cover
Contact Name
Rahma Oktavia
Contact Email
mscjournal35@gmail.com
Phone
+6287847363862
Journal Mail Official
mail@iphorr.com
Editorial Address
Jl. Raden Imba Kusuma Ratu Gang Durian No.40, Sukadana Ham, 3 Kota Bandar Lampung 5247
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Journal of Medical Surgical Concerns
ISSN : 27978400     EISSN : 27978419     DOI : https://doi.org/10.56922/msc.v3i1
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian dibidang keperawatan medikal bedah pada klien dewasa yang mengalami dan atau cenderung mengalami perubahan fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur tanpa trauma atau penyakit-penyakit yang sering/umum terjadi. Pembahasan berfokus pada konsep dan prinsip keperawatan dengan gangguan fungsi tubuh meliputi gangguan system pernapasan, hematologi, imunologi, muskuloskeletal, penglihatan, THT, kardiovaskular, endokrin, pencernaan, perkemihan dan klien dengan penyakit akut dan kronis. Desain penelitian kuantitatif quasi eksperimen dan sistematik review. Terbit 2 kali dalam satu tahun bulan Juni dan Desember
Articles 25 Documents
Real time polymerase chain reaction assay (RT-PCR) sebagai tes cepat mycobacterium tuberculosis dari sampel dahak pasien tuberculosis Krisdianilo, Visensius; Rizky, Vincentia Ade; Siregar, Sa’adah; Rahayu, Asvia
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i1.371

Abstract

Background: Mycobacterium tuberculosis is known as a highly pathogenic bacterium. These bacteria are aerobic in shape like rods and have resistance to acids. This bacteria can cause tuberculosis (TB). TB disease has been widely recognized as a cause of death which is quite high in the world. Tuberculosis causes the death of nearly one million women each year. Currently, no country in the world is free from tuberculosis. Data shows that Indonesia is the third largest contributor of tuberculosis cases in the world. Examination of mycobacterium tuberculosis bacteria which is routinely carried out in hospitals or health centers uses microscopic diagnosis of acid-resistant bacilli (BTA). Recently, a rapid test of Mycobacterium tuberculosis was carried out using the semi-quantitative Real Time Polymerase Chain Reaction Assay (RT-PCR) method which targets the rpoB gene in Mycobacterium tuberculosis, which can automatically process preparations by extracting doxyribo nucleic acid (DNA) in a cartridge. The time needed for this diagnosis is approximately two hours until the results come out. Purpose: To see the results of the rapid test compared to the microscopic diagnosis at the Puskesmas. Method: Using the cross-sectional method, with a sample of 25 patients at the Lubuk Pakam Health Center. To detect Mycobacterium tuberculosis using the GeneXpert MTB/RIF tool. Furthermore, the data obtained was processed and examined using the Wilcoxon statistical test. Results: The value of the statistical test results using the Wilcoxon test showed that the p-value (Sig) was 0.264, the value was > 0.05, which means that in this study there were no significant differences in results between the microscopic method and RT-PCR. Conclusion: Overall there was no significant difference in the results between microscopy and RT-PCR methods. Keywords: Tuberculosis; Mycobacterium Tuberculosis; RT-PCR Pendahuluan: Mycobacterium tuberculosis dikenal sebagai bakteri yang sangat patogen. Bakteri ini berbentuk aerobik seperti batang dan memiliki ketahanan terhadap asam. Bakteri ini dapat menyebabkan tuberkulosis (TB). Penyakit TBC telah dikenal luas sebagai penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia. Tuberkulosis menyebabkan kematian hampir satu juta wanita setiap tahun. Saat ini tidak ada satu negara pun di dunia yang bebas dari tuberkulosis. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kasus tuberkulosis terbesar ketiga di dunia. Pemeriksaan bakteri mycobacterium tuberculosis yang rutin dilakukan di rumah sakit atau puskesmas menggunakan diagnosis mikroskopis acid-resistant basil (BTA). Baru-baru ini telah dilakukan uji cepat Mycobacterium tuberculosis menggunakan metode semi kuantitatif Real Time Polymerase Chain Reaction Assay (RT-PCR) yang menargetkan gen rpoB pada Mycobacterium tuberculosis, yang secara otomatis dapat memproses preparat dengan ekstraksi asam nukleat doxyribo (DNA) pada catridge. Waktu yang dibutuhkan dalam diagnosis ini adalah kurang lebih dua jam sampai hasilnya keluar. Tujuan: Untuk melihat hasil rapid test tersebut dibandingkan dengan diagnosis mikroskopis pada Puskesmas. Metode: Menggunakan metode  cross sectional, dengan sampel yaitu pasien Puskesmas Lubuk Pakam sebanyak 25 orang. Untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis menggunakan alat GeneXpert MTB/RIF. Selanjutnya data yang didapat di olah dan diperiksa dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil: Nilai hasil uji statistic menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil p-value (Sig) adalah 0.264 nilai tersebut > dari 0.05 yang berarti pada penelitian ini hasilnya tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara metode mikroskopis dengan RT-PCR. Simpulan: Secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil antara metode mikroskopis dan RT-PCR.  
Terapi relaksasi autogenik untuk mengurangi nyeri pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP) Saputra, Hepi Leo; Djamaludin, Djunizar; Chrisanto, Eka Yudha
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i1.373

