cover
Contact Name
Munaris
Contact Email
pbl@fkip.unila.ac.id
Phone
+6282280384220
Journal Mail Official
pbl@fkip.unila.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Punyimbang
Published by Universitas Lampung
ISSN : -     EISSN : 29871328     DOI : https://doi.org/10.23960/punyimbang
Jurnal Punyimbang adalah media publikasi yang bertujuan untuk menjadi sumber akademis pada studi pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, dan budaya. Kami menerbitkan artikel hasil penelitian asli, artikel ulasan, dan studi kasus yang berfokus pada pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, budaya, dan topik terkait lainnya. Jurnal Punyimbang terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Mei dan Oktober.
Articles 30 Documents
PERAN HIPPUN DALAM MEMPERKUAT IKATAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA GIHAM SUKAMAJU, KABUPATEN LAMPUNG BARAT Eprida Yunara, Nadia; Andini, Sisca Dwi
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i2.289

Abstract

Hippun tradition is a traditional event carried out by the Lampung indigenous people, especially the West Lampung community who will carry out a wedding. The purpose of this study was to describe the role of hippun in strengthening social ties in the community of Pekon Giham Sukamaju, Sekincau District, West Lampung Regency. The results of this study found that there were a number of processes that were passed through during the hippun event and with one of the principles contained in hippun, namely sakai sambayan (mutual cooperation, helping each other) had an influence on social solidarity so that it could create a sense of empathy, sympathy and togetherness, as well as the involvement of all levels of society regardless of social class. The Hippun tradition has proven to be effective and can be used as a tool to strengthen the bonds of brotherhood and friendship between communities because they are united in one container and unite their minds so that they can achieve the same goal, there is mutual assistance between relatives, families and communities so that they create an attitude of upholding and working together in the nayuh traditional tradition so that the event can run smoothly. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran hippun dalam memperkuat ikatan sosial masyarakat di Desa Giham Sukamaju, kecamatan sekincau kabupaten Lampung Barat. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya sejumlah proses-poses yang di lalui pada saat acara hippun itu berlangsung dan dengan adanya salah satu pi’il yang terkandung didalam hippun yaitu sakai sambayan (gotong royong, tolong menolong) memiliki pengaruh terhadap solidaritas sosial sehingga, dapat terciptanya rasa empati, simpati dan rasa kebersamaan, serta keterlibatan semua lapisan masyarakat tanpa memandang kelas sosial. Tradisi Hippun terbukti efektif dan mampu dijadikan alat untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar masyarakat karena disatukan dalam satu wadah dan menyatukan pikiran sehingga bisa mencapai tujuan yang sama, adanya saling bantu membantu antar sesama kerabat, keluarga dan masyarakat agar menjadikan sikap menjunjung tinggi serta bekerja sama dalam tradisi adat nayuh sehingga acara tersebut bisa berjalan dengan lancar.
EKSISTENSI DAN PERAN ADAT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUKU LAMPUNG SAI BATIN DI ERA MODERNISASI Bangsawan, Indra; Agustian, Muhammad Dhani
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i2.800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksistensi dan peran adat dalam kehidupan masyarakat Suku Lampung Sai Batin di tengah arus modernisasi. Masyarakat Suku Lampung Sai Batin memiliki tradisi adat yang kaya, yang mencakup sistem kekerabatan, struktur sosial, serta norma-norma kehidupan yang telah diwariskan turun temurun. Namun, di era globalisasi dan modernisasi, nilai-nilai adat ini menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelestariannya. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana masyarakat Sai Batin beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas budaya mereka. Fokus utama dalam penelitian ini adalah peran adat dalam menjaga solidaritas sosial, mengatur kehidupan bermasyarakat, serta memediasi hubungan antara individu dengan komunitas dan alam sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun modernisasi telah membawa pengaruh terhadap pola hidup masyarakat Sai Batin, nilai-nilai adat tetap memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan budaya. Adat menjadi landasan dalam penyelesaian masalah sosial, pengaturan kehidupan keluarga, dan menjaga keberlanjutan hubungan dengan alam. Namun, beberapa aspek adat, seperti upacara adat dan sistem kekerabatan, mulai mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial ekonomi. This research aims to examine the existence and role of customs in the life of the Lampung Sai Batin Tribe in the midst of modernization. The Lampung Sai Batin Tribe has a rich customary tradition, which includes a kinship system, social structure, and life norms that have been passed down from generation to generation. However, in the era of globalization and modernization, these traditional values face various challenges that threaten their sustainability. Through a qualitative approach, this research explores how the Sai Batin people adapt to the changing times without losing their cultural identity. The main focus in this study is the role of customary in maintaining social solidarity, regulating community life, and mediating the relationship between individuals and the community and the surrounding nature. The results of the study show that although modernization has brought an influence on the lifestyle of the Sai Batin people, traditional values still play an important role in maintaining social and cultural balance. Customs are the foundation for solving social problems, regulating family life, and maintaining a sustainable relationship with nature. However, some aspects of customs, such as traditional ceremonies and kinship systems, began to undergo changes along with technological developments and socio-economic changes.
DINAMIKA PENGGUNAAN BAHASA LAMPUNG DALAM KELUARGA DI KOTA BANDAR LAMPUNG: STUDI INTERGENERASIONAL Ardia, Yandri Rizki; Maulana, Feri
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i2.807

