cover
Contact Name
Muhammad Ansarullah S. Tabbu
Contact Email
ijfag@lontara.com
Phone
-
Journal Mail Official
lontara.digitechidn@gmail.com
Editorial Address
Jl. Abdullah Dg. Sirua, Kompleks BTN CV. Dewi Blok B6 No. 12, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography
ISSN : 30266270     EISSN : 30256399     DOI : -
The journal publishes research articles on various matters related to fundamental and applied geography. Our scope of publications include physical geography, human geography, regional planning and development, cartography, remote sensing, geographic information systems and environmental sciences. The journal publishes articles on interdisciplinary content and cross-cutting dimensions related to Geography from various perspectives. Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography (IJFAG) welcomes high-quality original and well-written manuscripts on any of the following topics: Geography Education Social Geography Tourism Geography Political Geography Population Geography Soil Geography Environmental Science Hydrology and Oceanography Meteorology and Climatology Geomorphology Geology Biogeography Geographic Information Systems Remote Sensing Cartography Regional Planning and Development Climate Change
Articles 29 Documents
EKSPLORASI BATU MULIA DENGAN METODE PEMETAAN GEOLOGI DAERAH TUWUNG BARRU Muh. Darwis Falah; Muhammad Ansarullah S. Tabbu
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202302

Abstract

Daerah eksplorasi batu mulia secara administrative terletak di wilayah  Lingkungan Kamara,   Kelurahan Tuwung,  Kecamatan Barru.  Secara geografi terletak pada posisi geografis 40 24’ 55” – 40 25’ 17”   Lintang Selatan dan 1190 38’ 7,5”- 1190 38’ 27” Bujur   Timur dari Greenwich. Kegiatan eksplorasi bahan galian  batu mulia di daerah Kamara ditempuh menggunakan metode pemetaan geologi. Pemetaan geologi dilakukan dengan membuat lintasan geologi, untuk memetakan lokasi-lokasi singkapan batu mulia dan gejala-gejala geologi lainnya. Peralatan yang digunakan: pesawat GPS Map 76 S,  kompas geologi, palu geologi, lopue, pita ukur, kamera alat tulis-menulis. Batu mulia  di daerah eksplorasi secara geologi terbentuk oleh intrusi batuan dasit pada batuan ultrabasa yang mengakibatkan terjadinya silifikasi oleh proses hidrothermal membentuk batu mulia. Sebarannya merupakan   rangkaian   daerah lembah  perbukitan dan lembah sungai, berada pada ketinggian (15 – 175) m dpl, tekstur topografi sedang,   wilayahnya sebagian merupakan kawasan hutan,  dan sebagian pula merupakan kawasan budidaya dengan vegetasi pepohonan  dan semak-belukar. Secara stratigrafi batuannya  tersusun dari batuan Ultrabasa dan Dasit serta Endapan Alluvium. Struktur geologinya terdiri atas; sesar, dan kekar. Endapan batu mulia di daerah eksplorasi dijumpai dalam bentuk singkapan dan bongkah dijumpai pada batuan silisifikasi dalam bentuk urat  dan bintik-bintik menyebar  serta berupa tubuh batuan  yang terdiri dari: giok, akik, krisopras, kristal kuarsa, kecubung, zircon, magnetit, opal, kalsedon, peridot, serpentinit, dan Jasfer. Terbentuk secara primer pada batuan ultrabasa dan sekunder pada endapan Alluvium. Batu mulia di daerah eksplorasi terdiri dari: batu permata, batu setengah batu permata, dan batuan hias atau dekorasi. Cadangan endapan batu mulia daerah  Kamara mempunyai cadangan geologi terukur adalah 875.000 ton dan cadangan yang dapat ditambang adalah 787.500 ton.. Ratio lapisan penutup  0,04 m3/ton, jika produksi direncanakan 10.000 ton/tahun, dan perolehan penambangan tambang terbuka 90 %  maka umur tambang = 78 tahun.
PROFIL KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN MANDIRI DI DESA BONTO SUNGGU KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR Sartina; Hasriyanti
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202301

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil kehidupan sosial ekonomi nelayan mandiri yang ada di Desa Bonto Sunggu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal di desa Bonto Sunggu dengan profesi sebagai nelayan, dari populasi tersebut ditarik sampel dengan teknik non propability sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja  banyak sampel yang di ambil adalah 30 orang dari keseluruhan populasi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal dipesisir Desa Bonto Sunggu sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Sebagian besar berumur 41-50 tahun dengan pendidikan terakhir sekolah dasar (SD), rata-rata beban tanggungan anggota keluarga sebanyak 4-6 orang dengan pendapatan > Rp. 1.000.000/bulan. Jika kita mencoba untuk membagi hasil pendapat tersebut dengan jumlah  hari dalam sebulan maka kira-kira setiap 1 rumah tangga nelayan dengan jumlah pendapatan Rp. 1.000.000/bulan mendapatkan pendapatan sebesar Rp 34.000 per hari, jika jumlah tanggungan sebanyak 3 orang maka setiap individu dalam rumah tangga nelayan tersebut mendapatkan uang sebanyak Rp. 11.000. Hal ini terjadi karena tekonologi penangkapan ikan yang digunakan masih sangat sederhana. Olehnya itu kepada seluruh nelayan yang ada di Desa  Bonto Sunggu agar menggunakan teknologi-teknologi penangkapan ikan yang lebih baik, agar memperoleh hasil yang memuaskan. Dan hendaknya pemerintah setempat lebih memperhatikan peningkatan kesejahteraan nelayan setempat.
Penyerapan Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) Dalam Menganalisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau (RTH) PadaKawasan Center Point Of Indonesia (CPI) Kota Makassar Abidin, Muhammad Rais; Umar, Ramli; S. Tabbu, Muhammad Ansarullah; Haris, Haris
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202303

