cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi" : 10 Documents clear
Integrasi tasawuf dalam masyarakat modern: perspektif Sosiologi Agama Afiani, Vivia Zahira
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.80063

Abstract

Sosiologi memiliki peran krusial dalam memahami dan memfasilitasi integrasi spiritualitas tasawuf dalam konteks sosial kontemporer. Integrasi ini dapat menjadi dasar bagi transformasi sosial yang lebih seimbang antara aspek spiritual dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pendekatan tasawuf dapat digunakan dalam menghadapi tantangan masyarakat modern yang semakin terfragmentasi dan individualistis. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif, di mana data diperoleh melalui analisis kritis terhadap literatur terkait sosiologi agama, spiritualitas, dan transformasi sosial. Temuan penelitian menunjukkan bahwa integrasi spiritualitas tasawuf berpotensi mengatasi berbagai permasalahan sosial, seperti dekadensi moral, alienasi, dan kehampaan makna dalam kehidupan modern. Kajian ini menegaskan bahwa pendekatan tasawuf dapat menjadi solusi alternatif dalam membangun tatanan sosial yang lebih harmonis serta memperkuat dimensi spiritual sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.Sociology plays a crucial role in understanding and facilitating the integration of Sufi spirituality into contemporary social contexts. This integration serves as a foundation for transformative efforts to create a more balanced spiritual and social order. This study aims to analyze how Sufi approaches can address the challenges of an increasingly fragmented and individualistic modern society. Utilizing a qualitative literature review method, data were collected through a critical analysis of sources related to the sociology of religion, spirituality, and social transformation. The findings reveal that the integration of Sufi spirituality has the potential to mitigate social issues such as moral decadence, alienation, and existential emptiness in modern life. This study highlights Sufism as an alternative approach to fostering a more harmonious social structure while reinforcing spirituality as an integral aspect of communal life.
Representasi Standar Kecantikan Perempuan Indonesia dalam Konten Endorsement Produk Kecantikan TikTok Mufidah, Anis; Mubarrok, Zidan Alfin; Az-zahra, Fadillah; Wulandari, Carlina Ayu; Rosita, Hesti; Nabila, Aisha Cahyarani; Novika, Rossa Intania; Dewi, Ratna
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.80014

Abstract

Penelitian ini menganalisis representasi standar kecantikan perempuan Indonesia dalam konten endorsement produk kecantikan di platform TikTok selama periode September 2023 – September 2024. Menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melibatkan 51 video yang dipilih melalui teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas influencer dalam sampel memiliki kulit kuning langsat (90,2%) dan wajah dengan kondisi sehat (68,6%), mengindikasikan dominasi standar kecantikan tertentu. Teknik promosi yang paling umum digunakan mencakup penyampaian informasi produk (76,5%) dan berbagi pengalaman pribadi (64,7%). Selain itu, penggunaan tagar kecantikan (82,3%) dan elemen visual seperti aksesori (54,9%) menjadi faktor penting dalam menarik perhatian audiens. Studi ini menyoroti peran TikTok dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap standar kecantikan perempuan Indonesia, serta bagaimana media sosial berkontribusi dalam konstruksi sosial kecantikan melalui konten visual dan narasi personal.This study analyzes the representation of Indonesian women's beauty standards in beauty product endorsement content on TikTok from September 2023 to September 2024. Using a quantitative content analysis approach, the study examines 51 video samples selected through Simple Random Sampling. The findings indicate that the majority of influencers in the sample have fair yellow-toned skin (90.2%) and healthy facial conditions (68.6%), reflecting the dominance of a specific beauty standard. The most commonly employed promotional techniques include product information delivery (76.5%) and personal experience sharing (64.7%). Additionally, beauty-related hashtags (82.3%) and visual elements such as accessories (54.9%) play a crucial role in capturing audience attention. This study highlights TikTok's role in shaping societal perceptions of Indonesian beauty standards and how social media contributes to the social construction of beauty through visual content and personal narratives.
Religious social literacy among UNESA's students with pesantren backgrounds Pratama, Adhitiya Prasta; Mudzakkir, Moh.; Fauzi, Agus Mahfud
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.76333