Abstract

Penelitian ini mengkaji dinamika penggunaan Bahasa Lampung dalam keluarga di Kota Bandar Lampung, khususnya dalam konteks pergeseran antar-generasi. Bahasa Lampung, sebagai simbol identitas budaya, menghadapi tantangan besar akibat dominasi Bahasa Indonesia dan bahasa asing yang dipicu oleh globalisasi, modernisasi, dan urbanisasi. Menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka, penelitian ini menemukan bahwa generasi muda cenderung lebih akrab dengan Bahasa Indonesia, sedangkan penggunaan Bahasa Lampung terbatas pada konteks tertentu, seperti acara adat atau komunikasi dengan generasi tua. Faktor-faktor seperti perubahan persepsi terhadap Bahasa Lampung, kebijakan pendidikan, dan pengaruh teknologi serta media turut mempercepat pergeseran ini. Untuk melestarikan Bahasa Lampung, diperlukan sinergi antara keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah, dan komunitas budaya melalui pendidikan formal, pelatihan guru, pemanfaatan teknologi digital, serta penguatan peran keluarga. Upaya ini bertujuan menjaga eksistensi Bahasa Lampung sebagai warisan budaya yang harus diteruskan kepada generasi mendatang. This research examines the dynamics of Lampung language use in families in Bandar Lampung City, especially in the context of intergenerational shifts. Lampung language, as a symbol of cultural identity, faces major challenges due to the dominance of Indonesian and foreign languages ​​triggered by globalization, modernization and urbanization. Using qualitative methods with literature study, this research found that the younger generation tends to be more familiar with Indonesian, while the use of Lampung is limited to certain contexts, such as traditional events or communication with the older generation. Factors such as changing perceptions of the Lampung language, less supportive education policies, and the influence of technology and media have also accelerated this shift. To preserve the Lampung language, synergy is needed between families, educational institutions, government and cultural communities through formal education, teacher training, use of digital technology and strengthening the role of the family. This effort aims to maintain the existence of the Lampung language as a cultural heritage that must be passed on to future generations.
EKSPLORASI SENI GITAR TUNGGAL DI KELURAHAN KOMERING AGUNG Kurniawan, Aldo; Ronalta, Ratna Rahayu
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i2.808

Abstract

Seni gitar tunggal Lampung di Komering Agung adalah manifestasi seni yang kaya dan beragam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas masyarakat di wilayah ini. Abstrak ini membawa kita dalam perjalanan melalui eksplorasi musik gitar tunggal, mengungkapkan akar sejarahnya, karakteristik uniknya, serta peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari dan perayaan budaya. Musik gitar tunggal ini merupakan ekspresi artistik yang mendalam dan beragam, mencerminkan kekayaan kreativitas dan keberlanjutan tradisi dalam masyarakat Komering Agung. Dengan menggali lebih dalam ke dalam seni gitar tunggal Lampung, kita dapat memahami bagaimana seni ini berfungsi sebagai penghubung antara dua masa yakni masa kini dan masa lalu, serta sebagai medium pendukung warisan budaya yang tak ternilai dalam masyarakat ini. Lampung solo guitar art in Komering Agung is a rich and varied artistic manifestation that is an inseparable part of the culture and identity of the people of this region. This abstract takes us on a journey through an exploration of solo guitar music, revealing its historical roots, unique characteristics, and important role in everyday life and cultural celebrations. This solo guitar music is a deep and varied artistic expression, reflecting the rich creativity and continuity of tradition in the Komering Agung community. By digging deeper into Lampung solo guitar art, we can understand how this art functions as a link between two eras, namely the present and the past, as well as a medium to support the invaluable cultural heritage of this society.
PERANAN SEBUAH BAHASA DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS BUDAYA LAMPUNG DI RUANG LINGKUP MASYARAKAT Lutfi, Nurul Ramadhina; Putri, Nadia Aulia
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i2.819