Abstract

Background: Relaxation using autogenic therapy is beneficial for reducing levels of stress, anxiety, discomfort, and can also reduce metabolism, heart contractions, blood pressure, and release hormones which reduce pain intensity and can provide a relaxing effect. Purpose: Analyze journals, apply journal interventions, discuss results Nursing care for patients with herniated nucleus pulposus (HNP) using autogenic relaxation therapy in the Bougenville ward at Dr. H Abdul Moeloek Hospital, Lampung Province, 2023. Nursing care with Autogenic relaxation techniques to reduce pain intensity in Nucleus Pulposus (HNP) patients, in Sidodadi Village, Penengahan District, South Lampung in 2023. Method: Final Scientific Work Design (KIA) uses a case study design in the form of application by means of an appropriate descriptive method approach, this method is to collect data first, analyze the data and then draw conclusions on the data. The unit that became the case was further analyzed and given a therapeutic action of lavender aromatherapy by inhalation. Results: In this nursing care, Mr. S & Mr. M patient experienced a decrease in acute pain after applying autogenic therapy. The pain scale went down from 6 to 3. Conclusion: Nursing care performed on Mr. S & Mr. M is providing therapy using autogenic relaxation techniques to reduce the intensity of the pain felt so that the patient is able to reduce and control the pain felt by the patient. Keywords: Autogenic Therapy; Hernia Nucleus Pulposus (HNP); Pain Pendahuluan: Relaksasi dengan terapi autogenik bermanfaat untuk menurunkan tingkat stres, kecemasan, rasa tidak nyaman, dan juga dapat menurunkan metabolisme, kontraksi jantung, tekanan darah, serta pelepasan hormon sehingga mengurangi intensitas nyeri dan dapat memberikan efek relaksasi. Tujuan: Menganalisis jurnal, menerapkan intervensi jurnal, mendiskusikan hasil Asuhan Keperawatan Pada Pasien Herniated Nukleus Pulposus (HNP) dengan menggunakan terapi relaksasi autogenik di bangsal Bougenville RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2023. Asuhan keperawatan dengan teknik relaksasi autogenik untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien Nucleus Pulposus (HNP), di Desa Sidodadi, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan pada tahun 2023. Metode: Desain Karya Ilmiah Akhir (KIA) menggunakan desain studi kasus berbentuk aplikasi dengan pendekatan metode deskriptif yang sesuai, metode ini mengumpulkan data terlebih dahulu, menganalisis data kemudian menarik kesimpulan atas data tersebut. Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis lebih lanjut dan diberikan tindakan terapi aromaterapi lavender dengan cara dihirup. Hasil: Pada asuhan keperawatan ini pasien Mr. S & Mr. M mengalami penurunan nyeri akut setelah dilakukan penerapan terapi autogenik. Skala nyeri turun dari 6 menjadi 3. Simpulan: Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tuan S & Tuan M adalah memberikan terapi dengan menggunakan teknik relaksasi autogenik untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan sehingga pasien mampu mengurangi dan mengendalikan nyeri yang dirasakan pasien.
Asuhan keperawatan gerontik hipertensi dalam penerapan terapi dash diet (pendekatan diet untuk menghentikan hipertensi) Heni Kartika Sari; Elliya, Rahma; Winarno , Rudi
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v2i1.374

