cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 164 Documents
Dari Tradisi ke Pariwisata: Modal Sosial dan Dinamika Pelestarian Tenun Ikat di Kediri Putri, Nathifa Azzarandra Kartika; Apriadi, Deny Wahyu
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 2 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i2.81754

Abstract

Pelestarian budaya lokal tidak hanya bergantung pada warisan material, tetapi juga pada kekuatan relasi sosial dalam komunitas. Studi ini menganalisis peran modal sosial dalam pengembangan dan pelestarian tenun ikat di Kampung Wisata Bandar Kidul, Kota Kediri. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui triangulasi sumber dan dianalisis dengan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial berupa partisipasi generasi muda, solidaritas komunitas, serta dukungan pemerintah dan lembaga menjadi faktor pendukung utama dalam menjaga keberlanjutan tradisi tenun ikat. Sebaliknya, tantangan yang dihadapi mencakup sikap konservatif sebagian warga, keterbatasan dana, dan penurunan jumlah pengrajin. Temuan ini menegaskan bahwa modal sosial merupakan elemen kunci dalam menghubungkan dimensi budaya dan pembangunan komunitas secara berkelanjutan. The preservation of local culture relies not only on material heritage but also on the strength of social relations within communities. This study analyzes the role of social capital in sustaining and developing the traditional ikat weaving industry in the cultural tourism village of Bandar Kidul, Kediri City. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through source triangulation and analyzed using the interactive model of Miles & Huberman. The findings indicate that social capital manifested through youth participation, community solidarity, and support from government and external institutions serves as a key driver in preserving the ikat weaving tradition. Conversely, challenges include conservative attitudes among some residents, limited financial resources, and the declining number of weavers. These findings highlight the strategic function of social capital in connecting cultural heritage preservation with sustainable community-based development.
Stigma, Citra Diri, dan Performatifitas Sosial Perempuan Perokok Iswara, Artamevia; Martiana, Aris
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 2 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i2.82384

Abstract

Konstruksi sosial masyarakat masih memandang perilaku merokok sebagai tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh perempuan, menghasilkan stigma yang membatasi ekspresi diri perempuan perokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perempuan perokok di Kabupaten Sleman membentuk dan menegosiasikan citra dirinya dalam menghadapi tekanan sosial tersebut. Dengan pendekatan kualitatif studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap sepuluh informan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Analisis data dilakukan dengan metode interaktif Miles dan Huberman. Hasil menunjukkan bahwa meskipun menghadapi stigma, para informan menunjukkan keyakinan terhadap citra diri positif melalui rasa percaya diri dan penampilan. Namun, dalam konteks sosial tertentu, mereka mengadopsi strategi “front stage” untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi sosial dan menghindari sanksi simbolik. Studi ini menunjukkan bahwa praktik merokok perempuan tidak hanya bersifat personal, tetapi juga merupakan arena negosiasi identitas dalam ruang sosial yang normatif. Social constructions in society continue to view smoking as an inappropriate behavior for women, producing stigma that limits female smokers’ self-expression. This study aims to analyze how women smokers in Sleman Regency construct and negotiate their self-image in the face of such social pressures. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews and observations with ten informants selected through purposive and snowball sampling techniques. Data analysis employed the interactive model of Miles and Huberman. The findings reveal that despite the stigma, informants exhibit strong confidence and maintain a positive self-image through their appearance and demeanor. However, in certain social settings, they adopt a “front stage” strategy to conform to societal expectations and avoid symbolic sanctions. This study demonstrates that women’s smoking practices are not merely personal choices, but also a site of identity negotiation within normative social spaces.
Mengintegrasikan Nilai Kesetaraan Gender melalui Komik: Inovasi Media Pembelajaran di SMA Ignatius Global School Khairunnisak, Khairunnisak; Simanjuntak, Rosella Arylia Tiara; Valent, Graceshyela
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 2 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i2.82837

