cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 623 Documents
Evaluasi Keekonomian Residue Hutan Tanaman Industri Untuk Pemenuhan Energi di Ibu Kota Negara Adiarso, Adiarso; Wijono, R. Agung; Sudjadi, Usman; Setiawan, Hari; Hermawan, Erwan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.35-56

Abstract

Dalam waktu 10 tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1.25% per tahun. Dengan meningkatnya populasi Indonesia berdampak terhadap konsumsi energi nasional yang meningkat dari 3.01 barrels oil equivalent (BOE) per kapita di tahun 2013 menjadi 3.12 BOE per kapita di tahun 2020. Salah satu upaya untuk mengurangi emisi ini adalah memanfaatkan sumber energi terbarukan terutama dari sektor kehutanan. Salah satu produknya adalah biomassa atau produk dalam bentuk woodpellet. Biomass dari hasil kegiatan perkebunan karet, logging residue, dan sawn timber residue memiliki potensi energi sebesar 152 GJ per tahun. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan memindahkan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Timur. Terdapat potensi yang besar untuk memanfaatkan sektor kehutanan dalam mensuplai energi, salah satunya adalah residue dari hutan tanaman industri (HTI). Melalui studi ini akan dihitung keekonomian produk woodpellet dari residue HTI sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm). Berdasarkan hasil perhitungan harga minimum wood pellet adalah Rp. 1,700/kg dan diperoleh IRR 13.1%, NPV Rp. 41 miliar, dan payback period 8.1 tahun. Dengan menggunakan input harga keekonomian wood pellet sebagai harga beli bahan baku untuk PLTBm, diperoleh harga keekonomian listrik adalah Rp. 3,000/kwh. Solusi lainnya adalah dengan memproduksi steam, dari hasil perhitungan keekonomian harga steam minimum adalah Rp. 740/kg, sehingga diperoleh keekonomian PLTBm IRR 11.4%, NPV Rp. 21.7 miliar, dan payback period 8.3 tahun.
Mapping the Potential Development of Soybenas Crops Based on Growing Degree Days Yanti, Delvi; Chatib, Omil Charmyn; Safitri, Imelda; Hasanah, Nadya Nur
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.57-76

Abstract

Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh beberapa faktor utama yang terdiri dari tanah, iklim, dan tanaman. Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tanaman jauh lebih besar daripada tanah pada kondisi tertentu. Hal ini dibuktikan oleh beberapa kondisi dimana pertumbuhan vegetasi penutup yang jauh berbeda padahal tumbuh pada tanah yang sama. Waktu panen satu jenis tanaman tidak sama pada setiap tempat yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh salah satu faktor penting yaitu derajat tumbuh harian atau derajat hari pertumbuhan Growing Degree Days (GDD). Kesesuaian wilayah untuk perkembangan suatu komoditas pertanian dapat ditentukan dengan mengetahui parameter-parameter seperti jenis tanah, kelerengan, penggunaan lahan, curah hujan, dan suhu GDD dengan menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan tanaman kedelai wilayah Sumatera Barat berdasarkan nilai GDD. Analisis kesesuaian lahan menggunakan metode GDD dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu klasifikasi parameter kesesuaian lahan tanaman kedelai, pembuatan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai secara karateristik fisik, klasifikasi nilai GDD tanaman kedelai untuk wilayah Sumatera Barat, pembuatan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai berdasarkan nilai GDD. Lahan potensial untuk budidaya kedelai di Sumatera Barat berdasarkan kelas kesesuaian lahan, karakteristik fisik dan nilai GDD yaitu seluas 555.791,66 hektar pada kelas S1 (sangat sesuai) dan seluas 2.313.796,44 hektar pada kelas S2 (cukup sesuai). Waktu tanam yang paling optimal untuk budidaya kedelai adalah pada bulan Agustus. Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Solok memiliki lahan yang cocok untuk budidaya kedelai dengan luas lebih dari 200 ribu hektar dan berada pada daerah dengan Growing Degree Days yang sesuai bagi pertumbuhan kedelai.
Physical Characteristics of Flakes with Variations Kepok Banana Bud (Musa paradisiaca Linn.) and Mocaf Flour Rahmadhia, Safinta Nurindra; Toni, Denna Rianda; Fitriani, Aprilia
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.77-92

