cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Teknik Industri USU
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU" : 9 Documents clear
PERANCANGAN PERBAIKAN LINTASAN PRODUKSI DI BENGKEL PUSAT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II Enita Sonaria; Humala L Napitupulu; Dini Wahyuni
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.556 KB)

Abstract

Salah satu indikator kinerja produksi dari industri manufaktur pembuatan lorry adalah waktu siklus yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit lorry. Waktu siklus pembuatan lorry pada lantai pabrik di Bengkel Pusat PT. Perkebunan Nusantara II pada umumnya lebih lama daripada waktu siklus yang seharusnya. Hal ini berkaitan dengan terjadinya waktu menunggu pada stasiun kerja perakitan lorry. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu menunggu melalui upaya perbaikan pada lintasan produksi dengan menerapkan lean manufacturing, yaitu dengan menggunakan value stream mapping untuk mengidentifikasikan waste yang terjadi yaitu time waste. Hasil pemetaan dengan time stream mapping dilihat bahwa waktu siklus pembuatan satu unit lorry adalah 1538.457 menit dengan waktu menunggu hasil pengeboran di stasiun perakitan selama 942.731 menit. Perbaikan yang diusulkan adalah penerapan lean manufacturing melalui perbaikan lintasan produksi dengan mengubah lintasan pengeboran untuk mengisi Work In Process (WIP) plat samping lorry yang dibutuhkan pada stasiun kerja perakitan sehingga perakitan tidak harus menunggu selesainya pengeboran plat samping. Upaya perbaikan dengan mengadakan pengisian WIP untuk plat samping tersebut dapat mengurangi waktu menunggu selama  dari 942.731 menit menjadi 429.036 menit atau 27.88 % sehingga waktu siklus pembuatan satu unit lorry berkurang dari 1538.457 menit menjadi 1109.421 menit.
PENJADWALAN PRODUKSI PADA UNIT PRODUKSI PT X DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN Wendy Suwarjono; Humala L Napitupulu; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.23 KB)

Abstract

Pada perusahaan yang berbasis job order, jadwal produksi sangat menentukan kepuasan customer dalam mewujudkan penyerahan order yang tepat waktu. Demikian halnya pada PT X yang bergerak dalam bidang pengolahan karet remah (crumb rubber) dari bahan baku koagulum lateks. Perusahaan selalu menyetujui pesanan tanpa meninjau sumber daya yang tersedia sehingga kadang menimbulkan kegagalan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perencanaan penjadwalan terhadap order yang datang guna meminimalkan waktu penyelesaian produk (makespan). Aturan sequencing dalam penjadwalan produksi yang digunakan adalah First Come First Served (FCFS) sedangkan penjadwalan produksi yang digunakan adalah algoritma Simulated Annealing yang bertujuan memberikan solusi optimum terhadap order. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa makespan yang dihasilkan pada metode First Come First Served (FCFS) dan algoritma Simulated Annealing untuk produk karet remah (crumb rubber) masing-masing adalah 635,82 jam dan 635,59 jam.
Rancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada Pabrik Crumb Rubber PT. HB William Arfayo; Humala L Napitupulu; Aulia Ishak
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.415 KB)

Abstract

PT. HB bergerak di bidang proses pengolahan getah karet alami menjadi karet remah (crumb rubber). Salah satu masalah yang dihadapi PT. HB adalah kegiatan proses produksi yang terganggu akibat terjadinya kerusakan mesin. Perawatan mesin yang dilakukan secara korektif menimbulkan terhentinya kegiatan pada unit produksi yang terkait selama perbaikan. Oleh karena itu, sistem perawatan prediktip perlu dikembangkan dan diterapkan dengan didukung sistem informasi perawatan yang memadai. Sistem informasi perawatan prediktip perlu dikembangkan dengan membangun database untuk keperluan penyusunan jadwal perawatan. Sistem informasi yang diperlukan dibangun dengan menggunakan metode system development life cycle dan rekayasa ulang proses bisnis perawatan. Program komputer disusun untuk pengembangan sistem informasi dengan database khusus untuk melayani kebutuhan sistem perawatan preventip. Data yang tersimpan dalam database perawatan mencakup data mesin, data komponen, data realibility dan jadwal perawatan. Dari hasil pengujian program dan pengoperasian sistem informasi diperoleh bahwa sistem informasi yang dikembangkan berfungsi dengan baik dalam mendukung kegiatan perawatan preventip.
IMPLEMENTASI STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE FASILITAS PRODUKSI DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA PT. XYZ Jeffrynardo Pranoto; Nazaruddin Matondang; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.844 KB)