Abstract

Central Point of Indonesia (CPI) Makassar adalah salah satu wilayah pembangunan. Adanya pembangunan fisik yang menunjang aktivitas wisata, pendidikan dan aktivitas lainnya. Dampak yang paling nyata akibat pesatnya pembangunan di yaitu berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Salah satu penyebab pemanasan global adalah emisi karbon dioksida (CO2). Emisi CO2 ini dapat diserap oleh tanaman atau ruang terbuka hijau(RTH) sehingga perlu adanya analisis dari kecukupan RTH ini dalam menyerap emisi CO2. Alisis ini dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan jumlah kendaraan bermotor dan vegetasi eksisting pada kawasan. bahwa jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di CPI yaitu sebesar 32.64565 kg/jam, sedangkan daya serap RTH Eksisting yaitu hanya sebesar 16,71 kg/jam. Sehingga masih terdapat sisa emisi CO2 yang belum terserap yaitu sebesar 15,93565 kg/jam. Adapun untuk persentase untuk penyerapan emisi CO2 oleh RTH eksisting hanya sebesar 51,185% yang mana belum memenuhi penyerapan emisi karbon dioksida dari kegiatan transportasi di Kawasan CPI Makassar.
Partisispasi Masyarakat Dalam Kegiatan  Pariwisata Di Kawasan Adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Syarif, Erman; Hasriyanti; Dua Padang, Reski Natalia; Ihsan, Husnul Khotimah; Nasir, Nirmala; Yuni Lamart, Dwi Putri
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202304

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan di kawasan adat Ammatoa, Kajang. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan, teknik pengumpulan datanya yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu bentuk partisipasi masyarakat di kawasan adat Ammatoa dalam kegiatan pariwisata dimulai pada tahun 2018 dan diresmikan pada tahun 2019, bentuk partisipasi proses awal kepariwisataan karena kunjungan wisata yang meningkat, bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan berdasarkan sejarah pembentukan kelompok adat, bentuk partisipasi dalam pelaksanaan dengan sesuai aturan adat yang berlaku, dan bentuk partisipasi dalam pengembangan dilakukan dengan cara memelihara yang sudah ada.
Strategi Bertahan Hidup Nelayan Tradisional dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Amal; Maddatuang; Fitri Handayani; Irwansyah Sukri; Muhammad Faisal Juanda
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202305

Abstract

Secara geografis masyarakat nelayan merupakan masyarakat yang hidup tumbuh dan berkembang pada wilayah peisisir yaitu suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Bagaimana kondisi sosial ekonomi nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi. 2). Kendala yang dihadapi oleh nelayan tradisional dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 3). Strategi nelayan tradisional dalam pemenuhan kebutuhan keluarga di Kelurahan Biringkassi Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah 78 responden. Teknik pengumpulan pada penelitian ini terdiri dari teknik observasi, kuesioner serta dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Berdasarkan kondisi sosial ekonomi tingkat pendidikan nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi masih tergolong rendah dimana sebagian besar responden yaitu tamat SD/Sederajat, nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi memiliki tingkat pendapatan sedang dengan persentase 44,87 persen, rata-rata keluarga memiliki jumlah tanggungan 3-4 orang, status kepemilikan rumah merupakan milik sendiri dengan jenis rumah papan/kayu. (2) Kendala yang dihadapi nelayan diantaranya adalah cuaca buruk, rusak peralatan yang digunakan nelayan dalam bekerja seperti rusaknya mesin dan jaring. (3) Strategi yang dilakukan nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi adalah melibatkan anggota keluarga dalam bekerja, melakukan pekerjaan sampingan, membiasakan hidup hemat, melakukan pinjaman uang ke kerabat (keluarga), tetangga, bank serta memanfaatkan program bantuan pemerintah.
Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Maisarah Munirah Latief; Hasriyanti; Sartina
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i2.20245