Abstract

Penelitian ini mengkaji literasi sosial keagamaan di kalangan santri alumni pesantren. Literasi sosial keagamaan merujuk pada kemampuan untuk memaknai dan menginterpretasikan dunia sosial secara religius, tidak terbatas pada aspek membaca dan menulis teks-teks keagamaan saja. Konsep ini dianalisis dengan menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan pemikiran Henry A. Giroux sebagai landasan teori. Pendekatan metodologis yang digunakan adalah studi kasus Robert K. Yin dengan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren memiliki literasi sosial keagamaan yang lebih baik daripada siswa non pondok pesantren. Hal ini disebabkan oleh pengalaman hidup di lingkungan pesantren yang kental dengan nilai-nilai dan ideologi Islam. Temuan ini mengonfirmasi peran penting pesantren dalam membentuk literasi sosial keagamaan siswa, yang menjadi bekal penting bagi mereka dalam memaknai realitas sosial dari sudut pandang agama. This study examines religious social literacy among pesantren alumni students. Religious social literacy refers to the ability to interpret and interpret the social world religiously, not limited to the aspects of reading and writing religious texts alone. This concept is analysed using Peter L. Berger's social construction theory and Henry A. Giroux's thoughts as theoretical foundations. The methodological approach used is Robert K. Yin's case study with qualitative data analysis. The results showed that students who have been educated in boarding schools have better religious social literacy than non-boarding school students. This is due to the experience of living in a pesantren environment that is thick with Islamic values and ideology. The findings confirm the significant role of Islamic boarding schools in shaping students' religious social literacy, which is an important provision for them in interpreting social reality from a religious perspective
Peran spiritualitas dalam penuaan sehat: studi di pondok pesantren Mukti Mulia Yogyakarta Destiara, Anisa Bella; Kencana Putri, Diah Sukma; Ayu Permata, Keisha Dinda; Agustina, Dwi
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.78900

Abstract

Fenomena peningkatan populasi lanjut usia (lansia) di Indonesia diproyeksikan mencapai 25% pada tahun 2045, sehingga pemberdayaan lansia menjadi aspek krusial dalam mewujudkan kehidupan yang sehat, aktif, dan bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna penuaan yang sehat, aktif, dan positif di kalangan lansia yang tinggal di Pondok Pesantren Mukti Mulia. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini dilakukan melalui teknik purposive sampling dengan pengumpulan data melalui studi kepustakaan, observasi, dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia memaknai penuaan yang sehat, aktif, dan positif melalui keterlibatan dalam aktivitas fisik, sosial, dan keagamaan, seperti olahraga, bakti sosial, rekreasi, serta kajian keagamaan. Lansia di pesantren ini juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan persiapan spiritual untuk kehidupan akhirat. Temuan ini menunjukkan bahwa aspek spiritualitas memainkan peran penting dalam membangun kebermaknaan hidup pada lansia di lingkungan pesantren.The increasing elderly population in Indonesia is projected to reach 25% by 2045, highlighting the importance of elderly empowerment to ensure a healthy, active, and meaningful life. This study aims to explore the meaning of healthy, active, and positive aging among the elderly residing at Pondok Pesantren Mukti Mulia. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through purposive sampling, literature studies, observations, and in-depth interviews. Data analysis was conducted using the Miles and Huberman model. The findings indicate that the elderly perceive healthy, active, and positive aging through engagement in physical, social, and religious activities, including exercise, social service, recreation, and religious studies. The elderly in this pesantren also emphasize the importance of balancing worldly needs with spiritual preparation for the afterlife. These findings suggest that spirituality plays a crucial role in fostering a sense of meaning in later life, particularly within the pesantren environment.
Kapitalisme, Perubahan Iklim, dan Eksklusi Sosial: Implikasinya Terhadap Masyarakat Adat Saputra, Hendra Puji
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.75909