Abstract

Budaya patriarki yang mengakar dalam masyarakat masih menjadi penyebab utama ketidakadilan gender. Upaya menumbuhkan kesadaran akan kesetaraan gender di kalangan remaja memerlukan pendekatan edukatif yang kontekstual dan menarik, salah satunya melalui literasi berbasis media visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji kelayakan Komik Gender sebagai media pembelajaran literasi kesetaraan gender bagi peserta didik SMA Ignatius Global School Palembang. Penelitian menggunakan metode research and development dengan model ADDIE pada tiga tahap awal: analisis, desain, dan pengembangan. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI dan XII yang dipilih secara purposive. Instrumen yang digunakan meliputi angket analisis kebutuhan dan angket kelayakan. Komik yang dikembangkan kemudian diunggah ke platform daring untuk aksesibilitas yang lebih luas. Hasil uji menunjukkan bahwa komik dinilai layak oleh ahli materi dan sangat layak oleh ahli media. Temuan ini menunjukkan bahwa Komik Gender efektif sebagai media untuk meningkatkan kesadaran kesetaraan gender di kalangan pelajar. Patriarchal culture remains a key factor contributing to gender inequality in society. Efforts to raise gender equality awareness among adolescents require engaging and contextually relevant educational approaches, including visual literacy media. This study aims to develop and evaluate the feasibility of Gender Comics as an educational tool for promoting gender equality literacy among students at Ignatius Global School Palembang. The study employed a research and development method using the ADDIE model at the initial three stages: analysis, design, and development. The research subjects were 11th and 12th-grade students selected through purposive sampling. Data collection instruments included a needs analysis questionnaire and a feasibility assessment. The developed comic was uploaded to a digital platform for wider accessibility. The results showed that the comic was rated feasible by a content expert and highly feasible by media experts. These findings suggest that Gender Comics is effective in fostering gender equality awareness among high school students.
Relational Trauma and Distrust: The Impact of Violence and Infidelity on Women’s Readiness for Marriage Ghufron, Salma Nuha; Raihana, Siti Nazla
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 14 No. 2 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i2.83901

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga dan perselingkuhan merupakan faktor krusial yang memengaruhi kesejahteraan psikologis perempuan, kepercayaan interpersonal, serta kesiapan mereka membangun hubungan jangka panjang, termasuk pernikahan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana pengalaman sebagai saksi atau korban peristiwa tersebut membentuk persepsi perempuan tentang kepercayaan, relasi interpersonal, dan kesiapan menikah. Menggunakan pendekatan fenomenologi kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam semi-terstruktur terhadap sepuluh perempuan berusia 18–28 tahun yang pernah mengalami atau menyaksikan KDRT dan perselingkuhan dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman tersebut memicu ketidakpercayaan yang mendalam, rasa takut terhadap hubungan romantis, dan pandangan negatif terhadap institusi pernikahan. Informan juga mengalami kesulitan menjalin relasi yang sehat serta menunjukkan gejala ketidakstabilan emosional dan kecemasan. Pola pikir yang terbentuk dari pengalaman traumatis cenderung mendorong penghindaran terhadap pernikahan atau terjebak dalam relasi yang tidak sehat. Studi ini menekankan pentingnya intervensi psikososial untuk mendukung pemulihan dan ketahanan relasional perempuan.   Domestic violence and infidelity are critical factors influencing women’s psychological well-being, interpersonal trust, and readiness for long-term relationships, including marriage. This study explores how experiences of witnessing or being victimized by such events shape women’s perceptions of trust, relationships, and marital readiness. Employing a qualitative phenomenological approach, data were collected through semi-structured in-depth interviews with ten women aged 18–28 who had experienced or witnessed domestic violence and infidelity within their families. The findings reveal that these experiences often lead to deep-seated trust issues, fear of romantic relationships, and negative perceptions of marriage. Participants reported difficulties forming healthy interpersonal bonds and displayed symptoms of emotional instability and anxiety. Traumatic pasts were also found to influence cognitive patterns, leading to either avoidance of marriage or repeated entry into unhealthy relationships. These findings highlight the urgent need for psychosocial interventions to mitigate long-term impacts and support women in rebuilding trust and relational resilience.