Abstract

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh masyarakat untuk bekerja, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.Tujuan penelitian ini untuk memahami peran bahasa Lampung dalam membentuk dan menjaga identitas budaya masyarakat Lampung, terutama di tengah pengaruh globalisasi yang mengancam keberlangsungan bahasa daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan observasi atau wawancara individu. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Lampung memiliki peran penting dalam mencerminkan dan memperkuat identitas budaya masyarakat Lampung.Bahasa ini digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari, ekspresi lisan, serta dalam upacara adat. Bahasa menjadi simbol keberadaan budaya yang membedakan masyarakat Lampung dengan kelompok etnis lain. Language is a system of arbitrary sound symbols used by society to work, interact and identify themselves. The aim of this research is to understand the role of the Lampung language in forming and maintaining the cultural identity of the Lampung people, especially amidst the influence of globalization which threatens the sustainability of regional languages. This research uses a qualitative approach with data collection techniques carried out by conducting observations or individual interviews. The results of this research show that the Lampung language has an important role in reflecting and strengthening the cultural identity of the Lampung people. This language is used as a means of daily communication, oral expression, and in traditional ceremonies. Language is a symbol of cultural existence that differentiates Lampung people from other ethnic groups.
SEBUAH MAKNA DALAM PROSESI NGELAMA DIDALAM ADAT LAMPUNG SUNGKAI Amanda, Cita; Yunita, Lidiya Nurma
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i1.821

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna prosesi adat Ngelama dalam adat Lampung Pepadun. Prosesi Ngelama merupakan tradisi yang mencerminkan hubungan kekerabatan yang erat dalam keluarga serta mengandung makna simbolis, seperti rasa hormat, tanggung jawab, dan kebersamaan. Untuk menggali makna dari prosesi ini, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Melalui pendekatan ini, peneliti berupaya memberikan gambaran holistik mengenai proses pelaksanaan adat Ngelama serta Makna peranannya dalam membangun harmoni dikeluarga adat Lampung Pepadun.Artikel ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang adat dan budaya lokal sebagai bagian penting dari identitas masyarakat Lampung. This study aims to examine the meaning of the Ngelama traditional procession in the Lampung Pepadun custom. The Ngelama procession is a tradition that reflects close kinship relationships in the family and contains symbolic meanings, such as respect, responsibility, and togetherness. To explore the meaning of this procession, the research uses qualitative methods with data collection techniques in the form of interviews, participatory observations, and documentation. Through this approach, the researcher seeks to provide a holistic overview of the process of implementing the Ngelama custom and the meaning of its role in building harmony in the Lampung Pepadun traditional family.This article is expected to enrich the study of local customs and culture as an important part of the identity of the Lampung people.
ANALISIS BUDAYA LAMPUNG DALAM NOVEL NEGARABATIN KARYA UDO Z. KARZI Cahyani , Syafira Indah; Saputra , Muhammad Adjis Okpara
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i1.822

