kreatinin serum berjumlah 19 (47,5%), dan CRP Kuantitatif berjumlah 28 (70%) yang mengalami peningkatan. Sedangkan untuk gambaran radiologi didapatkan bronkopneumonia berjumlah 40 (100%) pasien dan frekuensi hemodialisis terbanyak yaitu 2 kali seminggu berjumlah 29 (72,5%) pasien. Simpulan: Untuk pemeriksaan darah lengkap bahwa D- dimer dan segmen mengalami perubahan, kadar ureum dan kreatinin serum mengalami peningkatan, dan begitu pula dengan CRP Kuantitatif yang juga mengalami peningkatan.
Hubungan leukosituria dan volume prostat penderita benign prostate hyperplasia (BPH) pada pemeriksaan ultrasonografi YWahyudi, Alfi; Triwahyuni, Tusy; Kumala, Indra; Nasiroh, Nasiroh
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.224

Abstract

Pendahuluam: Peningkatan jumlah leukosit yang melebihi nilai normal dapat ditemukan di dalam urin dan disebut dengan leukosituria, hal ini terjadi pada penderita Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Data RSUD dr. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung menunjukkan di Poli Urologi tahun 2019 jumlah pasien BPH yang berobat mencapai 937 kasus dan di RSUD dr A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung kasus BPH mencapai 387 kasus pada tahun 2019. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kejadian leukosituria dan volume prostat penderita Benign Prostate Hyperplasia (BPH) pada pemeriksaan ultrasonografi. Metode: Kuantitatif dengan observasional analitik cross sectional. Populasi adalah pasien BPH yang dilakukan pemeriksaan USG urologi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan pemeriksaan urine tahun 2020-2021 sebanyak 80 pasien dengan jumlah sampel diambil sebanyak 80 responden. Analisis yang digunakan adalah uji Spearman Rank (Rho). Hasil: Kejadian leukosituria pada penderita Benign Prostate Hyperplasia pada pemeriksaan ultrasonografi terbanyak adalah >20-50 leukosit per LPB sebanyak 38 orang (47,50%). Distribusi frekuensi volume prostat penderita Benign Prostate Hyperplasia pada pemeriksaan ultrasonografi terbanyak pada volume >20,00-40,00 mL yaitu sebanyak 44 orang (55,00%). Ada hubungan yang signifikan antara kejadian leukosituria dan volume prostat penderita Benign Prostate Hyperplasia pada pemeriksaan ultrasonografi dengan hasil (p-value = 0,000). Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara kejadian leukosituria dan volume prostat penderita Benign Prostate Hyperplasia pada pemeriksaan ultrasonografi.
Hubungan aktifitas fisik terhadap tekanan darah pada Penderita hipertensi Alfianur, Alfianur; Novikasari, Bebi Yanti
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.241

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arteri sistemik dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 Mmhg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 Mmhg. Penyakit hipertensi dapat menjadi masalah serius apabila tidak ditangani sedini mungkin dan akan berkembang serta menimbulkan berbagai dampak. Dampak penyakit hipertensi yang dapat terjadi seperti penyakit gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Salah satu metode yang efektif, murah, mudah dan dapat menurunkan tenakan darah adalah dengan melakukan aktifitas fisik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriftif kolerasi dan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 78 orang. Penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan teknik pengambil sampel yaitu purposive sampling. Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas lima puluh. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu kuesioner untuk mengetahui tingkat aktifitas fisik dan sphygmomanometer untuk mengetahui tekanan darah. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan bivariat menggukan uji Chi-Square. Hasil: Didapatkan hasil bahwa dari 78 orang responden, 58 orang (74.3%) didapatkan tekanan darah menjadi turun dengan 53 orang (67.9%) diantaranya memiliki aktifitas fisik yang baik. Simpulan: Didapatkan bahwa p value 0.000 < 0.05 yang artinya terdapat Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam mengendalikan tekanan darah dengan melakukan aktivitas fisik.

Page 1 of 3 | Total Record : 25