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi eksklusi sosial yang dialami oleh masyarakat adat dalam konteks perubahan iklim yang didorong oleh sistem ekonomi kapitalistik. Konsep eksklusi sosial digunakan untuk menganalisis fenomena ini. Secara metodologis, penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan sumber dari buku, jurnal, dan artikel berita. Hasil temuan menunjukkan bahwa masyarakat adat mengalami eksklusi struktural dan kultural akibat krisis iklim yang terkait dengan relasi ekonomi antara negara dan korporasi. Bentuk-bentuk eksklusi tersebut meliputi marjinalisasi sosial-ekonomi, keterbatasan akses terhadap sumber daya alam, serta lemahnya pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat dalam tata kelola lingkungan. Kondisi ini membuat masyarakat adat menghadapi risiko yang lebih besar akibat perubahan iklim yang dipicu oleh dominasi kapitalisme. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan sosial yang inklusif untuk mengatasi eksklusi sosial yang dialami masyarakat adat serta meredam dampak krisis iklim yang diakibatkan oleh model pembangunan ekonomi kapitalistik.This article explores the social exclusion experienced by Indigenous communities in the context of climate change, which is driven by a capitalist economic system. The concept of social exclusion is employed to analyze this phenomenon. Methodologically, this study adopts a qualitative descriptive approach through a literature review, drawing from books, journals, and news articles. The findings indicate that Indigenous communities face both structural and cultural exclusion as a result of climate crises linked to state-corporate economic relations. Forms of exclusion include socio-economic marginalization, restricted access to natural resources, and weak recognition and protection of Indigenous rights in environmental governance. These conditions expose Indigenous communities to heightened risks from climate change due to the dominance of capitalism. Therefore, inclusive social policies are necessary to address the exclusion of Indigenous communities and mitigate the impacts of a capitalist-driven economic model on climate crises.
Membangun budaya literasi melalui perpustakaan jalanan: studi Sabtu membaca di Malang Kurniawan, Muhammad Arif; Pratiwi, Seli Septiana
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.76859

Abstract

Rendahnya minat baca di masyarakat menjadi tantangan dalam pengembangan literasi di Kota Malang. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah melalui keberadaan perpustakaan jalanan. Penelitian ini mengeksplorasi peran Sabtu Membaca sebagai gerakan sosial yang berkontribusi dalam meningkatkan kebiasaan membaca masyarakat. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini dilakukan di Taman Slamet, Kota Malang. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan teknik purposive sampling, kemudian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sabtu Membaca, yang didirikan oleh Cak Pendek pada 2017, menjadi ruang baca inklusif bagi masyarakat tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Dengan pendekatan gerakan sosial, komunitas ini tumbuh dari keresahan terhadap rendahnya minat baca dan berupaya membangun budaya literasi yang lebih kuat. Keberadaannya tidak hanya menyediakan akses terhadap bahan bacaan tetapi juga membentuk ekosistem literasi yang lebih luas di Kota Malang.The low reading interest in society poses a challenge to literacy development in Malang City. One initiative to address this issue is the presence of street libraries. This study explores the role of Sabtu Membaca as a social movement contributing to the enhancement of reading habits in the community. Using a qualitative approach with a descriptive method, the research was conducted at Taman Slamet, Malang City. Data were collected through observations and interviews using purposive sampling, then analyzed through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The findings indicate that Sabtu Membaca, founded by Cak Pendek in 2017, has become an inclusive reading space for the community, regardless of social or economic background. As a social movement, this community emerged from concerns over low reading interest and strives to build a stronger literacy culture. Its presence not only provides access to reading materials but also fosters a broader literacy ecosystem in Malang City. 
Pembelajaran Sosiologi dalam Pembentukan Budaya Toleran Hanifa, Yanuarita Nur; Maftuh, Bunyamin; -, Wilodati
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.75423