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi budaya Lampung dalam novel "Negarabatin" karya Udo Z. Karzi. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian mengkaji bagaimana unsur-unsur budaya Lampung direpresentasikan dalam karya sastra. Sumber data utama adalah novel "Negarabatin", dengan data sekunder berupa literatur tentang budaya Lampung. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan membaca novel secara cermat dan mencatat bagian-bagian yang mencerminkan aspek budaya Lampung. Hasil penelitian mengidentifikasi lima tradisi budaya Lampung yang direpresentasikan dalam novel, yaitu: (1) Ngakan menyan, tradisi berdoa dan syukuran keluarga (2) Nyambai, seni pertunjukan yang berfungsi sebagai ajang perkenalan dan perjodohan (3) Bediom, upacara perpindahan rumah (4) Penayuhan, upacara perkawinan adat besar-besaran dan (5) Bebali/Ngababali, ritual untuk menghormati nenek moyang dan meminta izin membuka lahan baru. Penelitian menyimpulkan bahwa novel "Negarabatin" tidak sekadar menyajikan cerita fiksi, melainkan juga menghadirkan elemen budaya Lampung yang autentik. Karya sastra berperan penting dalam merepresentasikan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal, memberikan pemahaman mendalam tentang sistem sosial, adat istiadat, dan kearifan lokal masyarakat Lampung. This research aims to analyze the representation of Lampung culture in the novel "negarabatin" by Udo Z. Karzi. Through a descriptive qualitative approach, the research examines how elements of Lampung culture are represented in literary works. The main data source is the novel "negarabatin", with secondary data in the form of literature about Lampung culture. The data collection method was carried out through literature study by reading the novel carefully and noting the parts that reflect aspects of Lampung culture. The research results identified five Lampung cultural traditions represented in the novel, namely: (1) Ngakan Menyan, a family tradition of prayer and thanksgiving; (2) Nyambai, a performing art that functions as a place for introductions and matchmaking; (3) Bediom, house moving ceremony; (4) Penayuhan, a large-scale traditional wedding ceremony; and (5) Bebali/Ngababali, a ritual to honor ancestors and ask for permission to open new land. The research concluded that the novel "negarabatin" does not just present a fictional story, but also presents authentic Lampung cultural elements. Literary works play an important role in representing and preserving local cultural values, providing an in-depth understanding of the social system, customs and local wisdom of the Lampung people.
KEPERCAYAAN MASYARAKAT LAMPUNG TERHADAP MANTRA (MEMANG) DI ERA MODERENISASI Putri, Desti Aulia; Agustina, Rosalia
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i1.823

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena bertahannya kepercayaan terhadap mantra (memang) di kalangan masyarakat Lampung di tengah arus modernisasi yang semakin kuat. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi etnografis, penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika praktik mantra dalam konteks perubahan sosial budaya kontemporer. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, dengan informan kunci yang terdiri dari tokoh adat, dan masyarakat umum di wilayah Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mantra masih memiliki signifikansi kultural yang tinggi, meskipun mengalami transformasi makna dan praktik seiring perkembangan zaman. Masyarakat Lampung mempertahankan kepercayaan terhadap memang sebagai warisan budaya yang memiliki fungsi simbolik, sosial, dan psikologis. Penelitian ini mengungkap bahwa modernisasi tidak sepenuhnya menghapuskan kepercayaan tradisional, melainkan mendorong adaptasi dan reinterpretasi praktik budaya. Temuan penelitian memberikan kontribusi penting dalam memahami ketangguhan budaya lokal dan mekanisme survival kearifan tradisional di era globalisasi. This research examines the phenomenon of the persistence of belief in mantras (indeed) among the people of Lampung amidst the increasingly strong current of modernization. Through a qualitative approach with ethnographic study methods, the research aims to explore the dynamics of mantra practice in the context of contemporary socio-cultural change. Data collection was carried out through in-depth interviews with key informants consisting of traditional leaders and the general public in the Lampung region. The research results show that mantras still have high cultural significance, even though they have experienced transformations in meaning and practice over time. Lampung people maintain belief in it as a cultural heritage that has symbolic, social and psychological functions. This research reveals that modernization does not completely eradicate traditional beliefs, but rather encourages adaptation and reinterpretation of cultural practices. The research findings provide an important contribution in understanding the resilience of local culture and the survival mechanisms of traditional wisdom in the era of globalization.
Makna Simbolik Kain Tapis Lampung sebagai Identitas Budaya Lampung Martini, Martini; Arta, Diva Danu
Jurnal Punyimbang Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v5i1.825