Abstract

Yellow Kepok banana buds (KBB) are well-known for their high dietary fiber content and prospective use as functional food additives. High fiber consumption has been linked to diabetes prevention. The production of flakes derived from KBB has the potential to facilitate individuals in incorporating high-fiber food items into their daily diets. Nevertheless, the utilization of just Yellow KBB flour yields flakes that are deemed undesirable by consumers due to their firm consistency and deep hue. The substitution of Yellow KBB flour with a combination of wheat flour and mocaf has the potential to enhance the physical characteristics of the resulting flakes. The objective of this study is to assess the physical attributes of flakes derived from KBB. This particular flake was produced using a series of five distinct formulations. The present study employed a completely randomized design (CRD) with three replications. The formulas consist the proportions of wheat flour (WF), mocaf flour (MF), and Yellow Kepok banana bud (KBB). The following are the five ratios: (100%:0%:0%), (50%:50%:0%), (50%:37.5%:12.5%), (50%:25%:25%), and (50%:37.5%:12.5%). The water absorption, swelling ability, texture, and color of flakes produced from wheat, mocaf, and KBB flour were examined. The F2 sample, consisting of a composition of 50% wheat flour, 37.5% mocaf flour, and 12.5% yellow KBB flour, exhibited the highest water absorption value (63.19%) among all the samples. In addition to this, F2 can be characterized as a specimen exhibiting a relatively low level of hardness (1.63 N) and a correspondingly low fracture value (2.08 N). The F2 flakes had a much higher brightness value (37.06) in comparison to the other samples used yellow KBB flour.
Penyimpangan Iklim ENSO dan IOD di Kalimantan Tengah Serta Kaitannya dengan Produksi Kelapa Sawit Fadhil, Dary As’ad; Wirianata, Herry; Hermantoro, Hermantoro
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.93-101

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Curah hujan diIndonesia memiliki 3 pola yaitu pola monsoonal, equatorial dan lokal. PT. Harapan Hibrida Kalbar Sungai Bila Estate merupakan wilayah kajian penelitian ini memiliki pola curah hujan equatorial. Curah hujan dapat menyimpang dari pola kondisi iklim pada umumnya karena adanya variabilitas iklim El Nino Southern Oscillation dan Indian Ocean Dipole. Hasil koefisien korelasi pearson antara curah hujan musim Juni Juli Agustus dan September Oktober November dengan indeks El Nino Southern Oscillation sebesar -0,78** dan -0,64*. El Nino Southern Oscillation Memiliki hubungan yang kuat dan terbalik dengan curah hujan diwilayah kajian saat musim kemarau dengan nilai signifikan pada selang kepercayaan 0,01 ( Juni, Juli, Agustus) dan 0,05 (September, Oktober, November) Hasil koefisien korelasi pearson antara curah hujan musim Juni Juli Agustus dan September Oktober November dengan indeks Indian Ocean Dipole sebesar -0,4 dan -0,5. Pengaruh El Nino Southern Oscillation lebih kuat dibandingkan dengan Indian Ocean Dipole di wilayah kajian. Fase El Nino (lanina) menyebabkan curah hujan diwilayah kajian menjadi lebih rendah (tinggi) dari kondisi normal, sehingga terjadi kemarau Panjang (Kemarau basah). Produksi kelapa sawit pada jenis tanah Sandy Loam lebih fluktuatif dan lebih rentan saat terjadi kemarau panjang dibandingkan jenis tanah clay. Produksi kelapa sawit lebih dipengaruhi oleh jumlah hari hujan dibandingkan jumlah akumulasi curah hujan dalam setahun.
Penundaan Kematangan Buah Mangga Arumanis Pada Berbagai Umur Petik Menggunakan Etilen Adsorber Rahmaniar, Chairunnisa; Darmawati, Emmy; Widayanti, Siti Mariana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.102-116