Abstract

Indonesia, sebagai negara yang beragam dan multikultural, menghadapi peluang sekaligus tantangan dalam mengelola heterogenitas sosialnya. Keragaman dapat menjadi kekuatan nasional, tetapi juga berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Meningkatnya kasus intoleransi di kalangan pelajar menjadi isu krusial yang memerlukan perhatian akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran sosiologi dalam membentuk budaya toleransi di sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menerapkan metode studi kepustakaan dengan menganalisis dokumen terkait Kurikulum Merdeka, kebijakan pemerintah, serta artikel ilmiah tentang pembelajaran sosiologi, pendidikan multikultural, dan toleransi. Hasil penelitian ini mengidentifikasi tiga aspek utama: habitus toleransi di sekolah, peran pembelajaran sosiologi dalam membangun budaya toleran, dan kompetensi guru sosiologi dalam menanamkan nilai-nilai toleransi. Temuan ini menegaskan pentingnya pendidikan sosiologi sebagai alat strategis dalam membentuk sikap toleransi di kalangan siswa dan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif.Indonesia, as a diverse and multicultural nation, faces both opportunities and challenges in managing its social heterogeneity. While diversity can be a source of national strength, it also has the potential to generate conflict if not properly managed. The increasing cases of intolerance among students have become a critical issue that requires scholarly attention. This study aims to examine the role of sociology in fostering a culture of tolerance in schools. Using a qualitative approach, this research employs a literature review method, analyzing documents related to the Merdeka Curriculum, government policies, and academic articles on sociology education, multicultural education, and tolerance. The findings highlight three key aspects: the habitus of tolerance in schools, the role of sociology education in cultivating a tolerant culture, and the competencies of sociology teachers in promoting tolerance. These findings emphasize the importance of sociology education as a strategic tool for instilling tolerance among students and fostering inclusive school environments.
Bertahan di tengah keterbatasan: studi fenomenologi pemulung di Surabaya Imami, Teguh; Kurniawan, Deni Aries; Hapsari, Yuanita Dwi; Reftantia, Ghina; Annisa, Silvia
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.76751

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mendalami pengalaman kaum urban yang menjadi pemulung serta tinggal di atas makam Rangkah Surabaya. Studi kualitatif dengan wawancara mendalam digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan kehidupan mereka. Studi ini menggunakan teori fenomenologi yang digagas oleh Alfred Schutz. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa subjek studi memiliki pengalaman hidup dalam kondisi yang serba terbatas ketika berada di desa. Kondisi yang serba terbatas itu menjadi alasan untuk mereka melakukan urbanisasi ke kota Surabaya. Akan tetapi, kehidupan mereka ketika di Surabaya juga tidak lebih baik daripada kondisi sebelumnya, karena ketrampilan dan pendidikan yang kurang memadai"”bahkan harus mengalami tantangan baru berupa stigmatisasi atas pekerjaan mereka sebagai pemulung. Pengalaman yang tidak pernah mereka dapatkan ketika tinggal di desa. Pada akhirnya, di tengah kehidupan yang serba terbatas di kota itu, membuat mereka harus tinggal di makam Rangkah dengan berbagai resiko seperti penggusuran dan penyakit sebagai cara mereka untuk bertahan hidup. This study explores the experiences of urbanites who are scavengers and live above the Rangkah grave in Surabaya. Researchers use qualitative studies with in-depth interviews to describe their lives. This study uses the phenomenological theory initiated by Alfred Schutz. The results of this study show that the study subjects had experience of living in limited conditions when they were in the village. These limited conditions became the reason for them to urbanize to the city of Surabaya. However, their lives in Surabaya were no better than before, due to inadequate skills and education - they even had to experience new challenges in the form of stigmatization of their work as scavengers. An experience they never had when living in the village. In the end, amidst the limited life in the city, they had to live in the cemetery area. 
Evaluasi Program "˜Inigenting' Generasi Berencana (Genre) untuk menurunkan stunting di Kubu Raya, Kalimantan Barat Aulia, Hana Farhanafiza; AP, Margaretha Andriani; Damaya, Tasya; Andini, Afnan Triyuning; Ng, Amelia; Marini, Marini; Abao, Antonia Sasap; Santri, Silvia
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.73524