Abstract

Kain tapis merupakan warisan budaya paling prestigius masyarakat Lampung yang memiliki signifikansi mendalam melampaui fungsi tekstil konvensional. Penelitian kualitatif dengan metode etnografis ini mengeksplorasi kompleksitas kain tapis sebagai medium komunikasi budaya yang hidup dan dinamis, dengan fokus penelitian di wilayah Pesawaran, Provinsi Lampung. Studi mendalam mengungkapkan bahwa setiap motif, warna, dan teknik pembuatan kain tapis mengandung narasi filosofis yang kaya akan makna. Kain tapis tidak sekadar produk kerajinan, melainkan representasi identitas kultural, struktur sosial, dan nilai-nilai fundamental masyarakat Lampung. Proses pembuatannya, yang mayoritas dilakukan oleh perempuan, mencerminkan filosofi "Piil Pesenggiri" yang menjunjung tinggi harga diri dan keteguhan tradisi.Penelitian ini mengidentifikasi peran penting kain tapis dalam upacara adat, ritual sosial, dan komunikasi status kultural. Meskipun menghadapi tantangan globalisasi, upaya pelestarian terus dilakukan melalui inovasi desain, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif. Artikel ini menegaskan bahwa kain tapis adalah teks budaya kompleks yang memerlukan apresiasi berkelanjutan untuk mempertahankan warisan adiluhung bagi generasi mendatang. Tapis cloth is the most prestigious cultural heritage of the Lampung people that has profound significance beyond the function of conventional textiles. This qualitative research using ethnographic methods explores the complexity of tapis cloth as a living and dynamic medium of cultural communication, with the focus of the research in the Pesawaran area, Lampung Province. An in-depth study reveals that each motif, color, and technique of making tapis cloth contains a philosophical narrative that is rich in meaning. Tapis cloth is not just a craft product, but a representation of cultural identity, social structure, and fundamental values ​​of the Lampung people. The manufacturing process, which is mostly carried out by women, reflects the philosophy of "Piil Pesenggiri" which upholds self-esteem and the steadfastness of tradition.This study identifies the important role of tapis cloth in traditional ceremonies, social rituals, and communication of cultural status. Despite facing the challenges of globalization, preservation efforts continue to be carried out through design innovation, education, and the development of the creative economy. This article emphasizes that tapis cloth is a complex cultural text that requires continuous appreciation to maintain a noble heritage for future generations.
STRATEGI PELESTARIAN EKSISTENSI BAHASA LAMPUNG DALAM KONTEKS KEBERAGAMAN BAHASA DAERAH DI INDONESIA Yustiana, Berlianna Asih; Prayogi, Rahmat; Hilal, Iqbal
Jurnal Punyimbang Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Punyimbang
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/punyimbang.v4i1.1119

Abstract

This research aims to describe and explain the strategy of preserving the existence of Lampung Language in the context of regional linguistic diversity in Indonesia. Qualitative approach and literature study are the methods used. The object of this research identifies factors that affect the existence of Lampung Language, including globalization, modernization and demographic changes. In addition, the preservation strategy involves the active participation of the community, students and government in the development of educational curricula that support regional languages, and the utilization of information technology to promote the understanding and use of Lampung Language. The implementation of this strategy is expected to make a positive contribution to the preservation of Lampung Language's existence and support the diversity of regional languages in Indonesia. This research provides an in-depth look at the challenges and opportunities for regional language preservation amidst the dynamics of contemporary society. To preserve local languages, Lampung Province stipulated Lampung Governor Regulation No. 39/2014 stipulating the subject as local content at every level of the education unit. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan strategi pelestarian eksistensi Bahasa Lampung dalam konteks keberagaman kebahasaan daerah di Negara Indonesia. Pendekatan kualitatif dan studi pustaka yaitu metode yang digunakan. Objek penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi Bahasa Lampung, termasuk globalisasi, modernisasi, dan perubahan demografis. Selain itu, strategi pelestarian melibatkan partisipasi aktif masyarakat, mahasiswa dan pemerintah dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang mendukung bahasa daerah, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk mempromosikan pemahaman dan penggunaan Bahasa Lampung. Implementasi strategi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian eksistensi Bahasa Lampung serta mendukung keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Penelitian ini memberikan pandangan mendalam tentang tantangan dan peluang pelestarian bahasa daerah di tengah dinamika masyarakat kontemporer. Untuk menjaga bahasa daerah, Provinsi Lampung menetapkan Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 39 Tahun 2014 menetapkan mengenai mata pelajaran tersebut sebagai muatan lokal di setiap jenjang satuan pendidikan.

Page 1 of 3 | Total Record : 30