Abstract

Mangga termasuk buah tropika yang bernilai ekonomi tinggi untuk diekspor. Salah satu teknologi yang dapat digunakan yaitu etilen adsorber yang diaplikasikan sesuai dengan umur petik mangga dan durasi penundaan kematangan (fase green life) yang dibutuhkan untuk ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan etilen adsorber dan fase green life mangga terhadap mutu fisik dan eating quality mangga Arumanis pada umur petik yang berbeda, yaitu 100 (P1) dan 110 (P2) HSBM (Hari Setelah Bunga Mekar). Etilen adsorber bag (EAB) diapliaksikan pada buah mangga yang dikemas menggunakan plastik LDPE dengan berat 1.000±50g. Fase green life yang dikaji adalah 32 dan 48 hari sejak EAB di aplikasikan. Selama dalam fase green life, mangga disimpan pada suhu 13±2℃. EAB dikeluarkan dari kemasan sesuai dengan fase green life, kemudian mangga dibiarkan pada suhu ruang untuk proses pematangan alami dan dilanjutkan sampai kondisi mangga tidak dapat diterima oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi EAB mampu mempertahankan greenlife buah mangga dengan skenario umur simpan 32 hari. Mangga siap di konsumsi sejak hari pertama EAB dilepas. Waktu dari matang sampai dengan mangga tidak diterima panelis yaitu 4 hari, dengan demikian lama waktu 36 hari dari simpan sampai tidak layak dikonsumsi. Eating quality yang dinyatakan dengan oBrix, menunjukkan mangga yang ditunda dengan EAB menghasilkan nilai 12,3oBrix pada P1 dan 17,3oBrix pada P2.
Insights into the behavior and kinetics of purun tikus degradation during slow pyrolysis Farobie, Obie; Amrullah, Apip
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.011.3.390-401

Abstract

Purun tikus (Elocharis dulcis), a type of wetland biomass feedstock, is a challenge to the swamp ecosystem as it contributes to pollution in the area. Hence, integrating the use of purun tikus as a source of bioenergy, particularly in the form of bio-oil, is of the highest priority. Nevertheless, there is a lack of research on the degradation rate of purun tikus conversion to bio-oil through pyrolysis. Thus, this study aims to evaluate the rate of destruction of purun tikus in the process of conversion into bio-oil via pyrolysis. In the experiment, a batch reaction vessel was used to carry out slow pyrolysis at temperatures ranging from 300 to 500 °C, and the reaction times ranged from 60 to 120 min. By assuming a first-order process and using the Arrhenius equation, it was possible to figure out the activation energy and the preexponential factort. To determine whether purun tikus destroyed during pyrolysis, an activation energy of 43.317 kJ mol-1 and a pre-exponential factor of 0.351 s-1 were identified.
Optimization of Nata de Coco Industrial Liquid Waste Processing Using Membrane-Based Ultrafine Bubble Diffuser Lukito, Lukito Hasta Pratopo; Thoriq, Ahmad; Ciptaningtyas, Drupadi; Rifaldhy, Muhammad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.117-127

Abstract

Industri nata de coco menghasilkan limbah cair yang apabila langsung dibuang ke badan air (sungai) tanpa pengolahan terlebih dahulu akan berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa parameter BOD 1145 mg/L, COD 1737 mg/L, dan TSS 206 mg/l jauh berada diatas ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum perlakuan fine bubble dan micro bubble terhadap limbah cair nata de coco dalam menurunkan nilai karakteristik limbah cair nata de coco. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode ekperimental dengan ampel uji sebanyak 40 liter dan 60 liter. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung antara lain DO, TDS, pH, Suhu yang diukur setipa 2 jam sekali sedangkan data yang dikumpulkan melalui pengujian dilaboratorium BOD, COD, dan TSS yang diuji setiap 12 jam dan 24 jam. Data selanjutnya diolah menggunakan metode Taguchi dengan tujuan memperolah optimasi perlakukan fine bubble terhadap perubahan kharakteristik limbah cair nata de coco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum terdapat pada perlakuan fine bubble dengan lama aerasi 24 jam dan volume 40 liter. Penurunan BOD didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 94% atau menjadi 68 mg/L. Penurunan COD didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 93% dan atau menjadi 121 mg/L dan TSS didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 69% atau menjadi 77 mg/L. Hasil tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Pengembangan dan Uji Kinerja Sistem Siber Fisik Refrigerasi Pada Kapal Ikan: Optimizing Fisheries Operations through Real-Time Monitoring and Cyber-Physical System Integration Suhengki, Gemma Cahya Hafifah Suhengki; Jaya, Indra; Manik, Henry Munandar
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.2.204-213