Abstract

Background: Elderly people have health problems, this problem starts with reduced body cells which weakens body function and endurance, and increases risk factors for disease. Several diseases that commonly occur in the elderly such as hypertension, hearing and vision problems, dementia, osteoporosis, etc. The incidence of hypertension is more numerous and often experienced by the elderly whose main cause is influenced by unhealthy eating patterns such as foods that contain lots of saturated fat, high in salt, lack of vegetables and fruit Purpose: The research aims to provide gerontic nursing care with hypertension in the application of the DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) diet in Kampung Baru Sidosari Natar, Lampung Selatan 2023 which includes assessment, formulation of diagnoses, interventions, implementation and evaluation. Method: This type of research uses qualitative descriptive research. With a nursing care case study approach which includes assessment, nursing diagnosis, planning, implementation, and evaluation. As well as this case study is Hypertension Gerontic Nursing Care in Application. Dash Diet therapy (dietary approach to stop hypertension). Results: Case studies are processed in tables and narratives. Based on the results of the nursing problem assessment, it is found that there is a deficit of knowledge associated with a lack of exposure to information about the DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) diet. Conclusion: The results showed that there were changes in blood pressure that arose as a result of implementing the DASH (Dietary Approach To Stop Hypertension) diet. better controlled and avoid complications that may occur. This can happen if you don't change your diet healthily. Keywords: Diet; Elderly; Hypertension; Pendahuluan: Lansia memiliki masalah kesehatan, masalah ini dimulai dengan berkurangnya se-sel tubuh yang melemahkan fungsi dan daya tahan tubuh, serta meningkatkan faktor risiko penyakit.beberapa penyakit yang umum terjadi pada lansia seperti hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dll. Kejadian hipertensi lebih banyak dan sering di alami oleh lansia yang penyebab utamanya di pengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat seperti makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, tinggi garam, kurang sayur dan buah. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi dalam penerapan diet DASH (Dietary Approach to stop Hypertension) di desa kampung baru sidosari natar, lampung selatan 2023. yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. dengan pendekatan studi kasus asuhan keperawata yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Serta studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi Dalam Penerapan. Terapi Dash Diet (Pendekatan Diet Untuk Menghentikan Hipertensi). Penelitian yang digunakan meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. The research used includes interviews, observations and physical examinations. Hasil: Studi kasus diolah secara tabel dan narasi. berdasarkan hasil pengkajian masalah keperawatan yang didapatkan adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi mengenai diet DASH (Dietary Approach to stop Hypertension). Simpulan: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan darah yang timbul karena penerapan pola makan diet DASH (Dietary Approach To Stop Hypertension), artinya penelitian ini bermanfaat bagi penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah serta mengatur pola makan agar lebih terkontrol serta menghindari komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi jika tidak merubah pola makan dengan sehat.
Encefalopati uremikum pada pasien gagal ginjal: Laporan kasus Putri, Pratiwi Hendro; Kustiwa, Dea Rahma; Carolina, Wina; Rosa, Yolanda; Sandra, Faramitha; Jauhari, Jauhari; Aris, Aris
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v2i1.385

Abstract

Background: Patients with kidney failure often experience clinical symptoms related to fluid and electrolyte imbalance, anemia, malnutrition, and gastrointestinal disorders. One of the complications of kidney failure is Uremic Encephalopathy (UE). Uremic encephalopathy is an organic brain disorder that occurs in patients with acute or chronic kidney failure. Usually the creatinine clearance level decreases and remains below 15 mL/minute. Purpose: To discuss aspects of definition, epidemiology, etiology and risk factors, classification, pathophysiology, diagnosis, management, complications and prognosis of metabolic encephalopathy, especially metabolic encephalopathy (uremicum). Method: The case study research design is a research method that uses various data sources that can be used as research material, describing and explaining comprehensively various aspects of an individual, group, program, organization or event systematically. Case studies can be applicable when a how and why question is asked about a set of present events that are impossible or at least difficult to control. This case study is a study to explore the problem of nursing care for clients with nursing care for patients suffering from uremic encephalopathy. Results: A patient named Mrs. 73 year old S came to the emergency room at Jend. Ahmad Yani Metro Regional General Hospital on September 22 2023, was accompanied by his family with the main complaint of difficulty swallowing. Due to the patient's complaints of difficulty swallowing, the patient had difficulty eating and drinking. Complaints accompanied by slurred speech and weakness in left limbs since ± 10 days before entering the emergency room at General Ahmad Yani Metro Hospital. The patient's family said that the patient was difficult to communicate with and the patient was always anxious. There is a history that 2 months ago the patient experienced a similar complaint, namely weakness in the left limb. Then the family also stated that the patient had a history of kidney failure which was only discovered about 1 month ago, a history of diabetes mellitus and hypertension. Due to the patient's complaints of difficulty swallowing, the patient had difficulty eating and drinking. On physical examination, decubitus ulcers were found on the buttocks. Motor function examination revealed weakness of the left limb. From the CT-Scan supporting examination, there was an infarction in the corona radiata dextra and cerebral atrophy. Furthermore, the results of the thorax X-ray examination showed that the lungs were normal, the cast showed cardiomegaly and the elongation of the aorta was suggestive of HHD. Conclusion: Uremic Encephalopathy (UE) is a clinical syndrome without definite diagnostic criteria. These patients may exhibit nonspecific signs and symptoms such as fatigue, anorexia, nausea, and confusion. The clinical picture is variable, and other diagnoses should be considered, such as hypertensive encephalopathy, hyperosmolar coma, metabolic encephalopathy, and drug toxicity. Keywords: Hypertension; Kidney failure; Uremic Encephalopathy. Pendahuluan: Pasien dengan gagal ginjal sering mengalami gejala klinis yang berkaitan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, anemia, malnutrisi, dan gangguan gastrointestinal. Salah satu dari komplikasi gagal ginjal tersebut adalah Uremic Encephalopathy (UE). Uremic encephalopathy adalah kelainan otak organik yang terjadi pada pasien dengan gagal ginjal akut maupun kronik. Biasanya dengan nilai kadar creatinine clearance menurun dan tetap dibawah 15 mL/menit.  Tujuan: Untuk membahas aspek definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis ensefalopati metabolik, khususnya ensefalopati metabolik (uremikum). Metode: Rancangan penelitian studi kasus yakni metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang dapat digunakan sebagai bahan riset, menguraikan, serta menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis. Studi kasus dapat berlaku apabila suatu pertanyaan bagaimana dan mengapa diajukan terhadap seperangkat peristiwa masa kini yang mustahil atau setidaknya sulit untuk dikontrol. Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien asuhan keperawatan pada pasien penderita uremic encephalopathy. Hasil: Seorang pasien bernama Ny. S berusia 73 tahun datang ke IGD RSUD Jend. Ahmad Yani Metro pada tanggal 22 September 2023, diantar oleh keluarganya dengan keluhan utama sulit menelan. Dikarenakan keluhan sulit menelan yang dialami pasien, pasien kesulitan makan dan minum. Keluhan disertai bicara pelo dan lemah anggota gerak sebelah kiri sejak ± 10hari lalu sebelum masuk IGD RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sulit diajak komunikasi dan pasien selalu gelisah. Terdapat riwayat bahwa 2 bulan lalu pasien mengalami keluhan serupa yaitu lemah anggota gerak sebelah kiri. Kemudian keluarga juga menyatakan bahwa pasien mempunyai riwayat gagal ginjal yang baru diketahui sekitar 1 bulan yang lalu, riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Dikarenakan keluhan sulit menelan yang dialami pasien, pasien kesulitan makan dan minum. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ulkus dekubitus di bagian bokong.  Pemeriksaan fungsi motorik ditemukan kelemahan anggota gerak sebelah kiri. Dari pemeriksaan penunjang CT-Scan terdapat infark di corona radiata dextra dan Atrofi cerebri. Selanjutnya, pada hasil pemeriksaan Rontgen thorax terkesan pulmo normal, cor terkesan cardiomegali dan elongati oaortae sugestif HHD. Simpulan: Uremic Encephalopathy (UE) adalah sindrom klinis tanpa kriteria diagnostik yang pasti. Pasien-pasien ini mungkin menunjukkan tanda dan gejala yang tidak spesifik seperti kelelahan, anoreksia, mual, dan kebingungan. Gambaran klinisnya bervariasi, dan diagnosis lain harus dipertimbangkan, seperti ensefalopati hipertensi, koma hiperosmolar, ensefalopati metabolik, dan toksisitasobat.
Tetanus: a case study Putri, Pratiwi Hendro
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 5 No. 1 (2025): June Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v5i1.386