Abstract

This study aims to: 1) identify opportunities Bontolebang fishermen household to maintain viability, 2) knowing the strategy of households of fishermen in order to survive through diversification of work. The research is a qualitative ethnographic. Data collection done by observation, interviews, and documentation. Analysis of the data using the methods the analysis of qualitative data through stages of reduction, data presentation and conclusion. The results of the study indicate that the strategy pursued is that adaptation strategies, and diversification strategy work through empowering women fishers and Female Head of Household (WKRT) fishing both related to fishering activities, as well as outside it. Diversification of employment opportunities depending on the resources available in the village of Bontolebang, so the potential resources optimized in diversified alternative jobs. Each fishing village has the characteristics of the natural environment which is not the same. Fishing activities for fishermen household is an activity that is speculative, therefore, fishermen who sail can not be ascertained generate revenue. Division of labor system of coastal communities and the lack of certainty of income domestic fishermen, has put women as one of the pillars supporting household necessities of life.
Peranan Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Meningkatkan Pendapatan Kawasan Kebun Raya Massenrempulu Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Hasriyanti; Erman Syarif; Sartina
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i2.20244

Abstract

Environmental education plays an important role in increasing the understanding and awareness of the community, including visitors, about the urgency of nature conservation in Massenrempulu Botanical Garden. This research aims to identify effective environmental education strategies that can increase the income of the botanical garden area as well as how to develop an environmental education model that can be implemented sustainably. The type of research applied is qualitative with a case study approach. developing Massenrempulu Botanical Garden as an effective and sustainable environmental education centre, there are three main strategies that must be integrated: diversification of funding sources, efficient management of funds, and advocacy for budget increases. These three strategies proved complementary and played an important role in supporting the botanical garden's conservation and education objectives.
Integrasi Pengetahuan Lokal Masyarakat Malino dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati Sebagai Sumber Pembelajaran Non-Formal Amdah, Misdar; Arfandi; Nasrul
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i2.20243

Abstract

Pengetahuan masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya alam hayati memainkan peran krusial dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan praktik-praktik ramah lingkungan. penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara pengetahuan masyarakat Malino dalam pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memahami secara mendalam hubungan antara pengetahuan masyarakat Malino dalam pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar non-formal. Penelitian ini mengadopsi desain studi kasus untuk mengeksplorasi secara komprehensif pengetahuan masyarakat Malino dalam pengelolaan sumber daya alam hayati. Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam hayati sebagai aset yang berharga bagi masyarakat Malino. Pengetahuan ini tidak hanya mendukung praktik-praktik berkelanjutan tetapi juga memiliki nilai edukatif yang tinggi jika dimanfaatkan sebagai sumber belajar non-formal. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa pengetahuan masyarakat lokal memiliki potensi besar sebagai sumber belajar non-formal yang dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan kapasitas masyarakat.
Analisis Penjualan Tedong dan Hubungannya dengan Kebudayaan Lokal di Pasar Bolu Abdul Mannan; Nurmuti’a Hasfar; Nurledy Amandha; Anugerah Dwiputra Yuga; A. Fahrul Fakhrurrazy
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i2.20242

Abstract

Production costs are the main factor in determining prices. Although, for some commodities, this does not apply. For art objects, the price is not determined by production costs, but rather by the value of the object. Toraja people have a unique view of buffalo. They believe that buffalo have value in Toraja customs, so the price of buffalo in Toraja is higher than in other areas. This price determination is of course based on the characteristics of the Toraja buffalo. Culture is an integrated part of community life. No society does not have culture as part of its characteristics. The research method used was direct interviews with buffalo breeder sources. The results of this research show how important buffalo are in the traditional ceremonies of the Toraja people. The high price of buffalo has an impact on ecological and social aspects, because striped buffalo (bonga) breeders will continue to ensure the availability of striped buffalo (bonga). It is needed so that traditional Toraja ceremonies which require striped buffalo (bonga) can continue to be carried out by the Toraja people.
Studi Analisis Hubungan Iklim Mikro Terhadap Kondisi Kenyamanan Termal Ruang Kuliah Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Makassar Nasrul; Dita Eka Nur; Rini Kausarani; Misdar Amdah; Arfandi; Rahma Musyawarah; Medar M Nur; Aulia Diar Hasja; Rosmini Maru
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i2.20241

Abstract

Indoor learning and teaching activities definitely require comfort so that the activities run well, calmly and comfortably. The aim of this research is to determine changes in room temperature over time in the Geography Department, FMIPA, Makassar State University. This research was conducted in FI 106, FI 107 and PPG rooms. The type of research used is descriptive research by processing data from field measurements to see the thermal comfort conditions in the Geography Department lecture hall, Makassar State University. The results showed that the room temperature changed over time. The room temperature from 08.00 to 14.00 has a significant temperature difference. The highest average measurement was in the PPG room, namely 30℃, while the lowest average temperature was in the FI 106 room, namely 29.5. The three rooms have an average temperature above the optimal comfort scale, namely 29.7℃. The lowest average temperature was obtained at 08.00 and the highest average temperature at 14.00 reached 32.2℃. This research has implications for efforts to handle thermal comfort problems in study rooms as a support for learning activities on the Geography Department campus, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Makassar State University

Page 1 of 3 | Total Record : 29