Abstract

Kelancaran produksi suatu industri manufaktur perlu didukung oleh mesin produksi yang handal. Salah satu aspek permasalahan ini yaitu kegiatan perawatan teratur pada fasilitas produksi. PT. XYZ sebagai salah satu produsen bola lampu di Indonesia tentunya sangat bergantung pada kehandalan permesinan dalam kegiatan produksi. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah pengembangan manajemen perawatan PT. XYZ pada lini produksi dimana frekuensi kerusakan mesin masih tinggi. Fokus penelitian ini pada mesin-mesin dengan frekuensi breakdown terbesar yaitu mesin vakum dan mesin sealing. Metode penelitian yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance untuk mendapatkan interval perawatan optimum. Metode ini merangkum 7 tahapan pengolahan data mulai dari seleksi sistem dan pengumpulan informasi, penentuan batasan sistem, deskripsi sistem dan blok diagram fungsi, penentuan kegagalan sistem, kemudian dilanjutkan ke analisis FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dan LTA (Logic Tree Analysis). Hasil yang diperoleh berupa suatu tindakan perawatan yang tepat pada komponen-komponen kritis yang termasuk ke dalam kategori Condition Directed dan Time Directed. Analisa kualitatif pada metode Reliability Centered Maintenance meliputi pengidentifikasi jenis perawatan, penyebab kerusakan dan efek kegagalan yang terjadi. Dari hasil penelitian, didapatkan beberapa tindakan perawatan yang harus dilakukan pada komponen kritis yang bersifat Condition Directed dan jadwal pergantian optimum komponen kritis yang bersifat Time Directed. Dari simulasi sistem perawatan usulan dengan metode RCM ini didapatkan potensi penurunan tingkat downtime sebesar 34,91% .
EVALUASI PERBANDINGAN METODE PEMBAYARAN LISTRIK KONVENSIONAL DENGAN METODE PEMBAYARAN LISTRIK PRABAYAR DITINJAU DARI PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI PT. PLN (PERSERO) CABANG XYZ Syartika Anggraini; Harmein Nasution; Buchari M. Kes
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.893 KB)

Abstract

Pada umumnya KWH meter yang digunakan oleh PLN adalah KWH meter analog atau sistem listrik konvensional. Tetapi KWH ini mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran listrik konvensional, dapat memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat sebuah KWH meter digital dengan sistem listrik prabayar. Sehingga pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN. Pembayaran dengan sistem prabayar membuat KWH ini berbeda dengan KWH meter konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi keuangan PT. PLN (Persero) Cabang XYZ, berdasarkan analisis rasio profitabilitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan yang diperoleh langsung dari perusahaan yang terdiri dari laporan laba/rugi hasil operasi perusahaan dan data penjualan tenaga listrik konvensional dan prabayar serta beberapa kajian pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis diskriptif, analisis rasio profitabilitas dengan menggunakan salah satu rasio yakni rasio margin laba bersih (Net Profit Margin). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas pada listrik konvensional tidak mengalami peningkatan profit perusahaan sedangkan profitabilitas pada listrik prabayar untuk tahun pertama di PT. PLN (Persero) Cabang XYZ mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS JASA KESEHATAN MENGGUNAKAN INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Lusiana Pane; Abdul Rahim Matondang; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.612 KB)

Abstract

R.S. XYZ merupakan salah satu perusahaan jasa yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap  pentingnya kesehatan merupakan salah satu alasan bahwa kebutuhan akan  prasarana kesehatan juga semakin meningkat. Selain itu pula masyarakat akan  semakin bijak untuk memilih mana yang terbaik dan sesuai dengan apa yang  mereka inginkan dan butuhkan. Ketatnya persaingan saat ini memaksa pihak manajemen harus membuat suatu konsep rencana yang berorientasi kepada konsumen sehingga rumah sakit tersebut akan mempunyai suatu keunggulan yang dapat dipergunakan untuk menghadapi persaingan. Taraf kehidupan yang membaik membuat masyarakat mulai menuntut penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan akan beralih pada perusahaan lain yang menurutnya lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pelanggan rawat inap dan memberikan solusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan. Penelitian ini menggunakan integrasi Quality Function Deployment (QFD) dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menjaring keinginan pelanggan, melihat atribut yang harus diprioritaskan serta yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hasil QFD menunjukan bahwa pasien menginginkan 15 variabel pelayanan dan sebanyak 80% dari variabel pelayanan dinilai sangat penting. Prioritas perbaikan pihak rumah sakit adalah variabel jadwal pelayanan tepat waktu yang memiliki bobot paling tinggi. Hasil perhitungan AHP menunjukkan prioritas karakteristik pelayanan adalah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dibidangnya, artinya pihak rumah sakit  memberdayakan tenaga medis dan non medis yang memiliki dasar pendidikan dan pengalaman kerja dibidang kesehatan.
USULAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BATAKO UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. XYZ Muhammad Yudhi Setiadi; Ir. Poerwanto; Ir. Anizar M. Kes
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.078 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi batako. Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pengeringan tahap pertama menuju ke stasiun penyiraman dan pengeringan tahap kedua dilakukan secara manual. Berdasarkan hasil kuesioner SNQ, diketahui bahwa para operator mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah analisa postur kerja dengan metode REBA dan pendekatan biomekanika dengan metode RWL, LI, dan MPL. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa aktivitas tersebut tergolong ke dalam tingkatan risiko sangat tinggi, serta rekomendasi batas berat beban yang seharusnya diangkat oleh operator adalah 6,76 Kg sedangkan nilai indeks LI yang diperoleh sebesar 3,25, serta batas besarnya gaya tekan (Fc) pada segmen L5/S1 adalah 10415,908 N. Keadaan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas tersebut tergolong kedalam kategori berbahaya dan dapat menyebabkan risiko MSDs. Permasalahan MSDs tersebut dipecahkan dengan memberikan usulan alat bantu pemindahan batako yang dirancang secara ergonomis. Alat bantu yang diusulkan berupa trolley dan pallet batako. Analisis setelah penerapan usulan alat bantu diperoleh bahwa aktivitas tersebut tergolong ke dalam tingkatan risiko kecil, dan rekomendasi batas berat beban yang seharusnya diangkat operator menjadi sebesar 25,98 Kg dan nilai indeks LI yang diperoleh lebih kecil dari 1 (LI<1) yakni sebesar 0,85, serta batas besarnya gaya tekan (Fc) pada segmen L5/S1 menjadi sebesar 6049,772 N. Keadaan tersebut menyatakan bahwa aktivitas tersebut sudah tergolong kedalam kategori aman.
PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERPINDAHAN KONSUMEN SABUN CUCI DENGAN TRANSITION PROBABILITY Erix Anderson Situmeang; Abadi Ginting SS, MSIE
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.89 KB)