Abstract

Background: Tetanus is an acute bacterial infectious disease caused by clostridium tetani due to the exotoxin (tetanospasmin) it produces, affecting the nervous system causing muscles to become tense and contract with increased general stiffness and skeletal muscle spasms. Purpose: To discuss aspects of definition, epidemiology, etiology and risk factors, classification, pathophysiology, diagnosis, management, complications and prognosis of Generalized Tetanus. Method: Case report research, carried out at General Ahmadyani Metro Hospital, on 26 September – 03 October 2023. Research includes assessment, data analysis, action plan/plan of action (PoA), implementation, and evaluation. Data was collected through interviews and observations. Results: Motor function examination showed hypertonus and extremity muscle spasms. Meningeal stimulation examination revealed stiff neck (+). Laboratory examination showed a decrease in erythrocytes, hemoglobin and hematocrit and an increase in potassium. Conclusion: The diagnosis of tetanus can be made based on the history and physical examination. Culture examination of Clostridium tetani in wounds is only a support for the diagnosis. Keywords: Clostridium Tetani; Tetanus; Tetanospamin.   Pendahuluan: Tetanus adalah toksikosis akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh B. tetani dan ditandai dengan spasme otot yang periodik dan parah. Tetanus biasanya akut dan menyebabkan kelumpuhan spastik yang diinduksi tetanospasmin. Tetanospamin adalah racun saraf yang diproduksi oleh basil tetanus. Tujuan: Untuk membahas aspek definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Tetanus Generalisata. Metode: Penelitian case report, dilakukan di IGD RSUD Jendral Ahmadyani Metro, pada tanggal 26 September – 03 Oktober 2023. Penelitian meliputi  pengkajian,  analisis  data, rencana tindakan/plan of action (PoA), implementasi, dan evaluasi. Data dikumpulkan melalui wawancara, dan observasi.   Hasil: Pemeriksaan fungsi motorik terdapat hipertonus dan spasme otot extremitas. Pemeriksaan rangsang meningeal terdapat kaku kuduk (+). Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan pada eritrosit, hemoglobin dan hematokrit serta didapatkan peningkatan pada kalium. Simpulan: Diagnosis tetanus dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan kultur dari Clostridium tetani pada luka, hanya merupakan penunjang diagnosis. Kata Kunci: Clostridium Tetani; Tetanus; Tetanospamin.
Pola peresepan obat antidiabetes pada pasien rawat jalan Primadiamanti, Annisa; Malinda, Yun; Saputri, Gusti Ayu Rai
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.389

Abstract

Background: WHO (World Health Organization) predicts an increase in the number of people with diabetes mellitus in Indonesia in 2000, namely from 8.4 million to 21.3 million in 2030. Early combination therapy will achieve good glucose control and improve prognosis, especially microvascular complications. Purpose: To determine the pattern of diabetes medication prescribing for outpatients at A. Dadi Tjokrodipo General Hospital Bandar Lampung for the period January 2020 - December 2021. Method: A descriptive observational and retrospective using medical record data of hypertensive patients selected based on purposive sampling. Results: Showed that the patient characteristics were found to be mostly women 72%, aged 51-60 years 39%, drug characteristics, namely the biguanide drug class 36.1%, with OAD therapy 81%. The use of diabetes drugs in outpatients at A. Dadi Tjokrodipo Hospital Bandar Lampung for the period January 2020 – December 2021 is that the main drug of choice is the biguanide group with a percentage of 36.1%. The use of single OAD was 81%, the combination of OAD + long-acting insulin was 19%. Conclusion: The biguanide class of drugs is the first line for selecting long-acting insulin. Keywords: Antidiabetic; Diabetic; Prescribing Drugs. Pendahuluan: WHO (World Health Organization) memprediksikan kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2000 yaitu sebanyak 8,4 juta menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Terapi kombinasi dini akan mendapatkan kontrol glukosa yang baik dan memperbaiki prognostik terutama komplikasi mikrovaskuler. Tujuan: Untuk mengetahui pola peresepan obat diabetes pasien rawat jalan di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode Januari 2020 – Desember 2021. Metode: Observasional deskriptif dengan retrospektif menggunakan data rekam medik pasien diabetes yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil: Menunjukan pada karakteristik pasien didapatkan paling banyak perempuan 72% dengan usia 51-60 tahun 39%, karakteristik obat yaitu golongan obat biguanide 36,1% dengan terapi OAD 81%. Penggunaan obat diabetes pada pasien rawat jalan di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode Januari 2020 - Desember 2021 merupakan obat pilihan utama adalah golongan biguanid dengan presentase 36,1 %. Penggunaan OAD tunggal 81 %, kombinasi OAD +insulin long-acting 19%. Simpulan: Golongan obat biguanid menjadi lini pertama untuk pemilihan insuling long-acting.
Pengembangan standar intervensi perawatan luka (SIPELUK) terhadap peningkatan patient safety standards pada perawat Buhari, Basok; Astuti, Ani; Sari, Rian Maylina
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i2.673

Abstract

Abstract Background: One of the efforts made to improve patient safety by nurses is accuracy in determining nursing interventions, one of which is implementing wound care interventions. Accurate wound care interventions in health services must be efficient and effective according to the type of wound through specific wound care intervention standards and this is one of the efforts to improve the implementation of patient safety standards. Purpose: This research is to develop standard wound care interventions (SIPELUK) to improve patient safety standards for nurses in Jambi Province. Methods: Quantitative research with a Research and Development (R&D) design. Results: The research results showed that SIPELUK was very feasible (86.4%) to be implemented in health services. Conclusion: The research results showed that SIPELUK which had been developed from SIKI was very suitable for implementation in health services or nursing practice with the results of feasibility tests on a small scale based on all aspects, the average reaching the very feasible category. It is then recommended that SIPELUK make a policy as a reference in wound care practices in primary and secondary services.   Pendahuluan: Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan keselamatan pasien oleh perawat adalah ketepatan dalam menentukan intervensi keperawatan, salah satunya implementasi intervensi perawatan luka. Ketepatan intervensi perawatan luka dilayanan Kesehatan harus efisien dan efektif sesuai jenis luka melalui standar intervensi perawatan luka yang spesifik dan hal ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan implementasi patient safety standars. Tujuan: Mengembangkan standar intervensi perawatan luka (SIPELUK) terhadap peningkatan patient safety standars pada perawat di Provinsi Jambi. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain Research and Development (R&D). Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa SIPELUK sangat layak (86.4%) untuk diimplementasikan pada layanan kesehatan. Simpulan: Hasil penelitian didapatkan bahwa SIPELUK yang telah dikembang dari SIKI sangat layak untuk diimplementasikan pada layanan kesehatan atau praktik keperawatan dengan hasil uji kelayakan pada skala kecil berdasarkan seluruh aspek rerata mencapai kategori sangat layak. Kemudian disarankan agar SIPELUK dibuatkan kebijakan sebagai acuan dalam praktik perawatan luka pada layanan primer dan sekunder.
Faktor sosial ekonomi dengan Kejadian anemia pada remaja putri Rizka, Mahda; Rilyani, Rilyani; Wardiyah, Aryanti
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i2.687

Abstract

Abstract Background: Anemia is a common problem among teenagers, especially young women. The cause is poor diet which has an impact on the nutritional status of the younger generation. Normal Hb levels in adolescent girls are (>12 g/dl). The incidence of anemia in adolescent girls is 29%. One of the factors causing anemia is socio-economic factors. Purpose: To determine the comparison of anemia with socioeconomic factors in adolescent girls at SMAN 7 and SMAN 14 in Kemiling, Bandar Lampung in 2024. Method: This is a quantitative study using a cross-sectional approach. The population consisted of adolescent girls from SMAN 7 and SMAN 14, totaling 261 respondents. The sampling technique used was random sampling. Results: In SMAN 14, 14.1% of students have abnormal menstrual periods and 85.9% have normal periods. In SMAN 7, 21.4% have abnormal menstrual periods and 78.6% have normal periods. In SMAN 14, 59.2% are anemic and 40.8% are non-anemic. In SMAN 7, 48.6% are anemic and 51.4% are non-anemic. In SMAN 14, 8.4% of parents have low education and 91.6% have high education; 22% of parents are unemployed and 78% are employed; 67.5% of parents have low income and 32.5% have high income. In SMAN 7, 7.1% of parents have low education and 92.9% have high education; 1.4% of parents are unemployed and 98.6% are employed; 65.7% of parents have low income and 34.3% have high income. Conclusion: In SMAN 14, out of 191 respondents, 113 (59.2%) are anemic, 175 (91.6%) have high parental education, 149 (78%) have employed parents, and 129 (67.5%) have low parental income. Low economic status leads to nutritional limitations for children.   Pendahuluan: Anemia merupakan masalah yang umum terjadi di kalangan remaja, khususnya remaja putri. Penyebabnya adalah pola makan yang buruk sehingga berdampak pada status gizi generasi muda. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah (>12 g/dl) Kejadian anemia pada remaja putri adalah 29%. Salah satu faktor penyebab anemia adalah faktor sosial ekonomi. Tujuan: Untuk diketahuinya perbandingan Anemia dengan Faktor sosial ekonomi pada remaja putri di SMAN 7 dan SMAN 14 di Kemiling Bandar Lampung tahun 2024. Jenis penelitian yang di gunakan kuantitatif. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah remaja putri di SMAN 7 dan SMAN 14 sejumlah 261 responden. Teknik sampling yang di gunakan random sampling. Hasil: Lama menstruasi di SMAN 14 sebanyak 14.1% tidak normal dan 85.9% normal. Sedangkan di SMAN 7 lama menstruasi 21.4% tidak normal dan 78.6% normal. Anemia di SMAN 14 sebanyak 59,2% anemia dan 40,8% tidak anemia. Sedangkan di SMAN 7 sebanyak 48.6% anemia dan 51,4% tidak anemia. Di SMAN 14 pendidikan orang tua 8,4% rendah dan 91.6% tinggi, pekerjaan orang tua 22% tidak bekerja dan 78% bekerja, pendapatan orang tua 67.5% rendah dan 32.5% tinggi. Sedangkan di SMAN 7 pendidikan orang tua 7.1% rendah dan 92.9% tinggi, pekerjaan orang tua 1.4% tidak bekerja dan 98.6% bekerja, pendapatan orang tua 65.7% rendah dan 34.3% tinggi. Simpulan: Di SMAN 14 anemia 113 responden (59.2%), pendidikan orang yang tinggi 175 responden (91.6%), pekerjaan orang tua yang bekerja 149 responden (78%), pendapatan orang tua yang rendah 129 responden (67.5%). Karena ekonomi yang rendah menyebabkan anak mengalami keterbatasan untuk mendapatkan gizi yang seharusnya.
Literasi kesehatan terhadap penerapan pola makan 3J pasien diabetes melitus Agustina, Dwi; Alfianti, Ulfa; Utami, Kamilia
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i2.688

Abstract

Abstract Background: Diabetes Mellitus (DM) is a significant global health threat, with its prevalence increasing, particularly in developing countries like Indonesia. Effective blood glucose management is essential to prevent complications, and this can be achieved through the implementation of the 3J eating pattern (type, timing, and portion). Health literacy plays a crucial role in enabling patients to adopt the 3J eating pattern properly. Purpose: To analyze the relationship between health literacy and the implementation of the 3J eating pattern in patients with Diabetes Mellitus. Method: A quantitative cross-sectional design was employed, using univariate frequency distribution analysis and bivariate chi-square analysis. The research was conducted at Kelapa Dua Wetan Public Health Center, Ciracas, with 70 respondents selected through purposive sampling. The independent variable was health literacy, while the dependent variable was the 3J eating pattern. Results: The univariate analysis showed that 74.29% of respondents had moderate health literacy, and 74.29% demonstrated a moderate implementation of the 3J eating pattern. The bivariate analysis revealed a significant relationship between health literacy and the 3J eating pattern, with a p-value of 0.000. Conclusion: There is a significant relationship between health literacy and the implementation of the 3J eating pattern in Diabetes Mellitus patients. Improving health literacy can enhance patients' ability to manage their diet effectively, ultimately helping maintain normal blood glucose levels and prevent complications.   Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang menyebabkan komplikasi berbagai organ tubuh. Pencegahan komplikasi DM dapat dicapai dengan memastikan kadar gula dalam darah normal. Salah satu Upaya menormalkan gula dalam darah adalah dengan mengatur pola makan 3J. Literasi Kesehatan baik membuat pasien mampu mengatur pola makan 3J dengan baik. Tujuan: Menganalisis antara literasi Kesehatan dengan pola makan pasien DM. Metode: Design penelitian kuantitatif cross sectional dengan analisa univariat distribusi frekuensi dan analisa bivariat chi-square. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kelapa Dua Wetan, Ciracas. Variabel independent pada penelitian ini adalah literasi kesehatan sedangkan dependen adalah penerapan pola makan 3J. Hasil: Hasil data penelitian univariat literasi kesehatan pada klasifikasi cukup (74.29%) dan pola makan 3J pada klasifikasi cukup (74.29%). Hasil penelitian bivariat didapatkan hasil pvalue 0.000. Simpulan: Terdapat hubungan signifikan antara literasi kesehatan dengan pola makan 3J pada pasien DM.
Kinerja kecerdasan buatan dalam mendeteksi fraktur tulang pada hasil radiografi : Sistematik Literatur Review Nurifin, Stevany
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i2.689