Abstract

Program Inigenting dimulai pada awal 2023 dengan fokus pada sosialisasi edukasi gizi dan pencegahan anemia pada remaja guna meningkatkan status gizi dan menurunkan angka stunting. Namun, program ini belum berkontribusi signifikan, terbukti dari meningkatnya angka stunting di Kabupaten Kubu Raya sebesar 8,8% pada 2023. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas program menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product) oleh Stufflebeam dan Shienkfield dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui observasi dan wawancara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa konteks, strategi, dan sumber daya program dikategorikan baik, sementara pelaksanaan dan manajemen program juga dinilai baik. Namun, kualitas peserta, tanggapan terhadap program, serta keberlanjutan program masih cukup baik. Kendala utama adalah cakupan program yang terbatas, durasi yang belum optimal, serta belum adanya upaya keberlanjutan yang jelas.The Inigenting program began in early 2023, focusing on nutrition education and anemia prevention among adolescents to improve their nutritional status and reduce stunting rates. However, the program has not had a significant impact, as stunting in Kubu Raya Regency increased by 8.8% in 2023. This study evaluates the program's effectiveness using the CIPP (Context, Input, Process, Product) model by Stufflebeam and Shienkfield, employing a qualitative descriptive approach through observations and interviews. The evaluation results indicate that the program's context, strategies, and resources are categorized as good, while implementation and management are also rated positively. However, participant quality, program reception, and sustainability are only moderately effective. The main challenges include limited program coverage, insufficient duration, and the absence of clear sustainability efforts.
Kemandirian ekonomi, kepribadian dan sosial pengemudi ojek disabilitas Difa Bike Yogyakarta Nugroho, Septa Dwi; Wardana, Amika
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.76720

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengalaman kerja dan kemandirian penyandang disabilitas sebagai pengemudi ojek di Difa Bike Yogyakarta melalui pendekatan kualitatif dan analisis fenomenologi. Wawancara dilakukan dengan enam pengemudi yang telah bekerja lebih dari satu tahun serta pendiri Difa Bike. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemudi memiliki motivasi tinggi untuk mandiri dan mampu mengatasi stigma serta tantangan dalam bekerja. Mereka menganggap pekerjaan ini layak meskipun belum tersedia asuransi khusus. Difa Bike mendukung pengemudinya melalui fasilitas, kerja sama, pengembangan sistem, dan bimbingan. Kemandirian ekonomi terlihat dari kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga, mencapai target keuangan, dan mengakses layanan perbankan. Secara sosial, mereka berkontribusi dalam komunitas dan mendapatkan pengakuan sebagai individu yang setara. Penelitian ini menekankan pentingnya peluang kerja inklusif dalam meningkatkan kemandirian ekonomi, pribadi, dan sosial penyandang disabilitas.This study examines the work experiences and independence of disabled motorcycle taxi drivers at Difa Bike Yogyakarta using a qualitative approach and phenomenological analysis. Interviews were conducted with six drivers who have worked for over a year and the founder of Difa Bike. The findings reveal that the drivers have a strong motivation for self-sufficiency and can overcome stigma and work-related challenges. They consider their job viable despite the lack of specialized insurance. Difa Bike supports its drivers through facilities, partnerships, system development, and guidance. Economic independence is reflected in their ability to meet family needs, achieve financial goals, and access banking services. Socially, they contribute to their communities and gain recognition as equals. This study highlights the importance of inclusive employment opportunities in enhancing the economic, personal, and social independence of individuals with disabilities. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10