Abstract

PT.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sabun cuci batangan. Upaya peningkatan kwalitas sabun untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dilakukan di laboratorium dengan menerapkan model eksperimental faktorial dan Respon Surface Method (RSM). Formulasi tersebut digunakan sebagai landasan untuk membentuk harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi sabun cuci batangan dilakukan dengan metode Activity Based Costing (ABC). Perbandingan harga pokok produksi dari hasil uji laboratorium dan pabrikasi di PT.XYZ adalah Rp1058,- dan Rp1039,- per batang. Seharusnya dengan konsep pabrikasi, harga produk ini akan jauh lebih murah dibandingkan dengan laboratorium. Dengan demikian ada peluang pasar untuk memperbaikinya apabila marketing mix dilakukan. Periode pengamatan dilakukan dua kali. Sabun cream dan cair digunakan sebagai pembanding untuk mengamati sebuah perilaku diagonal konsumen. Perubahan animo konsumen terhadap pemilihan sabun cuci diuji dalam Matrix probability transition dengan melakukan sampling pendapat di Komplek Perumahan AAA, dimana terjadi transisi kejenuhan sekitar 5 bulan. Dari tingkatan matriks yang dilakukan, diperoleh persentasi pelanggang sabun cream (40%; 24%; 36%), sabun batangan (29,17%; 54,17%; 16,66%) dan sabun cair (52,39%; 4,76%; 42,85%). Kondisi Transisi probability akan mencapai steady state pada periode ke-14 dengan perolehan pasar untuk sabun cream 41,42%, sabun batangan 25,16% dan sabun cair 33,42%.
PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DENGAN MENGAPLIKASIKAN GREY FMEA PADA PT. WXY Wilbert Tamin; Tuti Sarma Sinaga; A. Jabbar M. Rambe
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.321 KB)

Abstract

PT. WXY adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan fruit cages (lori). Kendala  yang dihadapi PT.WXY adalah terganggunya proses produksi yang disebabkan oleh kerusakan pada komponen mesin yang beresiko tingginya angka downtime. Masalah ini diselesaikan dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang mengaplikasikan Grey FMEA dalam menentukan prioritas perbaikan sehingga diperoleh perencanaan perawatan yang lebih optimal. Diagram pareto digunakan untuk menentukan mesin yang paling kritis pada metode RCM. Hasil diagram pareto diperoleh mesin bor magnet merupakan sistem yang paling kritis. Komponen yang terdapat dalam mesin bor magnet adalah saklar magnet, spindle, spindle sleeve, drilling chuck, motor NFA03LG-011, radial ball bearing, v-belt, dan pulley. Selanjutnya hasil penerapan Reliability Centered Maintenance dengan mengaplikasikan Grey FMEA diperoleh komponen yang harus dirawat secara terjadwal (time directed) adalah spindle dengan jadwal perawatan 33 hari, motor NFA03LG-011 dengan jadwal perawatan 36 hari, radial ball bearing dengan jadwal perawatan 43 hari, dan v-belt dengan jadwal perawatan 42 hari. Perawatan komponen yang tidak terjadwal (condition directed) adalah saklar magnet, spindle sleeve, drilling chuck, dan pulley. Penerapan metode RCM dengan melakukan simulasi terhadap distribusi kerusakan diperoleh penurunan downtime sebesar 20.56%.

Page 1 of 1 | Total Record : 9