Abstract

The rapid advancement of technology in the contemporary era has inspired individuals to contemplate more efficient and appropriate technologies, that potentially offer substantial benefits for many applications. Among these progressive technologies are the Internet of Things (IoT) and Cyber-Physical Systems (CPS). This research aims to develop a cyber-physical system for the supervision and regulation of refrigeration systems for fishing vessels via smartphones. This approach is seamlessly integrated into the fishing industry to enhance operational efficiency and optimize the preservation of fishery products. We have successfully applied IoT and CPS technologies for effective monitoring and control of the refrigeration system. In evaluating the accuracy of this application, two sensors were employed for analysis, specifically the primary temperature sensor and the reference temperature sensor. The principal yardstick for assessing measurement accuracy in this research is the standard deviation in sensor readings. The research findings reveal that the measured data from the primary temperature sensor and reference temperature sensor demonstrates a minimal standard deviation, signifying a high level of measurement precision. The expected outcome of implementing this system is the capability to regulate and monitor the refrigeration system, thus enabling fishermen to minimize losses in the fishery production process and elevate the quality of fishery products.
Manufacturing and Feasibility Test of Duck Egg Incubator Machine with Automatic System for Small Industrial Scale Anang, Anang Supriadi Saleh; Subagja, Hariadi; Supriyono
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.2.214-229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji kelayakan mesin penetas telur bebek sistem otomatis, dengan kandungan bahan lokal (TKDN) 100% dan terjangkau oleh industri kecil penetasan telur bebek. Penetasan telur bebek terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan telur bebek dan daging bebek potong. Inovasi mesin penetas telur bebek sistem otomatis merupakan upaya untuk membantu industri kecil penetasan telur bebek untuk meningkatkan produksi yang lebih efsien dan ergonomis. Dalam penelitian ini pembuatan mesin penetas telur bebek sistem otomatis menggunakan melalui tahapan antara lain identifikasi masalah, perumusan dan penyempurnaan ide, pemilihan konsep rancangan, analisis dan pembuatan gambar kerja, pembuatan prototipe alat, pengujian dan penyempurnaan prototipe alat, kemudian dilakukan uji kelayakan kestbalinan suhu dan kelembaban, dan uji daya tetas yang dilaksanakan di industri kecil penetasan telur bebek UD.Putra Jember, Puger, Jember. Hasill dari penelitian ini yaitu mesin penetas telur bebek sistem otomatis kapasitas 5000 butir telur, dengan sumber pemanas LPG. Pada uji kelayakan menujukkan fluktuasi suhu dan kelembaban yang stabil dan menghasilkan daya tetas 82%.
Bahasa Inggris Adiarifia, Nissa; Budiastra, I Wayan; Mardjan, Sutrisno Suro
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.128-139

Abstract

Kadar minyak dan air adalah kriteria kualitas penting dari crude palm oil (CPO) yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit. Biasanya, kandungan tersebut ditentukan menggunakan metode kimia di laboratorium. Metode ini memakan waktu, prosedur panjang, dan bersifat merusak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menentukan kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif menggunakan beberapa metode, termasuk Near-Infrared Spectroscopy (NIRS), tetapi hasilnya belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Artificial Neural Network (ANN) dan metode NIRS untuk memprediksi kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif. Sampel yang digunakan adalah buah kelapa sawit dengan sepuluh tingkat kematangan yang diambil dari perkebunan di Bogor. Reflektansi sampel diukur dengan spektrometer NIR-Flex 500 pada panjang gelombang 1000-2500 nm. Setelah itu, kadar minyak dan air ditentukan menggunakan metode kimia. Beberapa pre-treatment spektrum NIR, yaitu normalisasi, turunan pertama savitzky-golay, kombinasi keduanya, dan standard normal variate, diterapkan. Analisis multivariat seperti PLS dilakukan, dan hasil dari factor component (FC) dijadikan input untuk model ANN. Hasilnya menunjukkan bahwa metode terbaik untuk memprediksi kadar minyak adalah kombinasi turunan pertama savitzky-golay dan pre-treatment normalisasi menggunakan PLS-ANN dengan 20 FC (R2=0.99; SEC=0,58%, RPD = 29.89; CV = 2.47%). Untuk kadar air, prediksi terbaik adalah pre-treatment variasi standard normal variate menggunakan PLS-ANN dengan 20 FC (R2=0.99; SEC=1,07%, RPD=20.68; CV=1,73%). Hasil ini menunjukkan bahwa ANN dan NIRS yang dikembangkan dapat memprediksi kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif.

Filter by Year

1992 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue