cover
Contact Name
Syafriani
Contact Email
syafrianifani@gmail.com
Phone
+6281276299789
Journal Mail Official
admin@wolgitj.science.web.id
Editorial Address
-
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
World Health Digital Journal (wolgitj)
ISSN : -     EISSN : 30900743     DOI : 10.31004/wolgitj
Core Subject : Health,
World Health Digital Journal adalah akses terbuka gratis yang ditinjau sejawat tiga Bulanan, Institute of Advanced Knowledge and Science. Jurnal ini diterbitkan tiga bulanan (Januari, April, Juli, Oktober). Jurnal profesional ini menyediakan wadah publikasi penelitian yang relevan dengan hasil penelitian bidang Ilmu Kesehatan yang terintegrasi dengan bidang Ilmu kesehatan Masyarakat, ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu kebidanan, farmasi, nutrisi dan teknologi pangan, pengobatan, administrasi dan kebijakan kesehatan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), fisioterapi, radiologi, kedokteran hewan, oleh para spesialis dan peneliti di berbagai disiplin ilmu bidang lain yang relevan. World Health Digital Journal menerbitkan artikel asli kuantitatif dan kualitatif, artikel ulasan, komunikasi singkat, laporan kasus dan surat kepada editor dalam berbagai topik klinis dan interdisipliner. Kami berharap artikel-artikel yang dipublish bermanfaat bagi dunia Kesehatan. World Health Digital Journal Menggunakan Turnitin plagiarism checks, Mendeley untuk managemen referensi dan supported by Crossref (DOI)
Articles 46 Documents
Artificial additives and preservatives usage amongst female staffers of Nwafor Orizu College of Education Nsugbe and their health implications Emeka, Ebele Cynthia; Ibedu, Esther Chiagozie
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.47

Abstract

The study investigated the food additives and preservatives usage amongst female staffers of Nwafor Orizu College of Education Nsugbe and their health implications. The main objective of this study is to identify and ascertain the artificial additives and preservatives used by female staff members of Nwafor Orizu College of Education Nsugbe in food processing and the health implications that can arise from their usage.  Three research questions guided the study. The instrument for data collection was a four-point structured questionnaire which was validated as well as tested for reliability using the split half reliability method which yielded a coefficient of 0.83. Instrument was administered primarily and data were analyzed using mean and standard deviation. The study revealed that the female staffers of NOCEN are familiar with some of the additives and preservatives used in food processing such as aspartame, monosodium glutamate etc.  It was revealed also that indiscriminate use of these additives can raise health concerns like triggering asthma and respiratory defect symptoms. The study conducted that the respondents are aware of and consume artificial additives and preservatives used in food processing. They are also in the know of some health implications that may arise from their use. Based on the findings and conclusion it is suggested that consumers use these additives in moderation, health and consumer agencies should always update the reviews on their usage
Implementasi Terapi Blowing Ballon Untuk Mengurangi Sesak Nafas Pada Anak Dengan Asma Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Romadon , Muhammad; E.P.P , Riska Wani
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.48

Abstract

Pendahuluan : Asma adalah penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai oleh periode episodic spasme otot otot polos dalam dinding saluran udara bronkhial (spasme bronkus). Salah satu masalah keperawatan yang muncul pada kasus asma adalah pola napas tidak efektif. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pola napas tidak efektif akibat hambatan upaya napas adalah implementasi teknik blowing ballon. Metode : Desain penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Sampel penelitian sejumlah 2 responden yaitu penderita asma. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data di kumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dokumentasi yang dilakukan pada tanggal 2 Juli 2024-7 Juli 2024 di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan setelah dilakukan implementasi dengan implementasi  blowing ballon selama 3 hari didapatkan bahwa kedua klien mengalami penurunan frekuensi pernapasan pada klien 1 frekuensi pernapasan 27 x/i menjadi 20 x/i. Klien 2 frekuensi pernapasan 28 x/i menjadi 20 x/i. Implementasi blowing ballon mampu menurunkan frekuensi pernapasan pada klien asma. Kesimpulan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari, implementasi blowing ballon sangat efektif untuk menurunkan frekuensi pernapasan  pada klien asma. Saran :  Peneliti menyarankan agar perawat dapat mendampingi pasien dalam melakukan implementasi blowing ballon pada klien asma untuk mengatasi masalah peningkatan frekuensi pernapasan.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplesia (BPH) di RSUD Bangkinang Budiman, Khoirul; Nurman, Muhammad; Syafriani, Syafriani
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.49

Abstract

Benign Prostatic Hyperplasia, sering sekali di sebut sebagai pembesaran prostat jinak, BPH menyebabkan kesulitan buang air kecil atau retensi urin, yang sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Gejala lainnya termasuk nyeri saat buang air kecil, urin berdarah, nyeri saat ejakulasi, cairan ejakulasi berdarah, gangguan ereksi, nyeri di pinggul, dan pembesaran kelenjar prostat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian BPH Di Klinik Urologi RSUD Bangkinang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 434 dan sampel pada penelitian ini berjumlah 208 dengan taknik random sampling alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa uji chi square. Hasil penelitian di dapatkan ada hubungan antara usia dengan kejadian BPH dengan p value = 0,015 (p ≤ 0,05)  yang berarti usia >50 tahun tahun berisiko 3 kali lebih besar mengalami kejadian BPH dibandingkan 35-50 tahun. Dan di dapatkan ada hubungan antara riwayat DM dengan kejadian BPH dengan diperoleh p value = 0,019 (p≤0,05) yang berarti responden yang tidak memiliki riwayat DM berisiko 2 kali lebih besar mengalami kejadian BPH dibandingkan yang memiliki Riwayat DM. Dan didapatkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian BPH diperoleh p value = 0,016 (p≤0,05) yang berarti responden yang memiliki kebiasaan merokok berat berisiko 2 kali lebih besar mengalami kejadian BPH dibandingkan yang tidak memiliki kebiasaan merokok ringan/tidak. Diharapkan kita semua dapat menghindari hal-hal berhubungan dengan kejadian BPH dengan cara berhenti merokok dan melakukan pola hidup sehat.
Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan Tuberkulosis Paru di Ruang Isolasi RSUD Bangkinang Arahmi, Azizah; Apriza, Apriza
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.50

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacteria tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, termasuk paru-paru. TB dapat menyerang kelenjar getah bening, usus, tulang, otak dan selaput lendir, laring, ginjal bahkan payudara. Tujuan dari penelitian ini adalah meninjau dan menerapkan perawatan untuk pasien dengan Tuberkolosis Paru pada tahun 2024. Penelitian ini mengambil desain peneliitian deskriptif yang berbentuk studi kasus. Subjek laporan kasus adalah Tn. I, umur 47 tahun dengan Tuberkolosis Paru. Data diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Selama pengkajian pasien mengalami batuk berdahak yang sulit dikeluarkan. Oleh karena itu peneliti dapat merumuskan masalah utama dengan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi yang tertahan (D.0001). intervensi yang diberikan yaitu latihan batuk efektif. Hasil kunjungan keperawatan selama 3 hari pada pasien dan didapatkan dengan masalah teratasi. Pada saat evaluasi keperawatan dengan SOAP didapatkan masalah teratasi.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Diabetes Mellitus  Melalui Penerapan Aromaterapi Sereh TerhadapPenurunan Kadar Gula Darah Ulyani, Fithria; Kusumawati, Nila; Hidayat, Ridha
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.53

Abstract

Diabetes melitus jika tidak segera ditangani maka akan berdampak pada kerusakan saraf dan jantung yaitu menyumbat aliran darah ke jantung dan akan mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga bisa menyebabkan terjadinya stroke. Tindakan untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan menggunakan penerapan aromaterapi sereh. Tujuannya untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes melitus. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 22 Agustus  2025 dengan sampel yaitu Ny.N. Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama yaitu Ny.N mengatakan badan lemas, sering merasa lapar, sering merasa haus, sering kesemutan dan sering buang air dimalam hari, pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah: 120/80 mmhg, nadi: 73 kali/menit, RR: 22 kali/menit, T: 36,5oc, GDS: 210 mg/dl. Diagnosa yang ditegakkan yaitu ketidakstabilan glukosa darah. Intervensi yang dilakukan yaitu dengan pemberian aromaterapi sereh untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara pemberian aromaterapi selama 10 menit dan di lakukan 1 kali sehari. Hasilnya terjadi penurunan gula darah pada pasien yaitu dihari pertama GDS: 210 mg/dl dan hari ketiga 157 mg/dl. Kesimpulannya pemberian aromaterapi sereh dapat menurunkan gula darah penderita diabetes melitus. Sarannya agar Ny.N dapat menerapkan terapi aromaterapi dengan mandiri untuk menurunkan gula darahnya.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn. Z dengan Pemberian Terapi Kompres Hangat Jahemerah ntuk Mengurangi Nyeri pada Penderita Gout Arhtritis di Desa Kualu Nenas Septiani, Nadia; Hidayat, Ridha; Fitria Ningsih, Neneng
World Health Digital Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v2i1.56

Abstract

Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit sendi akibat peningkatan kadar asam urat yang dapat menimbulkan nyeri hebat dan mengganggu aktivitas sehari- hari. Penatalaksanaan nonfarmakologi, salah satunya dengan terapi kompres hangat jahe merah, terbukti efektif sebagai terapi komplementer untuk mengurangi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. Z dengan pemberian kompres hangat jahe merah dalam menurunkan nyeri akibat Gout Arthritis di Desa Kualu Nenas wilayah kerja UPT Puskesmas Tambang tahun 2025. Desain penelitian menggunakan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Intervensi kompres hangat jahe merah diberikan satu kali sehari selama tiga hari berturut-turut dengan durasi 15 menit. Hasil pengkajian menunjukkan klien mengalami nyeri skala 5 sebelum intervensi, kemudian setelah tiga hari pemberian kompres, skala nyeri menurun menjadi 3. Klien juga menunjukkan peningkatan pemahaman mengenai pola makan dan perawatan mandiri. Hasil evaluasi membuktikan adanya penurunan tingkat nyeri serta peningkatan kenyamanan pasien. Dengan demikian, kompres hangat jahe merah efektif digunakan sebagai intervensi keperawatan komplementer untuk menurunkan nyeri pada pasien Gout Arthritis.