Abstract

Abstract Background: artificial intelligence (AI), is currently very widely used in various lines of human life, including in the health sector. Dalam ilmu radiologi peran AI sudah mulai dilibatkan dalam interpretasi pembacaan hasil pencitraan radiologi dengan tujuan agar penegakana diagnosis radiologis dapat berjalan lebih efisien. Purpose: To assess the performance of artificial intelligence in detecting human bone fractures on rediological imaging results. Method: A systematic literature review method using the PUBMED search application with a publication time span of the last 5 years using  search queries ("artificial intelligence" OR "machine learning" OR "deep learning") AND ("bone fracture detection" OR "fracture detection" OR "bone injury detection") AND ("X-ray" OR "radiograph") AND ("sensitivity" OR "diagnosis speed "OR" cost efficency). Result: The results of the search found 27 manuscripts that were included in the inclusion criteria, where it can be seen that the use of AI in the field of radiology has been carried out in many countries, not only for x-ray radiology imaging, but also for CT Scan, and MRI imaging, which are applied to various bone fractures and have also been compared in speed and effectiveness for diagnosis using human radiologists. Conclusion: From this study, it can be concluded that  the artificial intelligence method has a fairly good ability in identifying human bone fractures on radiological images, which can help clinicians to avoid misdiagnosis and speed up the time to establish the diagnosis.   Pendahuluan: Kecerdasan buatan atau yang sering dikenal dengan artificial inteligent (AI), saat ini sudah sangat luas sekali digunakan dalam berbagai lini kehidupan manusia, termasuk di bidang kesehatan. Dalam ilmu radiologi peran AI sudah mulai dilibatkan dalam interpretasi pembacaan hasil pencitraan radiologi dengan tujuan agar penegakana diagnosis radiologis dapat berjalan lebih efisien. Tujuan: Penelitian ini  bertujuan untuk menilai kinerja kecerdasan buatan dalam mendeteksi fraktur tulang manusia pada hasil pencitraan radilogis. Metode: Studi ini dilakukan dengan metode sistematik literatur review menggunakan aplikasi pencarian PUBMED dengan rentang waktu publikasi 5 tahun terakhir menggunakan query pencarian ("artificial intelligence" OR "machine learning" OR "deep learning") AND ("bone fracture detection" OR "fracture detection" OR "bone injury detection") AND ("X-ray" OR "radiograph") AND ("sensitivity" OR "diagnosis speed “OR” cost efficency”). Hasil: Hasil penelusuran ditemukan 27 naskah yang masuk dalam kriteria inklusi, dimana terlihat bahwa penggunaan AI dalam bidang radiologi sudah dilakukan di banyak negara, tidak hanya untuk pencitraan radiologi x ray, namun juga pada pencitraan CT Scan, dan MRI, yang diaplikasikan pada berbagai fraktur tulang serta  telah pula dilakukan perbandingan kecepatan dan efektifitasnya terhadap diagnosis menggunakan radiolog manusia. Simpulan: Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa  metode kecerdasan buatan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam melakukan identifikasi fraktur tulang manusia pada gambaran radiologik, hal ini dapat membantu klinisi untuk menghindari kesalahan diagnosis dan mempercepat waktu penegakan diagnosis.

Page 2 of 3 | Total Record : 25